Oke, mari kita bedah hal yang asik dari series ini.
Disclaimer. Catatan ini ditulis pascanonton 1 eps. Jadi bisa saja tidak tepat mengingat akan ada belokan cerita, atau kejutan lain. Saya juga tidak memeriksa rekam jejak penulis skrip dan sutradara.
1. Premis dan penceritaan
Idenya ngga baru. @nova bilang sih kaya Sweet Home: zombie dan survival. Tapi saya suka penceritaan yang cepat, dari awal udah keliatan masalahnya apa. Krisisnya ditampilkan dengan proporsi yang tepat.
2. Arti Happiness
Ini yang agak ngeselin kali ya. Kaya ngga nyambung dengan cerita. Menurut saya, mungkin memang sifatnya tersirat. Dan saya punya dua asumsi untuk ini.
A. Sudut pandang Yi Hyun. Ingat adegan doi didorong Sae-Bom dari atap sekolah? Bagi saya itu beneran visualisasi “jatuh cinta”. Sejak saat itu, hingga 12 tahun kemudian, doi ngga ngencani cewe lain dan tetep suka Sae Bom.
Nah momen ‘pertemanan’, atau tepatnya HTS kali ya, dengan Sae Bom itu membahagiakan bagi Yi Hyun. Tentu karena dia menyukai Sae Bom. Sebagai cowok, saya pernah merasakan ini. Jangankan ngobrol akrab, lihat crush aja keknya itu hari paling menyenangkan.
Apakah tindakan Sae Bom pas di awal itu bisa menyebabkan jatuh cinta? Secara sinema memang ditunjukkan iya. Tapi, jujur saya juga jadi suka Sae Bom dengan POV tersebut. Sebab, tiba-tiba muncul sosok yang menjungkir balikkan hidup kita dalam sekejap.
B. Keseluruhan cerita. Harusnya sih series ini akan berakhir happy ending. Jadi, cerita bertahan hidup berdua menghadapi dunia yang aneh dan berbahaya akan jadi memori menyenangkan bagi tokoh utama –kalau sama-sama hidup sih di akhir wkwk
Sering ada kan di anime-anime, cinta tumbuh setelah melewati hal berbahaya berdua. Mirip syndrome nightingale.
3. Karakter
Baik Sae Bom dan Yi Hyun, menurutku sama-sama cerdas, dan jago bernegoisasi. Kemampuan deduksi, intuisi, dan daya amatnya juga bagus. Kalau kemampuan bertarung, maybe sama ya.
Sementara ini, Yi Hyun terlihat kaya mas-mas bucin. Sae Bom terlihat kaya orang yang selalu ingin mencapai tujuannya. Menurutku, Sae Bom memutuskan menikahi Yi Hyun agar memuluskan tujuannya bisa tinggal di apart wkwk
Ini juga terlihat saat dia menyelamatkan Yi Hyun di atap sekolah. Kan itu dilakukan agar doi bisa segera pulang haha
Well, dia memilih Yi Hyun karena bisa dibilang udah percaya saya doi yang 12 tahun bareng. Baru cintanya muncul kemudian. Kayanya gitu sih haha
4. Visual
Suka sama kombinasi visual tokoh utamanya sih. Entah kenapa pas lihat Park Hyung Sik ingat Kim Jun Kyu Treasure haha
Kalau Han Hyo Joo rasanya gabungan visual Kim Yoo Jung dan Song Hye Kyo wkwk cakep pokoknya
5. Sinema ramah awam
Sering kan ada drama yang kadang kita perlu mikir buat dapat maksud scene tertentu atau harus merujuk eps sebelumnya untuk melihat detil yang dimaksud di eps tertentu. Nah, #happiness menurutku mudah dicerna.
Seperti saat Sae Bom diserang Jong Taee di tempat karantina, dia sempat memperhatikan monitor detak jantung. Nah, scene ini kemudian dijelaskan saat doi bercakap dengan Han Tae Seok. Soalnya ngga semua orang paham angka di monitor tsb meski ya sebenarnya sederhana
Okay keknya itu aja sih catatanku. Kalau ada yang mau ditambahkan, kusilakan
Kemarin ayah saya membawa majalah ini. Awalnya saya minta karena ingin membaca salah satu tulisan teman saya yang dimuat di dalamnya. Ketika majalah ini datang, saya terkejut dengan temanya.
Apa isinya?
Pas pertama lihat cover: Fix ini desainernya ARMY ahaha
Sebenarnya memang seperti yang bisa ditebak, judul pada cover depan majalah memang merepresentasikan isi secara dominan: realita ‘santri yang juga kpoper’ dan perspektif santri dalam menyikapi kpop.
Majalah ini tidak ada versi digitalnya. Tidak pula saya bagikan cuplikan isinya. Kebanyakan haha. Yg bisa saya tawarkan cuma rangkuman versi saya.
Bahasan kpop setidaknya terbagi pada bagian editorial, wawancara dan opini. Rubrik sisanya tidak secara khusus membahas kpop.
Mungkin ada yg ngga suka Twitter roll out Fleet. Sebab di mari enaknya berbasis teks. Sementara IG kok udah kaya marketplace.
Pertanyaannya, kenapa fitur tsb tetap rilis meski (akan) ada yg tidak suka?
Denger dari temennya "orang dalam" Instagram, visi IG memang berubah. Awalnya fokus ke komunitas, lama-lama bergerak ke bisnis. Itulah kenapa fitur bisnis makin banyak di IG.
Perkenankan saya untuk menggunakan sebuah atsar dalam mengawali bahasan utas ini. "Undzur ma qala wala tandzur man qala". Lihat kata-kata/pesannya, bukan siapa yang menyampaikan.
Saya memahami atsar tsb dua makna. Pertama, mengenai bias. Kalau tidak salah atsar ini bekenaan dengan masalah kebohongan/kredibilitas. Jadi kamu perlu lihat isi pesannya bukan langsung percaya sama yang mengatakan.
Saya baru sadar, karena lebih sering memakai daripada memperhatikan. Windows menggunakan istilah 'libraries' untuk ruang penyimpanan personal pengguna sistem operasinya.
Saya tidak tahu apakah bahasa ini memang dibuat orang LIS atau ada kontribusi-konsultasi dengan orang LIS. Tapi keliatan banget si LISnya
Utas kali ini akan menyinggung mengenai representasi perpustakaan di dalam Korean Drama, lagi. Haha. Sesuai judul, setidaknya utas ini akan dibagi pada dua bagian.
Perpustakaan yang diulas kali ini ada pada web series A-TEEN Season 1 (2018). Perpustakaan ini pertama ditunjukkan pada episode 4 saat Doha berencana belajar bersama dengan Hamin, yang ternyata juga bersama Kim-Ha.
Ini merupakan opini pribadi atas scene perpustakaan di episode 5-6 Love Alarm
season 1.
Kalau menggunakan bahasa Kris Budiman, sebenarnya ini praktik 'soft semiotics'.
cuma karena saya masih noob, yasudah ini ala-ala saja ahaha
(Mengandung spoiler) Konteks: setelah sekian drama, Jojo dan Sun-oh tidak
bersama lagi. Separuh cerita dibawa pada plot twist. Hye-houng yang masih suka
Jojo, berusaha menyatakan cintanya. Mereka dipertemukan di perpustakaan.