14 Hari di Dimensi Gaib
- diceritakan oleh yang terlibat dalam kisah ini
@ceritaht
@bacahorror
@IDN_Horor
@cerita_setann
@cerita_setann
@FaktaSejarah
@threadreaderapp

#bacahorror #ceritahoror #bacahoror
kejadian ini sebagian sudah diberitakan oleh media lokal dan media online. Saya mendapatkan sisi lain dari kisah pencarian seorang kakek yg hilang selama 2 minggu di dalam hutan. seperti biasa hanya narasumber yg sudah mengizinkan yg saya tulis nama aslinya, sisanya nama rekaan
saya tidak berjanji cerita ini selesai satu hari. Tapi insyAllah tidak akan saya buat menggantung lama. Secepatnya saya selesaikan. Semoga mereka yg bisa membaca tapi tak terlihat tdk menghentikan saya.

Bismillah
2016.

Suasana sebuah Desa Pinang di bawah kaki Gunung Raung terasa sejuk pagi itu. Aktifitas masyarakat di desa yang dikepung hutan khas kaki gunung berjalan normal seperti biasa.

Tiga orang pria tua berangkat masuk ke area hutan mencari rumput untuk pakan kambing ternak
karena area pinggir hutan sudah banyak yg ditanami tanaman produktif, ketiga orang itu masuk semakin dalam. Sampai ke wilayah petak 43. Kawasan ini sebenarnya masuk ke wilayah yg dirasa wingit atau angker bagi masyarakat setempat. Tapi ketiga kakek itu tak punya pilihan lainj
jika ingin mendapat rambanan yng segar dan banyak, mereka harus masuk ke dalam hutan. Sampai menjelang duhur, dua orang kakek dari tiga kakek pencari rumput merasa sudah cukup. Sebut saja namanya Katemo dan Paiman. Mereka berdua kemudian berniat kembali ke desa
tapi tidak dengan Ngatimin. Pria yg paling tua dari tiga orang pencari rumput itu merasa masih lelah. Dia menyuruh kedua temanya untuk kembali lebih dulu.

"Aku tak senden sek, kesel (aku mau istirahat dulu, capek) " kata Ngatimin kepada dua orang temanya.
Katemo dan Paiman awalnya tak mau meninggalkan Ngatimin. Terlebih, lokasi itu berada jauh di dalam hutan. Meski bisa dilewati motor, tapi jalanya terjal. Keduanya kawatir Ngatimin tidak bisa pulang sendiri.

"Wis tah kono, bali o sek. Mengko aku nyusul (sudah sana pulang dulu.
nanti aku menyusul) " kata Ngatimin meyakinkan kedua temanya.

Akhirnya, Katemo dan Paiman kembali ke desa. Sebelum pergi, keduanya sempat mengingatkan Ngatimin agar tidak lama2 beristirahat. Ngatimin hanya mengangguk sambil bersandar di batanh pohon
matahari pun terus beranjak. Langit berubah gelap saat adzan magrib berkumandang. Di desa, Ijah istri dari Ngatimin menunggu2 kabar suaminya. Dia lalu mendatangi rumah Katemo dan Paiman. menanyakan keberadaan suaminya.

Katemo dan Paiman pun terkejut. Mereka tak mengira
Ngatimin belum juga pulang sampai hari gelap.

Pendek cerita, Ngatimin ternyata tak pulang sampai keesokan harinya. Begitu juga keesokan harinya lagi. Pihak desa pun akhirnya turun tangan. Babinsa, Bhabinkamtibmas dikerahkan untuk menyusuri hutan. Mencari jejak keberadaan dari
Ngatimin.. tapi hasilnya Nihil. Mereka hanya bisa menemukan sepeda motor milik Ngatimin, lengkap dengan rumput yang sudah disiapkanya. Tapi tidak dengan Ngatimin. Pria tua itu seolah menghilang begitu saja.

Tim pencarian pun semakin melebar. Petugas dari tim SAR ikut turun
Hari hari terus berganti, hingga lebih dari satu pekan berlalu. Tapi belum ada tanda2 ditemukanya Ngatimin. Istri Ngatimin, Ijah sudah seperti kehabisan akal. Tak tahu lagi harus melakukan apa. Beberapa kerabat Ngatimin sampai menggunakan jasa paranormal untuk menerawang dimana
Ngatimin berada. Jawaban paranormal itu hampir sama. Ngatimin dibawa mahluk halus yg tinggal di dalam hutan wingit itu.

