1. Orang bersandar pada amal ada dua kelompok. Pertama, para abid (al-ubbad) yang bersandar pada amal untuk bisa masuk surga, bersenang-senang di dalamnya dan selamat dari azab Allah. Kedua, para murid yang bersandar pada amal untuk menyingkap beragam tutup dari hati.
2. Lebih lanjut asy-Syarqawi menjelaskan bahwa kedua kelompok itu tercela dan muncul dari memandang diri (ru'yat an-nafs) serta menisbatkan beragam amal kepada diri mereka sendiri. Sementara itu, para arif tidak seperti kedua kelompok itu.
3. Masih dlm pandangan asy-Syarqawi bahwa para arif tidak melihat sesuatu dlm diri mereka yang dapat dijadikan sandaran. Mereka justru memandang bhw Allah adalah subyek hakiki (fa'il haqiqi). Selain itu, mereka juga memandang bhw diri mereka hanyalah tempat bagi subyek hakiki.
4. Semoga apa yang saya sampaikan ini bisa dipahami oleh sahabat @KitabHikam. Terima kasih.
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Suatu saat saya membaca kitab Ihya karya Al-Ghazali tentang dua pilar dunia. Ia mengatakan bahwa "jah" dan harta merupakan dua pilar dunia. Menurutnya, harta adalah kepemilikan beragam barang yang bisa diambil manfaat. Lalu apakah "jah" menurut pandangan Al-Ghazali?
1. Secara bahasa, kata "jah" berarti pangkat dan kedudukan. Dalam pandangan Al-Ghazali, "jah" didefinisikan sebagai menguasai hati untuk mendapatkan ketaatan dan penghormatan. Seperti diketahui bahwa ketaatan dan penghormatan tidak bisa dilepaskan dari hati.
2. Saya akan menjelaskan perbedaan antara ketaatan dan penghormatan dengan kasus dalam kehidupan sehari-hari agar lebih mudah dipahami.
1. Suatu saat, saya mendengar kumandang azan Subuh. Tiba-tiba terlintas dalam pikiran saya,"Mengapa salat dibandingkan dengan tidur?" Jangan-jangan ada sesuatu yang tersembunyi di balik tidur. Pikiran saya terus saja bergerak untuk menemukan jawaban dari pertanyaan itu.
2. Tidak lama kemudian, saya teringat kitab Bidayah karya Al-Ghazali. Dalam kitab itu, Al-Ghazali menjelaskan kegiatan manusia dari bangun tidur hingga tidur. Bahkan ia menjelaskan bahwa sepertiga umur manusia dipergunakan dan dihabiskan untuk tidur.
Assalamu 'alaikum wr wb,
Malam ini, saya akan memberikan kultwit tentang kritik Ibn 'Atha'illah terhadap percaya diri. Semoga kultwit ini memberikan pencerahan buat sahabat-sahabat @KitabHikam. Amin.
1. Pertama-tama, saya akan mengemukakan penjelasan asy-Syarqawi mengenai orang-orang arif. Ia mengatakan bhw adapun orang-orang arif, mereka tidak melihat sesuatu pada diri mereka sehingga mereka bersandar kepadanya. Sebaliknya, mereka memandang bahwa Subyek Hakiki adalah Allah.
2. Dan sesungguhnya mereka adalah tempat bagi penampakan Subyek Hakiki saja.
أما العارفون فلا يرون لأنفسهم شيئا حتى يعتمدوا عليه بل يشاهدون أن الفاعل الحقيقي هو الله تعالى وأنهم محل لظهور ذلك فقد (الشرقاوي)
Assalamu alaikum wr wb,
Malam ini, saya akan memberikan kultwit tentang tajali dalam tradisi tasawuf. Mohon retweet dari sahabat-sahabat @kitabhikam untuk sebarkan ilmu. Terima kasih.
1. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata tajali dikategorikan sebagai kata kerja (verb). Kata tajali berarti 1 tersingkap atau terbuka (selubung, tudungnya); nyata dan terang (tentang sesuatu yang gaib); 2 wahyu (kebenaran yang diperlihatkan Allah).
2. Kata tajali dalam bahasa Indonesia berasal dari kata tajalla dalam bahasa Arab yang berarti tampak dan terbuka. Dalam tradisi tasawuf, tajali bisa diartikan bahwa Allah menyingkapkan diri-Nya sendiri kepada makhluk-Nya.
Dalam kultwit ini, saya ingin mengajak sahabat-sahabatku untuk memahami ayat 78 dalam surat Yasin. Semoga kultwit ini bisa memberikan pencerahan buat saya pribadi dan sahabat-sahabatku. Jangan lupa retweet dan komentar untuk berbagi pengetahuan.
Terima kasih1.
1. Terjemahan ayat 78 dalam surat Yasin di atas sebagai berikut :
Dia membuat perumpamaan bagi Kami dan melupakan kejadiannya. Dia berkata; “Siapakah yang dapat menghidupkan tulang belulang yang telah hancur luluh?"
2. Pertama-tama saya ingin menjelaskan tujuan si penanya di balik pertanyaan,"Siapakah yang dapat menghidupkan tulang belulang yang telah hancur luluh?" Tujuan penanya adalah menolak dan mengingkari kebangkitan setelah kematian.