Sepertinya, pemegang saham dua perusahaan minuman beralkohol milik PT Multi Bintang (MLBI) yakni produsen Beer Bintang dan PT Delta Djakarta Tbk pemegang merk Anker Beer bakal sumringah.
📷BehanceNet
Saham mereka sempat rontok sejak RUU Larangan Minuman Beralkohol dibahas sejak 2019 lalu.
Gubernur DKI, mungkin juga salah satu pihak turut sumringah. DKI memiliki saham sebesar 26.25% pada PT. Delta Djakarta tbk.
Pemegang yang lain adalah San Miguel Malaysia dengan kepemilikan 59,33% dan publik sebanyak 15,42%.
Perpres Nomor 10 Tahun 2021 tentang Bidang Usaha Penanaman Modal.yang merupakan aturan turunan dari Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja ini telah ditandatangai Presiden Joko Widodo dan mulai berlaku per tanggal 2 Februari 2021.
Bisnis minuman beralkohol tampaknya akan kembali menggeliat.
Namun harus diingat, ini khusus untuk penanaman modal baru dan hanya dapat dilakukan di Provinsi Bali, Provinsi Nusa Ternggara Timur, Provinsi Sulawesi Utara, dan Provinsi Papua.
📷BoredPanda
Bila ada investasi baru, akan diarahkan di sana.
Penanaman modal tersebut pun harus ditetapkan oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) berdasarkan usulan gubernur.
"Loh ini kan minuman ga baik, kenapa diijinkan?"
Sinis masyarakat terhadap konotasi negatif atas sebutan mabok, telah sampai titik tak baik. "Lebih baik mabok beer dibanding mabok agama."
📷Tendencee
Itu jelas tidak benar. Itu bentuk sarkasme sebagian dari kita yang frustasi atas fenomena pemaksaan pendapat cara hidup baik dan benar versi segelintir orang.
Satu hal yang pasti, banyak saudara kita yang non muslim memiliki pemahaman berbeda tentang hal yang boleh dan tak boleh dikonsumsi.
📷culturainquieta
Daging yang berasal dari hewan yang hidup di 2 alam atau daging babi misalnya, apakah karena mayoritas tak mengkonsumsi lantas ternak penghasil daging tersebut tak boleh dipelihara di Indonesia?
Analogi itu mungkin tidak sepenuhnya tepat, namun, minuman beralkohol yang dalam Perpres itu diatur adalah juga tentang cerita kedaulatan ekonomi kita. Kita tak perlu import sesuatu yang bisa kita produksi sendiri.
📷Joe Webb
Sama dengan makanan, bukankah kita pun tak berhak mengatur boleh dan tidaknya minuman beralkohol itu dikonsumsi hanya karena kita percaya itu tak baik?
Di samping itu, bukankah pariwisata sebagai sumber penting ekonomi kita membutuhkan kepastian akan hal itu juga? Negara harus jelas ketika membuat aturan.
📷icanvas
Perpres itu dibuat karena negara juga punya kewajiban membuat regulasi yang pasti terkait minuman beralkohol hingga bagaimana aturan turunannya.
Yang pasti, negara ingin kembali mengambil peran dalam menegakkan aturan main terkait minuman beralkohol.
Siapa tak paham bila monopoli terhadap minuman ini pernah dan masih di monopoli oleh hanya segelintir orang saja? Elit bangsa ini?
Paling tidak, dulu pernah sebuah perusahaan yang dibuat khusus untuk orang dekat dari penguasa Orde Baru
📷TrashriotartTumbl
demi memperoleh hak monopoli dan koordinasi atas penjualan minuman beralkohol diseluruh Indonesia.
.
.
Sebuah PT dibentuk. Tata niaga minuman keras itu diberlakukan dengan mengeluarkan
stiker khusus yang harus ditempelkan pada minuman yang diperjualbelikan.
Alasannya adalah demi mengontrol penjualan minuman beralkohol yang saat itu tidak sinkron pengawasannya.
Mereka hanya jualan sticker, dan namun otoritas yang dimilikinya luar biasa besar hingga razia atas minuman tanpa bersticker dapat melibatkan aparat negara.
Hal itu terjadi pada era 90-an. Setiap tahun, mereka mendapat untung tak kurang dari 40-50 miliar rupiah. Berapa angka hari ini? Dengan kurs hari ini dan jumlah yang juga semakin berlupat, angka itu pasti sudah menyentuh triliun rupiah.
Negara memang harus hadir, bukan hanya dari sisi ekonomi semata, namun kepastian hukum serta keberpihakan pada seluruh golongan.