Tapi, hingga hari ke 9 masih belum ada tanda2 upaya pencarian itu berhasil.

Tepat di hari ke 10, ada sekelompok pemuda di Desa Pinang yang
akhirnya merasa harus ikut dalam pencarian Ngatimin. Mereka selama ini merasa jika peran para petugas dianggap cukup jika memang Ngatimin hilang dengan cara yg normal.

Mereka terdiri dari enam orang. Semuanya adalah remaja yg belum menikah. Separuhnya pengangguran. Sisanya
pekerja serabutan. Sebut saja namanya Sedana, Kadek, Daryanto, Helmi, Kirom dan Irham. Dari ke enam pemuda itu, Daryanto adalah salah satu yg punya kemampuan lebih di dunia gaib. Selain karena garis keturunanya, Daryanto juga menekuni kemampuanya itu
sedangkan Kadek, Sedana, Helmi, Kirom dan Irham lebih kepada teman2 yg selama ini kerap mengikuti kemana Daryanto mempertajam ilmunya.

Singkat cerita, di hari ke 10, enam orang itu akhirnya membuat kesepakatan untuk ikut berangkat ke Alas Wingit, tempat Ngatimin hilang
Sebelum berangkat, keenam pemuda itu mengumpulkan uang yg mereka miliki. Terkumpul sekitar Rp 40 ribu.

"Dar, iki nggo tuku opo wae? (Dar ini untuk beli apa saja) " tanya Sedana kepada Daryanto.

"Tuku roti wae, nek banyune sangu. Sisane keno nggo tuku rokok
(beli roti saja, Nanti airnya bawa dadi rumah. sisanya bisa untuk beli rokok) Jawab Daryanto. Akhirnya, siang itu juga mereka berangkat dengan menggunakan sepeda motor. Tiga sepeda untuk enam orang.

Jarak dari tepi hutan ke area pencarian cukup terjal. Setelah melalui
Jalanan berbatu, rombongan pemuda itu harus melewati jalan setapak yang dihimpit rapat pepohonan randu. Kondisi hutan yg selalu basah, membuat jalanan menjadi licin, beberapa kali ban sepeda motor nyaris tergelincir karena beceknya jalan
Setelah hampir satu jam berjuang di medan yang berat, keenam pemuda itu akhirnya sampai di sebuah bukit yg menjadi tempat berkumpulnya para pencari Ngatimin. Ada tenda yang didirikan Tim SAR dan pondok kayu yg dibangun warga. Saat mereka tiba, warga tengah beristirahat sembari
menunggu waktu salat magrib. Karena jarak pos tempat berkumpul cukup jauh dengan desa, sebagian memilih bermalam sebelum melanjutkan pemcarian esok harinya.

"Kate neng ndi le? (mau kemana nak) " tanya seorang pria kepada rombongan pemuda pimpinan Daryanto.

"Kulo dugi dusun *
pak, bade tumut ngucali Pak Ngatimin (saya dari dusun * pak, mau ikut mencari pak Ngatimin) " Jawab Daryanto.

Pria yg kemudian diketahui bernama Imam itu akhirnya berkenalan dengan Daryanto dan lima pemuda lainya. Dari profil Daryanto, Imam pun akhirnya paham.
nama bapak Daryanto cukup terkenal dikalangan warga yg sudah berumur. Terutama tentang kemampuanya dalam hal ghaib. setelah berbincang dan saling berbagi rokok, Imam bahkan menawarkan diri untuk ikut rombongan Daryanto. Total ada 9 orang yg ingin ikut bergabung termasuk Imam
mereka sebagian besar adalah keluarga dan kerabat dekat Ngatimin yang sudah hampir sepekan bergantian ikut pencarian.

"Monggo pak nek bade bareng, tapi kulo bade mlebet sampe teng lebete alas wingit (silahkan pak, tapi saya ingin masuk sampai ke dalam hutan angker) "
Sembilan orang yg mendengar ucapan Daryanto mengaku siap. Bahkan mereka membawa bekal tambahan jika nanti terpaksa harus menginap lagi di bagian terdalam hutan.

