Selamat siang buat manteman, bagaimana nih jika kalian sedang sholat lalu muncul sosok mengerikan dibelakang kalian ?
Nah, kali ini mimin akan menuliskan cerita salah seorang pekerja loket di Stasiun Probolinggo.
Seberapa mengerikan kisah ini ? Kuy lah kita simak ceritanya
Kisah ini berawal saat Jayanti mulai bekerja diperusahaan kereta api di Kota Probolinggo. Dia bertugas sbg penjaga loket.
Jadi tugas Jayanti ini di Stasiun, dimana bangunannya masih bangunan kuno.
Awal bekerja disana Jayanti sudah merasakan berbagai gangguan - gangguan.
Karena memang Jayanti sendiri bisa dibilang manusia indigo, jadi kepekaan tubuhnya terhadap makhluk2 goib sangat besar.
Terlebih kadang2 dia juga bisa melihat keberadaan makhluk2 tak kasat mata tersebut.
“Bau apa ini” kata Jayanti dalam hati.
Kepalanya seolah reflek mengikuti arah bau tersebut.
Hanya sebentar, lalu bau itu menghilang terbawa angin.
“Wangi banget”
Meskipun parno dengan bau wewangian, namun saat itu Jayanti mencoba untuk berfikir positif.
“Mungkin parfum mas Bayu” kata Jayanti.
Seharian bekerja melayani customer, bau tersebut seperti datang dan pergi.
Sebelum pulang, Jayanti iseng menghampiri mas Bayu, sekalian membuktikan parfum mas Bayu.
“Aneh bau wanginya beda” kata Jayanti dalam hati.
“Kenapa kamu kok diam Jay” tanya Mas Bayu.
“Ehh anu mas, gpp hehehe” jawab Jayanti yg terbata2.
“Yaudah mas saya tak pamit pulang dulu yaa” kata Jayanti.
Mas Bayu mengangguk, namun dalam hatinya terus bertanya karna gelagat Jayanti yang tiba2 aneh.
Singkat Cerita. Shift sore. Pukul 1 siang sampai 9 malam. Dia mempersiapkan sesuatu yg akan dia gunakan untuk bekerja. Setelah itu, dia bersiap menuju loket. Sesampaianya diloket, Jayanti langsung melayani customer.
Sekitar pukul 4 sore setelah kereta Sri Tanjung lewat.
Biasanya stasiun itu sudah sepi, karna memang masih harus menunggu kereta lain yang lewat sekitar pukul 6 malam.
Kebetulan waktu itu juga customer lagi sepi. Jadi Jayanti ini iseng2 mengisi waktu luangnya dengan selfi2 ditempat kerjanya.
Setelah asik selfie beberapa cekrekan.
Jayanti berniat memberikan filter2 anjing dari aplikasi snapchat. Dimana filter tersebut akan mendeteksi wajah dan memberikan tambahan hidung dan telinga anjing diwajah yg terdeteksi.
Setelah aplikasi dibuka, Jayanti asik berselfie seperti kebanyakan orang.
“Hahhh”
Seketika Jayanti menutup aplikasi tersebut dan menaruh handphonenya.
“Itu tadi siapa” kata jayanti.
Kebetulan dia posisi lagi sendiri di loket tsb.
Beberapa menit Jayanti berfikir, akhirnya dia mencoba membuktikan lagi dengan membuka kembali aplikasi snapchat tsb.
Dengan gemetar dia angkat tangannya lalu selfie dengan filter anjing tsb.
“Masih ada” kata Jayanti.
Reflek kepala jayanti menoleh kebelakangnya. “Kosong” katanya.
Jadi secara tiba2 aplikasi itu mendeteksi 2 wajah dilayar hpnya.
Karena masih penasaran, dia coba melirik
ke arah handphone nya. Apakah sudah hilang katanya.
Karena saat melirik ke handphone nya masih mendeteksi 2 wajah, Jayanti lagi2 langsung menoleh kebelakang.
“Kok kosong tidak ada siapa2” katanya dalam hati.
Lalu Jayanti mencoba menggeser filternya ke filter kelinci.
Karena bisa jadi filter anjingnya itu eror, namun saat mengganti filter tsb menjadi kelinci, masih saja deteksi wajahnya ada 2. Kali ini dia berdiri seolah lebih tinggi dari Jayanti.
Karena merasa aneh, dan sesekali dia menoleh kebelakang tidak ada siapa2.
Akhirnya Jayanti mengubah2 filter tsb. Sampai difilter anjing itu lagi.
Sosok dibelakangnya masih terus ada.
Karena gregetan, Jayanti menzoom itu muka, lalu dia bilang
“Ini siapa sihhh” kata Jayanti.
Sosok yang wajahnya terdeteksi itu pun langsung menjulurkan lidah.
Sontak membuat jayanti pun cepet2 mematikan hp nya dan berbegas keluar dari ruangan itu.
Sambil sesekali menoleh kebelakang.
Sesampainya diluar ruangan, Jayanti menenangkan dirinya. Dia duduk sendiri sambil sesekali matanya melirik keruangan tadi.
“Huff itu tadi siapa ya”
Jayanti terus menggumam dalam hatinya.
Bacaan2 ayat suci Al-Qur’an terus dia baca sekaligus untuk menenangkan hatinya.
