Nyata Profile picture
16 Aug, 76 tweets, 10 min read
(sudut pandang mbak leny dan suaminya). Waktu itu 2006, mbak leny merupakan ibu rumah tangga, dia mempunyai anak lelaki yg saat itu baru berumur 2 tahun bernama luiz paskah, sementara suami mas wanda, nya merupakan abdi negara di salah satu instansi pemerintah.
Jam telah menunjukan angka 10 malam, agenda miting akir nya usai setelah seharian berkutat pada pembahasan rencana kerja yg tiada akhir, Mas Wanda bergegas pulang untuk menjemput anak dan istri nya yg dititpkan di rumah mertuanya.
Kuda roda 4 miliknya dipacu dengan kencang seolah menembus angin malam yg mulai mengrogoti tubuh, dengan sebatang rokok kretek sebagai penghangat dinginnya malam itu, dan baru di sekitar jam 11 malam mas wanda tiba dilokasi.
Semula mbak leny sudah miminta agar mereka menginap saja di rumah orang tua nya, namun sang suami menolak, karna ada dokumen yg pada saat itu berada di rumah, dan besok harus diserahkan ke kantor.
Dengan berat hati di jam setengah 12, setelah berpamitan mereka pun bersiap pulang. Jarak yg harus mereka tempuh kurang lebih 2 jam perjalanan, dan untuk menuju ke rumah tersebut rute terdekat dengan melewati jalan ladang tebu, yg dulu terkenal akan pembantain berpuluh wanita
Yapp..
seorang yg berniat menyempurnakan ilmu hitam dengan cara menumbalkan wanita, yg blm tau kisah ini silahkan search di google, mengenai sosok yg bernama dukun As.
Tdk ada yg aneh di awal perjalanan mereka, luiz saat itu tertidur di pangkuan mba leny, sementara suami fokus mengemudikan mobil ditengah keadaan hujan gerimis.
Hingga setengah jam perjalanan hal ganjil mulai menghampiri, dimulai dari musik radio pada saat itu hanya bisa mendapatkan satu saluran, dan itu memutar lagu lawas era 80-90 an saja, sementara saluran lain entah memang tidak dapat frekuensi, atau memang tdk nonstop siaran.
Karna hanya saluran tersebut yg ada pada saat itu yg masih memutarkan musik, plus dengan jarigan yg jernih. ya sdh mungkin yg 24 jam hanya itu yg ada di pikiran mereka.
Mba leny masih terjaga menemani sang suami dengan perbincangan santai, sembari antisipasi agar suami tidak terlelap. Keadaan jalan gelap dengan hujan gerimis yg blm juga berhenti.
Kehangatan obralan tidak berlangsung lama. Radio yg tadi non stop memutar lagu lawas, tetiba kehilangan frekuensi.
Tau kan suara radio klu ga ada signal. Zzzzzz...... zzzzz...
Belum sempat tangan mas wanda memutar tunel frekuensi, siaran tersebut kembali lagi tapi tidak dengan musik lawas, melainkan suara wanita menangis yg berkata Tolong..
Sontak hal itu mengagetkan mas wanda dan mbak leny, bahkan luiz yg pada saat itu tertidur di pangkuan mbak leny, tetiba menangis menjerit. dan pada saat itu mas wanda auto injak rem. tangannya bergegas mematikan radio.
Dari penuturan mas wanda, butuh hampir 2 menit tape itu mati, padahal mas wanda sudah menekan tombol off berkali kali. Selama itu juga suara minta tolong bergema di dalam mobil mereka.
Suasana semakin mencekam tak kala mesin mobil yg tetiba mati beriringan dengan itu juga suara minta tolong pun menghilang, terasa hening, dan mereka baru tersadar telah memasuki kawasan ladang tebu, yg terkenal dengan keangkeran maupun begal nya.
Mba leny merinding, tanganya memeluk erat sembari menidurkan luiz kembali, mba leny berkata kepada suami nya, kok dah sampai sini kita mas, bukannya tadi masih tengah kota. Hal yg sama juga di sampaikan mas wanda, karna tadi dia juga merasa belum memasuki kebun tebu ini.
Walau ada perasaan was was, mas wanda tetap mencoba menenangkan istrinya, dgn berkata ga ada apa apa, sembari tangannya trs mencoba menstater mobil.
Hujan masih turun dengan syahdu, Mas wanda sendiri tidak berani untuk turun dan mengecek mesin, selain memang dia tdk paham soal mesin, kondisi saat itu sedang hujam ditambah jalanan yg memang gelap dan terkenal akan keangkeran dan kriminalisme.
Belum sempat jantung mereka berdetak normal, keganjilan ke dua pun terjadi, dari arah kiri perkebunan tebu, terlihat 3 bocah berumur 4-5 tahun keluar dari celah celah tebu. Tanpa mengunakan baju hanya celana dalam hitam menempel dibadan mereka. (info mba leny seperti tuyul).
Mas wanda sontak beristighfar, dia berkata kepada mba leny, jgn dilihat dek, karna mitosnya bila kita melihat apa lagi menyapa mereka, dianggap sebagai ajakan untuk ikut pulang bersama kita.
