REBUT KEMBALI JAKARTA
.
.
.
.

Dulu kota ini sangat ramah dan hidup. Warna warni lampu dan harumnya bunga ditaman selalu menyambut setiap orang yang berkunjung disana.
Mudah kita jumpai warga duduk ditaman kota, anak-anak kecil berlarian dengan teriakannya dan canda tawa warganya terdengar menyusup diantara dedaunan hijau yang segar.
Lima tahun yang lalu saya mengunjungi kota ini sebagai jurnalis yang mendapat kesempatan mewawancarai seorang peraih nobel perdamaian.

Sekarang kota ini ini benar-benar telah berubah.

Tidak dengan gedung dan bangunannya. Masih tetap sama, masih tetap tidak berubah.
Namun..., seperti ada yang berbeda.., ya, terasa seperti tidak ada jiwa.

Tidak ada ruh kebahagian dan cinta. Yang ada hanya sekumpulan beton yang menjulang dan terlihat angkuh dengan aura terasa gelap.
Tidak ada lagi tawa anak terdengar, bahkan burungpun seolah solider dengan kesedihan itu.., ia tak lagi bernyanyi.

Terjebak saya dalam lamunan aura kegelapan yang membawa kutukan.

-----------
Testimoni pertama keluar dari seorang perempuan paruh baya.
"Dia bukan orang hebat apalagi pintar."

Sambil menarik nafas dan menunjuk foto presiden, dia melanjutkan,

"Dia hanya boneka. Semua kebijakannya adalah kebijakan asing yang telah memberinya kedudukan itu. Kurang lebih 10 tahun yang lalu,
kami terlena telah menerima bantuan asing. Rumah ibadah dan sekolah agama masif dibangun gratis pihak asing. Sejak saat itu semua anak anak kami bersekolah disana.
Tak butuh waktu lama, cara hidup kami berubah, kami jadi sering bertengkar hanya karena perbedaan. Setiap hari kami jadi selalu ngobrol hal yg berbau agama, seolah tidak ada yg lebih penting dari surga."
.
.
.
Testimoni yang lain dari seorang mantan guru agama.

"Mereka berbicara ayat-ayat dlm agama kami. Mereka mengenakan pakaian seperti dalam agama kami, namun kami benar-benar tidak mengenalnya. Lain..., lain sekali dgn yang selama ini kami yakini.
Benar-benar asing dan mengerikan."
Sambil menggeser letak bangkunya dia melanjutkan,

"Kami benar-benar telah terjebak,..,kami telah menukar agama kami yang damai dengan agama yg tidak kami kenal sebelumnya.
Semua mirip pada awalnya, namun lama-lama kami terjebak menjadi yg paling benar, dan yang lain salah. Wajib hukumnya memusnahkan yg tidak sepaham dengan kami. Kami menjadi saling bermusuhan."

Mantan anggota militerpun tak ketinggalan memberikan testimoninya.
"Dia memang dipersiapkan menjadi pemicu kerusuhan. Dia seolah menjadi salah satu batu bata yg sengaja disisipkan. Mencabut dia, sama dengan meruntuhkan bangunan tersebut. Disisi lain, pihak asing yg berada dibelakangnya telah menyiapkan jebakan maut bagi presiden sebelumnya.
Dan presiden benar terjebak mencabut batu bata itu..., lihat apa yg terjadi? Kekacauan demo tak pernah berhenti hingga menyebabkan presiden mundur."

"Benar, kita adalh korban kebodohan sendiri."

Seorang yang berdiri disebelahnya menimpali dengan muka marah,
"Si gila ini sekarang jadi presiden. Seakarang kami hanya hitam putih, dahulu penuh warna. Kehidupan kami benar-benar berubah."

--------
Itulah sekelumit cerita tentang bagaimana sebuah tatanan masyarakat dapat dengan sangat mudah berubah.

Kehidupan penuh warna langsung terbalik menjadi hitam putih.
Pilkada Jakarta, situasi kehidupan beragama di Sumbar akhir-akhir ini dan banyak lagi kejadian yang memiliki aroma dan warna serupa di tanah air bukan sebuah kebetulan dan murni pilihan masyarakat setempat.
Peristiwa itu adalah hasil sebuah grand design yang sengaja diaplikasikan pada tata hidup masayarakat kita dengan tujuan.

