Logam yang bagaimana akan cocok untuk keperluan apa, adalah ilmu yang mereka telah kuasai.
Para cukong dan mafia tambang marah dong......?
Kenapa?
Sangat clear, banyak pejabat korup dan LSM yang berdiri dan didirikan untuk kepentingan ini.
Mereka berebut kursi politik demi menjadi kasir asing dan mendapat kekayaan dengan cara mudah.
Mereka berebut jabatan publik, demi menjual negara dengan topeng agama dan hak asasi manusia.
Barat dan AS "bablas" karena selama ini mereka selalu dituruti dan berhasil menekan siapapun pemimpin kita melalui proxy mereka para birokrat korup dan oligark tamak.
Mereka terbiasa dengan pola mengancam dan selalu berhasil. Kini?
Bukan masalah nikel semata sebagai bahan pencampuran bagi terciptanya metal unggulan masa depan eropa dan Amerika, namun material ikutan seperti mineral tanah jarang sebagai ujung tombak masa depan turut sirna.
Laporan pada dugaan terjadinya kerumunan pada peristiwa kunjungan Presiden di NTT bukan bertujuan pada kesalahan tindakan atas kejadian itu sendiri. Itu lebih pada niat beriklan dan pansos bersambung.
Ditinjau dari sisi mana pun, laporan itu pasti ditolak. Tak memenuhi unsur. MAKA, cerita bersambungnya adalah Polisi atau aparat HUKUM TAK INDEPENDEN AKAN MEREKA GORENG & PANGGUNG TERSEDIA BAGI MEREKA.
Mereka hanya butuh eksis meski tak sedikit pun ada nalar di sana. Tak penting karena hakekatnya bukan pada logis atau tidak logis, tapi hadir dalam frasa "selalu dikalahkan", atau hukum tidak adil, tidak berpihak pada mereka dan dzolim kemudian dimaknai.
Misteri Alam kembali berulang dalam lingkaran abadi yang terselubung tanya, kenapa.
Temaramnya surya, mendesak malam. Esok pagi, sang fajar PASTI datang.
Burung-burung berkicau dalam riang. Bunga pun terhampar dalam semerbak wanginya & tak bertanya.
Embun pagi yang entah mengapa, selalu membundar dan kemudian runtuh dalam beratnya sendiri, seolah takdir bagi pelengkap drama kehidupan itu.
Ironisnya, makhluk tercerdas yang mengaku sebagai satu-satunya pemilik hak waris semesta Sang Khalik itu justru tak memiliki kecerdasan sederhana membaca nikmat ini.
Mereka sibuk dengan murka dan lalu tertawa dalam angkara.
Mereka bangga dengan yudha bersimbah darah sesama.
UNGKAP PENUMPANG GELAP | dalam kasus 4 nakes di Pematang Siantar
.
.
.
Mudah bagi kita yang berada di luar sistem dan lalu berkata, "Payah polisi. Negara lemah. Negara takut dan selalu tunduk oleh tekanan para radikal."
Berita telah lengkapnya penuntutan atas 4 orang tenaga kesehatan yang diduga melanggar pasal penistaan agama di Pematang Siantar Sumatera Utara membuat kita mencari kambing hitam.
Polisi dan negara, sekaligus biang kerok semua peristiwa itu, suami di mana jenasah istrinya dijadikan obyek.
Marah sekaligus jengkel kita berucap pada media dimana kita punya kesempatan menulis rasa itu. Apa yang terpikir di kepala kita, kita sebut dalam narasi.
Ya, nama Ahok sama dengan penista agama, dah gitu aja...!
Simpilifikasi semacam ini ternyata telah menjadi budaya sebagian masyarakat.
Suka tidak suka itu telah terjadi.
📷mymodernmet
Mereka mendorong dirinya sedemikian jauh dalam paham sempit sehingga "BERTANYA" yang seharusnya adalah proses sederhana dan proses alamiah cara otak bekerja untuk menilai sebuah peristiwa,
DITINGGALKAN.
Contoh sederhana.
Belum lama saya iseng membaca sebuah status di sebuah platform media sosial dengan narasi bahwa perempuan yang tidak menutupi auratnya dengan sempurna, dia akan dijadikan bahan bakar di neraka.
Dengan mudah kita berucap kata dlm kompak ketika anggota militer kita diserang oleh OPM di Papua. Itu lebih dari sekedar pantas untuk mereka dapatkan. Mereka menggadaikan nyawa demi setiap jengkal keutuhan NKRI yg ingin dibuat koyak.
📷Mark Kostabi
Mereka pahlawan.
Musuh kita disana jelas. Mereka saudara kita yang sedang minta dari milik kebersamaan kita tapi dengan senjata ditangan.
Saat ini, siapakah yang berdiri paling depan dalam perang ganas melawan virus jahat perampok masa depan kita, mereka para tenaga kesehatan.
Negara telah dengan tegas menetapkan wilayahnya dalam kondisi darurat. Perang kita bersama melawan musuh tak kasat mata, covid-19.
PASAL PENISTAAN AGAMA KEMBALI MENEMUKAN KORBAN
.
.
SEKALI LAGI
.
.
.
Sebagai sebuah peristiwa, sepertinya itu sudah berlangsung sejak lama. Butuh waktu panjang hingga terlapor ditetapkan sebagai tersangka apalagi berkas lengkap di Kejaksaan.
📷Moma
Dimulai dari adanya laporan, panggilan pertama, kedua, pemeriksaan saksi dan bukti hingga gelar perkara dan terakhir komunikasi ke Kejaksaan.
Jelas itu proses panjang. Jelas, peristiwa itu pasti juga sudah diketahui oleh banyak pihak yang berkepentingan apalagi ini terkait dengan isu sensitif dan terlapor adalah tenaga medis yang saa-saat ini sedang sangat dibutuhkan.