Thread by @__MV_llestari__

SAYA MASIH PERCAYA DAN DUKUNG PAK JOKOWI
.
.
.
Terserah dengan anda, anda dan anda.
.
.
.

Terlalu khawatir terhadap kebesaran efpei dan hingga mampu membuat kita berkesimpulan Presiden bertepuk lutut dengan kelakuan mereka dalam beberapa hari ini, sangat berlebihan.

Ibarat tubuh, banyak organ yang sudah tak lagi singkron. Secara perlahan bangunan kokoh organisasi itu sudah dipreteli dan dibuat tak bergigi sejak Jokowi memerintah.

"Trus kenapa kemarin mereka bertindak suka-suka dan Presiden tak mau bertindak?"

.
.
.
Hindari bentrok, itu saja dulu. Main hajar saat pemimpinnya baru pulang jelas tindakan konyol. Militansi mereka sedang dalam kondisi tertinggi.

Di sisi lain, lihatlah dari proses kepulangannya. Terlalu banyak hal aneh yang harus disingkap. Terlalu banyak titipan kepentingan ditaruh dalam kepulangannya.
.
.
.

Bentrok dan kacau apalagi dimulai dari tindakan represif pemerintah, sudah pasti akan menjadi titik bidik tak ada jala pulang. Ingat negara dalam kondisi pandemi dan ekonomi pun dalam kondisi tak baik bukan?

"Tapi kenapa pendukung pak Jokowi seperti sdh malas-malasan gitu sih?"

Dalam situasi seperti ini, sulit kita menebak siapa kawan siapa lawan. Tidak semua lawan berbahasa kasar dan tidak semua pendukung berbahasa santun.

Terminologi tentang catur misalnya, bukankah itu sudah sangat memuakkan? selalu ada yg tampil dengan bahasa itu lagi, itu lagi.

Selalu ada mereka yang sok tahu bahwa langkah beliau tak mudah dipahami dan makanya percaya saja. Lah koq jadi kaya bahasa tetangga sebelah??

.
.
.
Please jangan lagi omong apa itu langkah catur seorang grand master deh.

Ga ada satu pun pemain catur suka korbanin pion, apalagi boros buang pion bila itu harus disandingkan dengan sikap diam Presiden terhadap kasus intoleransi misalnya.
.
.
.

Mereka diminta tetap tenang dan diam sementara mereka sedang berduka. Apakah mereka harus berpikir sedang berperan sebagai pion itu? Apakah mereka adalah yang sedang dikurbankan?

Presiden tak mungkin bertindak seperti itu.

Ga ada teori kaya gitu. Pion itu jumlahnya juga cuma 8, ga lebih. Sementara, sikap diamnya akan disandingkan dengan sudah lebih dari 8 kali. Artinya seharusnya sudah bukan pion lagi yang harus dikurbankan lagi bukan? Namun, adakah?

Tidak sehat.

Yang pasti, Presiden sedang butuh dukungan kita. Kita pun butuh beliau dapat segera bekerja tanpa banyak halangan lagi.

Suasana terakhir, ada rasa tak nyaman dan tegang. Pernyataan Pangab Marsekal Hadi baru-baru ini adalah apa yang harus menjadi perhatian kita.

Panglima harus didampingi oleh Pangkostrad, Dankoopssus, Danjen Kopassus, Dankormar dan Danpaskhas, kelimanya adalah sebagai unsur penting pemegang pasukan TNI secara keseluruhan.

Boleh kita agak lega bahwa Panglima seolah ingin bercerita TNI bersama Presiden. Namun suasana tegang tak mampu disembunyikannya bukan?

Seperti gayung bersambut, di luar sana , informasi bahwa Rijik didenda Rp 50 juta disiarkan.

Pengumuman lain oleh Gubernur bahwa sangat mungkin pada tanggal 2 Desember nanti acara ulang tahun 212 tak akan diijinkan menyusul.

Ini tak lebih seperti tanya jawab dalam sebuah dialog. Ini adu strategi, dan sepertinya Panglima mendapat respon positif. SEMOGA

Bukan efpei kita harus takut. Mereka bergerak bila ada orderan saja. Sekali lagi kalau peristiwa Cengkareng dan Petamburan jadi ukuran, percayalah itu tak lebih dari persoalan perut dalam jangka pendek.

Ingat KAMI yang mulai bertransformasi menjadi partai Masyumi? Ada banyak mantan HTI dan para sakit hati bergabung disana. Masih ada PKS yang eksis dan berisik mencari pengalihan dengan RUU Miras. Kelompok inilah yang harus menjadi perhatian lebih.

Semua sedang minta perhatian lebih dari Presiden. Marah dan tak lagi percaya pada Presiden karena berlaku cemen terhadap peristiwa Petamburan, sama dengan mendorong dan menjerumuskan Presiden ke tempat lebih dalam.

Kita dukung Presiden dengan cara masuk akal, bukan karena percaya buta dengan langkah caturnya seolah permainan catur hanya dia yang paham, kita sama-sama menentang ketidak adilan itu dengan bersuara. Narasikan dukungan kepada Presiden dengan cara positif.

"Trus bagaimana dengan minoritas yang selalu ditinggal dan didiamkan ketika peristiwa intoleransi kembali terjadi?"

UU Ciptaker sudah selesai bukan? Lihat saja, penjabaran atas UU itu akan sangat berpengaruh bahkan sampai pada titik yang selalu menjadi celah terjadinya perbuatan intoleran tersebut.

Bukan dengan balas memukul kepada mereka yang telah mendahului memukul akan Presiden lakukan, memaksa mereka patuh karena UU sudah disiapkan adalah solusi beradab.

Panas suasana saat ini, masih sangat terkait dengan omnibus law yang telah di undangkan oleh DPR. Penjabaran UU turunannya dipastikan akan membuat Presiden memiliki otoritas yang sangat kuat. Semua sedang ketakutan, dan itulah salah satu alasan kenapa mereka marah.

Para pejabat korup yang kemarin sangat berkuasa dan kenyang sedang dalam proses dipreteli kekuasaannya.

Kepulangan dia yang tersangkut lama di negeri seberang hanya moment sesaat. Namun, keberadaannya secara bersama sedang dimanfaatkan oleh semua musuh Presiden.

Bukan hanya kepala daerah yang tak senang, tapi semua yang tak suka pada Presiden bergabung dalam satu barisan. Dan figur pemersatu itu baru saja pulang.

Masih ragu dukung Presiden?

SAYA TIDAK!
.
.
.