OmahSuwung Profile picture
Oct 5, 2021 128 tweets 16 min read Read on X
"ALAM ADA DAN TIADA"

Sekelumit cerita tentang yang ada dan tiada, penasaran gak? Saat membaca cerita ini, mohon gunakan nalar yang panjang untuk mencernanya ya? Antara nyata dan tidak, aku yakin pasti diantara kalian pernah merasakan....

#bacahoror
#sukahoror
#IDN_Horor Image
Minta RT dan like dulu yak?! 😁
Untuk menulis cerita ini, beberapa tahun saya melakukan riset berdasarkan kesaksian dari beberapa narasumber. Salah satunya bapak saya sendiri, sewaktu memasuki sebuah terowongan di kaki gunung merapi sekitaran tahun 70an...
"kajiman" pasti pada gak asing dengan nama ini. Makhluk yang ditolak oleh alam barzah karena meninggal kendat, bundir, atau karena pesugihan. Mereka yang mati dengan cara itu akan tinggal di sebuah alam yaitu alam kajiman
Penghuni kajiman adalah ruh manusia yang berubah menjadi jin. Tau kan jin? Makhluk yang punya power kuat untuk mengelabui manusia, agar terjebak masuk ke dunia mereka.
Kalo ada makhluk mitologi bertanduk, gigi bertaring, mata besar, cuping telinga lebar....ya emang wujud mereka bisa dikatakan seperti itu. Entah, kenapa bentuknya beda dengan semasa hidup di dunia, bisa jadi sifat buruknya mendominasi sifat baiknya..
Nah! Aku mau ceritakan kisah bapakku sewaktu memasuki terowongan di kaki gunung merapi sekitaran tahun 70an. Tepatnya bulan apa aku kurang tau...
Bapakku asli orang magelang, jaman mudanya dulu senengnya datang ke tempat- tempat wingit atau ziarah ke makam- makam keramat. Kalo orang jaman dulu, ya istilahnya "ngelmu".
Sewaktu memasuki terowongan itu bapakku gak sendiri, ada seorang saudara yang nemenin bapakku...ya sebut aja lek yadi.
Di kaki merapi dulunya pernah ada goa, peninggalan penjajah jepang. Jika ditelusuri lebih dalam goa itu mirip terowongan yang tembus hingga ke laut selatan. Waktu itu bapakku dan lek yadi memasuki terowongan sekitar jam 6 sore menjelang magrib.
Hanya berbekal oncor, mengenakan topi, jaket tebal, dan sepatu boots mereka memasuki terowongan itu. Banyak kelelewar gelantungan di atas goa, kadang terlihat ular merayap di dinding terowongan.
Kalian tau gak? Apa yang di rasakan oleh mereka selama perjalanan menembus terowongan gelap dan lembab di kaki merapi itu?
Apa yang dirasakan?
Lalu yang terjadi?
Mampu keluar menembus terowongankah?

Bapakku, nama ngadino
Paklekku, nama yadi

Ku balut menjadi sebuah cerita, berdasar kesaksian mereka yang sudah almarhum.
Meski gak persis aslinya, aku coba gabungkan beberapa potong informasi menjadi satu cerita.
Perjalanan sunyi ngadino muda membawanya berjalan pada sebuah circle hidup yang tidak lazim. Masa kecil yang penuh dengan kesulitan, membuatnya memercayakan diri pada "roso batin", mengikuti kata hati kemana harus melangkah...
Ngadino muda tak pernah membayangkan ingin menjadi apa, cita- citanya waktu itu hanya ingin punya sepatu layak pakai. Karena ia kerap telanjang kaki saat pergi ke sekolah. Ngadino muda tak pernah menuntut banyak pada orangtuanya yang hanya bekerja sebagai petani...
Andai bersikeras menuntut, pasti tidak akan dikabulkan, yang diinginkan pun tidak terbeli. Pun dengan keempat kakaknya yang juga bernasib sama.
Seiring berjalannya waktu ngadino telah tumbuh remaja, selepas tamat dari sekolah rakyat (SR), ngadino memutuskan melamar menjadi polisi di semarang. Tak disangka keputusannya itu adalah keputusan tepat.
Ngadino diterima di kesatuan brimob semarang dan bertugas di pekalongan. Keinginannya memiliki sepatu terpenuhi, saat menjadi polisi itulah ia mendapat 2 pasang sepatu kulit. ngadino sangat senang sekali, apa yang diinginkannya telah tercapai.
Semasa berdinas, ngadino kerap berpindah- pindah tugas. Maklum militer pada masa itu, lebih banyak membangun, melakukan pembenahan di segala bidang dan karena tingginya angka kejahatan setelah masa revolusi, Yang secara otomatis, tenaga keamanan sangat dibutuhkan.
Saat di kondisi itu ngadino sudah mulai mengenal apa itu "ilmu kejawen", kegemaran mempelajari ilmu kejawen itu yang akhirnya membawanya pada suatu perjalanan sunyi mencari ketenangan batin.
Di sela kesibukannya, ngadino dengan tekun melakukan puasa mutih dengan tujuan mencari ketenangan hidup. Ngadino muda hanya bisa pasrah saat mendapati ujian...
Ujian hidup susah yang bertubi- tubi harus ia hadapi. Ngadino menikah di usia relatif muda yakni 20 tahun, dari pernikahannya itu dikarunia 5 orang anak. Pernikahan pertama yang tidak dikatakan bahagia. Ia kerap terlibat pertengkaran dengan istrinya...
Istrinya yang keras kepala, membuat ngadino jarang pulang ke rumah. Baginya rumah bukan tempat yang nyaman, ngadino memilih tidur di pos jaga atau di taman kota...
Kadang ia curhat dengan teman kerjanya tentang masalah rumah tangganya...