Mba leny mulai menangis ketakutan sembari membaca doa, apalagi pada saat itu luiz tak henti henti nya menangis, dari penuturan sang suami 3 tuyul tersebut bermain ditengah jalan, tawa ria mereka mengema selayak nya anak anak yg sedang mandi hujan.
Mereka berkejar kejaran tertawa dan seolah mengajak kami untuk ikut bermain, rona wajah mereka pucat samar di bagian bibir seperti ada borok dan tetesan darah yg mengalir, salah satu dari mereka terlihat menepi dan mengangkat sesuatu dari selokan yg ada disana.
Tuyul itu berlari ke arah mobil mereka sambil menenteng kepala manusia yg sudah hancur. Kepala itu dilempar ke arah mobil, hingga menghantap kaca mobil.
kepala itu bergelinding di depan hadapan mereka, tampak wajah wanita hancur lebam serta menjijkan dari potongan kepala itu.
mba leny semakin histeris bgtu juga mas wanda yg trs beristighfar sembari memaksakan mobil agar segera menyala
Mba leny hanya bisa menangis dalam lantunan doa nya, dia menutup mata sembari memeluk luiz dengan erat. ditengah rasa putus asa, akhir nya mobil entah bagaimana cerita nya dapat hidup kembali, tanpa pikir panjang mas wanda langsung menginjak gas sedalam dalam nya
Dia hanya berpikir bagaimana cara untuk sesegera mungkin meninggalkan area tersebut, serta tidak menghiraukan 3 bocah tuyul yg ada di depan mereka, mas wanda bisa dikatakan menabrakan mereka, namun aneh nya mobil seperti menembus raga mereka
Tidak sedikit pun mas wanda menoleh spion, untuk memastikan apakah mereka masih mengikuti atau tidak, mas wanda hanya fokus melihat ke arah depan, belum lama mereka meninggalkan tuyul itu. lagi2 terdegar suara seperti sesuatu terjatuh dan menghantam bagian atas mobil.
Mas wanda dan mba leny kembali histeris dan berteriak kaget, apalagi ketika mereka sama sama melihat dari spion didalam mobil, bawasannya ada penumpang lain di bangku belakang tidak hanya 1 tapi 2 wanita dengan wajah sangat hancur dan berlumuran darah.
Sontak mas wanda langsung menaikan kaca spionnya sehingga dia tdk harus melihat nya, kami hanya mau pulang tolong jangan gangu kami, kata mas wanda saat itu.
Perjalanan terasa sangat hening. mba leny tidak berani berbicara, apalagi menoleh, sementara mas wanda hanya fokus memandang ke depan memastikan mobil berjalan dengan aman.
Nah dari hal teterakir ini tidak ada keganjilan, dan mereka akhir nya selamat tiba di rumah
Menariknya, setiba mereka dilokasi, Adzan subuh terdengar berkumandang, dengan kata lain perjalanan ini memakan waktu hampir 5 jam. jauh dari estimasi seharusny awal 1 setengah-2 jam saja
Semenjak kejadian itu baik mbak leny maupun mas wanda tidak pernah mau lagi pulang larut malam dengan melintasi area tersebut.
Cerita angker lainnya mengenai daerah tersebut juga saya dapatkan dari pengalaman pribadi teman baik saya yg rumah nya juga dekat dengan rumah mbak saya. tapi kita lanjutkan nanti malam ya, karna saya sudah sedikit keram.
hehehehehe.....
cerita ke 2 berasal dari teman saya bernama idho. idho ini selesai masa SMA pergi merantau ke jkt dan baru di tahun 2008, atau tepat nya 2 tahun pasca SMA, dia kembali ke tanah kelahirannya. yaitu kota Medan tercinta.
gas tipis tipis...
sudut pandang cerita dari idho dan teman nya darto. (bukan nama sebenarnya).
Awal kisah dimulai dari acara reuni yang diselengarakan dadakan, jujur saya pribadi engan untuk ikut serta, mengingat hujan turun dengan derasnya membasahi kota Medan.
Namun karna bujuk rayu salah satu teman akrab saya (sebut saja Darto) yang sudah bersusah payah hujan hujanan untuk menjemput, dan menjanjikan tawaran yang sulit untuk ditolak (rahasia), akhirnya saya ikut serta dalam acara itu.
#Untuk acara saya Skip saja, karna berisikan
kejadian yang tak mendidik#
dan singkat cerita reuni berakhir kurang lebih di jam 10 malam.
Jam telah menunjukan 10 malam, kami membubarkan diri, seiring dengan mau tutup nya resto tempat kami bernaung. Entah apa yg ada dipikiran Darto, sedari dia datang menjemput, raut wajahnya terlihat muram, seperti sdg ada masalah besar dan perlu teman untuk sharing pikiran
Do...
kita nginap rumah bos mu aja yang di ####. Besokkan minggu, kangen aku sama suasa sana katanya kepada ku.

