Masih inget Ranu Manduro yg tempo waktu viral?? Dimana kemudian orang membeludak kesitu semua.
Yg terbaru, Odading Mang Oleh sekarang rame jd pembicaraan. Antriannya pun berjubel disana.
Yuk kita bahas.. 😁
بسم الله الر خمن الر حيم.
Dengan Menyebut Nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.
Jajak pendapat santai aja nih, apa yang membuat orang2 pada "latah" ke sesuatu yg viral?? Apa yg mendorong mereka bersikap demikian??
@SproutSocial menjelaskan secara sederhana bahwa viral marketing itu teknik promosi yg bertumpu pada audience dalam menyampaikan pesan produknya.
Indikator viral paling simpel adalah ketika pesan itu disebarluaskan bahkan melebihi target market/audience dia sebenarnya.
Definisi diatas senada dengan yg disampaikan Woerdl, et al (2008).
Jadi, viral marketing dipahami sbg teknik yg memanfaatkan internet untuk menyebarluaskan suatu pesan kepada banyak individu.
Dan individu tersebut kemudian menyebarluaskan lagi pesan itu ke orang lain.
Misalnya aja ya Ranu Manduro kemarin. Saking viralnya itu lokasi, kemudian langsung banyak orang berjubel kesana.
Padahal belum tentu yg kesana emg hobinya travelling. Yg beli odadingnya Mang Oleh pun belum tentu org yg emg suka kuliner.
Nah, kok bisa sih viral kayak gitu? 😁
Menurut riset dari @VisualCap, ada beberapa ragam jenis konten yg biasa di share netijen.
72% diantaranya soal konten berita, 66% soal humor, sampai ttg konten yg ada trigger warning nya (17%).
Disebutkan 15% orang lbh suka konten yg dishare sm netijen drpd dia cari sendiri.
@VisualCap menjelaskan bahwa ada beragam alasan kenapa membagikan konten tersebut ke timelinenya.
Ada yg krna faktor mutual interest.
Ada yg krna pengen infokan kegiatan positif.
Ada yg krna pengen ikutan trend.
Ada pula yg sebatas pengen membangun interaksi online.
@VisualCap menambahkan kalo trigger konten bisa viral itu ya macem2.
Ada yg krna menghibur.
Ada yg krna menarik minatmu.
Ada yg krna bikin kamu terharu.
Ada yg bikin vibesmu jd positif.
Ataupun ada yg bikin kamu merasa excited.
25% karna faktor wuiih dan wow-nya, 17% krna bisa bikin ketawa ngakak, 15% krna kontennya cukup menghibur, sampai 6% orang beranggapan krna bisa bikin emosi naik dan pengen ngomel.
@VisualCap mengambil contoh beberapa brand yg kontennya sukses viral dan punya banyak engagement.
Salah satunya Dove. Konten "Real Beauty Sketch" milik mereka mendapat banyak apresiasi audiens krna dianggap mendorong perempuan untuk bisa self love dan lebih percaya diri.
Menurut Woerdl, et al (2008), konsep viral marketing ini sebetulnya sama dengan konsep word of mouth marketing. Atau yg biasa kita kenal dgn promosi dari mulut ke mulut.
Yg membedakan adalah scope atau jangkauan viral marketing lebih luas. Bisa sampe skala nasional atau global.
Selain itu, menurut Anitsal (2014), yg membedakan viral marketing dan bentuk advertising lainnya adalah partisipasi customer.
Kalo iklan di TV, Anda tgl nikmati informasi yg diberikan.
Sedangkan viral marketing, Anda malah "diminta" terlibat untuk menyebarluaskan informasinya.
Anitsal (2014) membuat model yg menjelaskan key factors dlm memahami viral marketing.
Section A :
Buzz Marketing. Ketika perusahaan atau customers menciptakan suatu pesan menarik.
Section B :
Word of mouth. Ketika customers melakukan review produk. Bisa positif atau negatif.
Section C :
Fokus pada semua aktivitas marketing yg dikomunikasikan via online.
