1. “Ibadah dan Doa Bersama dalam Islam dan Kristen”

Minggu ini kelas “Pluralisme Agama” mendiskusikan tema yg belum menjadi perhatian para sarjana, yakni membandingkan ibadah dalam Islam dan Kristen. Dan saya agak kaget ternyata sulit mencari bacaan bagus tentang tema tersebut.
2. Sebagai tema yang understudied, tidak heran jika hal pertama yang saya temui ialah kesalahpahaman, betulkah orang Kristen menyembah Yesus? Atau, kenapa salat dalam Islam tampak sangat mekanik, terbatas dalam gerak-gerak tertentu?
3. Saya tidak pernah mendalami soal ini, tapi merasa tema ini terlalu penting utk tidak didiskusikan dalam kelas “Pluralisme Agama.” Bagaimana perspektif Islam dan Kristen tentang ibadah (worship)? Bolehkah Muslim dan Kristen berdoa bersama?
4. Dalam diskusi di kelas kita mulai dgn identifikasi persamaan dan perbedaan. Pada level konseptual, bnyk persamaaan ibadah dalam Islam dan Kristen. Misalnya, tujuan ibadah itu mendekatkan diri pada Tuhan, untuk mendapatkan kasih-sayang Tuhan (Kristen) atau rahmat Tuhan (Islam).
5. Ibadah itu meliputi seluruh kehidupan manusia. Bukan hanya saat ikut liturgi di gereja, tapi jg mengamalkan liturgi tersebut dalam keseharian. Bagi orang Islam, itu mengingatkan pada tujuan penciptaan manusia dalam Quran, yakni beribadah kepada Tuhan (Q 51:56).
6. Sebenarnya perbedaannya terletak pada bentuk-bentuk ibadah yang dipraktikkan dalam Kristen dan Islam. Ada banyak sekali macam dan bentuk ibadah dalam kedua agama ini. Ternyata lebih banyak dari yang sebelumnya saya tahu.
7. Bagian menarik dari diskusi di kelas terjadi pada dua momen. Ketika saya minta mahasiswa yg semuanya Kristen merefleksikan ibadah dalam Islam setelah saya berikan penjelasan dan perlihatkan praktik salat di Youtube. Masing2 mahasiswa menyampaikan kesannya dengan sangat terbuka
8. Ada yg punya kesan Islam itu praktikan kehidupan monastik dalam keseharian orang2 umum. Kesan ini muncul karena orang Islam salat lima kali sehari, dengan bacaan yg sama diulang2. Itu seperti kehidupan di balik tembok biara di mana pagi, siang dan malam para biarawan berdoa.
9. Giliran refleksi Muslim tentang ibadah Kristen, saya sendiri yang mewakili sebagai satu-satunya Muslim di kelas itu. Saya belajar betapa intimnya orang Kristen menyapa Tuhan dalam ibadah dan doanya. Mereka begitu dekat merasakan kehidupan bersama Tuhan (shared God’s life).
10. Saya juga katakan, kaum Muslim awam sulit memahami bagaimana mungkin orang Kristen sembah atau berdoa pada Yesus. Orang Muslim yg menyembah dan bersujud pada Tuhan, sulit membayangkan orang Kristen menyembah Yesus. Saya teringat tulisan Caner Dagli, penulis Muslim asal Turki.
11. Dagli cerita pertanyaan ibunya, “Do Christians pray to God?” Dlm Perjanjian Baru, Yesus ajarkan supaya menyembah dan berdoa pada Tuhan Bapak. Dalam bnyk ayat disebutkan Yesus sbg perantara antara manusia dan Tuhan Bapak. Wajar jika muncul pertanyaan, bolehkah menyembah Yesus?
12. Saya bertanya bagaimana mahasiswa menjawab pertanyaan itu. Benang-merah jawaban mereka ada dua. Pertama, jika Yesus digambarkan sebagai perantara yg mempertemukan kita dgn Tuhan, bukankah mmg sepantasnya kita berterima-kasih pada-Nya. Doa adalah bagian rasa syukur itu.
13. Kedua, menyembah Yesus berarti menyambah Tuhan Bapak juga, karena Yesus sendiri mengajarkan bahwa dia satu dengan Tuhan Bapak. Dlm Injil Yohanes 14, Yesus berkata jika kamu meminta kepada-Ku atas nama-Ku, maka Aku akan melakukannya.
14. Momen menarik kedua ialah ketika saya bertanya apakah dimungkinkan doa bersama lintas-iman, terutama antara Kristen dan Muslim? Terkait doa lintas-iman ini terjadi perbedaan pendapat cukup tajam, antara yg membolehkan dan tidak membolehkan.
15. Argumen mrk yg tidak bolehkan cukup bervariasi, tp intinya ialah ketika Kristen dan Muslim doa bersama, mrk tidak punya intensi yg sama; yg satu ditujukan pada Tuhan Tritunggal, yang lain pada Allah. Jika intensi mrk berbeda, ya mestinya berdoa sendiri2, bukan doa bersama.
16. Mereka yang menolak doa bersama tidak bisa menjelaskan apakah perbedaan intensi itu karena kedua agama memberikan sebutan Tuhan berbeda atau karena mereka menyembah Tuhan yg berbeda. Kita diskusi pertanyaan ini secara panjang lebar, yang susah diringkas di sini.
17. Selesai mengajar saya merasa lega krn tlh diskusikan tema yg jarang dibicarakan, namun sebenarnya sangat penting. Bagi bnyk orang, ini tema sangat tdk menarik dan tak perlu. Stlh diskusi di kelas, saya malah sadar betapa pentingnya tema ini diperbincangkan lbh luas
18. Keengganan membincang soal ibadah sebabkan kesalahpahaman soal ibadah masing2 agama masih sangat kuat. Adakah kaitan dgn tingkat intoleransi thdp rumah ibadah agama lain? Umum diketahui, kaum Muslim Indonesia cukup toleran terhadap agama lain, tp tdk terhadap rumah ibadahnya.
19. Misalnya, jika ditanya apakah mereka keberatan punya tetangga non-Muslim, mayoritas akan mengatakan tidak keberatan. Tapi, jika ditanya, apakah mereka keberatan tetangga non-Muslimnya bangun rumah ibadah, maka yang merasa keberatan sangat tinggi.
20. Tingkat intoleransi terhadap agama minoritas juga ditemukan dalam masyarakat yang mayoritas Kristen. Di Amerika, misalnya, yg masyarakatnya dikenal toleran, seringkali dijumpai ada masalah terhadap masjid.
21. Tentu, ada penjelasan sosiologisnya, tp saya tdk nafikan argumen teologisnya juga. Sayangnya, aspek teologis ibadah dan doa lintas iman tdk mendapat perhatian dlm perbincangan lintas-iman. Semoga diskusi kelas ini menginspirasi ke arah itu. Have a wonderful weekend, everyone!
@threadreaderapp please unroll