Masyarakat kita yang egaliter bukan tatanan sempurna bagi keserakahan bermotif ekonomi pribadi, kelompok bahkan negara.
Sedangkan perampokan yang berhasil harus berlangsung dalam kondisi masyarakat yang bodoh dan patuh buta terhadap apapun keputusan atasannya.

Narasi jangan banyak tanya, percaya saja pada imammu adalah awal pembodohan sistematis yang sedang & akan terus dilakukan untuk Indonesia.
Sama dengan banyak negara yang telah berantakan seperti Libyia, Suriah, Yaman dan masih banyak lagi, ini bukan tentang agama, ini bukan tentang syiah Suni, ini bukan tentang bagaimana menjangkau surga dengan 72 bidadarinya.
Ini tentang perebutan sumber daya alam. Ini selalu tentang ekonomi.

Kita harus belajar banyak dari negara-negara yang menyesal pernah terprovokasi pada awalnya.
Mereka yang pada awalnya begitu bangga bahkan cenderung militan membela agamanya benar-benar menyesal, sebab mereka pada akhirnya baru paham ketika nasi telah menjadi bubur. Ketika negaranya telah porak poranda dan kekeluargaan tak lagi mereka miliki.
Lihat Yaman...., adakah perang agama? Libyia, Suriah, Chechnya, Nigeria?

Sudah cukup DKI jakarta saja. Biarkan itu menjadi pelajaran sekaligus pengingat.

Biarkan sejarah kebodohan justru disaksikan gedung-gedungnya yang congkak menjulang tinggi ke langit.
Biarkan simbol logika dari gedung-gedungnya juga menjadi saksi bahwa pernah suatu saat masyarakatnya melakukan hal yang begitu bodoh.

Biarkan keculasan memanfaatkan demokrasi dengan ayat dan mayat pernah terjadi di kota yang sangat bangga dengan julukan metropolitannya.
Biarkan dan biarkan saja...,!!

Nasi telah menjadi bubur...!!

Penyesalan hanya mengorek luka yang hampir mengering.

Kita tutup pintu penyesalan kita. Kita buka pintu harapan bagi masuknya kebaikan intuk Jakarta kedepan.
Roh karma akan terus melayang-layang. Dia akan menghampiri siapa saja yang pernah zolim.

Hanya tunggu waktu.

Tanda-tandanya sangat nyata, BANJIR !!

Tidak pernah Jakarta banjir separah itu. Tidak pernah banjir Jakarta menelan korban jiwa sebanyak itu.
Ini hanya awal. Bola salju telah menggelinding. Dia akan besar, membesar dan besar sekali menelan apapun yang akan dilewatinya.

Dan mereka-mereka yang bermain ayat dan mayat akan menuai malu seumur hidup mereka.

Mereka akan merana seumur hidup.
Tidaklah mungkin kita akan biarkan taman kota kesayangan tanpa suara anak-anak.

Tidaklah mungkin kita biarkan warna warni bunga den kerlap kerlip lampu kehidupan menjadi hitan putih.

Tidaklah mungkin kita biarkan burung berhenti bernyani mengutuk kebodohan kita.
Saatnya kita rebut Jakarta dari kaum intoleran yang mengotori sejarah kita.

Saatnya kita rebut kembali Indonesia penuh warna milik kita.
.
.
.

#NonAktifkanAnies
~ Denpasar 13 Januari 2020 ~

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with NitNot ❘

NitNot ❘ Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @__MV_llestari__

18 Nov
S A K I T ATAU P E S A K I T A N
.
.
.
Ehhh, ntar dulu DUL
.
.
.

Entah bodoh atau kebelet pingin ribut, tapi caranya justru semakin menjauhkannya dari umat. Umat dipastikan akan mengambil jarak dan tak lagi menengok. Image
Lon*e sebagai tema kotbah sudah sangat melukai, kini umat dibawa pada kesan bahwa penggal kepala adalah bagian normal dari agama.

Ancaman penggal kepala saja sudah sangat brutal dan jauh lebih dari cukup menggeretnya pada pidana.
Menyebut peristiwa Perancis sebagai rujukan (hal bagus), sama dengan menyetujui kebrutalan yang terjadi di Perancis dan ini tentang kredibilitas negara.

Dua perkara sekaligus dalam satu frame video. Image
Read 6 tweets
17 Nov
KENAPA HARUS IRJEN POL FADIL IMRAN?
.
.
.
.
.
.

