AKHIRNYA... KELAR HIDUP LO GAN!!
.
.
.
AH MASA??
.
.
.

Bagi sebagian orang yang keburu tak suka padanya, kata "PENCEGAHAN" mereka jadikan KATA KUNCI
"Seharusnya itu bisa di cegah. Baik peristiwa di bandara, kabupaten Bogor dan Petamburan Jakarta Pusat. Kalau pemerintah mau, sejak awal itu dapat dicegah. Lihat akibat kelalain mereka. Penularan semakin massive.
Sia-sia pamer bisa bertindak tegas bila akibatnya sudah menjadi sedemikian parah."

"Salahkah pernyataan itu?"
Bagi sebagian yang lain, mungkin karena di masa kecilnya, pelajaran hidup adalah seperti cerita dalam film Popeye (yang sudah umur) atau Dragon ball, cara menanggapinya pun berbeda.
Ketika Jokowi sang jagoan yang selalu diidentikkan dengan master catur dan maka selalu banyak mikir namun juga selalu punya langkah kejutan, akhirnya datang kembali, cerita heboh akan dihidangkan.
Makan bayam bagi Popeye dan berubah berubah warna rambutnya menjadi keemasan bagi Goku adalah saat adegan seru akan segera datang. Saat kemenangan ada di depan mata.

Kini cerita hebat Jokowi yang sudah menjadi kuat karena SUDAH makan bayam dan berubah warna rambutnya, marak.
Intinya, Jokowi INGIN DICERITAKAN sudah menampakkan siapa sebenarnya dia. Woww..,😲😎

Selalu ada cara menanggapi sebuah kejadian dengan cara dan versi masing-masing. Bukan hal buruk, itu adalah realitas tentang bagaimana masyarakat kita.
Mencoba keluar dari riuh sorak "hadirnya kembali Presiden" (benarkah?), ada banyak hal menghadang di depan kita.

.
.
Para skeptis sudah membentengi diri dengan tak yakin akan ada penindakan nyata seorang habib (orang suci) yang sudah terlalu kuat itu.
Ini bukan kenyataan pahit semata dan kita lantas tepok jidat. Ini berangkat dari akumulasi rasa kecewa yang sudah bertumpuk.
.
.

Ingat MUI pernah bilang habib bukan manusia sembarangan? Dan maka, cara berpikir feodal kita dihidupkan kembali.
.
.
.
Ingat seorang bernama Assegaf di Jawa Timur yang melanggar protocol pandemi, ngamuk, dan tahu bagaimana posisinya dalam strata kemasyarakatannya
dan maka merasa tak pantas ditegur oleh petugas yang telah melaksanakan tugasnya dengan benar dan namun pada akhir cerita justru si petugas tersebut yang harus minta maaf?
.
.
.
Ya, MUI benar. Dia memang bukan orang sembarangan. Asmadi sang Satpol PP lah yang tidak tahu diri. Dia tak tahu apa itu kelas sosial, apa itu kasta dan bagaimana harus bersikap.
Asmadi, meski bertindak benar seperti perintah yang melekat pada baju dinasnya, dia hanyalah orang biasa dengan kasta orang sembarangan. Dia tidak boleh lebih benar!
Berangkat dari peristiwa ini, wajar bila banyak petugas keamanan di lapangan selalu punya beban dan tak mudah mengambil keputusan. Demikian pula yang di Kabupaten Bogor maupun di Petamburan misalnya. TERJADILAH APA YANG DI MATA KITA SEBAGAI "PEMBIARAN".
Namun, Jokowi mengambil jarak. Bukan petugas di lapangan dia hukum, hirarki lebih tinggi harus bertanggung jawab.

Mencopot dua pati dan dua pamen sesuai skala tugas adalah cara mengembalikan marwah petugas dan aparat hukum.
Dia mencoba meletakkan kembali apa dan siapa pada tempat seharusnya. Dia mengembalikan yang kemarin sempat tak berada pada tempatnya.

Bukan dia ingin merombak bahkan membangun, dia hanya ingin mengembalikan apa itu harus.
Dia mulai dari lingkungannya, wilayah dimana tangannya dapat menjangkau. Hebat? Tidak.

