Sebagai santri tentu memiliki banyak banget pengalaman dan teman, namun semua itu kadang gak berjalan mulus, di beberapa hal kadang merelakan adalah jalan keluar inilah yang dialami Dimas salah seorang santri di Palembang
Dimas pernah mengalami beberapa kejadian mistis selama dia menjadi santri, selain itu hal yang tak pernah dia lupakan adalah saat kehilangan sahabat karibnya
Oke sebelum lanjut jangan lupa RT dulu ya, seperti biasa cerita menggunakan sudut pandang orang ketiga
Dimas masuk pesantren sekitar tahun 2012 saat itu dia baru aja lulus SD dan menginjak kelas 1 SMP, Pesantren yang dituju Dimas terletak di kota Palmebang dengan jarak dari kota sekitar 4 jam dan tempatnya sangat terpencil.
Di awal perjalanan Dimas sudah disambut dengan berbagai macam tumbuhan tinggi hingga semakin lama ia memasuki kebun karet, jalanan mulai susah dan banyak bebatuan ditambah sinyal yang semakin buruk
Akhirnya sampailah Dimas di sebuah pesantren yang letaknya sangat pelosok jauh di dalam hutan, pesantren itu cukup ramai dngan jumlah santri sekitar 700 santri putri dan 300 putra. Disana juga berjejer puluhan asrama
Saat itu Dimas tinggal di Asrama Sunan kalijaga yang mana bangunan itu terdiri dari dua tingkat dengan 5 kamar bawah dan 5 kamr atas, dark semennya juga terbuat dari kayu jadi kalau ada yg jalan suaranya kedengeran
Seiring berjalannya waktu dimas mulai mendengar banyak sekali cerita-cerita mistis yang ada di pesantren tersebut seperti setan tangan, mbah Jenggot, dan suara-suara yang sering muncul di tengah malam
Letak kamar mandi di pesantren itu juga lumayan jauh yaitu 500m dari asrama, di salah satu bilik toilet juga ada tulisan ‘STMJ’
‘Setan Tangan Mulai Jedul’
Dimas bingung itu maksudnya apa? Ternyata maksud dari tulisan itu adalah setan tangan mulai muncul, hah setan tangan? Semoga aja hal-hal kaya gitu tidak menganggu Dimas nantinya
Tahun 2013 gak kerasa udah setahun Dimas berada di pesantren itu dan tidak mendapat gangguan sama sekali namun di malam hari yang begitu dingin Dimas tiba-tiba kebelet ingin buang hajat, karena ga ada temen akhirnya dia nekat ke toilet sendirian
Disana memang ada 10 toilet dengan tembok yang seling-seling dan gak ga terlalu tinggi, bak mandinya juga memanjang menjadi satu dari ujung kamar mandi kanan sampai ke kamar mandi bagian kiri
Dimas masuk ke bilik toilet nomor dua, lagi tenang-tenangnya tiba-tiba air di bak kamar mandi seperti ada yang menciduk, semakin lama gelombangan air semakin besar, buru-buru Dimas menyelesaikan hajatnya
Saking penasarannya siapa sih yang ada toilet sebelah, ko enggak ada suaranya Dimas pergi ke bilik bagian pojok kiri dan disana di pojok kamar mandi Dimas ngelihat dengan jelas ada sosok kecil, kepalanya botak jongkok menghadap ke kiri
Dimas yg ngeliat itu langsung lari ketakutan bangunin temennya yang lain dan pengurus tapi reaksi
Pengurusnya malah biasa aja sementara itu Dimas tentu sangat shock karena baru pertama kali melihat penampakan “Udah gausah takut”
Dimas bahkan sempat ingin pindah pesantren saking takutnya, dia trauma melihat hal kaya gitu namun orang tuanya hanya merespon alakadarnya, mengiyakan tapi ga mengurus perpindahan ya akhirnya Dimas bertahan di pesantren tersebut