Melihat latar belakangnya, Irjen Fadil Imran sangat kompeten dalam bidang Reskrim. Hampir seluruh karirnya ada di sana.

@Andita_4 Image
Dia pernah menjadi Kasat III Dit Reskrimum Polda Metro Jaya, Wadir Reskrimum Polda Metro Jaya, hingga Direskrimsus Polda Metro.

Saat menjabat sebagai Direktur Reserse Kriminal khusus itulah perkara Risieq dalam kasus chat mesum itu, status tersangka di sematkan padanya.
Keduanya, (berikut lawan tandemnya) dipersangkakan dengan Pasal 4 ayat 1 juncto Pasal 29 dan atau Pasal 6 juncto Pasal 32 dan atau Pasal 8 juncto Pasal 34 Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2008 tentang Pornografi. Image
Read 9 tweets
17 Nov
AKHIRNYA... KELAR HIDUP LO GAN!!
.
.
.
AH MASA??
.
.
.

Bagi sebagian orang yang keburu tak suka padanya, kata "PENCEGAHAN" mereka jadikan KATA KUNCI Image
"Seharusnya itu bisa di cegah. Baik peristiwa di bandara, kabupaten Bogor dan Petamburan Jakarta Pusat. Kalau pemerintah mau, sejak awal itu dapat dicegah. Lihat akibat kelalain mereka. Penularan semakin massive.
Sia-sia pamer bisa bertindak tegas bila akibatnya sudah menjadi sedemikian parah."

"Salahkah pernyataan itu?" Image
Read 28 tweets
16 Nov
GELIAT N K R I
.
.
.

Mudah mulut kita berteriak negara kalah oleh mereka yang tak patuh hukum. Hari ini, dua petinggi Polri harus terkena getah tak nyaman atas konsekuensi logis resiko iabatan.

Jangan komen tak hormat pada beliau berdua dengan narasi ngawur.
Bayangkan ada 10 ribu orang berkumpul di sana. Tindakan paling logis hanya mengatur momen jaga jarak dan lalu lintas tak merembet ketempat lain.

Jangan berpikir Polda mengirim pasukan, itu hal mustahil dilakukan. Akan ada kekacauan yang jauh lebih parah.
Jadi, apapun yang akan beliau lakukan hanya akan menuai salah. Mengatur, akan terkena SANKSI tak mampu menjaga (kecolongan) situasi pandemi, dan mengusir mereka dengan pasukan, akan menimbulkan kekacauan yang berakhir dengan korban.
Read 8 tweets
16 Nov
PILIH DOGMA
.
.
.
.
ATAU JADI MANUSIA GOA SELAMANYA
.
.
.
.
*Pls flw @Andita_4
.
.
.

Infonya, Jakarta akan mengirim team untuk mengajaknya lebih cepat berinvestasi. Tesla, Elon Musk sang Iron Man di dunia nyata sangat layak kita jemput.
.
.
.
Jangan melihat hanya produk baterai dapat mereka produksi, Tesla membuat kita harus angkat topi atas perannya. Tesla adalah pioner teknologi masa depan.
Itu yang harus kita maknai. AI, Artificial Intilegence, dan mobil listrik adalah hal hebat darinya hingga raksasa industri mobil dunia sekelas VW grup pun harus takut padanya.
.
.
.
Read 9 tweets
15 Nov
SAYA MASIH PERCAYA DAN DUKUNG PAK JOKOWI
.
.
.
Terserah dengan anda, anda dan anda.
.
.
.

Terlalu khawatir terhadap kebesaran efpei dan hingga mampu membuat kita berkesimpulan Presiden bertepuk lutut dengan kelakuan mereka dalam beberapa hari ini, sangat berlebihan.
Ibarat tubuh, banyak organ yang sudah tak lagi singkron. Secara perlahan bangunan kokoh organisasi itu sudah dipreteli dan dibuat tak bergigi sejak Jokowi memerintah.

"Trus kenapa kemarin mereka bertindak suka-suka dan Presiden tak mau bertindak?"
.
.
.
Hindari bentrok, itu saja dulu. Main hajar saat pemimpinnya baru pulang jelas tindakan konyol. Militansi mereka sedang dalam kondisi tertinggi.
Read 24 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!

Follow Us on Twitter!