Hebat adalah ketika budaya ini dapat dibaca orang lain dan kemudian secara sadar kita bersama menirunya. Menengok ke dalam, bersihkan hati dan pikiran kita, dan baru kita keluar.
Bila benar cerita ini dapat dipahami banyak pihak, maka tak ada lagi bukan orang sembarangan harus kita istimewakan dan hukum, akan equal pada setiap pribadi.
Kapolri sudah melakukan tindakan tegas. Tak enak bagi yang terimbas, namun negara harus hadir dan berfungsi sebagaimana mestinya.

Penyelidikan dan kemudian ketika cukup bukti akan berkembang menjadi penyidikan, masih akan menjadi cerita panjang.
Ada Kejaksaan akan harus terlibat. Namun peristiwa mutasi dua pati dan dua pamen itu akan mengembalikan track dimana jalur harus digunakan.

Di sisi yang lain, ada kewenangan yang bukan menjadi wilayah Polri dan Jaksa, namun birokrasi negara.
Seharusnya, Mendagri dan aparat terkait yang lain akan bertindak seperti apa yang dilakukan oleh Kapolri. Ada banyak kepala daerah hasil pemilihan daerah yang hanya terkait dengan Mendagri bila pelurusan track harus dilakukan.
Gubernur dan Kepala Daerah yang tak taat aturan, menjadi wilayah Mendagri. Tak mungkin Mendagri memutasi mereka, namun selalu ada aturan main yang dimiliki negara yang kembali harus ditegakkan.
Tak penting lagi kita berdebat bagaimana akhir cerita gubernur yang hari ini dijadwalkan klarifikasi di Polda dan bagaimana penanganan pada si pemilik hajatan sakti mandraguna itu kapan dijadwalkan. Hukum punya cara. PAKAILAH.
Hukum yang harus berbicara dengan track yang ada tanpa harus melihat ada lagi istilah bukan orang sembarangan.

"Trus bagaimana dengan mereka yang katanya membiayai gerakan ini?"

Kenapa kita harus sibuk untuk selalu ingin tahu? Apa yang kita rasa tahu pun belum tentu benar kan?
Yang saya tahu, bila benar ada yang bermain di belakang semua itu, berarti kita sepakat bahwa yang hari ini sedang diproses adalah proxy.
Yang saya tahu, mencari dan menciptakan proxy itu bukan pekerjaan sederhana dan mudah. Selalu ada lapis, lapis dan banyak lapis lagi demi aman pemilik sesungguhmya.
Yang saya tahu, bila proxy ini sudah ditangani, maka mereka yang di belakangnya, meski butuh waktu dan biaya, akan membangun proxy-nya yang baru.

Yang saya tahu, siapa di belakang mereka yang akan tertangkap, pasti bukan dalang sebenarnya. Hanya tangan yang lebih besar lagi.
Yang saya tahu, akan selalu terjadi hal seperti ini, kapanpun dan dimanapun, dan maka, jalani saja hidup seperti biasa. Ini bukan masalah yang punya lifetime. Selalu ada. Kenapa kita harus selalu ingin dibuat pusing?

Enjoy aja guys.

TAKKAN LARI GUNUNG DIKEJAR.

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with NitNot ❘

NitNot ❘ Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @__MV_llestari__

18 Nov
S A K I T ATAU P E S A K I T A N
.
.
.
Ehhh, ntar dulu DUL
.
.
.

Entah bodoh atau kebelet pingin ribut, tapi caranya justru semakin menjauhkannya dari umat. Umat dipastikan akan mengambil jarak dan tak lagi menengok. Image
Lon*e sebagai tema kotbah sudah sangat melukai, kini umat dibawa pada kesan bahwa penggal kepala adalah bagian normal dari agama.

Ancaman penggal kepala saja sudah sangat brutal dan jauh lebih dari cukup menggeretnya pada pidana.
Menyebut peristiwa Perancis sebagai rujukan (hal bagus), sama dengan menyetujui kebrutalan yang terjadi di Perancis dan ini tentang kredibilitas negara.

Dua perkara sekaligus dalam satu frame video. Image
Read 6 tweets
17 Nov
KENAPA HARUS IRJEN POL FADIL IMRAN?
.
.
.
.
.
.

Melihat latar belakangnya, Irjen Fadil Imran sangat kompeten dalam bidang Reskrim. Hampir seluruh karirnya ada di sana.