Di pesantren juga terkenal dengan mitos Mbh Jenggot si penunggu kali di dekat pesantren, memang disana ada sungai yang jaraknya 500m dari kamar mandi
Suatu hari Dimas terbangun di tengah malam Dimas mendengar ada suara orang jalan ditangga ada namun tidak ada wujudnya, banyak yang bilang itu penunggu asrama. Dimas bisa tau karena Dimas tidur diluar kamar
Duk duk duk…
Dimas menatap sekeliling, disampingnya juga banyak santri yang masih tidur, Dimas terbangun karena ingin solat tahajud, karena kapasitas kamar yang terlalu kecil hanya berukuran 4x4m saja dan harus diisi 10 orang maka banyak yang memilih untuk tidur diluar
Pesantren itu sendiri juga terbilang cukup tua sejak dibangun sampai Dimas menjadi Santri umur pesantren sudah 50th
‘Duk..duk duk’
Suara itu kembali terdengar namun anehnya sampai di tangga terakhir suara itu mnghilang dn muncul lagi dari lantai dua, Dimas mengabaikan suara itu
Oh iya mengenai kali atau sungai yang tak jauh dari pesantren itu namanya Kali Sanca yg jaraknya satu km dari asrama. Kali itu memiliki sejarah tersendiri dalam pembangunan pesantren
Karena mitosnya dulu itu ada sebuah ular yang berhasil dikalahkan sama pendiri pesantren, dan mereka memiliki perjanjian kalau setiap tahun pasti ada tumbal
Dan benar saja, setiap tahun selalu ada aja yang hanyut di sungai itu bahkan korbannya bukan hanya dari pesantren aja bahkan dari masyarakat juga ada
Memasuki Tahun 2015 Dimas menginjak kelas 3 SMP, disinilah dia bertemu dengan Bayu yang saat itu kelas 1 SMA
Bayu tergolong anak yang bar-bar dalam ranah perkataan, Bayu itu salah satu anak Kyai juga atau dalam istilah jawadipanggilnya ‘Gus’. Anaknya tinggi, badannya kurus dan tingkahnya berbeda dengan yang lain, bodoamat sama peraturan di pesantren
Bayu dan Dimas mulai akrab, sering masak bareng, tidur bareng dll. Aktivitas di Pesantren juga lumayan padat pagi sekolah, dzuhur pulang jam 3 ngaji sampe ashar, ashar ngaji smpe magrib istirahat habis magrib ngaji sampe jam 11 malam.
Dimas dan Bayu berbeda asrama Bayu masuk di asrama Sunan Giri dimana itu asrama yang terkenal dengan suasana yang angker, namun hal itu gak berarti apa-apa bagi Bayu anak yang sangat berani. Di atas saja Bayu hanya sendirian
Asrama itu memiliki dua lantai juga, 3 kamar di bawah dan dua kamar diatas. Dark bagian atas juga udah banyak yang keropos karena sering gak dihuni, asrama itu terkenal angker karena ada sosok baju putih rambut panjang di pojok kanan atas yang sering nampakin diri
Singkat cerita Dimas pindah di asramanya bayu dan tinggal di kamar samping kamar Bayu, disitu hubungan mereka juga mulai renggang mungkin karena aktivitas yang mulai padat ditambah Bayu yang udah dapat teman baru juga
Suatu hari sepulang sekolah seperti biasa Dimas rebahan sampai kadang ketiduran, namun hari itu sekitar jam 2 siang Dimas mendegar suara Faiz yang lari dari bawah, dia ngos-ngosan dan menyampaikan kabar yang membuat Dimas terkejut
Faiz: “Dim Dim Dim, Bayu tenggelam”
Dimas: “Loh bukannya Bayu ga bisa berenang?”
Faiz: “Gak tau, udah ayo cepetan itu udah rame disungai”
sungguh Dimas berharap kabar yang disampaikan Faiz ini hanya prank, mana mungkin Bayu tenggelam orang anak itu aja gak berani ke sungai
Oke lanjut besok ya, gw dipanggil emak nih
Jangan lupa RT dulu !!!