Dah kayak orang gila kesana malam malam Dar, jawab ku.

Udahlah ga apah, kau kan dah jarang balik ke Medan, pusing aku. Pingin menyendiri dulu otak ku, katanya memohon
Gaya kali...
Kayak dah bapak bapak banyak masalah ku tengok hidup mu bah..
ucapku dengan logat batak yg kental.
Walaupun saya sempat menolak, namun permintaan Darto tetap ku iyakan. Tanpa panjang kali lebar kami akhirnya kembali memacu kuda besi itu, sedikit kisah tentang rumah ini, semasa SMA, kami  jadian bascam kumpul di akhir pekan.
Lokasi rumah ini masih terpelosok dan Asri, bila kita menggunakan angkutan umum, lokasi berada tepat dihabisnya jalan beraspal (Awal jalan rusak/sampai tahun 2008), dan yang pasti salah satu akses untuk menuju kesana ialah melewati Ladang Tebu yang hits akan peristiwa Dukun AS
Kondisi jalan terpantau aman dan lancar, apalagi mengingat tempat tersebut sering dikunjungi, sehingga membuat kami paham dgn rute tercepat menuju TKP. Estimasi perjalanan sekitar 1-1 1/2 jam dari tempat kami berada sekarang.
Motor dipacu dengan kekuatan full, ditemaini rintik hujan yg turun membasahi kami secara perlahan, dimana malam itu seperti mnampakan sisi lain.
Jam baru menunjukan pukul 10 lewat, tapi jlanan sudah sangat sepi, mengingat ini malam minggu tentu sudah ada yang salah pikir ku.
Namun lagi lagi darto berhasil memberikan argument yg dapat diterima akal sehat, lagi hujan malas orang pacaran, kau apa apa kok setan katanya sembari ketawa terhadap ucapan ku.
kurang lebih 40 menit perjalanan, kami mulai memasuki area sepi, padahal ini belum melintasi kebun tebu, rumah warga hanya terlihat 1 1 selebihnya hamparan padi dan bunyi jankrik yang menemani sunyi nya malam itu, dan selama itu juga kami tidak berpapasan dengan pengendara lain
Penerangan jalan yg biasa nya memadai, pada saat itu total gelap, kami hanya mengandalkan pnerangan motor, dan hal ini pun sudah kusampaikan.

Lagi2 darto bisa mematahkan perkataan ku, Kau tau sendiri medan mati lampu tiap hari paling bergilir, disini kenak malam katanya lagi.
Ok dapat diterima akal sehat, Tapi kenapa jalan nya agak aneh Dar, kyk ga biasa tanya ku serius kali ini.

Mndengar itu sontak Darto juga merasakan hal sama, Iya..
katanya.

Selow lah wak... katanya seraya mencairkan suasana.
Motor trs dipacu, perjalanan terasa lama, jam pun sudah mendekati setengah 12.

Darto menghentikan motor nya.
Rokok dulu ya do katanya.

Aku tdk menjawab perkataannya dan mengambil sebatang rokok yg disodorkan Darto.
Keadan itu hening, karna kami sama sama menyadari sedang berputar berkali kali di area yg sama.
Do merasa aneh ga, tetiba Darto membuka obrolan.

