Hai Pwers, balik lagi niih saya mau berbagi kisah horor lain nya. Dan untuk memulai nya saya mau cerita yang ringan-ringan dulu yaaa , seperti biasa semoga bisa menghibur dan mengambil pelajaran. Selamat membaca 😀
PEREMPUAN BERWAJAH MURAM
Hai, perkenalkan namaku Adi. Aku akan bercerita sebuah kejadian ketika aku harus menjaga ibuku yang sedang sakit dan dirawat di rumah sakit swasta, di sebuah kawasan Jakarta selatan.
”Di ... Bapak pulang dulu ya, besok Bapak harus kembali dinas ke Balikpapan selama 3 hari. Kamu atur jadwal sama adik kamu, jangan sampai ibu sendirian gak ada yang jaga di Rumah sakit loh ya …” Ucap bapak Adi sambil berdiri dari sofa yang di dudukinya.
Setelah berdiri, bapak pun menghampiri ranjang ibu yang tengah tertidur, kemudian merapihkan selimut nya dan mengusap rambut ibu dengan lembut.
”Iya Pak, nanti Adi gantian sama Beben.” Jawabku sambil berdiri dan berjalan mendekati pintu, lalu membuka pintu untuk bapaknya.
”Udah gak usah dianter ke depan, Bapak sendiri aja. Kamu di sini aja, jangan ditinggal ibunya, takutnya nanti pas Ibu kebangun butuh apa-apa gak ada orang lagi …” Pinta bapak seraya berjalan melangkah keluar pintu dan berbelok ke arah lorong.
Sudah dua hari ini ibunya Adi dirawat di Rumah sakit karena penyakit jantung yang semakin shari kian memburuk. Sudah satu tahun belakangan ini kondisi jantung ibunya Adi sangat begitu lemah dan beliau pun sering mengeluh sesak.
Menurut dokter ibunya Adi harus dioperasi untuk penggantian katup jantung. Yaa ... Beliau yang masih berusia 50 tahun telah di diagnosis terkena penyakit jantung reumatik.
Jantung reumatik merupakan jenis penyakit jantung yang disebabkan karena adanya infeksi bakteri dimasa kecil dan mulai muncul ketika sudah berusia dewasa. Penyakit itu mempengaruhi sendi dan katup jantung ibunya Adi. Itulah kenapa dokter menyarankan untuk dilakukan operasi,
... tapi karena kondisi ibunya Adi yang tidak pernah stabil. Saran untuk melakukan tindakan operasi pun selalu gagal.
”Selamat malam Bu, waktunya minum obat dan tensi ya …” Ujar dua orang perawat perempuan yang memasuki ruang kamar inap dan membangunkan ibu Adi dengan lembut.
”Sus... Saya boleh nitip Ibu sebentar gak, saya mau beli nasi goreng di depan, buat jaga-jaga kalau tengah malam nanti saya kelaparan …” Ucap Adi meminta tolong.
”Iya Mas saya tunggu, tapi jangan lama-lama ya. Saya ganti shift sekitar 15 menit lagi, mau pulang cepet soalnya …” Jawab salah satu perawat.
”Oke … Terima kasih ya Sus.”
Adi pun bergegas keluar dan melirik jam tangannya yang sudah menunjukan angka 21:45 menit. Adi pun semakin mempercepat langkahnya, hampir setengah berlari. Ruangan ibunya dirawat berada di gedung bagian sebelah kiri dari gedung utama,
jadi ia harus berjalan melalui dua lorong koridor terlebih dahulu untuk menuju pintu keluar.
Lorong pertama menyambungkan ruangan operasi, baik operasi minor ataupun operasi mayor.
Kemudian setelahnya ada ruangan radiologi, dan diujung lorong ada sebuah kantin semacam food court. Tapi biasanya pukul 21.00 malam mereka sudah beres-beres dan bersiap untuk tutup.
Selepas lorong pertama, tiba-tiba saja Adi merasa seperti mencium harum parfum. Seketika ia pun menghentikan langkahnya dan melirik ke arah kanan.
Kosong ... Tak nampak siapa pun juga di sana, hanya Adi sendirian yang berjalan di lorong tersebut.
