LUPA JALAN PULANG?
.
.
.

Sepertinya posisi barisan pendukung Presiden Jokowi sedang berada di atas angin. Mereka yang kemarin demikian gencar menyerang kini terlihat lunglai tak berdaya.

📷Agim Sulaj
Pun bila serangan itu masih ada dan terasa, itu hanya tampak dalam sporadis cara mereka memaknai perkara dan namun tak terlihat memiliki adanya pijakan jelas. Mereka tersudut dalam keterceraiberaian. Mereka seperti tak lagi memiliki barisan yang dapat dibanggakan.
Enam tahun sudah Presiden bersama para pendukungknya mencoba mengurai kusut kita sebagai bangsa dalam persatuan. Ada proses mengurai, ada pula potong dilakukan manakala itu tak lagi mungkin. Itu sudah dilakukan.

Sporadis serangan mereka tampak dalam cara malu-malu.
Lihat protes mereka atas peristiwa kerumunan di NTT. Lihat pula cara mereka memaknai kebijakan terbaru yang dipelesetkan sebagai dukungannya pada para senang mabok.
Bukan sesuatu yang patut dibuat khawatir. Itu hanya tampak seperti residu atau sisa-sisa bakaran yang terkadang masih tampak dalam percik.

"Berarti, kita siap melaju gitu?"

📷Flickr
Kesatuan unik dalam cara membuat kue butuh banyak hal. Ada tepung, telor, gula, mentega hingga ragi sebagai bahan. Cara mencampur kemudian mengaduk dan proses waktu yang tepat bagi mengembangnya adonan hingga berapa lama pemanggangan adalah CARA.
Targetnya adalah mencapai apa makna dari kesempurnaan itu sendiri. Kualitas bahan dan siapa person in charge sangat menentukan hasil akhirnya.
Sebagai bahan, adakah sebuah negara yang memiliki ribuan pulau dengan etnis, bahasa, kepercayaan hingga kekayaan alamnya yang berlimpah seperti kita?

Indonesia adalah negara dengan garis pantai terpanjang nomer 2 di dunia.
Zona Ekonomi Eksklusif kita adalah terluas nomer 6 didunia dan China sebagai negara yang memiliki luas wilayah terbesar nomer 4 di dunia pun bukan tandingan kita.
Luas wilayah kita adalah 1.9 juta kilometer persegi dan itu hampir setengah dari luas Uni Eropa yang terdiri dari 27 negara. Itu juga meliputi lebih dari 40% luas Asia Tenggara dimana ada 10 negara saling memiliki batas di sana.
Kekayaan alamnya, JAMRUD di Katulistiwa adalah julukannya demi cara orang membuat gambaran ketika angka dan kata-kata tak lagi mampu mewakilinya. Sangat-sangat, sangat kaya...
"Bagaimana dengan jumlah penduduknya? Bukankah jumlah dan kualitas penduduk juga sangat menentukan ketika berbicara sebagai bahan?"

Jumlah rakyat Indonesia yang telah mencapai lebih dari 260 juta mewakili hampir 5% populasi dunia. Nomer 4 terbanyak di dunia sebagai jumlah.
Seharusnya, itu adalah hal luar biasa bagi negara ini.

Namun ketika kita berbicara tentang kualitas, jujur, kita perlu harus kembali bercermin. Kita tak baik dibidang itu. Terlalu panjang daftar kurang kita ketika kualitas manusia kita harus dijadikan ukuran.
Bukankah tetangga kita Malaysia negeri seupil itu dengan mudah sering memberi cap pada kita dengan sebutan terbelakang?

Bagaimana orang Singapore melihat kita sebagai sebuah bangsa?

Untuk sesaat, Indonesia sebagai kue masih kurang enak.
Bantat sebagai tekstur namun masih memiliki rasa khas sebagai kue termaksud. Bolu dengan rasa bolu, donat dengan rasa donat tapi keras.

Bukan kita bermasalah dengan kualitas otak dan kreatif kita sebagai manusia, LUPA SIAPA KITA sebenarnya, itulah masalah kita.
Sangat mungkin, di sanalah letak kita senang berkubang.

Bangsa apa yang sering kita kenal dengan julukan bangsa terpilih? Yahudi?

Sebagai bangsa, dan juga negara, mereka sangat kecil.
Namun ketika karya dan kaya sebagai rujukan, tak berlebihan kiranya bila cara dunia hari ini pun bergerak adalah sesuai dengan cara mereka ingin.