"Ton, istrimu banyak menuntut tidak ton? Malas aku mau pulang, tiap pulang di marahin trus"
Ucap ngadino sembari menyalakan sebatang rokok.
"menuntut bagaimana no? Marah harus ada sebabnya..."
Jawab tonj seraya berjalan mendekatinya,

"Tau sendiri lah ton, perempuan itu bagaimana kalo soal uang, istriku juga sering marah hanya karena masalah sepele ton"

"Masalah sepele seperti apa no, bisa dicontohin?"
"istriku itu posesif orangnya ton, selalu prasangka buruk sama aku. Dan yang paling fatal sedikit- dikit laporlah sama komandanku. Gimana gak pusing? Besoknya ditegurlah aku"

"Iya mau gimana lagi no, dia istrimu pilihanmu. Coba kau introspeksi diri, ada yang salah tidak?"
Ngadino sedikit tersentak dengan kata- kata toni, tentang introspeksi diri. Dari situlah ia mulai menyadari nafsu dunia telah membutakan hati
ngadino tampak termenung, memikirkan cara melepaskan kepenatan dari hiruk- pikuk dunia.
Andai saja ia tidak terlalu cepat memutuskan menikah mungkin tidak akan seperti ini. Kendali hidup seolah ada di tangan istrinya, ngadino seperti terpenjara dalam lingkaran setan. Ingin tetap tinggal atau memilih keluar dari lingkaran itu?
Hingga suatu ketika ngadino memutuskan cuti dari tugasnya, ia mengajukan cuti selama 2 minggu untuk pulang ke magelang dengan alasan menjenguk orangtuanya.
Setelah mendapatkan cuti, ngadino pamit pada istri dan anaknya untuk pulang ke kampungnya. Sengaja ia tak membawa serta istri dan anak- anaknya karena ingin menenangkan pikiran. Kota semarang yang panas ditambah padat penduduk membuatnya merasa penat.
Sesampainya disana...

"Loh?! Sendiri le? Istri sama anak- anakmu ndak ikut?" Tanya ibunya yang sudah terlihat renta

"Iya mbok, aku sendiri, lagi pengen sendiri saja" jawab ngadino singkat seraya berjalan menuju halaman belakang.
Dari halaman belakang ngadino bisa melihat gunung merapi yang berdiri dengan angkuhnya. Matanya lekat menatap gunung yang berkabut itu...

"Adem...." Gumamnya.

"Liat apa le? Kok bengong disitu?"
Tanya ibunya..
"liat gunung rasanya adem mbok, oya mbok! Bapak masih di ladang ya?" Ujar ngadino mengalihkan pembicaraan.

"Bapakmu lagi ke pasar, nyari sisa sayuran buat pakan bebek"

"Lah kok nyari di pasar mbok?"

"Bapakmu kan biasa gitu le, biasanya ngambil sayuran tempat lek yadi"
"oowh...ya dah nanti aku nyusul, sekalian mau main tempat lek yadi mbok. Aku mau tidur dulu capek..."

Ujar ngadino sembari merebahkan badan di kursi kayu ruang tamu.
Siang sekitar pukul 2, ngadino bergegas ke pasar tidak seberapa jauh dari rumahnya. Setibanya disana ia langsung menuju warung lek yadi yang tampak sepi...

"Lek?!..." Ngadino memanggil dari balik jendela warung
" ya sebentar...." Dari dalam warung tampak seorang pria baya berjalan keluar.

"Oalah....ngadino to, kapan leh bali le! Kok tiba- tiba pulang..."

Lek yadi tampak terkejut dengan kedatangan ngadino
"baru hari ini lek, tadi jam 10 sudah di rumah. Niatnya mau nyusul bapak sekalian mau mampir kesini"

"Bapakmu baru saja pulang, katanya mau ngasih makan ternaknya" jawab lek yadi.