Section AB :
Ketika section A berkorelasi dgn B. Ini yg dulu terjadi sebelum ada internet. Bentuk viral marketing diciptakan dari pesan customer/brand, yg kemudian diteruskan dari mulut ke mulut.
Section AC :
Bagian ini disebut business iniated viral marketing krna emang perusahaan yg sengaja bikin narasi/konten.
Memancing reaksi dan engagement customers untuk retweet, share atau bahkan berinteraksi lewat postingan mereka di social media.
Section BC :
Bagian ini disebut customer initiated viral marketing karna perusahaan ndak terlibat langsung dalam promosinya.
Biasanya emg inisiatif customer dari sendiri. Misal dia abis nginep di hotel A. Karna menurutnya bagus, dia sukarela posting review di sosmed dan viral.
Section ABC :
Bagian ini tercipta ketika seluruh aspek offline atau online viral marketing terpenuhi.
Awalnya odading mang oleh viral di sosmed, orang pd penasaran, lalu rame2 antri buat beli, kemudian ajak orang lain juga buat ikut cobain. Rasanya bener anjing banget ndak?? 😂
Nigam (2012) menjelaskan bahwa viral marketing setidaknya memberikan minimal dua hal :
(1) Free advertisement. Krna udah tersebar luas dengan sendirinya. Potensi yg beli lbh banyak.
(2) Fokus pada building brand awareness. Orang jadi tau brand yg Anda punya.
Sekalipun bentuk viral marketing bisa beragam, mulai dari humor ala odading mang oleh sampai yg bikin mewek ala iklan asuransi, mereka tetap memiliki suatu kesamaan.
Viral tidaknya suatu konten, itu murni keputusan audiens. Sama sekali gak bisa dipaksakan.
Makanya kalo video Odading Mang Oleh kemarin viral, ya itu krna netijen yg menginginkannya. Terlepas krna faktor humor, unik, dan anti mainstream nya. 😁
2). They're Timely
Konten marketing viral bukan sesuatu yg bisa diulang berkali-kali. Kalo udah viral, yaudah. Netijen akan mencari keunikan lain. Ndak mau lagi lihat pola viral yg sama.
Justru bisa terlihat membosankan dan malah di skip banyak orang.
3). They're Bold
Sesuatu bisa viral krna emang konsep itu berbeda, unik, atau bahkan bisa dibilang ekstrim. Beda dengan pola pada umumnya.
Odading Mang Oleh viral krna Kang Ade Londok bilang rasanya anjing banget. Bukan pengen mo meninggal gaaesss.. 😌
CONCLUSION
Viral marketing sifatnya hanya untuk jangka pendek. Untuk sebatas membangun brand awareness aja. Orang jadi tau produk Anda krna viral.
Dari situ mungkin orang2 tertarik ingin membeli atau sekadar kepo karna penasaran. Angka sales Anda mungkin naik...
.... Namun apakah cukup membuat mereka loyal pada brand? Belom tentu. Ada banyak faktor yg membuat customer bisa loyal pd suatu brand. Viral aja gak cukup.
Jadi, itu yg bisa saya share kali ini gaes. Makasih udah mampir ya.
Sampai ketemu di tulisan selanjutnya!
[THREAD - END]
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Karna malem ini aku lagi pengen main PS, jadi kujelaskan to the point aja.
Dalam tulisan ini, nanti Anda akan mengenal tiga konsep :
1). Evngelism Marketing
2). Brand Exposure
3). Subliminal Message Marketing
Kalo menurut data global market fast food pada 2019 dari @TechCrunch, Mc Donald masih menempati peringkat pertama global market fast food (21,4%). Bandingkan dengan Burger King yg hanya mencapai (1,2%) market global aja.
Lantas, artinya apa??
Semakin besar marketnya, semakin banyak gerainya, semakin banyak karyawan yg perlu dihidupin, bukan?
Menurut uraian @MeatPoultry, Pandemic covid-19 terbukti mukul global sales McDonald sampai 24%. Salah satu sebabnya adalah customer McD didominasi mereka yg suka nongki disitu.