Assalamu 'alaikum wr wb,
Malam ini, saya akan memberikan kultwit tentang kritik Ibn 'Atha'illah terhadap percaya diri. Semoga kultwit ini memberikan pencerahan buat sahabat-sahabat @KitabHikam. Amin.
1. Pertama-tama, saya akan mengemukakan penjelasan asy-Syarqawi mengenai orang-orang arif. Ia mengatakan bhw adapun orang-orang arif, mereka tidak melihat sesuatu pada diri mereka sehingga mereka bersandar kepadanya. Sebaliknya, mereka memandang bahwa Subyek Hakiki adalah Allah.
2. Dan sesungguhnya mereka adalah tempat bagi penampakan Subyek Hakiki saja.
أما العارفون فلا يرون لأنفسهم شيئا حتى يعتمدوا عليه بل يشاهدون أن الفاعل الحقيقي هو الله تعالى وأنهم محل لظهور ذلك فقد (الشرقاوي)
3. Sekarang, saya akan menjelaskan lebih jauh apa yang dikatakan oleh asy-Syarqawi dengan contoh-contoh sederhana sehingga lebih mudah untuk dipahami.
4. Sekarang kita pahami terlebih dahulu konsekuensi dari melihat diri (ru'yat an-nafs). Ketika manusia melihat dirinya sendiri maka bisa jadi ia mampu menemukan kemampuan dirinya dan bisa jadi juga ia tidak mampu menemukan kemampuan dirinya.
5. Pertanyaannya, apakah konsekuensi ketika manusia menemukan kemampuan dirinya setelah melihat dirinya sendiri dan apakah konsekuensi ketika ia tidak menemukan kemampuan dirinya setelah melihat dirinya sendiri?
6. Ketika manusia melihat dirinya dan ia menemukan kemampuan dirinya maka muncul percaya diri jika ia bisa melakukan sesuatu dan sukses. Sebaliknya ketika ia melihat dirinya dan ia tidak menemukan kemampuan dirinya maka muncul ragu-ragu jika ia bisa melakukan sesuatu dan sukses.
7. Contoh, A melihat dirinya dan ia menemukan keahlian memasak. Sebab keahlian memasak dalam dirinya, A percaya jika ia bisa menjalan bisnis kuliner dengan baik. Contoh ini menggambarkan sikap percaya diri.
8. Contoh, B melihat dirinya dan ia tidak menemukan keahlian memasak. Sebab ketiadaan keahlian memasak dalam dirinya, B ragu-ragu jika ia bisa menjalankan bisnis kuliner dengan baik. Conroh ini menggambarkan sikap tidak percaya diri.
9. Sekarang kita bisa memahami dua konsekuensi dari melihat diri (ru'yat an-nafs) sebagaimana telah dicontohkan dengan A dan B. Konsekuensi pertama adalah sikap percaya diri. Sedangkan konsekuensi kedua adalah sikap ragu-ragu.
10. Selanjutnya, saya akan menjelaskan tentang optimis dan pesimis. Ketika A melihat dirinya dan ia menemukan keahlian memasak maka A percaya jika dirinya bisa menjalankan bisnis kuliner. Namun ketika melihat kenyataan, ia tidak menemukan modal untuk menjalankan bisnis kuliner.
11. Sebab ia tidak menemukan modal dalam kenyataan maka A jadi bersikap pesimis jika ia bisa berhasil menjalankan bisnis kuliner. Jadi, bisa jadi seseorang bersikap percaya diri setelah melihat dirinya namun bersikap pesimis setelah melihat kenyataan.
12. Ketika A melihat dirinya dan ia menemukan keahlian memasak maka A percaya jika dirinya bisa menjalankan bisnis kuliner. Ketika melihat kenyataan, ia menemukan modal untuk menjalankan bisnis kuliner. Sebab itu, ia bersikap optimis jika ia berhasil menjalankan bisnis kuliner.
13. Jadi, bisa jadi seseorang bersikap percaya diri setelah melihat dirinya dan bersikap optimis setelah melihat kenyataan.
14. Sampai di sini, saya ingin menegaskan bahwa sikap percaya diri dan sikap ragu-ragu sebagai konsekuensi dari melihat diri. Sedangkan sikap pesimis dan sikap optimis sebagai konsekuensi dari melihat kenyataan.
15. Selanjutnya kita pahami makna bersandar pada amal (i'timad 'ala al-'amal) dalam hikmah pertama dari kitab al-Hikam karya Ibn 'Atha'illah as-Sakandari. Sebenarnya makna bersandar pada amal adalah bersandar pada kemampuan diri.
16. Padahal bersandar pada kemampuan diri adalah sikap percaya diri. Jadi, orang arif bukanlah orang yang percaya diri atau bersandar pada kemampuan diri namun ia adalah orang yang percaya Allah atau bersandar pada pertolongan-Nya.
17. Manusia pada umumnya mulai merencanakan sebuah amal dari melihat dirinya untuk menemukan sebuah kemampuan dalam dirinya sehingga ia percaya jika ia bisa melakukannya dengan baik dan sukses. Sementara itu, orang-orang arif tidak seperti manusia pada umumnya.
18. Orang-orang arif memulai amal mereka dari memandang apa yang Allah hendak lakukan kepada mereka. Hal itu ditegaskan oleh Ibn 'Atha'illah as-Sakandari
والعاقل ينظر ماذا يفعل الله به
Orang berakal memikirkan apa yang Allah hendak lakukan kepadanya.
19. Kita bisa membedakan bahwa orang-orang awam memulai amal mereka dari memandang diri dan kemampuan dirinya. Sedangkan orang-orang arif memulai amal mereka dari memandang Allah dan pertolongan-Nya.
20. Dengan kata lain, amal orang-orang awam merupakan sikap inisiatif di hadapan Allah. Sedangkan amal orang-orang arif merupakan sikap responsif terhadap apa yang hendak Allah lakukan kepada mereka.
21. Sebagai contoh sikap inisiatif, A bekerja karena ia melihat kemampuan dirinya dapat dijadikan sandaran. Sebagai contoh sikap responsif, B bekerja karena ia melihat Allah hendak memberinya rezeki.