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with Mun'im Sirry

Mun'im Sirry Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @MunimSirry

24 Oct
"Kristen Melihat Muhammad, Muslim Melihat Yesus"

Saya akan lanjutkan kuliah virtual dengan judul di atas. Anggap tema itu sebagai refleksi atas "Maulid Nabi." Siapkan kopi hangatnya ya...
1. Setelah diskusi bagaimana orang Kristen melihat Qur’an dan orang Islam melihat Akitab, topik minggu ini beralih ke figur sentral dalam kedua agama: Yesus dan Muhammad. Bagaimana pandangan umat Kristiani tentang Muhammad dan umat Muslim tentang Yesus?
2. Bagian terakhir kelas “Pluralisme Agama” membahas topk2 tertentu yg kerap menjadi perbincangan hangat dlm dialog Islam-Kristen. Seperti soal kitab suci, figur agama meniadi isu yg masih terus diperbincangkan. Kta diskusikan dgn semangat ingin memahami apa yg menjadi persoalan.
Read 29 tweets
17 Oct
1. “Melihat Kitab Suci Agama Lain”

Minggu ini kita diskusikan tema yang cukup pelik: Bagaimana umat Kristiani dan Muslim memandang kitab suci agama lain. Disebut masalah pelik karena kerap diwarnai tuduhan bahwa kitab suci agama lain sudah tidak otentik atau dipalsukan.
2. Tuduhan itu berkembang di kalangan Islam dan Kristen sekaligus, walaupun kita hanya sering mendengarnya dari kaum Muslim. Di Indonesia mayoritas penduduknya Muslim, jadi wajar jika tuduhan ketidakotentikan itu sering terdegar dari mereka.
3. Saya mulai dari tuduhan standar orang Islam. Alkitab itu tdk otentik krn tidak berasal dari catatan wahyu yg diterima Nabi Musa dan Nabi Isa. Perjanjian Lama mencakup kitab2 yg ditulis stlh Nabi Musa. Bahkan bagian pertama, Taurat, juga meliputi hal2 yg ditulis stlh Musa.
Read 19 tweets
3 Oct
1. “Apakah umat Kristen dan Muslim Menyembah Tuhan Yang Sama”