"Sini masuk dulu le, ngobrol- ngobrol dulu, kan sudah lama ndak ketemu" pinta lek yadi
Ngadino masuk ke dalam rumah lek yadi, rumahnya sebelahan dengan warungnya. Istri lek yadi sudah lama meninggal, lek yadi tinggal di rumah itu bersama anaknya yang kedua...

Ngadino melihat sekeliling ruangan rumah itu.
Ia heran melihat rajah dengan aksara jawa tersemat di setiap sudut ruangan...

"Itu rajah kolocokro le, paklek sengaja memasang rajah itu agar terhindar dari kejahatan dan keapesan, bisa untuk tolak balak juga"
Rajah kolocokro, rajah sejatining urip agar manusia lebih eling lan waspodo....

Ngadino tercekat mendengar penjelasan lek yadi.
Lek yadi sudah lama mengetahui ilmu kejawen. Simbahnya dulu adalah orang yang dituakan di desanya. Jadi gak heran lek yadi masih menggunakan pakem- pakem jawa kuno dalam hidupnya.
Ngadino terlibat obrolan serius dengan lek yadi tentang ilmu tinggalan leluhur itu, ngadino begitu antusias mendengarkannya..

Aku gak seberapa tau detail obrolan itu, karena bapakku tidak memberikan informasi terlalu banyak. Jadi aku gak jelasin lebih jauh ya?
Kalian cari tau sendiri apa itu kejawen, atau tanya mbah google😂

Jam 4 sore ngadino pamit pulang, setelah sebelumnya mereka janjian untuk masuk ke goa di kaki merapi.
Rabu wekasan atau pungkasan, hari yang ditentukan untuk melakukan perjalanan menuju goa di kaki merapi. Menjelang magrib mereka mulai melakukan perjalanan sunyi itu...
Menjelang senja, bau malam mulai menyeruak, suara malam pun tak kalah mencekam membuat bulu kuduk merinding. Ngadino dan lek yadi trus melangkah menyusuri jalan setapak kecil di seberang area persawahan...
Lek yadi sengaja membawa ngadino ke goa itu karena ngadino ingin mengetahui "alam kajiman", alam antara ada dan tiada yang tidak semua orang bisa melihatnya.

Lek yadi jadi semakin yakin, karena ngadino terlihat seperti orang bingung, menghadapi masalah hidupnya...
Jam 6 menjelang magrib, sampailah mereka di mulut goa...

"Sudah siap le?" Tanya lek yadi sembari menyalakan oncor

"Kok seram ya lek? " Ujar ngadino, pandangannya menyapu ke segala arah, yang ada hanya gelap dan dingin...
"namanya juga goa le, deket gunung lagi...nanti jangan kaget ya, kalau melihat yang aneh- aneh" terang lek yadi seraya melangkah memasuki goa itu.

Ngadino berjalan mengekor di belakang lek yadi, tengkuknya serasa dingin, berkali- kali ia merapatkan jaketnya...
Awal memasuki goa, yang dirasakan dingin, lembab....sesekali terdengar gemericik air mengalir, entah bersumber dimana tapi suara air itu seperti mengalir di dalam goa...
Di dalam goa banyak bongkahan bebatuan sisa letusan yang lumayan besar. Sebagian jalan terowongan itu juga banyak tertutup batu kerikil...jika tidak hati- hati bisa tersandung lalu terjatuh.
Tak terasa mereka sudah masuk ke dalam goa kurang lebih 1 km, hawa di dalam goa mulai terasa pengap...

Gemericik air sudah tidak terdengar lagi, tiba- tiba...

"Tolooooong.,.toloooong, sakiiit.....aargh!!!"

Suara rintihan kesakitan banyak orang terdengar disana.
Suara itu seperti mengawang dan menggema di dalam goa, riuhnya suara yang tak terhitung jumlahnya begitu memekakkan telinga. Langkah kaki yang berjalan perlahan jadi terasa berat...
Rasanya pengap dan sesak di dada, ingin menangis namun tanpa sebab...

Lek yadi tiba- tiba menghentikan langkahnya, diam mematung di sudut dinding goa yang curam dengan lubang sempit seukuran tubuh bayi...
Lek yadi, menutup mata...dan tiba- tiba jatuh terpental, matanya terbelalak, terkejut menyaksikan peristiwa silam yang pernah terjadi...

"Lek! Ada apa! Lek yadi melihat apa?" Tanya ngadino cemas
Lek yadi hanya menghela nafas berat, berusaha bangkit dari duduknya. Raut wajahnya pucat, setelah mengalami benturan energi di sudut goa....

"Istirahat dulu le, duduk sini saja"
Pinta lek yadi dengan suara lirih.
"tadi, kenapa lek? Kok tiba- tiba jatuh, seperti ada yang mendorong"
Tanya ngadino lagi...