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with habib zen

habib zen Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @KitabHikam

27 Oct
Saya ingin sampaikan pengakuan dan pujian as-sayyid Ahmad bin Abdullah as-seqqaf di bagian akhir al-Qanun al-Asasi Hadratu asy-Syaikh Hasyim Asy'ari.
Photo Hadratu asy-syaikh Hasyim Asy'ari dan sayyid Ahmad bin Abdullah as-saqqaf.
Read 11 tweets
27 Oct
Assalamu alaikum wr wb,
Malam ini, saya akan memberikan kultwit tentang tajali dalam tradisi tasawuf. Mohon retweet dari sahabat-sahabat @kitabhikam untuk sebarkan ilmu. Terima kasih.
1. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata tajali dikategorikan sebagai kata kerja (verb). Kata tajali berarti 1 tersingkap atau terbuka (selubung, tudungnya); nyata dan terang (tentang sesuatu yang gaib); 2 wahyu (kebenaran yang diperlihatkan Allah).
2. Kata tajali dalam bahasa Indonesia berasal dari kata tajalla dalam bahasa Arab yang berarti tampak dan terbuka. Dalam tradisi tasawuf, tajali bisa diartikan bahwa Allah menyingkapkan diri-Nya sendiri kepada makhluk-Nya.
Read 24 tweets
26 Oct
KESADARAN MANUSIA

Dalam kultwit ini, saya ingin mengajak sahabat-sahabatku untuk memahami ayat 78 dalam surat Yasin. Semoga kultwit ini bisa memberikan pencerahan buat saya pribadi dan sahabat-sahabatku. Jangan lupa retweet dan komentar untuk berbagi pengetahuan.
Terima kasih1. Image
1. Terjemahan ayat 78 dalam surat Yasin di atas sebagai berikut :
Dia membuat perumpamaan bagi Kami dan melupakan kejadiannya. Dia berkata; “Siapakah yang dapat menghidupkan tulang belulang yang telah hancur luluh?"
2. Pertama-tama saya ingin menjelaskan tujuan si penanya di balik pertanyaan,"Siapakah yang dapat menghidupkan tulang belulang yang telah hancur luluh?" Tujuan penanya adalah menolak dan mengingkari kebangkitan setelah kematian.
Read 20 tweets
4 Apr
Dan di bumi itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang yakin. Dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tidak memperhatikan? (Surat az Zariat 20-21).
Secara pribadi, saya memandang ayat itu menjadi tiga kategori. Pertama adalah ayat qauliyah (الآية القولية). Kedua adalah ayat kauniyah (الآية الكونية). Ketiga adalah ayat nafsiyah (الآية النفسية). Saya melihat ketiga ayat melahirkan beragam pengetahuan pada masa sekarang ini.
Ketika umat Islam mempelajari ayat qauliyah maka muncul disiplin ilmu tafsir dan sebagainya. Ketika mereka mempelajari ayat kauniyah maka muncul ilmu fisika dan sebagainya. Sedangkan ketika mereka mempelajari ayat nafsiyah maka muncul ilmu tasawuf dan sebagainya.
Read 10 tweets
4 Apr
Insya Allah, saya akan membahas hikmah 24 dari kitab al-Hikam karya Ibn 'Atha'illah as-Sakandari.

ما توقف مطلب أنت طالبه بربك ولا تيسر مطلب أنت طالبه بنفسك

Saya mohon retweet dari para sahabat dan pembaca untuk menyebarkan ilmu.

Terima kasih
Tidaklah sulit suatu keinginan, kamu meraihnya bersama Tuhanmu; dan tidaklah mudah suatu keinginan, kamu meraihnya dengan dirimu sendiri.
1. Setiap manusia memiliki keinginan (mathlab) dalam hidupnya. Dalam hal ini, Ibn 'Atha'illah menjelaskan dua cara dalam mendapatkan keinginan. Pertama, orang berusaha mendapatkan keinginan bersama Allah. Kedua, orang berusaha mendapatkan keinginan dengan kemampuan dirinya.
Read 26 tweets
4 Apr
Insya Allah, saya akan membahas hikmah 205 dari kitab al-Hikam karya Ibn 'Atha'illah as-Sakandari.

إذا التبس عليك أمران فانظر أقثلهما على النفس فاتبعه فإنه لا يثقل عليها ما كان حقا

Saya mohon retweet dari para sahabat dan pembaca untuk menyebarkan ilmu.
1. Ketika dua perkara tidak jelas bagimu, maka lihat yang paling terasa berat bagi nafsu! Ikutilah ia karena tidak terasa berat bagi nafsu kecuali ia adalah benar.
2. Selama ini, kalau kita mendengar kata nafsu maka terbayang dalam pikiran kita sesuatu yang buruk, sesuatu yang selalu mengajak kepada keburukan. Banyanga semacam itu tidak salah. Kali ini Ibn 'Atha'illah ingin menunjukkan kepada kita sisi lain dari nafsu.
Read 25 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!

Follow Us on Twitter!

:(