PILIH DOGMA
.
.
.
.
ATAU JADI MANUSIA GOA SELAMANYA
.
.
.
.
*Pls flw @Andita_4
.
.
.
Infonya, Jakarta akan mengirim team untuk mengajaknya lebih cepat berinvestasi. Tesla, Elon Musk sang Iron Man di dunia nyata sangat layak kita jemput.
.
.
.
Jangan melihat hanya produk baterai dapat mereka produksi, Tesla membuat kita harus angkat topi atas perannya. Tesla adalah pioner teknologi masa depan.
Itu yang harus kita maknai. AI, Artificial Intilegence, dan mobil listrik adalah hal hebat darinya hingga raksasa industri mobil dunia sekelas VW grup pun harus takut padanya.
.
.
.
Belajar banyak dari cara kerjanya adalah mengundang mereka datang. Meminta berinvestasi dan kemudian membuat sebagian dari kita bekerja pada perusahaannya. Secara perlahan transfer teknologi kita dapat. Bukan cuma ilmu, budaya kerja, etos kerja mereka dapat kita tiru.
Itu adalah sebab langsung dari diundangkannya UU Ciptaker sekaligus UU no 4 tahun 2009 tentang tak lagi diperbolehkannya bahan mentah diekspor.
Tesla layak kita jadikan rujukan, guru dan partner kita dalam memasuki era baru yang tak lagi dapat dikejar hanya dengan kemampuan super kita sebagai makhluk biologis. Duapuluh hingga 30 tahun yang akan datang, semua sudah berubah.
📁Gunter Tauchner
Agar tak lagi bosan kita hanya berdebat sekitar "lonte" dan langkah catur jenius sang Presiden, mulai besok konten memilih dogma membuat kita masuk surga atau memilih menjadi manusia super telah saya pilih.
📁Via Themindjournal
.
.
.
Artificial Intelligence memaksa kita berlari secepat kita dapat atau tertinggal selamanya dengan tetap menjadi manusia gua, itu saja pilihannya.
Dunia tak akan menunggu kita dan Presiden sudah membukakan pintu untuk itu dengan UU Ciptaker yang masih akan tetap bikin heboh suasana perpolitikan kita.
.
.
.
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Dia pernah menjadi Kasat III Dit Reskrimum Polda Metro Jaya, Wadir Reskrimum Polda Metro Jaya, hingga Direskrimsus Polda Metro.
Saat menjabat sebagai Direktur Reserse Kriminal khusus itulah perkara Risieq dalam kasus chat mesum itu, status tersangka di sematkan padanya.
Keduanya, (berikut lawan tandemnya) dipersangkakan dengan Pasal 4 ayat 1 juncto Pasal 29 dan atau Pasal 6 juncto Pasal 32 dan atau Pasal 8 juncto Pasal 34 Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2008 tentang Pornografi.
AKHIRNYA... KELAR HIDUP LO GAN!!
.
.
.
AH MASA??
.
.
.
Bagi sebagian orang yang keburu tak suka padanya, kata "PENCEGAHAN" mereka jadikan KATA KUNCI
"Seharusnya itu bisa di cegah. Baik peristiwa di bandara, kabupaten Bogor dan Petamburan Jakarta Pusat. Kalau pemerintah mau, sejak awal itu dapat dicegah. Lihat akibat kelalain mereka. Penularan semakin massive.
Sia-sia pamer bisa bertindak tegas bila akibatnya sudah menjadi sedemikian parah."
Dulu kota ini sangat ramah dan hidup. Warna warni lampu dan harumnya bunga ditaman selalu menyambut setiap orang yang berkunjung disana.
Mudah kita jumpai warga duduk ditaman kota, anak-anak kecil berlarian dengan teriakannya dan canda tawa warganya terdengar menyusup diantara dedaunan hijau yang segar.
Lima tahun yang lalu saya mengunjungi kota ini sebagai jurnalis yang mendapat kesempatan mewawancarai seorang peraih nobel perdamaian.
Sekarang kota ini ini benar-benar telah berubah.
Tidak dengan gedung dan bangunannya. Masih tetap sama, masih tetap tidak berubah.
Mudah mulut kita berteriak negara kalah oleh mereka yang tak patuh hukum. Hari ini, dua petinggi Polri harus terkena getah tak nyaman atas konsekuensi logis resiko iabatan.
Jangan komen tak hormat pada beliau berdua dengan narasi ngawur.
Bayangkan ada 10 ribu orang berkumpul di sana. Tindakan paling logis hanya mengatur momen jaga jarak dan lalu lintas tak merembet ketempat lain.
Jangan berpikir Polda mengirim pasukan, itu hal mustahil dilakukan. Akan ada kekacauan yang jauh lebih parah.
Jadi, apapun yang akan beliau lakukan hanya akan menuai salah. Mengatur, akan terkena SANKSI tak mampu menjaga (kecolongan) situasi pandemi, dan mengusir mereka dengan pasukan, akan menimbulkan kekacauan yang berakhir dengan korban.
SAYA MASIH PERCAYA DAN DUKUNG PAK JOKOWI
.
.
.
Terserah dengan anda, anda dan anda.
.
.
.
Terlalu khawatir terhadap kebesaran efpei dan hingga mampu membuat kita berkesimpulan Presiden bertepuk lutut dengan kelakuan mereka dalam beberapa hari ini, sangat berlebihan.
Ibarat tubuh, banyak organ yang sudah tak lagi singkron. Secara perlahan bangunan kokoh organisasi itu sudah dipreteli dan dibuat tak bergigi sejak Jokowi memerintah.
"Trus kenapa kemarin mereka bertindak suka-suka dan Presiden tak mau bertindak?"
.
.
.
Hindari bentrok, itu saja dulu. Main hajar saat pemimpinnya baru pulang jelas tindakan konyol. Militansi mereka sedang dalam kondisi tertinggi.
Sempat terpikir bahwa masalah hanya akan berhenti cukup di situ dan Maher dikorbankan. Berarti tulisan saya "The Angel of Verdun" langsung salah seketika.
Betapa sayang bayangan si cantik dan nyablak itu hanya berumur sangat pendek. Langkah kaki "BIYAYAKAN-NYA" yang sangat mungkin telah tak sengaja "NYRIMPET" benang merah yang konon berfungsi sebagai pengikat rekat sebuah misteri yang lama dicari, tak memiliki makna apapun.
Ternyata tidak. Cerita ini masih berlanjut. Para lelaki salah baju itu terlalu arogan untuk mundur demi meredakan riuh suara yang telah dibuat salah satu anggotanya alih-alih jera pada sosok sexy Nikita.