"Nanti kamu takut ndak le, kalo saya ceritain? Perjalanan menyusuri terowongan ini masih jauh"

"Takut apa lek? Gak seram kan ceritanya? Itung- itung sambil uji nyali"
"gak seram, hanya saja akan membuatmu jadi sedih bercampur penyesalan. Yang penting kamu bisa kendalikan diri, jika ada energi lain yang akan mendekat ya le, tolak saja. Karena jika dirimu ndak bisa nolak........."

Belum sempat lek yadi meneruskan kalimatnya, ngadino memotongnya
"kalo gak bisa nolak kenapa lek!"
Tanya ngadino penasaran

"Kalo kamu ndak bisa nolak, sarah bisa masuk kebadanmu...."

"Sarah? "
Sarah ini adalah sosok wanita belanda yang berinteraksi dengan lek yadi tadi. Wanita cantik berusia sekitar 25 tahunan, tinggi 160an....

Sangat disayangkan, sarah mati dengan cara tragis.
Sarah hanya ingin memberitahu kisahnya dulu, mengapa ia terperangkap di goa itu. Alam kekal, yang membuatnya tak bisa lepas dari jerat penyesalan selama masa hidupnya dulu...
Tahun 1943, 2 tahun menjelang indonesia memproklamasikan kemerdekaan, peristiwa itu menimpa sarah. Sarah remaja cantik yang ceria, banyak orang suka berlama- lama memandang kecantikannya....
Saat sekolah, sarah menjalin kasih dengan seorang pribumi. Hubungan itu tanpa sepengetahuan orangtuanya....hingga akhirnya sarah hamil....

"Aria, aku hamil!!!" Ucap sarah dengan derai airmat, ia tersedu dihadapan aria dengan maksud untuk mengadu..
"apa! Kau hamil? Dengan siapa!!"

Tegas aria, seolah tidak percaya sarah hamil.

"Ini anakmu aria, hanya kamu lelaki yang berhubungan denganku"
Terang sarah berusaha meyakinkan aria...
Aria tetap tidak percaya dengan kabar kehamilan sarah, ia bersikeras pria lain yang telah menghamili. Aria, sosok pria keras kepala yang menggantungkan cinta sarah yang begitu tulus...
Sarah tak pernah mengira, bujuk rayu aria untuk melakukan hubungan intim akhirnya hanya akan menjerumuskannya dalam keterpurukan....

"Aku tak sudi, bertanggung jawab sarah! Sebaiknya kau gugurkan saja kandunganmu itu!"
"tidak! Tidak akan pernah aku lakukan itu....baiklah, jika kau tak mengakui bayi ini, aku akan pergi!
Tapi perlu kau tau aria! Selepasmu pergi dariku, kau tidak akan pernah bisa menemuiku lagi! Apalagi melihat bayi ini...."
Sumpah itu terlontar dari mulutnya, menandakan betapa sakit hatinya. Amarahnya semakin memuncak tatkala melihat aria berlalu begitu saja, pergi meninggalkannya sendri dibawah pohon rindang itu. Pohon rindang di ujung desa, tempat biasa mereka bertemu...
Sarah menangis tersedu, ia bingung tak tau harus bagaimana. Ia takut orangtuanya mengetahui tentang kehamilannya. Dalam kekalutannya sarah memutuskan bundir dengan cara gantung diri di pohon rindang itu...kain jariknya yang terjuntai panjang, melingkar di lehernya...
Sarah ditemukan sudah tak bernyawa, saat para pekerja ladang melewati tempat itu....

Setelah kematiannya, arwahnya masih penasaran mencari dimana aria. Hingga ia terjebak di goa itu....
"itu kisah tentang sarah le, pasti kamu bingung siapa itu sarah to?"

Tanya lek yadi, sembari menepuk pundak ngadino yang sedari tadi diam dengan pandangan kosong.

"Eeh....iiya! Lek yadi ngomong apa barusan? " Jawab ngadino dengan suara terbata, terkejut lek yadi menepuknya...
"itu sarah...yang barusan kamu liat to le?" Timpal lek yadi seraya berjalan mendekati ngadino dengan telapak tangan menyentuh kening ngadino (menetralisir)

"Iya lek, saya liat wanita cantik ada di sudut goa, cuma ia sedih nangis trus lek! Saya mau dekati, tiba- tiba hilang"
"sarah itu sebetulnya baik, hanya saja kematiannya yang tragis itu, semesta tidak bisa menerimanya. Hingga ia terjebak disini, ia hanya bisa menunggu hingga pengadilan akhir tiba tapi entah sampe kapan"

Terang lek yadi dengan tatapan penuh arti...
"hal itu jadi pelajaran bagi kita yang masih hidup, untuk tidak gegabah dengan menghabisi diri sendiri. Dan bagi wanita lebih berhati- hati saja dengan tidak asal percaya pada laki- laki meski sudah kenal lama"

Imbuhnya lagi...
Ngadino terdiam, mendengarkan kalimat demi kalimat yang lek yadi ucapkan. Ia juga tidak habis pikir, kenapa sarah berpikiran sependek itu.....