Dimas dibuat terkejut dengan kabar yang Faiz bawa, mereka berdua langsung lari menuju sungai dan benar saja disana kondisinya sangat ramai bahkan beberapa santri dan warga udah ada yang menyusuri sungai yang kondisinya lagi pasang
Santri-santri yang bisa berenang dikerahkan, mereka memakai batang pohon pisang yang dipotong dan dijadikan rakit alakadarnya, sungainya sendiri tdk terlalu besar namun arusnya sangat kencang
Dimas juga ikut dia masuk di bagian kloter ke lima “Dia terakhir kali kelihatan dimana?” tanya Dimas pada anggota yang lain, mereka meraba bagian sisi sungai hingga sampailah mereka di titik yang cukup jauh
mereka tiba di jembatan yang udah ambrol yang jaraknya sekitar 7m dari tempat Bayu tenggelam. “Ah mana mungkin Bayu sampai disini, ini sih udah terlalu jauh” Dimas dan yang yang lainnya berinisiatif untuk memasang jaring disana
berharap Bayu nyangkut di jaring itu, kondisi sungai sendiri juga kotor karena banyak kayu-kayu lancip mungkin karena pohon tumbang dll
Dimas termenung dia tidak siap kehilangan sahabatnya, perasaan sedih menjalar di hati Dimas, bagi Dimas bayu bukan hanya sekedar sahabat tapi udah bagian dari saudaranya perasaannya kalut dia hanya bisa berdoa semoga Bayu cepat ditemukan
Sejenak Dimas dan para santri yang tadinya mencari Bayu berhenti di jembatan itu, dari kloter terakhir di sore itu mereka tidak menemukan jejak Bayu sama sekali, kebetulan disana juga ada Taufik orang yang sebelumnya bersama Bayu saat kejadian
Tanpa basa-basi Dimas langsung menyerbu Taufik meminta penjelasan
Jadi kronoligisnya....
Awalnya Bayu, Taufik, dan Fikri mau masak namun mereka kekurangan cabe dan memutuskan buat mengambil cabe di seberang sungai, Fikri dan Taufik sudah melarang Bayu untuk ikut nyebrang namun Bayu tetep ngeyel “Udah lu disitu aja gausah ikut nyebrang’ Taufik menasehati Bayu
Namun ketika dua temennya udah nyeberang Bayu justru ikutan juga, dia terjun ke sungai
Fikri: “Lu ngapain sih”
Bayu: “Udah gw bisa kok santai aja”
Taufik: “Bayu balik aja lu”
Karena Bayu ini anaknya ngeyel dan bandel dia malah jalan terus hingga saat sampai tengah tiba tiba dia keseret arus Bayu teriak minta tolong
Taufik dan Fikri yang melihat itu langsung mengejar dari samping Fikri ngulurin kayu tapi tetep tidak bisa,
“Tolong tolong” bayu terus meminta tolong badannya semakin tenggelam kepala dan tangannya sesekali muncul. Sekitar jarak 20m kepala Bayu muncu lalu tenggelam dan tidak kelihatan lagi, Bayu hilang tepat di belokan sungai
Taufik sama Fikri berusaha mencari Bayu namun tidak ada hasil hingga setelah 30menit mereka baru lapor, Dimas hampir aja kelepasan emosi karena mereka berdua tidak langsung lapor namun Dimas berhasil ditenangkan oleh santri yang lain
Pencarian dilakukan kembali sehabis magrib karena mereka merasa belum puas, kali ini jumlah kloter ditambah menjadi 10 kloter masing masing kloter berisi 5 orang, pada waktu itu Tim-Sar datang sehabis magrib dan tidak ada hasil
Karena kurang puas Dimas dan beberapa temen lainnya sempat ngulangin penelusuran lagi jam 9 malam ada 5 kloter yang mengikuti pencarian dan Dimas masuk di kloter pertama
Di daerah sungai itu sekitar jarak 500m dari tempat Bayu tenggelam disana ada pohon bambu yang sangat rimbun, dimana di sekitarnya ada lubang yang sangat dalam, lubang itu akan kelihatan saat air surut namun mereka menyadari satu hal kenapa air disana membentuk pusara
“Ini ada yang ga bres nih biasanya ga ada air muter” Ujar salah satu teman yang bersama Dimas, dia ini termasuk orang yang peka terhadap hal-hal ghaib. Mereka mendekat kesana, temenya yang tadi langsung terjun ke sungai dia hilang beberapa menit
Dia kembali muncul dengan raut yang agak bingung, “ada tangan di dalem” katanya, sontak Dimas dan yang lainnya kaget. Dia bilang ada jari yang ditarik tidak mau tapi dilepas juga tidak mau, apa itu ada hubungannya dengan Bayu?