Siapa hari ini tak terkait dengan duit mereka? Siapa yang hari ini juga terkait dan tergantung dengan karya mereka?
Bangsa kecil mungil itu maju karena tradisi dan budaya melekat pada mereka sangat kuat.

Saudara tua kita Jepang, punya hal yang sama, yang juga sangat mereka banggakan seperti Yahudi, bangga dengan budayanya. Dan Jepang pun maju.
Demikian pula Korea. Dan hari ini, China pun menggali kembali kearifan budaya mereka dan mereka juga ngebut.

Bangsa-bangsa barat pun pernah jatuh dan luka. Agama yang dianutnya dengan sangat kaku telah merubah watak bangsa itu selama ratusan tahun.
Renaissance membuka tabir baru dengan kesadaran memisahkan agama dan cara hidup termasuk politik di dalamnya.

Bangsa barat atau bangsa Eropa melalui fase pencerahan dengan kembali mumungut apa yang mereka lupakan, yakni tradisi.
Tradisi Yunani sebagai akar budaya kembali dibuat hidup dan menjadi cara mereka. Mereka sukses dan besar hari ini.

Lantas, kenapa kita justru tak bangga dengan milik kita? Dan kita berkubang dengan lumpur yang bukan berasal dari tanah milik kita?
Sangat jelas bahwa bangsa yang mampu maju adalah bangsa yang berdiri pada budayanya sendiri.

"Terlambatkah kita?"

Ratusan tahun bangsa Eropa terjebak dalam kungkungan kebodohan akibat cara kaku beragama pernah terjadi.
Perancis, Inggris, Jerman masih tetap eksis dan tidak runtuh sebagai sebuah bangsa. Seharusnya itu menjadi contoh.
Fakta bahwa garis pantai terpanjang kita di dunia, luas wilayah kita yang kebangetan, kekayaan alam kita yang luar biasa hingga ZEE kita memang tak membuat banyak pihak suka. Mereka iri sekaligus takut.
Sebagai bahan baku, itu luar biasa. Dia yang kini hadir sebagai sebagai chef pun, tampaknya tak perlu diragukan.

Manusia sebagai salah satu unsur terpenting itu yang kini justru sedang dibuat sakit. Dia tak lagi murni, dan terkontaminasi.
Tercampur atau sengaja dicampur demi tak sempurna adonan bagi syarat kue yang baik oleh mereka yang tak suka kita maju sebagai bangsa besar.
Sama dengan tradisi dan budaya Jepang membuat bangsa Jepang maju, hanya budaya dan tradisi kita sebagai manusia Indonesialah yang mampu membuat NKRI ini sempurna sebagai sebuah bangsa dan negara.

"Bagaimana caranya?"
Mencintai budaya tak mungkin akan berjalan tanpa membudayakan tradisi tersebut dalam keseharian. Bukan sekedar poto dengan baju adat kita sebarkan lantas kita berbudaya, itu hanya kulit.

Mulailah dengan cara paling sederhana. Sapalah siapa pun dengan ramah dengan bahasa kita.
Bukankah memang demikianlah dulu bangsa kita pernah?

Bantulah siapa pun mereka yang butuh pertolongan, karena kita memang lahir atas konsep bangsa gotong royong bukan?

Carilah, galilah kembali kearifan lokal kita dan jadikan itu milik dan kebiasaan kita.
.
.
.

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with NitNot ❘

NitNot ❘ Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @__MV_llestari__

3 Mar
"Tahukah anda apa judul Prepres No 10 tahun 2021?"

Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 10 tahun 2021 tentang Bidang Usaha Penanaman Modal.

"Bagaimana dgn Perpres Nomor 74 tahun 2013?"

Perpres nomor 74 tahun 2013 tentang Pengendalian dan Pengawasan Minuman Beralkohol.
Jelas sekali bahwa dalam judul Perpres no 10 tahun 2021 itu tak tertulis kata atau kalimat terkait miras atau minuman beralkohol sementara Perpres no 74 tahun 2013 secara eksplisit disebut.
"Di manakah kata alkohol disebut pada Perpres no 10 tahun 2021 disebut dan kenapa justru berakibat protes?"

Pada halaman 4 Lampiran III atas Perpres nomor 10 tahun 2021 itu. Mereka yang protes karena takut, sejatinya hanya karena tidak membaca dengan seksama.