Setelah beristirahat secukupnya akhirnya 15 orang itu mulai masuk ke hutan yang lebih dalam. Kali ini mereka berjalan
kaki. Karena jalur yang ada sudah tidak mungkin dilalui kendaraan.. Kali ini jalanan sudah didominisi bebatuan dan tanah gembur.
Malam itu terasa semakin gelap karena tidak ada cahaya bulan di atas mereka. Pepohonan yang semakin lebat, seolah membekap 15 orang ke dalam kegelapan
perjalanan terus berlanjut. Meski terasa berat, 15 orang itu seolah memiliki keyakinan yang sama.Jika malam itu Ngatimin harus ditemukan.

Daryanto sendiri punya tujuan, jika dirinya harus mencari keberadaan Ngatimin dari titik yang sudah diarahkan oleh sesuatu yg mendampinginya
Setelah hampir satu setengah jam berjalan, sampailah rombongan di sebuah pohon besar yang dikeramatkan warga. Pohon ini memiliki ukuran yang jauh lebih besar dari pohon2 lainya. Warga menyebutnya 'Awak Wewe' . selain besar, di atas pohon ini ada banyak pakaian dalam perempuan
mulai celana dalam sampai bra tampak menjuntai tergantung di dahan tinggi. Tak ada yg tahu apa yg membuat benda2 tersebut tergantung di sana. Konon ini berkaitan dengan sosok wanita penunggu hutan yg diyakini tinggal di 'Awak Wewe'
selain deretan pakaian dalam. yg tergantung, di bawah pohon ada banyak 'Cok Bakal' atau sesajen yg terdiri dari kelapa , bunga lima warna dan ayam goreng.

Di bawah Awak Wewe, Daryanto kemudian kembali menanyai orang2 yg ada di rombonya. Jika perjalanan masih akan dilanjutkan
bagi yg merasa tidak mampu atau takut, diperbolehkan mundur. karena dia tidak tahu apa yang akan ditemui di depan nanti.

Ke 15 orang itu saling toleh. Mereka mulai mempertimbangkan banyak hal. Sampai akhirnya, hanya 9 orang yg bersedia melanjutkan perjalanan.
5 orang dari kelompok pemuda yg sejak awal bersama Daryanto, lalu sisanya adalah Imam dan 3 orang keluarga dekat Ngatimin.

"Baik pak, nanti saya butuh salah satu anggota keluarga untuk ritual. Jadi yg lain bisa menunggu di sini, " kata Daryanto.
Mereka kemudian melanjutkan perjalanan.

Ternyata, setelah melewati Awak Wewe, jalanan semakin ekstrim.. Mereka harus melewati jalanan yang lebarnya hanya dua jengkal telapak tangan yang menempel di pinggir tebing. Sedangkan di sisi lainya adalah jurang yg cukup dalam
berbekal lampu senter mereka mulai berjalan beriringan. Sedana salah satu anggota rombongan sempat merasa ragu, tapi tetap memaksakan diri untuk tahu di mana akhir pencarian ini. Dengan menahan kantuk, dilangkahkan kakinya menyusuri jalanan sempit itu
tanpa penerangan bulan, ke 9 orang itu tampak seperti orang buta yg harus meraba jalanan. Hanya Daryanto dan Imam yg tampak terbiasa dengan jalur yg mereka lewati. Sesekali, angin dingin menerpa kaki kaki rombongan saat melangkah melalui setapak
setelah melewati jalanan sempit, akhirnya rombongan tiba di sebuah lokasi yg menurut Daryanto menjadi titik yg tepat untuk mencari Ngatimin.

Lokasinya berada di tengah pepohonan, tapi terlihat sedikit terbuka daripada sisi lain hutan itu. Daryanto lalu membagi tugas
4 orang diminta menjaga di lingkaran luar. Karena menurutnya, nanti akan banyak mahluk yg berusaha mengganggu jalanya ritual. Kemudian lima orang lainya berada di sekeliling Daryanto untuk menjadi bagian dari ritual. Di antara lima orang itu, satu diantaranya menjadi
perantara. Orang itu harus anggota keluarga yg punya ikatan darah dengan Ngatimin. Akhirnya, Salimi lah yg dipilih. Karena masih kerabat dekat Ngatimin, dan terhitung yg paling berani.

