“Islam dengan Logika”
-utas-

Bagaimana jika Hukum Islam seperti hukum nikah, hukum waris, perdagangan, pidana, dan semua tentang muamalah itu sebenarnya tidak ada? Hukum Islam yang wajib diikuti secara detail hanyalah hukum yang mengurusi ibadah mahdhah atau ibadah vertikal.
#islammasadepan #islamdenganlogika

Semua yang dilakukan Nabi saat beliau hidup bukanlah hukum yang harus kita tiru di zaman sekarang. Nabi saat itu hanyalah memberi contoh. Yang Nabi lakukan itu benar saat itu, namun bukan berarti semuanya harus kita tiru sama persis sekarang.
Selain untuk urusan ibadah kepada Allah, tak ada itu yang namanya hukum Islam. Yang ada hanyalah akhlak Islam. Nabi bukan membuat hukum Islam, namun Nabi hanya memberi contoh dalam membuat aturan.

#islammasadepan #islamdenganlogika
Misalnya, Nabi mengadakan beberapa perjanjian dengan warga Madinah saat itu. Apakah hasil perjanjian Nabi saat itu harus kita ikuti sampai sekarang? Tentu tidak. Nabi hanya mencontohkan bahwa bahwa hidup itu memang harus bersepakat dengan masyarakat di zamannya.
Jika saat ini di pendidikan Islam mengajarkan semua hukum yang dibuat Nabi saat itu, saya tidak menyalahkan. Namun itu adalah pelajaran sejarah, bukan hukum syariah yang harus kita ikuti dengan sama persis di zaman sekarang.

#islammasadepan #islamdenganlogika
Ketika Nabi buat aturan pada saat itu, termasuk yang disebutkan di Quran, aturannya pasti tak jauh beda dengan cara yang dilakukan oleh masyarakat di budaya arab sebelum Nabi berdakwah. Entah itu hukum pernikahan, hukum waris, perdagangan, atau hukum pidana.
Semua itu adalah aturan yang bisa diterima logika saat itu. Sedangkan jika sekarang kondisi masyarakat sudah berbeda, tentu saja aturan juga harus berbeda dan tak mungkin dibuat sama persis dengan yang ditentukan Nabi saat itu.
Misalnya, jika saat itu perempuan tak boleh bekerja atau perannya dibatasi, apakah perempuan sekarang tak boleh pergi sekolah atau berkarir? Tentu tidak.

Jika saat itu perempuan dapat warisan setengah dari laki-laki, apakah sekarang juga harus sama seperti itu? Bagi saya tidak.
Jika saat itu perempuan yang mau menikah harus diwakili oleh wali, apakah saat ini juga harus sama? Tidak.

Jika saat itu perempuan menikah tidak dibatasi minimal usianya, apakah saat ini perempuan kita perbolehkan menikah di usia belia? Sama sekali tidak mungkin.
Jika saat itu perempuan harus melewati masa iddah saat akan menikah lagi (untuk memastikan dia tidak dalam kondisi hamil), apakah saat ini masih harus diterapkan di saat kita sudah punya alat untuk mengetes kehamilan? Jelas tidak.
Jika saat itu dalam perjanjian Nabi dan masyarakat Madinah ada pajak-pajak yang diterapkan ke warga dengan segala aturannya, apakah sekarang kita juga harus memakai sistem yang sama? Jelas sekali tidak.
Jika saat itu seorang pencuri bisa dihukum potong tangan, apakah rasa keadilan saat itu bisa diterima logika manusia global di zaman sekarang? Tidak mungkin.