.
.
.
"Jadi, rakyat boleh mabok sekarang gitu?
Nyetir mobil sambil mabok, tentu bukan karena apa yang kita minum membuat kita ditangkap, karena UU melarang orang mengemudi sambil mabok.
Tidak semua barang yang diijinkan negara boleh dijual, cocok bagi kita bukan? Negara hanya ingin hadir bagi semua warganya.
Saya tak akan beli barang yang tak saya butuhkan. Bukan berarti barang yang tak saya butuhkan tak boleh dijual bukan?
Tapi kalau ada duit, saya akan beli saham yang dipertahankan Gubernur DKI. Menikmati manisnya miras tanpa meminumnya
.
.
📷sanatlibiblog
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Seandainya Presiden Afghanistan melegalkan opium diperdagangkan pada beberapa wilayah tertentu dengan alasan tertentu pula, kira-kira siapa yang akan berteriak marah?
Taliban. Itu pasti.
📷Ba-bamail
Kenapa? Apakah karena itu barang terlarang oleh agama?
Bila demo besar terjadi, pasti narasi bahwa itu merupakan barang tak baik dan dilarang bagi agama pasti akan mereka pakai.
Namun bagaimana bila pada thn 2016 saja, Taliban mendapat keuntungan lebih dari 40 triliun rupiah atas transaksi opium yg mereka perdagangkan?
Dan mereka bilang itu halal dgn alasan mereka sedang berperang. Nanti, setelah tak ada perang lagi, penjualan itu akan mereka hentikan.
Sepertinya posisi barisan pendukung Presiden Jokowi sedang berada di atas angin. Mereka yang kemarin demikian gencar menyerang kini terlihat lunglai tak berdaya.
📷Agim Sulaj
Pun bila serangan itu masih ada dan terasa, itu hanya tampak dalam sporadis cara mereka memaknai perkara dan namun tak terlihat memiliki adanya pijakan jelas. Mereka tersudut dalam keterceraiberaian. Mereka seperti tak lagi memiliki barisan yang dapat dibanggakan.
Enam tahun sudah Presiden bersama para pendukungknya mencoba mengurai kusut kita sebagai bangsa dalam persatuan. Ada proses mengurai, ada pula potong dilakukan manakala itu tak lagi mungkin. Itu sudah dilakukan.
Sporadis serangan mereka tampak dalam cara malu-malu.
Meeting ID: 878 9507 0514
Passcode: 808030
One tap mobile
+12532158782,,87895070514#,,,,*808030# US (Tacoma)
+13017158592,,87895070514#,,,,*808030# US (Washington DC)
Dial by your location
+1 253 215 8782 US (Tacoma)
+1 301 715 8592 US (Washington DC)
+1 312 626 6799 US (Chicago)
+1 346 248 7799 US (Houston)
+1 646 558 8656 US (New York)
+1 669 900 9128 US (San Jose)
Laporan pada dugaan terjadinya kerumunan pada peristiwa kunjungan Presiden di NTT bukan bertujuan pada kesalahan tindakan atas kejadian itu sendiri. Itu lebih pada niat beriklan dan pansos bersambung.
Ditinjau dari sisi mana pun, laporan itu pasti ditolak. Tak memenuhi unsur. MAKA, cerita bersambungnya adalah Polisi atau aparat HUKUM TAK INDEPENDEN AKAN MEREKA GORENG & PANGGUNG TERSEDIA BAGI MEREKA.
Mereka hanya butuh eksis meski tak sedikit pun ada nalar di sana. Tak penting karena hakekatnya bukan pada logis atau tidak logis, tapi hadir dalam frasa "selalu dikalahkan", atau hukum tidak adil, tidak berpihak pada mereka dan dzolim kemudian dimaknai.
Misteri Alam kembali berulang dalam lingkaran abadi yang terselubung tanya, kenapa.
Temaramnya surya, mendesak malam. Esok pagi, sang fajar PASTI datang.
Burung-burung berkicau dalam riang. Bunga pun terhampar dalam semerbak wanginya & tak bertanya.
Embun pagi yang entah mengapa, selalu membundar dan kemudian runtuh dalam beratnya sendiri, seolah takdir bagi pelengkap drama kehidupan itu.
Ironisnya, makhluk tercerdas yang mengaku sebagai satu-satunya pemilik hak waris semesta Sang Khalik itu justru tak memiliki kecerdasan sederhana membaca nikmat ini.
Mereka sibuk dengan murka dan lalu tertawa dalam angkara.
Mereka bangga dengan yudha bersimbah darah sesama.