📷RedBubbe
Read 21 tweets
2 Mar
MENALAR LANGKAH PRESIDEN
.
.
.

Seandainya Presiden Afghanistan melegalkan opium diperdagangkan pada beberapa wilayah tertentu dengan alasan tertentu pula, kira-kira siapa yang akan berteriak marah?

Taliban. Itu pasti.

📷Ba-bamail
Kenapa? Apakah karena itu barang terlarang oleh agama?

Bila demo besar terjadi, pasti narasi bahwa itu merupakan barang tak baik dan dilarang bagi agama pasti akan mereka pakai.
Namun bagaimana bila pada thn 2016 saja, Taliban mendapat keuntungan lebih dari 40 triliun rupiah atas transaksi opium yg mereka perdagangkan?

Dan mereka bilang itu halal dgn alasan mereka sedang berperang. Nanti, setelah tak ada perang lagi, penjualan itu akan mereka hentikan.
Read 20 tweets
28 Feb
M I R A S P A N A S
.
.
.

Sepertinya, pemegang saham dua perusahaan minuman beralkohol milik PT Multi Bintang (MLBI) yakni produsen Beer Bintang dan PT Delta Djakarta Tbk pemegang merk Anker Beer bakal sumringah.

📷BehanceNet Image
Saham mereka sempat rontok sejak RUU Larangan Minuman Beralkohol dibahas sejak 2019 lalu.

Gubernur DKI, mungkin juga salah satu pihak turut sumringah. DKI memiliki saham sebesar 26.25% pada PT. Delta Djakarta tbk.
Pemegang yang lain adalah San Miguel Malaysia dengan kepemilikan 59,33% dan publik sebanyak 15,42%. Image
Read 22 tweets
28 Feb
BASIC PHOTOGRAPHY UNTUK PEMULA
.
.
.
IKAPA is inviting you to a scheduled Zoom meeting.

Topic: Basic Photography Pemula
Time: Feb 28, 2021 10:30 AM Jakarta

Join Zoom Meeting
us02web.zoom.us/j/87895070514?… Image
Meeting ID: 878 9507 0514
Passcode: 808030
One tap mobile
+12532158782,,87895070514#,,,,*808030# US (Tacoma)
+13017158592,,87895070514#,,,,*808030# US (Washington DC)
Dial by your location
+1 253 215 8782 US (Tacoma)
+1 301 715 8592 US (Washington DC)
+1 312 626 6799 US (Chicago)
+1 346 248 7799 US (Houston)
+1 646 558 8656 US (New York)
+1 669 900 9128 US (San Jose)
Read 4 tweets
25 Feb
JANGAN KASIH KENDOR LAGI
.
.
.

Laporan pada dugaan terjadinya kerumunan pada peristiwa kunjungan Presiden di NTT bukan bertujuan pada kesalahan tindakan atas kejadian itu sendiri. Itu lebih pada niat beriklan dan pansos bersambung.
Ditinjau dari sisi mana pun, laporan itu pasti ditolak. Tak memenuhi unsur. MAKA, cerita bersambungnya adalah Polisi atau aparat HUKUM TAK INDEPENDEN AKAN MEREKA GORENG & PANGGUNG TERSEDIA BAGI MEREKA.
Mereka hanya butuh eksis meski tak sedikit pun ada nalar di sana. Tak penting karena hakekatnya bukan pada logis atau tidak logis, tapi hadir dalam frasa "selalu dikalahkan", atau hukum tidak adil, tidak berpihak pada mereka dan dzolim kemudian dimaknai.
Read 9 tweets
25 Feb
S A B D A A L A M
.
.
.

Misteri Alam kembali berulang dalam lingkaran abadi yang terselubung tanya, kenapa.

Temaramnya surya, mendesak malam. Esok pagi, sang fajar PASTI datang.

Burung-burung berkicau dalam riang. Bunga pun terhampar dalam semerbak wanginya & tak bertanya.
Embun pagi yang entah mengapa, selalu membundar dan kemudian runtuh dalam beratnya sendiri, seolah takdir bagi pelengkap drama kehidupan itu.
Ironisnya, makhluk tercerdas yang mengaku sebagai satu-satunya pemilik hak waris semesta Sang Khalik itu justru tak memiliki kecerdasan sederhana membaca nikmat ini.

Mereka sibuk dengan murka dan lalu tertawa dalam angkara.

Mereka bangga dengan yudha bersimbah darah sesama.
Read 11 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!

Follow Us on Twitter!