Adi berusaha untuk tetap positive thinking. Pikirnya saat itu mungkin ada yang baru lewat dan meninggalkan jejak harum parfumnya yang masih menempel di sepanjang Lorong itu. Adi pun meneruskan kembali langkahnya menyusuri lorong ke dua.
Dari jarak ia berjalan, kurang lebih 25 meter di depan, tiba-tiba Adi melihat sebuah siluet bayangan seorang perempuan, jujur Adi agak was-was mengingat malam itu ia berjalan sendirian di lorong. Adi pun berdoa di dalam hati.
”Tuhan tolong ... Semoga ini perempuan beneran. Please Tuhan semoga ini perempuan beneran”
Langkah Adi semakin dekat dengan posisi perempuan itu berdiri. Semakin dekat jarak mereka, semakin keras pula detak jantungnya berdegup,terlebih ketika kakinya sejajar dengan perempuan itu
Adi memejamkan mata tak berani untuk melirik ke arah perempuan itu
”Kak ...” Sebuah panggilan yang terdengar sedikit ringkih.
Suara itu menghentikan Adi melangkah, lalu napasnya tercekat seketika. Perlahan ia membuka matanya dan membalikan badan sembari berdoa.
”Semoga ini perempuan nyata …” Ucapnya dalam hati dengan jantung yang semakin menderu.
”Kak ... Beli air mineral jam segini di mana ya?” Tanya perempuan itu.
Suara itu lembut membuyarkan doa Adi, Adi pun memberanikan diri menatap wajah perempuan itu
”Kalau di sini sih udah tutup, tapi di seberang rumah sakit masih ada yang jual …”
Jawab Adi sambil meneliti dengan seksama wajah dan pakaian perempuan itu.
Sepertinya ia baru berusia sekitar 24 tahun. Rambutnya panjang sebahu dan diikat ke atas.
Dia juga mengenakan sweater berwarna krem dan bawahan celana kain berwarna abu-abu.
Dengan ragu-ragu Adi pun melirik kakinya, dan ...
”Huuufffttttt ...” Adi menarik napas leganya.
Ternyata perempuan itu menginjak tanah, ia memakai sepatu senada dengan warna sweater yang ia kenakan.
”Kakak mau pulang ya? Selesai menjenguk?” Perempuan itu bertanya lagi pada Adi.
”Gak sih, ini aku mau beli makanan di sebrang rumah sakit. Kenapa emangnya?”
Bersambung ...
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Janur kuning melengkung menghiasi halaman, di tengah rumah sepasang pengantin sedang terduduk di depan seorang penghulu dalam prosesi ijab qobul. Selepas ijab qobul, raut wajah sang pengantin terlihat begitu berbahagia, Hamidah dan Rusman.
Hari itu, Hamidah dan Rusman sudah resmi menjadi pasangan suami istri.
Kehidupan pasangan pengantin baru, penuh kebahagian, dalam cinta dan kasih sayang.
Hi Pwers, kali ini saya mau berbagi kembali kisah dari serangkaian perjalanan kisah Narasumber kita, Mas Wijaya. Masih di bumbui adegan diluar nalar yang bisa kalian percaya atau enggak. Buat saya seru sih dan yang pasti kita ambil pelajaran nya aja ya :)
Selamat membaca !
COKRO KULO MUNYENG
Ns : Mas Wijaya
Malam itu, seperti biasa sehabis isya, aku duduk di sebuah warung kopi yang terletak tidak jauh dari masjid. Dari kursi yang menghadap ke arah jalan tempat aku duduk, kulihat salah seorang kawanku yang juga sering mengopi di warung ini datang
PEREMPUAN BERWAJAH MURAM
(Part 3)
”Bang ...! Sialan, anjrit ...! Gue abis liat setan, Bang …!” Suara Beben tercekat.
”Dimana kejadiannya? Loe liatnya di mana Ben?” Tanya Adi penasaran.
Beben kemudian bercerita panjang lebar dari seberang sambungan telepon,
.. sambil mendengarkan Adi pun sesekali menahan napas. Lalu kemudian mengeluarkannya dengan helaan panjang, seakan terbayang di kepalanya membentuk sketsa-sketsa dan potongan-potongan kejadian seperti cuplikan film hitam putih.