Setelah yakin, Daryanto memulai ritual. Dibakarnya empat jumput dupa yang dibawanya
Selama proses itu berlangsung, Daryanto meminta semua orang mematikan penerangan. Entah itu korek atau senter.

10 menit berlalu, Salimi mulai merasakan tubuhnya dirambati energi. Lalu kemudian dia hilang kesadaran.

"Assalamulaikum mbah" kata Daryanto menyapa sosok itu
sosok yg merasuki Salimi tak menjawab. Dia hanya menggeram. Lalu tubuhnya membungkuk layaknya harimau.

"Nyuwun sewu mbah, kulo bade nyuwun petunjuk, teng pundi sakniki mbah Ngatimin (permisi mbah, saya ingin tanya dimana Mbah Ngatimin berada saat ini) " tanya Daryanto
Salimi yang masih kerasukan lalu menunjuk - nunjuk ke sebuah arah. Sambil tubuhnya bersiap untuk berlari.

Daryanto yang kawatir Salimi akan berlari dan hilang, lalu meminta ketiga orang lainya untuk memegangi Salimi. Daryanto lalu memasang sebuah tali di leher Salimi
Dia juga memasangi leher Salimi dengan lonceng, untuk berjaga-jaga jika nanti Salimi lepas terlalu jauh.

Salimi sempat meronta2.. tubuh Imam, dan dua orang lainya nyaris terpental saking kuatnya Salimi. Stelah berhasil diikat, Salimi mulai berjalan.
cara jalan Salimi mirip dengan cara jalan harimau. Bertumpu kepada tangan depan dan lutut.

Belum 10 meter berjalan, Imam menarik tali yg mengikat Salimi. Imam ingin memastikan kondisi tubuh Salimi, karena tanah yg ada di tempat itu banyak terdapat sisa2 kayu yg terpotong
benar saja, ternyata Telapak tangandan lutut Salimi sudah berdarah. Imam meminta agar Daryanto mengganti penunjuk jalan yg lain. agar tidak melukai tubuh Salimi lebih parah. Daryanto pun paham, lalu menyadarkan Salimi kembali.
Setelah beristirahat sejenak, Daryanto kembali menawari Salimi apakah masih bersedia menjadi mediator. Dan Salimi tak menolak.

"Opo sing dikawiti malem iki, kudu mari malem iki(apa yg dimulai malam ini harus selesai malam ini) " jawab Alimi.

Akhirnya, ritual kedua dimulai
Daryanto mengatakan, ritual kedua ini kemungkinan akan menjadi yg terakhir. Selain karena jumlah dupa yg sudah menipis, Salimi juga sudah kelelahan.

Dupa dupa kembali dibakar, kali ini Daryanto menghabiskan semuanya. tak ada yg tersisa di kantung kain yg dibawanya
aroma dupa langsung menyeruak ke seisi hutan. Bahkan Sedana dan beberapa pemuda lainya ikut mencium bau dupa yg lebih kuat.
Tak lama setelah asap dupa menyebar, Sedana yg berdiri bersama Kirom merasakan semua suara seolah berhenti. Suara jangkrik dan hewan malam yg sempat menemani sejak tiba di lokasi itu mendadak hilang. Yang tersisa hanya kesunyian. Bahkan mereka tak merasakan ada hembusan angin
Dari jauh, Sedana melihat ada cahaya temaram yg seolah turun dari atas tepat mengenai tubuh Salimi. Cahaya itu seolah hanya turun untuk menyinari tubuh Salimi. di tengah konsentrasinya melihat Salimi, Sedana tiba2 merasakan adanya suara2 aneh didekatnya.
lebih tepatnya suara anak2 kecil yang sedang bermain. Sedana yg hanya bermodal nekat saja, mulai merasakan takut. Anak2 kecil itu seolah bermain di dekatnya dan Kirom. Sayup sayup anak2 kecil itu seolah berkata "neng kono lo.. neng kono lo ( disana loh.. disana loh)"
Bulu Kuduk Sedana merinding, dia yakin seyakin2nya jika suara itu bukan dari anak kecil biasa. Matanya tak berani menoleh ke sumber suara, sampai tiba2 dia mendengar suara orang menggeram. reflek, Sedana menoleh ke sumber suara. Ternyata ada sosok tinggi besar yg tengah bersandar
sosok itu seolah menatap Sedana dan Kirom yang tengah berdiri mematung. Beruntung gelapnya hutan membuat Sedana tak bisa melihat dengan jelas wajah mahluk tersebut.