Tiba- tiba suhu didalam goa berubah dingin seperti es, batu- batu kerikil yang bertebaran, rasanya dingin seperti bongkahan es batu..
Ngadino kian dibuat bingung karena penampakan di dalam goa itu lebih mirip seperti bangunan kuno dengan pilar - pilar raksasa yang mencengkram kuat menopang bilik- bilik ruangan yang terbuat dari tumpukan batu bata besar, mirip dengan batako hanya saja lebih besar.
Mereka trus berjalan dengan tenang, menyusuri terowngan itu.
Bangunan kuno yang tampak kosong itu, tiba- tiba terisi penuh dengan ribuan manusia yang tumpang - tindih didalamnya. Disetiap bilik ada sekitar 50 orang yang menghuni...
Suara minta tolong makin jelas terdengar,ribuan tangan yang berusaha menggapai keduanya, hanya seperti menabrak angin saat bersentuhan. Bulu kuduk semakin merinding saat mengetahui, bahwa mereka adalah yang tak kasat mata...
"lek! Siapa mereka? Mengapa ada ditempat ini, dan jumlanya banyak sekali..." Tanya ngadino sembari berjalan mendekati lek yadi.

Lek yadi gak serta- merta menjawabnya. Hanya jari telunjuk yang merapat ke bibir, isyaratkan ngadino untuk tidak banyak tanya..
Suara siksaan terdengar silih- berganti, rasa- rasanya hati ini ikut terasa perih merasakan siksaan yang bertubi- tubi itu. Tubuh mereka dipecuti sesuatu yang tidak terlihat, lengkingan suara yang menyayat begitu pilu terdengar.
Tapi mengapa suara perempuan lebih mendominasi? Apa karena perempuan itu suka bergosip? Apa karena perempuan itu suka berzinah?

Entahlah....
Setelah dirasa aman, lek yadi perlahan menghentikan langkahnya...

"Saya tau le, tadi kamu mau tanya kenapa mereka ada disana to?"
Ujar lek yadi sembari duduk di sebongkah batu besar...
"mereka sedang dihukum le, tempat itu menjadi labuhan terakhir setelah masa hidup di dunia. Siksaan itu ndak akan pernah selesai dan akan terus berulang kali dilakukan. Entah dulunya mereka melakukan apa...."
Terang lek yadi, sembari mengelus dadanya yang terasa sesak...
Saat mencoba interaksi dengan mereka yang tak kasat mata.

"Tapi mengapa lebih banyak perempuannya ya lek?"
Pertanyaan itu terlontar begitu saja dari mulut ngadino, setelah sebelumnya ia hanya membatin saja.
"perempuan itu lebih banyak bicara le, kadang pandai bersilat lidah juga. Membuka aib diri sendiri dan keluarga pada orang lain, suka membicarakan keburukan orang....kebanyakan yang seperti itu ya perempuan meski tidak semua le" terang lel yadi....
"paklek tau, kedatanganmu kesjni karena sedang cek- cok dengan istrimu to le? Meski dirimu enggan bercerita, tapi paklek sudah tau dari awal kamu datang" imbuhnya lagi...

"Kok bisa tau to lek..." Jawab ngadino dengan sorot mata keheranan.
"ya namanya istri, kekurangan dan kelebihannya harus bisa saling nerima. Apalagi sudah punya anak, otomatis harus siap dengan segala konsekuensi yang bakal dihadapi le" ucap lek yadi...
Ngadino tampak murung, ia hanya tertunduk lesu sembari mendengar wejangan dari lek yadi. Rasanya ingin teriak kencang di dalam goa itu, namu urung dilakukan..

"Sudah- sudah, jangan sedih. Ayo lanjut jalan lagi" ujar lek yadi seraya bangkit dari duduknya..
Ngadino tampak serius mendengarkan lek yadi bicara. Meski rasa getir datang mendera, obrolan singkat tentang rumah tangganya sedikit mengurangi gundah gulana di hatinya.

"Iya lek, mau tidak mau dia sudah menjadi istri saya, apapun kekurangannya saya harus bisa menerimanya"
"syukurlah, kamu masih mengingat itu. Karena saat amarah kita lepas, akal sehat bisa hilang le. Disadari atau tidak, rasa marah itu seolah memberi perintah untuk melakukan hal diluar batas" terang lek yadi

