Pandemi kala itu, Apple ngenalin produk mereka secara live. Acara tsb beda dgn presentasi kebanyakan yg biasanya cuma kaya jelasin ppt di kelas gitu.
Apple pamer set kantornya, dan ngatur transisi tiap bagian panel dgn baik
Nah SM pun sama
SM punya banyak artis. Tiap artis bisa ditampilkan dgn transisi yg baik. Ada elemen kejutan tiap artis tampil tapi perpindahan satu artis ke artis lain itu asik kesannya
Perfom, vocal, dance dan camera movement ngga perlu diragukan lah ya. Kelas SM tuh 5 bintang
Set panggung dan outfit eye pleasing. Mungki bahkan on point dgn lagunya. Saya ngga banyak hapal/tahu lirik, jadi bilang mungkin aja π
Ini konser online. Tapi kaya nonton film dgn sinema yg asik dan plot yg bagus. Sebuah pertunjukan yg mengesankan
Sama kaya Apple. Pengenalan produk rasa film dokumenter yg rapi haha
Bagian paling keren: bisa dinikmati di banyak kanal dan GRATIS πππ
Makasih SM π€π»β¨
Sungkem sama nyai ππ»
Satu poin lagi: integrasi.
Apple jd mapan karena ekosistem antar perangkat mereka. Ini jg didukung saat pengenalan produk/fitur baru yg terhubung satu sama lain
SM jg gitu. Menurut saya di sini Kwangya berperan penting.
Kwangya jadi penghubung banyak artis SM. Iya jadi universe gitu. Makanya saat ada bagian narasi Kwangya selama konser, bisa nyambung antar artis.
Eh iya hampir lupa. SM setahu saya memang agensi yg antar artisnya kompak. Jadi hubungan kekeluargaannya ada. Keliatan pas konser bersama jg kan
Sayangnya, saya bukan stan SM meski saya suka beberapa artis dan lagu mereka. Jadi karena ngga ada keterikan emosional yg kuat ya sesenang fans SM
Tapi saya heboh sendiri mengenai teknis dan kualitas pertujukan haha
Kayanya itu aja sih. Selamat tahun baru buat kita semua, terutama fans SM dgn kejutan awal tahun ini
Makasih yg udah baca. Dan sekali lagi karena bukan SM stan, mungkin ada informasi yg keliru. Jadi saya minta maaf dan tolong benarkan/tambahi ππ»
Hi, My name is Akmal*, and hereβs my 2021 best gift.
Let me tell you a story, dalam bahasa Indonesia.
Ini semua dimulai dari Museum Pers Nasional
Saya pernah berkunjung ke Museum Pers Nasional (MPN) di Solo. Bertujuan u/ penelitian. Sy berangkat sendiri waktu itu dan menjadi slh satu pengalaman paling berkesan selama di Jogja βperjalanan seorang diri ke luar kota tanpa pengalaman sebelumnya. Saya naik kereta Prameks
Pengalaman lucu yg bisa saya ingat adlh ketika salah naik armada Transolo. Waktu itu belum hapal rute & diterpa bingung. Walau akhirnya tetap sampai ke tempat tujuan, & sisi baiknya saya jadi tahu bahwa lokasi MPN sangat dekat dengan stasiun, bahkan bisa ditempuh jalan kaki.
Oke, mari kita bedah hal yang asik dari series ini.
Disclaimer. Catatan ini ditulis pascanonton 1 eps. Jadi bisa saja tidak tepat mengingat akan ada belokan cerita, atau kejutan lain. Saya juga tidak memeriksa rekam jejak penulis skrip dan sutradara.
1. Premis dan penceritaan
Idenya ngga baru. @nova bilang sih kaya Sweet Home: zombie dan survival. Tapi saya suka penceritaan yang cepat, dari awal udah keliatan masalahnya apa. Krisisnya ditampilkan dengan proporsi yang tepat.
Kemarin ayah saya membawa majalah ini. Awalnya saya minta karena ingin membaca salah satu tulisan teman saya yang dimuat di dalamnya. Ketika majalah ini datang, saya terkejut dengan temanya.
Apa isinya?
Pas pertama lihat cover: Fix ini desainernya ARMY ahaha
Sebenarnya memang seperti yang bisa ditebak, judul pada cover depan majalah memang merepresentasikan isi secara dominan: realita βsantri yang juga kpoperβ dan perspektif santri dalam menyikapi kpop.
Majalah ini tidak ada versi digitalnya. Tidak pula saya bagikan cuplikan isinya. Kebanyakan haha. Yg bisa saya tawarkan cuma rangkuman versi saya.
Bahasan kpop setidaknya terbagi pada bagian editorial, wawancara dan opini. Rubrik sisanya tidak secara khusus membahas kpop.
Twitter jadi Instagram.
Instagram jadi Shopee.
π
Mungkin ada yg ngga suka Twitter roll out Fleet. Sebab di mari enaknya berbasis teks. Sementara IG kok udah kaya marketplace.
Pertanyaannya, kenapa fitur tsb tetap rilis meski (akan) ada yg tidak suka?
Denger dari temennya "orang dalam" Instagram, visi IG memang berubah. Awalnya fokus ke komunitas, lama-lama bergerak ke bisnis. Itulah kenapa fitur bisnis makin banyak di IG.
Perkenankan saya untuk menggunakan sebuah atsar dalam mengawali bahasan utas ini. "Undzur ma qala wala tandzur man qala". Lihat kata-kata/pesannya, bukan siapa yang menyampaikan.
Saya memahami atsar tsb dua makna. Pertama, mengenai bias. Kalau tidak salah atsar ini bekenaan dengan masalah kebohongan/kredibilitas. Jadi kamu perlu lihat isi pesannya bukan langsung percaya sama yang mengatakan.
Saya baru sadar, karena lebih sering memakai daripada memperhatikan. Windows menggunakan istilah 'libraries' untuk ruang penyimpanan personal pengguna sistem operasinya.
Saya tidak tahu apakah bahasa ini memang dibuat orang LIS atau ada kontribusi-konsultasi dengan orang LIS. Tapi keliatan banget si LISnya