Ketika banyak pepunden tidak lagi di ingat, diuri-uri atau hanya dikenal sebagai tempat wingit bahkan mendapat stigma angker hanya untuk mencari materi saja seperti nomor togel dll.
Disinilah peran pepunden akan saya jelaskan, sebenarnya pepunden adalah pelindung disuatu wilayahnya. Untuk melindungi anak piturunya dan orang orang yang tinggal dinwilayah tersebut.
Ketika ada kejadian besar seperti pagebluk saat ini maka pepunden wilayahlah yang akan menghadang agar wabah tersebut tidak sampai masuk di wilayahnya. namun saat ini banyak dari pepunden yang sudah tidak terawat karena keyakinan bahwa punden tempat wingit dan mengadung kesesatan
Keyakinan bahwa dimana bumi dipijak disitulah langit atau tradisi lokal harus dijunjung sudah mulai hilang dalam masyarakat kita. Meninggalkan tradisi yang ada,
ketika pagebluk atau bencana datang maka yang seharusnya menjaga membiarkanya karena tradsi yang telah dilupakan.
Mungkin melalui thread ini akan banyak yang menganggap sesat dll. Namun saya akan tetap mengingatkan meyakini tradisi nusantara memang seperti inilah kenyataannya. Jati diri Nusantara ini harus dikembalikan kewibawaannya. Rahayu mulyaning jagad.
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Banyak versi pendapat tentang Moksa, tetapi saya tidak akan berpendapat tentang Moksa hanya akan bercerita tentang Moksanya Raden Wibisana dalam cerita pewayangan dimana para pembaca dapat memaknai sendiri arti adegan cerita Raden Wibisana sebelum Moksa (Mangkat).
Dalam cerita pewayangan lakon "Wahyu Makutharama" terdapat adegan Raden Wibisana sebelum mangkat (moksa), beliau harus mengeluarkan Saudara halusnya (saudara gaib) yg berjumlah empat yang berupa, Nafsu-4, yang juga dikenal dengan Sedulur Papat ( 4 Saudara Halus)
Kerajaan Salakanagara diyakini merupakan kerajaan (sunda) tertua di Nusantara.
-A Thread
Berdasarkan naskah Wangsakerta - Pustaka Rajyarajya i Bhumi Nusantara (yang disusun sebuah panitia dengan ketuanya Pangeran Wangsakerta) diperkirakan merupakan kerajaan paling awal yang ada di Nusantara.
Salakanagara diyakini sebagai leluhur Suku Sunda, hal dikarenakan wilayah peradaban Salakanagara sama persis dengan wilayah peradaban orang Sunda selama berabad-abad. Dan yang memperkuat lagi adalah kesamaan kosakata antara Sunda dan Salakanagara.
Spiritualisme atau laku kebatinan berkaitan dengan pemahaman manusia akan hakekat hidupnya.
Hal ini berkaitan langsung dengan sistem religi yang dipahami dan dianut. Pada sistem religi, mitologi, dan hakekat hidup Jawa, maka laku kebatinan Jawa juga sejalan dengan ketiga hal tersebut. Laku kebatinan jawa terbagi dalam tiga golongan, antara lain:
1. Laku kebatinan sebagai bagian dari ritual manembah kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai sistem religi Jawa.
Banyak yang mengatakan, “Wong Jowo Ora Njawani” yang artinya orang Jawa tidak menunjukkan tabiat orang Jawa yang sesungguhnya. Tingkah laku, moral dan kepribadiannya sudah bukan orang Jawa yang sesungguhnya.
Banyak yg beranggapan, bahwa ajaran moral dan filosofi hidup orang Jawa itu sudah tidak relevan lagi dgn kehidupan skrg yg serba canggih. Sehingga bukan hal yg mustahil kalau ajaran moral dan filosofi hidup orang Jawa yg diturunkan oleh nenek moyang kita itu bakalan lenyap.
Padahal, ajaran moral dan filosofi hidup orang Jawa tersebut memiliki makna yang sangat mendalam yang mengarah ke kebahagiaan hidup. Selain itu, jika dicocokkan dengan ajaran agama apa saja juga tidak ada penyimpangan.
Alam akan memberikan kabar. Nenek moyang kita bangsa nusantara ini khususnya Jawa selalu gemar lelaku mendekatkan diri atau menyatu dengan alam guna mendapatkan kabar apa yang akan bakal terjadi di muka bumi sebelum ilmu teknologi seperti sekarang ini ada.
Lelaku lelana laladan sepi menghisap energi-energi alam semesta entah itu energi matahari, bulan bintang angin, atau air lautan dll semua ini bisa sangat bermanfaat apabila si pelaku spiritual tadi sudah bisa sambung rasa.
Sambung rasa atau selaras dengan alam bumi jawa tentunya harus sama gelombang energi elektromagnetik kita dengan si alam bumi jawa yang sudah di pasang dan di rancang oleh leluhur tanah jawa.
Percaya tidak percaya. Kita harus kembali pada diri kita masing-masing. "Ingat ngger Leluhur sudah turun gunung". Persiapkan dirimu, leluhur sedang mencari wadah untuk singgah. Wadah itu ya diri kita ini. Yang jelas leluhur tidak asal pilih wadah.
Apabila leluhur sudah mengikutimu, membimbingmu. Hidupmu akan ayem tentrem. Beliau adalah guru spiritual/ghaibmu yang akan menuntunmu ke jalan Tuhan jalan kebenaran.
Pernahkah kamu merasa kalau dunia ini sudah tua? Leluhur turun gunung itu bukan asal turun, tapi beliau sayang terhadap kita anak cucunya, beliau nangis melihat tingkah-tingkah konyol kita yang serakah, sombong, merasa paling hebat, merusak tatanan alam, adu domba dll.