Kenapa, Takut kau? kata ku kini membalas.

Takut, masak mama Ginting percikcik (bahasa karo artinya penakut), katanya kepada ku.
Tapi aku tau bahwa darto memang sudah terlihat panik. Hanya saja teman baik ku yg satu ini memang harga dirinya sangat tinggi.
Malah Darto kembali sesumbar

Kalau nanti kita ketemu setan, ku bilang sama setannya aku kempu sienda, la ko kenal begu (aku cucu sidia, ga kau kenal setan).

Tawa kami pecah dimalam itu, tapi lelucuan itu ternyata harus kami bayar mahal.
Horor habis bangke.. mengingat nya aku merinding kata idho sewaktu bercerita.

Tetiba kabut atau asap atau apalah itu, muncul dari arah depan kami, menutupi seluruh jalan yg ada.

Bahkan lampu motor pun tdk dapat menerangi jalan tersebut.
Kabut itu menuju ke kami, wajah darto seketika pucat, begitu juga saya.

Putar balik teriak ku, kali ini Darto tidak membantah dan langsung memutar balik.

Saya langsung duduk dan engan menoleh kebelakang, namun sial nya pandangan di depan langsung meruntuhkan nyali kami.
Entah bagaimana cerita nya kami berada di area perkuburan. Darto sampai tak memiliki kekuatan untuk menggas motornya, tangannya terlihat kaku.

Sedikit jitakan terpaksa ku layangkan ke kepalanya, untuk menyadarkannya.
Gas Dar cepat teriak ku.
kali ini tidak ada perlawanan, dia menuruti perintahku, dengan mengikuti tanda jalan kami berhasil keluar dari area pemakaman.
Setelah berhasil kembali ke jalan yang benar (sekitar 3 Km dari lokasi tadi) kami sempat mengetem di salah 1 warung kopi pingir jalan, keadaan warung terlihat lumayan rame, ada yang asik mengobrol dan di sudut lainya dua orang pria baya bermain catur.
Bang mandi 2 ya kata ku.
mandi (manis dingin) = ea teh manis. prokem medan saat itu.
Wajah darto masih terlihat shock, begitu pula aku,  kami menenangkan pikiran sejenak, dengan menghisap rokok dalam dalam, 1,2 dan 3 batang dalam sekejap telah kami habiskan, dan aneh nya minuman yang kami pesan tak kunjung datang
Bang mandi nya mana pintaku kembali, tetap tidak ada jawaban, bahkan yang membuat kejadian kian horor, sang pemilik telah melayani pembeli baru dan seolah tidak mengangap kami ada.
Darto dan aku kini memiliki perasaan yang sama, apalagi sedari tadi tidak ada satu pengunjung yang melirik atau membalas tegur sapa kami.

Udah cabut aja yuk katanya, yang langsung aku iyakan dengan segera.
Untuk part warung ini juga menjadi misteri tersendiri bagi saya sampai hari ini, karna keesokan hari nya kami sempat melihat warung ini dan bersantai sejenak disna, warung ini 100% real, tapi entah kenapa pada saat kejadian, keberadaan kami seperti tidak terasa oleh mereka.
Back to cerita, jalan yg kami laluin sudah benar dan kami sudah hafal akan rute ini, tapi nyata nya rute ini menjadi kisah horor penutup pada saat itu, jam menunjukan setengah 2 subuh, hujan rintik awet bak diberi formalin.
keadaan semakin dingin dan akhirnya kami akan segera sampai ke lokasi hanya saja sebelum menuju lokasi kami harus melewati ladang tebu nan horor, tiada lg pembahasan horor dan rasa sok jagoan yang terucap, kami hanya saling berbicara soal.kegiatan di universitas masing masing.
Sampai omongan kami terhenti oleh tawa 3 orang anak anak hampir jam 2 subuh dengam keadaan gerimis berada di ladang tebu?

What the fu*cking Hell???

Mereka asik bermain dipingir jalan, jelas dihadapan ku.
Dar
kata ku mulai berbicara.

Doa aja Do
Tar lewat ga usah lihat belakang, dan jangan lihat kearah mereka ya
kata Darto kepada ku.