Setelah diskusikan kerangka teoritis dan pandangan ttg keragaman agama dalam Kristen dan Islam, minggu ini kita mulai bicara topik tertentu, yakni menjawab pertanyaan” Apakah Kristen dan Muslim menyembah satu Tuhan?”
2. Kita sudah di bagian akhir silabus, yakni hendak membicarakan tema-tema tertentu, misalnya, minggu depan tentang konsepsi wahyu dalam Kristen dan Islam, dan berikutnya tentang “Qur’an”, “Bible”, “Yesus”, “Muhammad”, “Agama Ibrahim”, “Pindah Agama,” dan seterusnya.
3. Pertanyaan “Apakah Kristen dan Muslim menyembah Tuhan satu yang sama?” tidak mudah dijawab. Beberapa buku telah ditulis. Sebagai pengantar diskusi, saya memilih buku “Allah: A Christian Response” karya Miroslav Volf, profesor di Yale University.
Read 18 tweets
19 Sep
1. “Islam dan Pluralisme Agama: Universalis dan Supersesionis”

Catatan kuliah “Pluralisme Agama” minggu ini terlambat karena kemarin menghadiri seminar “saintliness across traditions.” Berikut beberapa poin yang diperbincangkan di kelas.
2. Minggu ini, beralih ke Islam, setelah beberapa minggu mendiskusikan pluralism agama dalam Kristen, terutama Katolik. Pilihan ini semata berdasar kronologi, yakni Kristen muncul sebelum Islam. Kita baca tulisan William Chittick, Reza Shah-Kazemi, Yasir Qadhi dan Tim Winter.
3. Dua penulis pertama merepresentasikan pendekatan universalis, dan dua terakhir supersesionis. Pendekatan unuversalis merangkul keragaman jalan keselamaatan, termasuk keragaman internal, sementara supersesionis anggap Islam telah menghapus agama2 sebelumnya.
Read 23 tweets
12 Sep
1. “Vatikan II dan Teologi Agama-Agama”

Minggu ini kita membandingkan pembacaan Jacques Dupuis dan Gavin D’Costa atas konsili Vatikan II dan magisterium gereja yang dikeluarkan sesudahnya. Selain melanjutkan buku Dupuis, kita baca karya D’Costa, “The Meeting of Religions.”
2. Menjelang konsili Vatikan II (1962-65), dua arus pemikiran berkembang di kalangan teolog2 Katolik. Pertama, perspektif yang menempatkan Kristen sebagai puncak kebenaran sembari menilai positif agama lain. Pandangan ini dikenal dengan “fulfilment theory.”
3. Secara sederhana bisa dipahami begini: Setiap agama merupakan jalan mencari kebenaran dan keselamatan, yang pada akhirnya ditemukan dalam Kristen. Sebagai jalan mencari kebenaran, setiap agama punya nilai positif. Ujung pencarian itu “terpenuhi” (fulfilled) dalam Kristen.
Read 19 tweets
5 Sep
1. "Bapak-bapak Gereja tentang Pluralisme Agama"

Minggu ini kita diskusikan salah satu tema yang paling saya suka: Bagaimana suatu pandangan teologis berkembang. Kita fokus pada pandangan bapak-bapak gereja terkait apakah kalangan non-Kristen bisa selamat.
2. Sebagai pengantar diskusi, saya berikan buku Romo Jacques Dupuis, teolog asal Belgia, dngn karya besarnya “Towards a Christian Theology of Religious Pluralism.” Dupuis sempat dipanggil oleh Vatikan karena refleksi teologisnya yg menimbulkan keresahan di kalangan umat Katolik.
3. Dupuis dianggap terlalu jauh dari doktrin gereja, menyangkut hubungan Kristen dan agama-agama lain. Di akhir pengujiannya, dia berhasil mempertahankan pandangan teologisnya dan dianggap tidak bermasalah. Ini karya masterpiece dan perlu dibaca kawan-kawan di Indonesia.
Read 30 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!

Follow Us on Twitter!