Menjelang maghrib, mas Bayu pun datang lalu mendekati Jayanti.
“Kok disini?” tanya mas Bayu.
“Gapapa mas” jawab Jayanti singkat.
“Yaudah ayo balik keloket, bentar lagi pasti banyak customer yg datang” kata mas Bayu.
Jayanti mengangguk lalu beranjak dari tempat duduknya.
Kejadian tadi masih terngiang2 dalam pikiran Jayanti.
Setelah kejadian itu Jayanti takut untuk menyalakan kamera jika berada diruangan itu.
Dihari lain ketika Jayanti shift sore. Dia datang pukul 1 siang. Karena agak telat dia sibuk mempersiapkan peralatan dengan terburu.
Setelah selesai akhirnya dia datang keruang kerjanya. Kala itu masih ditemani dua orang temannya.
Customer pun masih banyak yg berdatangan.
Hari itu Jayanti sibuk banget, dia harus melayani customer yang silih berganti berdatangan. Hingga dia belum sempat untuk sholat ashar.
Ketika customer sudah sepi dia berniat untuk sholat ashar, namun setelah dia liat jam dihp nya, dia mengurungkan niatnya.
Karena saat itu pukul setengah 4 sore.
Dia takut kalau nantinya ada customer yg tiba2 datang mau membeli tiket atau membatalkan keberangkatan tiketnya untuk keberangkatan kereta Sri Tanjung pukul 4.
Jadi dia harus menunggu dulu hingga kereta Sri Tanjung ini berangkat.
Singkat cerita setelah kereta Sri Tanjung ini lewat sekitar pukul 4 lebih sedikit. Dia langsung bergegas berangkat ke mushollah yg masih satu lingkup dg stasiun itu sendiri.
Dia ambil peralatan sholatnya lalu berjalan menuju ke musholah.
Sesampainya dilorong stasiun
Perasaannya pun mulai gak enak.
“Kok seperti ada yang ngikutin ya” kata Jayanti dalam hati.
Dia berhenti, lalu menoleh ke belakang dg cepat.
“Kosong” katanya lagi.
Akhirnya Jayanti pun melanjutkan lagi berjalan menuju ke mushollah.
Sesampainya dimushollah.
Perasaan Jayanti masih terus gak enak. Sesekali dia melihat kebelakang. Namun tidak ada apa2.
Karena tekatnya yg bulat, dia pun langsung berjalan ketempat wudhu, dia mengambil wudhu. Namun ditengah2 mengambil wudhu Jayanti merasa bulu kuduknya berdiri.
“Ini siapa sih”
Selesai wudhu Jayanti tidak langsung menuju ke mushollah. Dia liat dulu sekelilingnya, memastikan tidak ada yg mengikutinya.
“Tidak ada siapa2”
Setelah itu Jayanti berjalan menuju kedalam mushollah dan mulai memakai mukenahnya, lalu sholat.
Ditengah2 rokaat sholatnya. Tiba2 perasaan Jayanti mulai campur aduk.
Detak jantungnya berdetak cepat, bulu kuduknya berdiri, dia merinding. Namun masih kekeh untuk melanjutkan sholatnya.
Nah saat rukuk, tidak sengaja mata Jayanti melirik kebelakang agak kekanan sedikit
Jayanti menghentikan bacaannya, Dia fokus kepandangannya.
“Itu apa?” Katanya dalam hati.
Kaki yg menggantung tepat dibelakangnya, pucet sekali hingga otot2nya pun terlihat jelas olehnya.
Jayanti mencoba menaikkan pandangannya perlahan.
“Bajunya putih bersih, dan itu tangan”
“Pucet banget, dan itu otot2nya juga keliatan banget. Juga ada air yang menetes dari tangan dan kakinya” gumam Jayanti.
Tanpa basa basi lagi, Jayanti langsung lari keluar mushollah yang masih menggunakan mukenah.
Setelah agak jauh dari mushollah, Jayanti berhenti
Lalu menoleh lagi kebelakang, dia liat seisi ruangan mushollah itu dengan seksama.
“Kok tidak ada siapa2 ya”
Dia bingung jika memang tidak ada siapa2, lalu tadi itu kaki dan tangan siapa dibelakangnya.
Tapi Jayanti tidak mau memikirkan hal itu, dia melanjutkan lagi larinya
Hingga dia kembali sampai diloket ruang kerjanya.
————
Menurut Jayanti saat dia bilang ke mimin itu gini.
“Memang distasiun disitu itu, vibes horornya lebih terasa ketika sore hari, pas surup - surup mau maghrib itu loh dibandingkan pas malam hari”
—TAMAT—
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Cerita ini berdasarkan kisah nyata yang pernah dialami Rendy host dari Catatan Yohanes
Dimana pada waktu itu Rendy masih duduk dibangku Sekolah Menengah Pertama, Rendy yang terpilih menjadi salah satu atlet catur Kota Probolinggo untuk kejuaraan catur di Kota Bondowoso.
Banyak kejanggalan yang dialami oleh Rendy saat berada di Bondowoso. Gangguan gaib maupun adanya sosok yang menampakkan diri kepadanya.
Keindigoan yang dia punya membuat makhluk2 gaib dengan mudah menampakan wujud, mengganggu hingga terkadang sampai melukainya.