(dari penuturan Idho sosok bocah tersebut sama dengan penuturan mbak leny dan suami nya)
Walaupun rasa waswas mendera, setidaknya aku mengetahui bukan hanya mata ku yang melihat kejadian itu.
Akhirnya kami melewati ke 3 bocah itu, dan benar saja walau hanya sepintas wajah bocah itu terlihat sangat pucat, bibir mereka terlihat sangat merah seperti ada darah yang menetes dibibir, dan tawa mereka sungguh membuat bulu kuduk kami merinding, khas suara setan di film horor.
Selang beberapa menit akhirnya kami melewati ladang tebu, dan di jam set 3 kami sampai kerumah itu.

Do tau ga tadi di kuburan?
kata Darto langsung tanpa basa basi berkata kepada ku.

Kenapa Dar?
Tanya ku kembali
Disalah satu makam tadi,  ku tengok almarhum kakek aku wak...

Wajahnya kayak marah kali ke aku,
kata Darto dengan wajah yg masih terlihat pucat.
Ah sudahlah ....
Lupakan .....
Kata ku sembari menyodorkan Minuman keras dan 2 bungkus rokok yang sudah kami persiapkan sebelum menuju ke sini.
Untuk cerita mengenai warung yg didatangi Darto dan Idho, keesokan hari nya mereka pulang dan sempat mampir ngopi disitu. Keadaan pada saat itu siang hari sekitar jam 1. dan tdk ada yg aneh, dimana mereka dilayani oleh siempunya, namun dari penuturan pemilik warung.
Dia buka hanya sampai jam 8 malam, dan tidak pernah buka 24 jam.

Sontak bulu kuduk Idho dan Darto merinding. karna kemarin sekitar jam 2 an warung ini buka dan ramai pengunjung..

Lalu siapa org org semalam ??

*Tamat*
ok.
cerita pertama clear

tar malam saya akan menulis kisah nyata lain. terkait santet.

"Tali Gaib Kemamang"

berdasarkan kisah nyata dari salah satu teman dari korban santet tersebut.

dan tak lupa, bagi pembaca yg berkenan silahkan beri dukungan dengan follow akun saya ya. Tq

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with Nyata

Nyata Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @nyata74042956

4 Sep
Kamu Harus Mati
*TELUH*

#bacahorror @bacahorror @IDN_Horor #Penikmathorror #threadhorror #horor #Thread

Gas tipis tipis lagi ketika senja mulai menyapa.
Salam Hi.Hi.Hi.. Image
Saya terima Nikah nya Karina bin Yustria dengan maskawin seperangkat alat sholat dan uang tunai 1 juta rupiah.

Sah..

Sah....

Alhamdulilah....
Riuh suara tamu undangan memberikan selamat kepada ku dan suami ku pada pagi hari itu.

Oiya..

Perkenalkan saya Karina Yustika, orang yg akan menjadi korban pesakitan dalam cerita kali ini.
Read 227 tweets
18 Aug
Kala senja kembali tertawa, saat itu pula mereka mendapat PETAKA.

Kisah tentang pembangunan kantor baru yg penuh dengan teror hal hal GOIB.

*KANTOR BARU*

@nyata74042956
@bacahorror
#hororthread
#HOROR
#nyata
#kisah

Rilis tipis tipis ketika senja mulai menyapa. Image
seperti biasa nama dan tempat disamarkan, dan jgn lp follow, share akun ini.

dukungan anda, merupakan boster saya dlm berkarya.
#bacahorror #bacahoror

Selamat ya Mas bro, semoga sukses dan amanah ditempat baru terdengar ucapan satu persatu karyawan memberikan ucapan kepada ku.
Read 67 tweets
17 Aug
Kisah nyata, nama/tempat disamarkan.
jangan lupa follow dan share nya ya pembaca, sebagai boster penyemangat saya menulis.

*TALI GAIB KEMAMANG*
#bacahorror
#bacahoror
#hororthread
#horror

PICT BY @Google
Siang itu keadaan gudang disalah satu kawasan ibu kota tampak semeraut. Tensi kerjaan terasa sesak mengisi seantero ruang penggap tak bertuah, seiring dengan lalu lalang supir dan petugas packaging yang akan melakukan rutinitas bongkar muat.
Ditengah aktivitas para pekerja, samar terdengar suara gaduh yang seketika mengheningkan aktivitas saat itu. Seorang pria baya bernama Asep mencoba menegur partner kerjanya dalam mengantarkan barang.
Read 89 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!

Follow Us on Twitter!

:(