"Rrrom.. opo kowe weruh (Rom apa kamu melihat) " tanya Sedana sambil menarik Kaos Kirom
"Iyo.. iyoo.. wes ojo diwasi (iya.iya , sudah jangan dilihat) " bisik Kirom kepada Sedana.

Meski takut setengah mati, anak2 muda itu berusaha menahan diri, agar ritual yg sedang dijalani Daryanto tak berujung sia2.
Di tempat Ritual, Salimi merasakan jika kali ini dirinya bisa mengontrol kesadaranya. Salimi sempat mendengar mantra terakhir dari Daryanto.. " Yahuwalah.. Yahuwalah.. "sebelum akhirnya apa yg dilihatnya tak lagi hutan gelap
Salimi melihat hutan itu seperti tempat terang di siang hari. Banyak orang berseliweran, tidak sepi seperti hutan pada umumnya. Salimi pun langsung menghentikan salah satu pria yang ditemuinya, "Nyuwun sewu pak, nderek tanglet nopo wonten tiang ngucali ramban sing kesasar mriki
(permisi pak, mau tanya. apa ada pencari rumput yg tersesat di sini) .

Pria itu tak menjawab, hanya tersenyum. Tapi jarinya menunjukan ke sebuah arah. Salimi pun menunduk takjim dan mengikuti arah yg ditunjukan orang itu
Di tengah keramaian, Salimi akhirnya menemukan Ngatimin. Dia sedang terduduk lemah sambil bersandar di sebuah batu. Salimi ingat sekali jika jalanan itu berada tak jauh dari pos tenda yg didirikan tim SAR dan beberapa warga
"Aku weruh.. aku weruh.. aku weruh" Salimi berteriak.. sampai kemudian dia kembali tersadar, dan matanya langsung menangkap gelapnya hutan seperti awal dia datang.

Salimi lalu memberitahu Daryanto tentang apa yg dilihatnya. Daryanto tersenyum. Dia merasa jika ritualnya berjalan
"Yo Ws ayo balik pak, mbah Ngatimin pun ketemu" kata Daryanto. Setelah berterima kasih kepada penunggu hutan itu melalui batinya, Daryanto bersama rombonganya kembali ke arah pos kemah. Karena kondisi Salimi mengalami luka, perjalanan pun dilakukan dengan perlahan2.
rombongan itu baru tiba di pos SAR saat matahari mulai terbit.

Tak menunggu lama, Imam langsung mengabari kordinator tim SAR yg ada. awalnya mereka sempat tak percaya, lantaran lokasi yg dimaksud sudah sering mereka lewati. dan tidak ada apa2
akhirnya kordinator tim SAR bisa diyakinkan, semua warga yg masih ada di pos ikut melakukan penjemputan.

dan ternyata benar , Ngatimin ditemukan berada di lokasi yg dimaksud. Dengan kondisi yg lusuh karena tak makan berhari2.

Ngatimin pun langsung dibopong warga
Imam tak bisa menyembunyikan kebahagiaanya. Air matanya meleleh melihat saudaranya akhirnya bisa ditemukan. Ngatimin pun langsung dibawa ke rumahnya oleh warga dan tim SAR..