"Iya lek, doakan saya lek..semoga bisa melewati masalah ini" ucap ngadino
"pasti paklek doakan le, agar keluargamu tetap dalam keadaan baik- baik saja dan terhindar dari bisikan- bisikan jahat yang menyesatkan " ujar lek yadi sembari berjalan perlahan menyusuri terowongan itu lagi...
Tak terasa mereka sudah berjalan jauh menembus gelapnya terowongan itu. Kurang lebih 5 km jarak yang sudah mereka tempuh, pintu keluar bukannya semakin terlihat dekat namun jadi semakin menjauh. Keganjilan itu membuat kebingungan lek yadi dan ngadino...
Rasanya sama seperti saat kita melangkahi akar mimang, setelahnya akan dibuat bingung dengan keadaan sekitar. Aku jadi punya cerita juga nie, setelah bapakku pensiun dari brimob, pernah bekerja di perusahaan yang memproduksi gula pasir di lampung. Kala itu, bapakku sedang patroli
Keliling menyusuri perkebunan tebu, entah menginjak akar mimang dimana, bapakku berjalan hanya berputar- putar ditempat yang sama. Hampir setengah hari, bapakku gak bisa menemukan jalan keluar. Sedangkan motornya ia tinggalkan di pinggir jalan begitu saja....
Waktu itu kata bapakku pikiran rasanya buntu, seperti orang linglung. Untungnya saat itu ada yang melihat bapakku, menurut orang yang melihat, bapakku seperti orang kebingungan, hanya berputar- putar di satu area kebun tebu. Lalu ia menepuk keras pundak bapakku...
Dan selang beberapa detik baru tersadar.....

********
Lek yadi berulang kali meraba dinding goa, rasanya panas dan ada getaran aneh seperti menghantarkan gelombang energi yang besar.
Lek yadi menghela nafas berat, rasanya begitu lelah...

"Bagaimana inj lek, sedari tadi kita sulit menemukan jalan tembus keluar dari tempat ini" ujar ngadino seraya membasuh keringat yang mulai membasahi keningnya.
"mereka yang membuat kita sulit menemukan jalan keluar le, mereka seperti memiliki teman dan ingin berkeluh kesah" jawab lek yadi.
"dan jumlah mereka banyak sekali le, tempat ini jadi terasa panas" imbuhnya lagi.
"Terus bagaimana lek?!"

Ngadino menatap cemas pada lek yadi, bekal air minum yang dibawanya sudah habis. Tenggorokan rasanya kering, rasanya haus sekali.
"tetap melangkah dengan tenang le, pusatkan pikiranmu pada keluargamu. Jangan pedulikan suara- suara lain yang berbisik di telingamu" ucap lek yadi dengan raut muka serius.

Lek yadi sudah cukup pengalaman menangani hal semacam itu, tapi ngadino masih terlalu muda...
Masih bau kencur bagi bangsa mereka. Baunya masih segar untuk dihirup, menarik paksa harapan dan keinginan semu manusia hingga mereka terbujuk dan meninggalkan kehidupan riil nya.
"ngadinoo....kemarilah" terdengar suara lirih seorang wanita, suara parau setengah berbisik...
Ngadino celingukan mencari darimana asal suara itu.

"Sudah le, ndak usah digubris, tetap fokus dan ingat keluargamu"

Ujar lek yadi mengingatkan lagi..
Ngadino hanya mengangguk kecil, dan tetap berjalan perlahan disamping lek yadi...
Di sepanjang jalan, suara itu trus membujuknya untuk berhenti melangkah...
"kami tau, kau sedang kalut ngadino...berhentilah sampai disini saja, ikutlah bersama kami, kau akan lebih nyaman disini"

Kembali suara itu berbisik, kali ini bisikan itu terdengar begitu jelas..
Ditengah kebingungannya itu, ngadino seperti melihat bangunan istana megah, dindingnya bercat putih bersih. Tampak 2 orang pengawal berpakaian kerajaan berdiri gagah di antara pintu gerbang istana.
Dari balik pintu gerbang, tampak seorang wanita cantik berpakaian kebaya hijau, melempar senyum pada ngadino. Tak hanya itu, ia melambaikan tangan mengajak ngadino untuk memasuki istananya...

"Kemarilah...."
Suara lembutnya begitu menghipnotis ngadino yang kala itu seperti orang linglung...
Tanpa sadar ia berjalan memasuki istana megah itu. Di dalam istana, ia disambut 4 dayang cantik berkemben kain batik coklat. Tapi anehnya, wajah mereka sama satu dengan lainnya...
Disana dijamu berbagai makanan lezat , bahkan makanan mewah yang belum pernah ia makan juga tersedia. Dan ada banyak minuman yang disuguhkan, diantaranya anggur hitam yang memang dikenal mahal, begitu menggiurkan, air liur serasa akan tumpah...
Ngadino dipersilahkan duduk di sebuah kursi berlapis emas, bak seorang raja ia disambut begitu ramahnya. Sedangkan wanita berkebaya hijau itu, duduk disamping ngadino dengan wajah sumringah....
*********
Sementar itu...

"Le? Kok diam saja..." Ujar lek yadi seraya berjalan mendekati ngadino yang sedari tadi tertunduk, bersandar di dinding goa. Lek yadi mengira ngadino kelelahan lalu tertidur.
Lek yadi menggoyang- goyangkan tubuh ngadino, ia tetap diam bahkan hampir saja terjatuh karena kondisi mata terpejam seperti orang tertidur pulas.

