Meeting ID: 878 9507 0514
Passcode: 808030
One tap mobile
+12532158782,,87895070514#,,,,*808030# US (Tacoma)
+13017158592,,87895070514#,,,,*808030# US (Washington DC)
Dial by your location
+1 253 215 8782 US (Tacoma)
+1 301 715 8592 US (Washington DC)
+1 312 626 6799 US (Chicago)
+1 346 248 7799 US (Houston)
+1 646 558 8656 US (New York)
+1 669 900 9128 US (San Jose)
Seandainya Presiden Afghanistan melegalkan opium diperdagangkan pada beberapa wilayah tertentu dengan alasan tertentu pula, kira-kira siapa yang akan berteriak marah?
Taliban. Itu pasti.
📷Ba-bamail
Kenapa? Apakah karena itu barang terlarang oleh agama?
Bila demo besar terjadi, pasti narasi bahwa itu merupakan barang tak baik dan dilarang bagi agama pasti akan mereka pakai.
Namun bagaimana bila pada thn 2016 saja, Taliban mendapat keuntungan lebih dari 40 triliun rupiah atas transaksi opium yg mereka perdagangkan?
Dan mereka bilang itu halal dgn alasan mereka sedang berperang. Nanti, setelah tak ada perang lagi, penjualan itu akan mereka hentikan.
Sepertinya posisi barisan pendukung Presiden Jokowi sedang berada di atas angin. Mereka yang kemarin demikian gencar menyerang kini terlihat lunglai tak berdaya.
📷Agim Sulaj
Pun bila serangan itu masih ada dan terasa, itu hanya tampak dalam sporadis cara mereka memaknai perkara dan namun tak terlihat memiliki adanya pijakan jelas. Mereka tersudut dalam keterceraiberaian. Mereka seperti tak lagi memiliki barisan yang dapat dibanggakan.
Enam tahun sudah Presiden bersama para pendukungknya mencoba mengurai kusut kita sebagai bangsa dalam persatuan. Ada proses mengurai, ada pula potong dilakukan manakala itu tak lagi mungkin. Itu sudah dilakukan.
Sporadis serangan mereka tampak dalam cara malu-malu.
Sepertinya, pemegang saham dua perusahaan minuman beralkohol milik PT Multi Bintang (MLBI) yakni produsen Beer Bintang dan PT Delta Djakarta Tbk pemegang merk Anker Beer bakal sumringah.
📷BehanceNet
Saham mereka sempat rontok sejak RUU Larangan Minuman Beralkohol dibahas sejak 2019 lalu.
Gubernur DKI, mungkin juga salah satu pihak turut sumringah. DKI memiliki saham sebesar 26.25% pada PT. Delta Djakarta tbk.
Pemegang yang lain adalah San Miguel Malaysia dengan kepemilikan 59,33% dan publik sebanyak 15,42%.
Laporan pada dugaan terjadinya kerumunan pada peristiwa kunjungan Presiden di NTT bukan bertujuan pada kesalahan tindakan atas kejadian itu sendiri. Itu lebih pada niat beriklan dan pansos bersambung.
Ditinjau dari sisi mana pun, laporan itu pasti ditolak. Tak memenuhi unsur. MAKA, cerita bersambungnya adalah Polisi atau aparat HUKUM TAK INDEPENDEN AKAN MEREKA GORENG & PANGGUNG TERSEDIA BAGI MEREKA.
Mereka hanya butuh eksis meski tak sedikit pun ada nalar di sana. Tak penting karena hakekatnya bukan pada logis atau tidak logis, tapi hadir dalam frasa "selalu dikalahkan", atau hukum tidak adil, tidak berpihak pada mereka dan dzolim kemudian dimaknai.
Misteri Alam kembali berulang dalam lingkaran abadi yang terselubung tanya, kenapa.
Temaramnya surya, mendesak malam. Esok pagi, sang fajar PASTI datang.
Burung-burung berkicau dalam riang. Bunga pun terhampar dalam semerbak wanginya & tak bertanya.
Embun pagi yang entah mengapa, selalu membundar dan kemudian runtuh dalam beratnya sendiri, seolah takdir bagi pelengkap drama kehidupan itu.
Ironisnya, makhluk tercerdas yang mengaku sebagai satu-satunya pemilik hak waris semesta Sang Khalik itu justru tak memiliki kecerdasan sederhana membaca nikmat ini.
Mereka sibuk dengan murka dan lalu tertawa dalam angkara.
Mereka bangga dengan yudha bersimbah darah sesama.