Keanehan lainnya juga dialami kloter ke 5, waktu itu mereka mutusin buat berhenti sejenak untuk ngerokok dulu, suasana hutan malam juga begitu gelap disampingnya banyak pohon karet, pencahayaan mereka hanya berasal dari senter
Pas salah satu dari mereka nyenter kearah sungai disana mereka berlima melihat Bayu, Bayu meminta tolong dengan kepala yang hampir tenggelam, 3 orang diantara mereka langsung terjun namun setelah disusulin ternyata itu hanyalah batang pohon pisang
Akhirnya di tengah malam itu mereka bingung harus bagaimana, saat itu juga pengasuh pesantren, polisi dan Timsar berkumpul di jembatan roboh “Bayu itu masih hidup kalau ketemu malam ini dia tidak tenggelam namun dibawa makhluk penunggu”
Memang benar di sungai itu ada enunggunya dia dikenal dengan nama ‘RATU’ beberapa orang yang berhasil melihatnya bilang kalau Ratu itu sangat cantik pakaiannya menggunakan pakaian adat Palembang
Mendengar hal itu semuanya jadi kembali semangat untuk mencari Bayu, orang orang udah mulai mencari lagi namun hasilnya tetep nihil, mereka mencari di daerah situ aja, dengan batas sampai subuh
Namun Bayu tetap tidak ditemukan orang-orang mulai pasrah, Bayu hidup atau mati asalkan ketemu. Dimas bahkan tidur di samping kali, hingga pagi hari mereka melanjutkan pencarian, pagi siang sore dan malam tetep tidak ada hasil
Dimas sendiri sebenarnya merasa campur aduk, Dia dan Bayu adalah sahabat dekat walaupun sempat renggang tapi sejujurnya Dimas juga tidak rela kehilangan Bayu, dia masih berharap Bayu ditemukan dalam keadaan selamat
Malamnya saat mereka berada di sungai mereka mencium bau ubi, bau ubi disamping sungai itu adalah tanda datangnya ‘Mbah Jenggot’ dimana Mbah Jenggot dulu rumahnya di daerah sekitar sungai, badannya pendek dan jenggotnya panjang
Mereka melakukan pencarian lagi sampai subuh namun sayang Bayu belum juga ditemukan, pencarian dilakukan selama 3 hari sampai hari Rabu namun hasilnya masih nihil
Rabu pagi Dimas berniat ingin masuk sekolah, pakaiannya sudah rapi seragan sepatu tas sudah dikenakan, dia ingin berangkat karena sudah dua hari membolos untuk mencari sahabatnya. Ketika Dimas mau berangkat dari arah depan terdengar teriakan “Mas, Bayu ketemu Mas Bayu ketemu”
Mendengar itu Dimas langsung mencopot lagi sepatunya Dimas lari ke daerah samping sungai, perasaannya was-was semoga Bayu masih hidup, sampai disungai keadaan belum terlalu ramai disana Bayu ditemukan tidak jauh dari tempatnya tenggelam kira-kira jaraknya 200m
Dimas lari, sampai jarak 100m, sudah tercium bau menyengat, Dimas mendekat ke arah Bayu yang sudah mengapung disamping sungai, dengan pelan dia diangkat menggunakan sarung kondisi Bayu mengenaskan kesenggol sedikit saja kulitnya sudah sobek
badannya banyak luka dengan kondisi yang sangat tragis. Dimas yang melihat itu hatinya teriris, sahabatnya udah benar-benar pergi Dimas tak percaya dia tentu sangat sedih namun juga sedikit tenang karena Bayu sudah ditemukan
Akhirnya Bayu dibawa ke pesantren dimandiin di yasinin dan hari itu juga Bayu dibawa pulang oleh pihak keluarganya, sementara di pesantren juga diadakan tahlilan sampai 7 hari untuk Bayu
Saat malam ke tiga acara tahlilan di pesantren Dimas hendak pergi ke kamarnya yang terletak disamping kamar Bayu, karena sejak kejadian Bayu tenggelam Dimas belum berani ke kamarnya sendiri dan memilih tidur di bawah
Rupanya di depan pintu kamar Bayu ada tulisan arab yang ditempel,tujuannya buat memanggil bayu biar tau arah jalan pulang
Namun sayang Sebelum sampai kamar perasaan Dimas mulai tidak enak, perlahan Dimas menaiki tangga hingga sampai pertengahan Dia ngeliat Bayu masuk kamar dan pintunya dibuka, Dimas yakin hal itu bukanlah halusinasi