"Ada yang ndak beres inj, ngadino- ngadino, kasian kamu le. Masalah rumah tangga yang sedang kamu hadapi begitu membuatmu tertekan"
Kembali lek yadi menghela nafas berat, rasanya sulit berada di situasi ini sendirian. Kendati demikian lek yadi tetap berusaha menarik sukma ngadino untuk kembali ke alam nyata...

Ya! Ngadino terperangkap ke alam mereka, alam kajiman. Alam yang menipu mata manusia...
Mereka sangat licik, bujuk rayu yang membangkitkan nafsu manusia akan selalu mereka gunakan sebagai senjata. Bagi kita yang sedang kalut, sangat mudah terbuai dengan bujuk rayu bangsa mereka. Wanita cantik, makanan lezat, uang, perhiasan...sangat membutakan mata manusia.
Lek yadi duduk bersemedi disamping tubuh ngadino yang terbaring tak berdaya. Ia tampak merapalkan doa, dengan mata terpejam....

Di kegelapan alam kajiman itu, lek yadi merubah wujudnya menjadi burung jalak hitam. Ia terbang memasuki istana itu...
Remang, tidak ada udara sama sekali disana, yang terdengar hanya suara desau angin mirip suara wanita yang mendesah. Rasanya disana basah, basah diantara kenikmatan dan siksaan...

(opo kui??) Abaikan saja yo😁
Burung jalak itu trus terbang mengitari sekeliling istana putih itu. Dari atap bangunan....

"Astaghfirullah...!!! Ngadino...."

Lek yadi melihat ngadino sedang bercengkrama dengan seekor ular hijau.
Ular itu besar sekali, melilit tubuh ngadino namun ngadino tampak menikmatinya....
Burung jalak itu terbang mendekati dan menjatuhkan sebuah batu kerikil diatas kepala ngadino.
Tiba- tiba ngadino tersadar, ia menjerit histeris saat mendapati ular hijau besar itu tengah melilitnya
Seketika itu juga, ia pingsan...
Sementara itu, ular hijau yang melilitnya tampak geram dengan kedatangan burung jalan hitam itu. Ular itu merubah wujudnya menjadi setengah manusia, wujud ular berkepala manusia terlihat begitu menyeramkan...
"mau apa kau kemari!! "

"Lepaskan bocah itu, sekar!"

Ular berkepala manusia itu bernama sekar, siluman ular yang mendiami tempat itu..

"Tidak akan....ia akan tinggal disini bersamaku!"
"sekali lagi lepaskan bocah itu sekar!!! Ia bukan bangsa jin sepertimu!"

"Apa yang akan kau berikan sebagai gantinya, jika aku mengembalikannya ke alammu!"

"Tidak ada! Aku tidak akan menjanjikan apapun bagi bangsa kalian...."
"sebaiknya lepaskan dia, sebelum fajar tiba...bila tidak aku akan membakar rumahmu!"

Gertaknya...

Ular berkepala manusia itu dengan gesit menyerang burung jalak hitam itu, namun dengan gesit burung itu terbang menghindar...
Sembari menghindar dari serangan ular itu, kembali burung jalak hitam itu menjatuhkan batu kerikil diatas kepala ngadino. Seketika itu, ia tersadar dari pingsannya, ia merasakan ngilu di sekujur badannya.

"Segera kau berlari ke arah selatan goa ini ngadino....."
Ngadino yang keheranan melihat burung itu bicara padanya, bergegas lari dengan tatapan penuh tanya....

Sementara ular berkepala manusia itu trus menyerang burung jalak hitam itu, namun apa daya...ia tak cukup mampu melawan.
Ditengah ketakberdayaannya itu, tiba- tiba ular itu menghilang di kegelapan. Bangunan istana megah itu lenyap begitu saja, yang tersisa hanyalah tumpukan bebatuan besar di sekitaran terowongan....
"lek...lek yadi, bangun lek!"

Ngadino mengoyang- goyang tubuh lek yadi yang sedang duduk bersila dengan mata terpejam..
Selang beberapa menit, lek yadi tampak membuka mata....
Tatapannya menyapu ke segala arah, mencari dimana keberadaan ular itu....

"Syukurlah, kita sudah kembali"

Ujar lek yadi sembari menghela nafas lega...
Singkat cerita, keduanya meneruskan perjalanan menembus terowongan itu. Meski suara- suara aneh masih terdengar namun mereka tetap berjalan dan tidak menghiraukannya...
Saat menjelang subuh, akhirnya mereka berhasil keluar dari terowongan itu. Perjalanan sunyi yang menguras energi besar....
Hempasan ombak dan hembusan angin pantai selatan yang begitu kencang seolah menyambut keduanya.....