#islammasadepan #islamdenganlogika
Kita tak mungkin memakai logika zaman dulu hanya untuk mengklaim itu hukum Islam atau bahkan mengklaim itu hukum Allah. Jika kita terus menganggap itu sebagai hukum Islam, maka Islam akan sulit diterima masyarakat dunia saat ini.
Jangankan bisa diterima logika manusia masa depan yang perubahan pola pikirnya semakin cepat, menurut logika manusia saat ini secara umum saja sudah tidak bisa menerima itu.
Jika saat ini para santri belajar tentang hukum yang dibuat Nabi sebagai masukan saat membuat aturan saat ini, tentu bagus. Namun yang lebih penting adalah tahu kenapa Nabi memutuskan membuat aturan seperti itu.
Kita juga harus tahu bagaimana aturan hukum sebelumnya, apa yang diubah, apa yang tetap dipakai, dan seterusnya. Itu yang seharusnya kita gali lebih jauh. Itu jauh lebih penting dibanding kita meniru persis aturan yang dibuat belasan abad yang lalu.
Nah, kalau hal-hal berat saja bukan ajaran Islam yang harus kita ikuti, apalagi hal-hal kecil dan remeh lain yang sering kali diperbincangkan dan dianggap sebagai hukum Islam yang harus diikuti.
Misalnya memakai siwak, belajar berkuda, belajar memanah, cara berpakaian, atau hal-hal privasi hubungan suami istri yang sering kali dianggap "ada hukum Islam-nya".
Kita pasti sering menemui tulisan berjudul, misalnya: "Hukum Mencukur Bulu Kemaluan Menurut Islam", “Hukum Istri Memakai Celana Dalam Ketika Tidur Bersama Suami”, atau: "Hukum Mencium kemaluan Istri Menurut Islam". Ya Allah, kenapa Islam mengurusi hal-hal seperti itu?
Yang paling tenar di Indonesia adalah hubungan seksual suami istri di malam Jumat yang sering disebut sebagai sunnah Nabi. Ah, betapa hal-hal seperti itu sangat merendahkan ajaran Islam.
Hubungan sesama manusia itu berdasarkan kesepakatan seperti halnya Nabi melakukan perjanjian di zamannya. Hasil kesepakatan itulah yang harus kita jalankan sebagai umat Islam.
Misalnya sekarang kita telah bersepakat dengan seluruh bangsa Indonesia dalam membentuk sebuah negara dengan segala peraturannya, maka itulah aturan yang wajib kita jalankan.
Jika kita bersepakat bahwa memilih kepala pemerintahan dengan cara demokrasi, dengan pemilu, pilih wakil rakyat, maka itu wajib kita laksanakan.

Jika saat ini kita sepakat bahwa laki-laki dan perempuan dewasa punya derajat yang sama, maka kita tempatkan keduanya secara seimbang.
Jika ada dalam sebuah keluarga bersepakat bahwa istri yang bekerja dan mencari nafkah, suami yang mengurus rumah tangga dan anak, maka itulah kesepakatan yang memang harus dilaksanakan keluarga tersebut.
Jika kita bersepakat bahwa negara berhak mencampuri kehidupan keluarga yang ada tindakan kekerasan atau penindasan lain, maka itu juga yang harus kita taati.
Jika kita bersepakat bahwa ada batasan minimal untuk usia pernikahan, maka itu harus kita ikuti. Bukan berdalih dulu Nabi melakukan pernikahan dengan wanita di bawah umur lalu menganggap itu ajaran agama yang bisa kita tiru sekarang.
Jika kita bersepakat bahwa poligami harus melewati persetujuan istri tua, maka itu harus kita ikuti sekarang. Bukan berdalih aturan yang saat itu dipakai Nabi.