@Andita_4 Image
Dia pernah menjadi Kasat III Dit Reskrimum Polda Metro Jaya, Wadir Reskrimum Polda Metro Jaya, hingga Direskrimsus Polda Metro.

Saat menjabat sebagai Direktur Reserse Kriminal khusus itulah perkara Risieq dalam kasus chat mesum itu, status tersangka di sematkan padanya.
Keduanya, (berikut lawan tandemnya) dipersangkakan dengan Pasal 4 ayat 1 juncto Pasal 29 dan atau Pasal 6 juncto Pasal 32 dan atau Pasal 8 juncto Pasal 34 Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2008 tentang Pornografi. Image
Read 9 tweets
16 Nov
REBUT KEMBALI JAKARTA
.
.
.
.

Dulu kota ini sangat ramah dan hidup. Warna warni lampu dan harumnya bunga ditaman selalu menyambut setiap orang yang berkunjung disana.
Mudah kita jumpai warga duduk ditaman kota, anak-anak kecil berlarian dengan teriakannya dan canda tawa warganya terdengar menyusup diantara dedaunan hijau yang segar.
Lima tahun yang lalu saya mengunjungi kota ini sebagai jurnalis yang mendapat kesempatan mewawancarai seorang peraih nobel perdamaian.

Sekarang kota ini ini benar-benar telah berubah.

Tidak dengan gedung dan bangunannya. Masih tetap sama, masih tetap tidak berubah.
Read 28 tweets
16 Nov
GELIAT N K R I
.
.
.

Mudah mulut kita berteriak negara kalah oleh mereka yang tak patuh hukum. Hari ini, dua petinggi Polri harus terkena getah tak nyaman atas konsekuensi logis resiko iabatan.

Jangan komen tak hormat pada beliau berdua dengan narasi ngawur.
Bayangkan ada 10 ribu orang berkumpul di sana. Tindakan paling logis hanya mengatur momen jaga jarak dan lalu lintas tak merembet ketempat lain.

Jangan berpikir Polda mengirim pasukan, itu hal mustahil dilakukan. Akan ada kekacauan yang jauh lebih parah.
Jadi, apapun yang akan beliau lakukan hanya akan menuai salah. Mengatur, akan terkena SANKSI tak mampu menjaga (kecolongan) situasi pandemi, dan mengusir mereka dengan pasukan, akan menimbulkan kekacauan yang berakhir dengan korban.
Read 8 tweets
16 Nov
PILIH DOGMA
.
.
.
.
ATAU JADI MANUSIA GOA SELAMANYA
.
.
.
.
*Pls flw @Andita_4
.
.
.

Infonya, Jakarta akan mengirim team untuk mengajaknya lebih cepat berinvestasi. Tesla, Elon Musk sang Iron Man di dunia nyata sangat layak kita jemput.
.
.
.
Jangan melihat hanya produk baterai dapat mereka produksi, Tesla membuat kita harus angkat topi atas perannya. Tesla adalah pioner teknologi masa depan.
Itu yang harus kita maknai. AI, Artificial Intilegence, dan mobil listrik adalah hal hebat darinya hingga raksasa industri mobil dunia sekelas VW grup pun harus takut padanya.
.
.
.
Read 9 tweets
15 Nov
SAYA MASIH PERCAYA DAN DUKUNG PAK JOKOWI
.
.
.
Terserah dengan anda, anda dan anda.
.
.
.

Terlalu khawatir terhadap kebesaran efpei dan hingga mampu membuat kita berkesimpulan Presiden bertepuk lutut dengan kelakuan mereka dalam beberapa hari ini, sangat berlebihan.
Ibarat tubuh, banyak organ yang sudah tak lagi singkron. Secara perlahan bangunan kokoh organisasi itu sudah dipreteli dan dibuat tak bergigi sejak Jokowi memerintah.

"Trus kenapa kemarin mereka bertindak suka-suka dan Presiden tak mau bertindak?"
.
.
.
Hindari bentrok, itu saja dulu. Main hajar saat pemimpinnya baru pulang jelas tindakan konyol. Militansi mereka sedang dalam kondisi tertinggi.
Read 24 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!

Follow Us on Twitter!