Sementara itu, setelah kondisi Ngatimin membaik, dia pun mulai bercerita bagaimana yg dialaminya
selama hilang. Ngatimin bercerita jika dirinya tertidur siang itu, tepat saat adzan bedug (duhur). Tak terasa, Ngatimin baru terbangun pada waktu magrib. Dia pun buru2 berlari untuk pulang. Padahal saat itu dia membawa sepeda motor dan seikat besar rumput
anehnya, Ngatimin seperti merasa tersesat di hutan itu. Dirinya tidak bisa menemukan jalan pulang. Setiap berlari meninggalkan hutan, dia justru kembali ke titik awalnya tertidur. Ngatimin berulang kali mencoba untuk pulang, tapi hasilnya tetap sama
Dia sempat melihat kedua temanya masuk ke hutan mencarinya, tapi saat dipanggil keduanya tak mendengar

sampai akhirnya mulai ada petugas TNI dan Polisi yg masuk hutan mencarinya. Ngatimin berteriak2 meminta tolong. Sampai tepat didepan petugas, tapi tetap saja tidak ada yg dengr
sampai akhirnya Ngatimin merasa lemas.Berhari2 tanpan makan dan minum membuatnya kelelahan. Ngatimin pun memilih duduk bersandar di sebuah batu sambil melihat lalu lalang orang yg mencarinya. Sampai kemudian orang2 bisa melihatnya dan menyelamatkanya setelah 2 Minggu hilang.
Ngatimin sempat pasrah saat itu,, tapi ternyata itu bukan mimpi. Ngatimin benar2 ditemukan dan bisa dibawa pulang. "Saya bisa lihat saudara2 saya yg menangis. Tapi mereka tidak bisa melihat saya, " cerita Ngatimin kepada orang2 yg mendengarkan ceritanya.

Selesai

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with Fredyaspiree

Fredyaspiree Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @fredyraskin

26 Nov
Akibat Putuskan Pertunangan

- Sebuah kisah pendek tentang pengalaman seseorang yang menikah dg tunangan orang lain. Dia nyaris menjadi korban santet

@ceritaht
@bacahorror
@IDN_Horor
@cerita_setann
@cerita_setann

#bacahorror #ceritahoror #bacahoror
cerita kali ini sedikit pendek, mungkin seperti kisah Saula kemarin. yang jelas cerita yg saya buat semuanya benar2 terjadi. Dengan detil yang sedikit saya kaburkan untuk melindungi sumber cerita.
2009.

Seorang pemuda bernama Yanto yang tinggal di Desa Lemah saat itu tengah jatuh hati kepada seorang wanita bernama Sinta.

Yanto tertarik melihat Sinta yang setiap hari sering melintas di depan kantornya
Read 35 tweets
25 Nov
Gerbang Pernikahan Ghaib Saulah

- Seorang pemuda yg dianggap tak waras oleh penduduk Desa mendadak menghilang. Di tempatnya menghilang, warga menemukan sebuah relief aneh

@ceritaht
@bacahorror
@IDN_Horor
@cerita_setann
@cerita_setann

#bacahorror #ceritahoror #bacahoror Image
cerita ditemukanya relief ini sempat diulas beberapa media lokal dan media online. Lokasinya ada di Desa Segobang, Banyuwangi. saya sempat berbincang dengan warga sekitar. Berikut saya ceritakan kembali bagaimana rangkaian cerita warga tentang asal usul relief misterius itu
Sekitar pertengahan tahun 2019 warga di sekitar Desa Segobang diramaikan dengan penemuan sebuah relief di tengah area perkebunan warga. kala itu, warga yang tengah membersihkan kawasan itu untuk dibuat jalur sepeda BMX menemukan tebing cadas yang memiliki pola unik
Read 20 tweets
24 Nov
Jodoh Untuk Baong

- Di waktu itu, ketika ada perjaka yang meninggal, hal itu akan menjadi masalah. Bukan hanya untuk keluarga, tapi untuk seisi kampung.

@ceritaht

@bacahorror

@IDN_Horor

@cerita_setann

#bacahorror #ceritahoror #bacahoror #ceritahorror Image
Cerita ini terjadi sekitar pertengahan tahun 98. Waktu itu saya masih kecil. Tapi cerita ini saya rangkai dengan beberapa memori orang yang sudah dewasa saat itu. Lagi2 untuk lokasi saya tulis secara fiksi. Untuk melindungi mereka yg terlibat di cerita ini
Bismillah.

Kasiyanto adalah seorang pendatang di kampung Mojo. Tapi berbeda dengan pendatang lainya yg biasanya menjaga jarak dengan warga asli, Kasiyanto justru sangat baik dengan para tetangga. Karena belum menikah dan tak punya anak, Kasiyanto sering membagikan rejekinya..
Read 47 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!

Follow Us on Twitter!