Poligami bukanlah ajaran Islam. Apalagi disebut Islam menganjurkan itu. Itu omong kosong.
Islam tidak mengurusi laki-laki mau memiliki berapa istri. Termasuk Islam juga tidak membatasi hanya boleh maksimal punya 4 istri. Islam sama sekali tak membatasi, namun juga tidak mengajarkan. Semua tergantung bagaimana kesepakatan sosial kita saat ini.
Misalnya di zaman dulu, seorang kaisar di kerajaan Tiongkok, itu punya selir bisa sampai ribuan. Ini bisa jadi terjadi di kerajaan atau kepemimpinan manapun di dunia ini. Islam tak mengatur masalah itu. Itu kembali ke aturan dan norma masyarakat yang berlaku.
Misal sekarang ini perempuan sudah setara dengan laki-laki, maka kita tak perlu berpromosi seakan-akan poligami adalah ajaran agama. Poligami memang tak dilarang agama, tapi di zaman ini jelas kita harus lebih menghormati posisi wanita jika memang ingin melakukan poligami.
Sudah jelas Nabi saat itu melakukan banyak kesepakatan. Maka kita sudah seharusnya bersepakat dengan manusia lain di zaman sekarang. Bukan mengikuti hasil kesepakatan Nabi dengan masyarakat di zaman itu.
Islam seharusnya bisa dinamis dan bisa diterima di seluruh budaya yang ada termasuk saat menghadapi perubahan zaman yang makin hari makin cepat seperti sekarang ini. Tapi kalau tetap seperti sekarang ini, coba bayangkan saja apa mungkin Islam bisa diterima di masa depan?
Dunia sudah sangat maju saat ini. Jika kita tak bisa membawa Islam sesuai dengan logika masyarakat dunia masa depan, maka Islam akan ditinggalkan. Sudah saatnya penafsiran Islam yang membawa Islam berwajah seperti Taliban, ISIS, Al Qaeda, HTI, atau FPI itu kita hilangkan.
Jangankan di masa depan, saat ini saja kita sudah banyak ditinggalkan umat Islam. Meski mungkin tetap ber-KTP Islam, tapi di medsos sudah bangga dengan status atheis atau murtad-nya. Kenapa mereka keluar Islam? Karena penafsiran Islam sudah tak masuk logika mereka.
Saat ini bisa dibilang ada 4 macam muslim:
1. Fanatisme kuat, logika kuat, hasilnya moderat.
2. Fanatisme kuat, logika lemah, hasilnya Islam garis keras.
3. Fanatisme lemah, logika kuat, hasilnya atheis/murtad.
4. Fanatisme dan logika lemah, hasilnya muslim apatis/hedonis.
Tipe nomor 3 ada yang berani deklarasi atheis/murtad namun ada juga yang tak berani karena dia publik figur. Biasanya karena dia artis atau politikus yang takut kehilangan pasar. Yang jelas mereka tak lagi beribadah. Hmm… Banyak kah? Banyak lah...
Jika tak berubah, Islam akan terus ditinggalkan umatnya. Saatnya menafsirkan ulang Islam. Saatnya menatap wajah Islam yang baru di masa depan. Agama tanpa kekerasan. Agama damai yang sebenarnya. Rahmatan lil alamin yang sebenar-benarnya.
Jika Anda belum setuju dengan pendapat saya, percayalah, anak atau cucu Anda nanti akan setuju dengan logika ber-Islam seperti ini.

-akhir utas-

#islammasadepan #islamdenganlogika

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with Hasyim Muhammad

Hasyim Muhammad Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @hasyimmah

18 Sep
“Wajah Islam di Masa Depan”
-utas-

Islam itu ribet. Itu yang kita lihat pada Islam saat ini. Sedikit-sedikit haram. Semua dilarang. Mau makan saja repot, mau bergaul dengan orang lain yang tak seiman juga repot. Apa benar begitu?

#islammasadepan #islamdenganlogika
Islam tak seharusnya menjadikan kita pribadi yang ribet. Islam itu melaksanakan ibadah sesuai Rukun Islam, lalu hidup dengan aturan: tidak makan babi, darah dan bangkai, tidak minum miras, tidak judi, tidak zina. Dan itu tidak ribet.
Untuk menjadi Islam itu simpel yaitu sesuai hadis Nabi, "Islam dibangun di atas lima perkara: persaksian bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, pergi haji, dan puasa di bulan Ramadhan".
Read 26 tweets
12 Sep
“Pentingnya Logika dalam Beragama”
-utas-

Berbicara tentang Tuhan atau tentang agama, mau tak mau kita mengorbankan sedikit logika untuk kita sandarkan pada sebuah dasar yaitu: keyakinan.

Namun, tak mungkin juga kita beragama tanpa logika.