Dimas ngelihat Baju dan celana yang dipakai Bayu persis dengan yang terakhir kali dikenakan, Baju oren dengan celana pendek. Akhirnya Dimas kembali ke bawah selama tidur dibawah Dimas dan yang lain mencium bau yang masih saja tidak hilang
Setelah 7 harian Dimas memutuskan buat ziarah ke makam sahabatnya, Dimas tentu sedih tidak menyangka akan kehilangan Bayu secepat itu, bagaimanapun juga Dimas dan Bayu pernah dekat Dimas hanya bisa mendoakan Bayu
3 tahun setelah kejadian itu Dimas lulus dari pesantren dan dia berniat pulang naik bis. Bis dari Palembang ke Tangerang namun bis itu transit di Lampung untuk mengecek mesin, sembari menunggu Dimas akhirnya keluar buat nyebat
Kebetulan Bisnya ini berhenti disamping kiri jalan, saat pandangan Dimas lurus ke depan Dimas ngelihat di seberang sana ada Bayu, dia lagi berdiri dan ngeliat kearah dimas Bayu tersenyum, senyum yang bahkan tidak bisa Dimas lupakan sampai sekarang
‘Sorry ya Yu, saat lu butuh gw ga bisa maksimal bantu elu”
Tamat
Oh iya bagi yang mau dengerin kisahnya dara narasumber langsung kalian bisa cek di YouTube ya
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Ada yang udah denger cerita yang sempat viral ini guys? Kisah tentang ajudan yang mengalami kejadian tak terduga selama menjalankan tugasnya di Istana Kepresidenan
Siapa sih yang gak tahu Istana Kepresidenan? Bangunan yang digunakan sebagai tempat peristirahatan resmi Pemimpin Negara (Presiden) sekaligus sebagai kantornya ini ternyata juga memiliki hawa mistis loh.
Kisah kali ini diceritakan oleh salah satu penulis horor @BriiStory yng mana menceritakan tentang rumah di tengah perkebunan karet yg lama ga keurus, katanya sih tidak ada yg betah tinggal di dalam rumah itu
Orang yg mengalaminya adalah Wahyu dan juga pak Heri, jadi Wahyu ini adalah pekerja baru yg harus tinggal di rumah itu, awalnya sih wahyu merasa baik-baik aja, sampai di malam kedua teror yg dialaminya bener-bener membuatnya hampir gila
Kalian masih ingat tentang salah satu korban hilang di gunung piramid? Iya dia adalah Thoriq, remaja yang baru aja lulus SMP. Thoriq mendaki gunung bersama dengan ketiga temannya, semua pasti tidak menyangka jika waktu itu adalah pendakian terakhir bagi almarhum Thoriq
Kisah kali ini diceritakan langsung oleh narasumber kita: RIZKY
Dia adalah teman dekat, teman ekelas sekaligus teman yang melakukan pendakian bersama Thoriq saat itu.
Gimana perasaan kalian jika kehilangan 2 orang sahabat sekaligus? Sudah sedih makin sedih, bahkan mungkin kalian akan menganggap takdir begitu kejam. Kenapa yang namanya kehilangan harus di jadwalkan?
Kehilangan memang bukanlah hal yang diharapkan semua orang
Namun jika itu adalah jalan yang sudah ditetapkan, siap gak siap kita harus mengiklaskan, seperti yang terjadi dalam cerita kali ini
Pencarian terus dilakukan oleh Tim SAR & relawan yang saat itu berjumlah seratus orang lebih. Hingga menurut ku ada sebuah keanehan
Dimana sejak pencarian hari kedua, cuaca di sekitar kami mendadak jadi mendung, gerimis dan kabut.
Tapi lucunya lagi ketika sudah memasuki jam 3 sore cuaca kembali terang
Hal ini terus terjadi setiap hari selama pencarian Bang Daeng dilakukan
Kenalin namaku Arief, disini aku pingin nyeritain pengalamanku di tahun 2001 tepatnya tanggal 17-20 Desember 2001 di Gunung Semeru
Waktu itu tanggal 16 desember 2001 jatuh pas lebaran, jadi Marsandi ini ngajaknya dadakan, artinya kita naik pas momen puasa. “Assalamualaikum” Teriaknya sembari mengetuk pintu rumah,.
“Walaikumsalam, Lah kenapa Mar?” Marsandi cengengesan dia nanya “Lebaran lu kemana?”