SELESAI
Ping @bacautas

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with OmahSuwung

OmahSuwung Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @Bekti08197726

Jan 21, 2023
"DARWATI"
Beliau adalah penari ledek yang cukup terkenal pada masanya. Dengan paras yang sangat ayu rupawan, darwati mampu menggaet para pria hidung polkadot yang suka main perempuan

#threadhorror Image
Narasumber cerita ini adalah almarhumah ibu saya sendiri, sewaktu beliau masih remaja berkisar umur 16 tahun. usia yang masih sangat belia dan dipaksa dewasa karena keadaan. Peristiwa yang cukup menggemparkan masyarakat grobogan, tepatnya di desa karjosari, kematian beruntun yang
Yang terjadi secara misterius. Dan anehnya, kematian misterius itu justru menimpa kaum lelaki yang gemar menonton tarian ledek atau tayub, pada waktu itu pagelaran nayub sering di pertontonkan di balai desa atau lapangan pada saat hajatan atau pilihan lurah.
Read 116 tweets
Jul 25, 2022
"Hunian Angker"

Hunian yang beralih fungsi menjadi penginapan ternyata banyak menyimpan kisah seram di dalamnya. Cerita ini berdasar kesaksian kakak temanku yang bekerja di sebuah penginapan...

#Threadhoror
#Ceritahoror
#Sukabacahoror
#Podcasthoror Image
Kisah ini diceritakan seorang teman, yang kebetulan letak penginapan itu tidak jauh dari rumahnya. Terletak di sekitaran maguwoharjo, arah stadion. aku skip alamat aslinya ya? Karena penginapan itu masih aktif sampai sekarang...
Awal 2022, penginapan itu membuka lowongan kerja. Dibutuhkan 2 orang pekerja wanita, usia max 30 tahun, pendidikan minimal SMA sederajat. Untuk mengisi lowker di kitchen dan laundry sprei....
Read 131 tweets
May 23, 2022
"Rumah kosong"

Sudah 2 tahun rumah itu kosong, spanduk bertuliskan "for sell" yang tertera di atas garasi rumah itu pun sudah mulai lapuk...
#threadhoror
#kisahseram
#kisahnyata
#ceritahoror
#sukahoror
#bagihoror
#podcasthroror Image
Sebelum memulai kisah ini, aku spill dulu lewat video berikut 👇
Itu rumah asli yang akan aku ceritakan di thread ini. Gak begitu jelas karena aku mengambil potret rumah itu saat malam hari. Banyak aku kasih filter, demi menjaga privacy ahli waris.
Read 46 tweets
Dec 18, 2021
"Kutukan dari Tanah Rencong"

Catatan harian seorang tentara yang bertugas di aceh selama pemberontakan darul islam tahun 1953...

Narasumber: almarhum bapakku

#ceritanyata
#kisahnyata
#pejuangtangguh
#kisahseram
#ceritaseram Image
Kembali aku mengangkat sebuah cerita dari tanah rencong. Catatan harian seorang tentara yang bertugas selama 2 tahun di propinsi aceh.
Tahun 1953, terjadi pemberontakan DI/ TII di aceh, di mulai pada tanggal 20 september dengan pernyataan proklamasi berdirinya negara islam indonesia oleh Daud beureuh.
Read 111 tweets
Nov 20, 2021
Ini cerita waktu aku masih SMP kelas 2. Aku kos bareng kakakku, kosnya cukup jauh dari sekolahanku, masih naik angkutan untuk sampe sekolah. Kebetulan pemilik kos, kenal sama ortu jadi kami dapat harga murahlah waktu itu.
Kos- an itu terdiri dari 4 kamar, saling berhadapan. Kamar pertama di huni seorang mahasiswi, kamar kedua, di huni pasangan suami istri tapi keduanya jarang di kos karena sibuk kerja. Kamar ketiga, tak berpenghuni, aku sama kakakku tinggal di kamar keempat.
Read 53 tweets
Nov 7, 2021
"Gondo Mayit"

Kisah nyata yang terjadi tahun 2014
Terjadi di sebuah rumah makan di jawa tengah..

#bacahoror
#ceritahoror
#sukabacahoror
#Idn_horor
#threadhoror

Cerita pendek.... Image
Kisah jenazah ikut memesan makanan di sebuah rumah makan, sempat heboh di tahun 2014 silam.
Peristiwa yang membuat bulu kuduk merinding.
Pak joko berprofesi sebagai sopir ambulance di sebuah rumah sakit. Banyak suka duka menjalani profesi itu, kejadian- kejadian ganjil seringkali beliau alami saat mengantar jenazah ke rumah duka.
Read 42 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Don't want to be a Premium member but still want to support us?

Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal

Or Donate anonymously using crypto!

Ethereum

0xfe58350B80634f60Fa6Dc149a72b4DFbc17D341E copy

Bitcoin

3ATGMxNzCUFzxpMCHL5sWSt4DVtS8UqXpi copy

Thank you for your support!

Follow Us!

:(