#islammasadepan #islamdenganlogika
Saya tak akan membahas bukti ilmiah keberadaan Tuhan seperti tuntutan para penganut atheisme karena memang itu tak bisa dibuktikan. Tapi justru saya harus akui bahwa saya adalah salah satu dari 90% penduduk bumi yang percaya bahwa Tuhan itu ada.
Keberadaan Tuhan pasti akan disangkal bagi orang yang menomorsatukan logika dan bukti ilmiah. Namun, bagi saya yang percaya bahwa Tuhan itu ada, keberadaan Tuhan itu kepentingan diri saya. Saya memeluk agama itu untuk mengatur saya, bukan untuk mengatur orang lain.
Read 25 tweets
4 Sep
“Memilah Agama dan Budaya”
-utas-

Saat Nabi bersabda tentang siwak sebagai pembersih gigi, lalu ada yang mencatat dan memasukkan itu dalam buku hadis, tiba-tiba siwak menjadi ajaran agama. Sekarang masih banyak yang anggap siwak adalah sunnah yang harus diikuti. Salah kaprah!
#islammasadepan #islamdenganlogika

Bagaimana jika saat Nabi bicara, “Kalau keluar kota naiklah unta,” lalu ada yang mencatat dan memasukkan sabda itu dalam buku hadis? Apakah naik unta jadi ajaran agama?
Atau misal saat Nabi bicara, “Kalau masak, pakailah kayu bakar dari kayu apel karena kayu apel adalah kayu paling bagus,” lalu sabda Nabi itu dicatat dan masuk buku hadis, apakah lalu kita harus ikut memasak memakai kayu bakar karena itu kita anggap sunnah Nabi dan ajaran agama?
Read 31 tweets
13 Aug
"Bansos dan Jumat Berkah"
-utas-

Dari dulu saya kurang setuju dengan bansos yang berupa uang tunai (BLT). Bagi saya ini sangat tidak mendidik.

Rakyat jadi kecanduan BLT. Mereka lebih memilih tetap dapat BLT terus-menerus. Padahal, keluar dari daftar berarti ekonominya membaik.
BLT bisa jadi diperlukan di kondisi darurat tertentu. Namun, jika itu akhirnya jadi program berkelanjutan, jelas itu salah.

Jadi, BLT dibutuhkan dalam kondisi darurat. Tapi kalau tak ada program lanjutan, maka jelas BLT itu malah merusak mental masyarakat.
Dengan BLT, pemerintah berarti memilih cara "mudah" untuk menenangkan masyarakat tanpa memberikan solusi. Itu seperti kita memberi ikan, bukan kail.
Read 8 tweets
23 May
"Menafsirkan Agama"
-utas-

Tahukah Anda bahwa umat Islam selalu ditakut-takuti (oleh orang Islam sendiri) untuk tidak membaca makna Quran. Membaca Quran terjemahan seperti dilarang. Apalagi menafsirkan sendiri.

Akhirnya Quran hanya jadi semacam mantra yang tak dipahami umatnya.
Islam itu diturunkan untuk jadi agama sampai akhir zaman dengan Quran sebagai petunjuknya. Namun, untuk urusan fiqih saja kita semacam dilarang keluar dari tafsir 4 mazhab yang ditulis 12 abad lalu.
Empat imam mazhab itu berjasa telah mengantarkan Islam hingga saat ini. Namun untuk ke depan, kita punya Quran untuk kita jadikan petunjuk ke masa depan. Penafsiran zaman dulu tentu sangat berbeda dengan kondisi sekarang. Apa lagi masa depan.
Read 15 tweets
29 Nov 20
Saya org Islam. Dan secara moral saya ikut bertanggung jawab atas tindakan teroris di Sigi.

Jelas teroris itu beragama Islam dan berbuat jahat atas nama Islam, agama saya.

Saya rela dicaci oleh yg dirugikan atas perbuatan para teroris itu. Maaf baru sebatas itu yg saya bisa.
Misal saya bertemu keluarga korban, saya mau bersujud di kakinya untuk minta maaf. Saya serius.
Mungkin byk yg tahu bahwa Islam yg saya yakini tak seperti mereka, tapi saya malu atas tindakan mereka karena jelas bawa nama Islam. Dan saya malu karena saya tak bisa berbuat apa2 terhadap mereka ataupun mencegah mereka.

Maka dari itu saya minta maaf kepada semua yg dirugikan.
Read 4 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!

Follow Us on Twitter!

:(