Di tunggu tar malem yak!! Silahkan like dan RT dulu.. #Dahlia
Disclaimer : Semua nama tokoh dan tempat di dalam cerita ini sengaja disamarkan untuk menjaga identitas dan privasi dari semua pihak yang terlibat didalamnya. #Dahlia
Stigma keangkeran kost ini di dasari oleh kejadian belasan tahun lalu, yaitu ditemukannya satu jasad wanita di dalam salah satu kamar di rumah kost ini.
Wanita itu bernama 'Dahlia' , wanita lajang berusia 28 tahun, seorang pegawai di salah satu bank swasta yang terkena PHK karena tempatnya bekerja terkena likuidasi, dampak dari krisis moneter tahun 1998 kala itu.
Dan sejak kematiannya itulah kost ini menjadi kost'an yang terkenal dengan keangkerannya. Tahun demi tahun berlalu, sejarah kelam kost ini pun tenggelam termakan waktu. Kamar yang dulu ditempati Dahlia, kini di biarkan kosong dan menjadi gudang.
Tibalah kini di tahun 2015 tepatnya 17 tahun setelah tragedi Dahlia itu. Seorang wanita dari luar kota sebut saja Ami seorang pegawai di salah satu Bank****, menjadi penguni baru di rumah kost ini. Tentu tanpa ia tau sejarah dan seluk beluk dari kost ini.
(Hari pertama)
waktu itu akhir pekan,
Ami tengah menata barang-barangnya, ia tampak sangat bersemangat waktu itu, setelah selesai ia pun merebah di atas kasur empuknya, menatap langit-langit. “Wah kostan senyaman ini, bisa murah gini ya, kamar mandi dalam lagi”. Ucapnya
Kamar Ami ini berada persis di samping kamar tragedi itu. Di waktu ini ia tentu belum mengetahuinya. Bersamaan dengan itu Ami mendengar keriuhan di luar kamar, suara obrolan dari para penghuni kost lain yang sedang mengobrol di ruangan tengah.
Dengan malu-malu ia mengintip keluar. Salah satu penghuni sebut saja Nisa, melihatnya dan memanggil. “Sini kak, kumpul-kumpul”. Ucapnya. Dengan tersipu Ami pun menghampiri sekumpulan orang itu dan ikut berbaur.
“Kuliah apa kerja mbak?”. Ucap Toni salah satu penghuni pria disitu.
“Kerja mas, Saya kerja di Bank ***”. Jawab Ami.
Pandangan Ami sedikit fokus ke salah satu kamar yang berada di samping kamarnya. Pintunya tertutup rapat namun lampunya menyala.
“Itu kamar siapa ya kak, yang samping kamarku itu?”. Tanya Ami.
“Oh itu Gudang kak, Cuma buat nyimpen barang-barang punya Pemilik Kost ini”. Kata Nisa menjawab pertanyaan Ami itu.
Obrolan diantara mereka pun terus berlanjut hingga tak terasa hari sudah menjelang Magrib, satu per satu dari mereka mulai masuk ke kamarnya masing-masing, tak terkecuali Ami yang juga ikut masuk juga ke kamarnya Untuk Sholat.
Setelah selesai sholat Ami terlihat sibuk dengan ponselnya. Ia tengah berkirim pesan singkat dengan orang tuanya dikampung untuk mengabarkan bahwa dirinya sudah mendapatkan kost yang cukup nyaman.
Tak terasa waktu sudah semakin malam, tapi Ami belum juga mengantuk, maklum mungkin ini masih penyesuaian untuk malam pertama ia tidur di kostan ini, jadi untuk membunuh waktu, Ami pun membaca novel kesayanganya, lagi pula ini kan malam minggu jadi ia tak perlu--
--buru-buru tidur karena besok libur.
Ami mulai membaca novelnya itu lembar demi lembar hingga waktu berlalu sekira pukul 11.00, matanya mulai mengantuk, ia pun membenarkan posisinya dan tak terasa Ami pun terlelap.
Sampai mungkin selang 2 jam kemudian, pintu kamarnya diketuk.
“Tok...tok..tok..Kak”.
“Tok..tok..tok.. Kak”.
“Tok..tok..tok.. Kakak”.
Ami terbangun, dengan masih sayup ia mengamati sekitar. “Apa benar barusan ada yang mengetuk pintu kamar?”. Batinnya dalam hati. Dan benar saja ketukan itu kembali terdengar.
“Tok..tok..tok.. Kakkk”.
“iya.. Sebentar”. Kata Ami seraya beranjak dan membukakan pintu.
Namun setelah ia membuka pintunya, ternyata tak ada siapapun diluar. Ami yang penasaran tampak memeriksa dengan mengeluarkan kepalanya sambil menoleh ke depan, kanan dan ke kiri. Namun memang benar tak ada siapapun disitu selain suasana luar yang teramat sepi.
“Ah mungkin aku salah dengar”. Batinnya seraya menahan kantuk.
Ami pun menutup pintu kamarnya dan kembali merebah di ranjang untuk tidur lagi. Namun baru saja ia mulai terlelap. Tiba-tiba ia dikagetkan oleh suara bayi yang tertawa.
Seketika matanya terbelalak “Hahhh!!! Anak siapa itu malem-malem gini”. Disini Ami yang sebenarnya mulai merasa takut masih mencoba untuk berbaik sangka dan menganggap itu hanyalah halusinasinya belaka.
“Aduh aku belum sholat isya”. Ucapnya dalam hati. Buru-buru Ami mengambil wudhu di kamar mandi dan melaksanakan sholat isya. Dan disini kembali terjadi sebuah kejadian yang membuat Ami sadar semua ini bukanlah halusinasi.
Jadi posisi kiblat di kamar Ami ini kebetulan menghadap pintu dengan jendela “Naco” di sampingnya.
Sholatlah Ami di situ. Raka’at pertama dan kedua masih berjalan lancar, barulah pada raka’at yang ketiga, tirai jendela didepannya perlahan mulai terbuka dengan sendirinya.
Ami yang awalnya menunduk kini sedikit mendongak dan melihat ke arah tirai itu seraya keheranan dan ketakutan, seketika ia pun kembali menundukkan pandangannya.
Ami masih mencoba untuk meneruskan sholatnya, hingga sampailah dia pada bacaan surat pendek, seketika ia tersentak ditengah doanya. Ketika ia mendengar suara berbisik menirukan doa yang dibacakannya itu.
Suaranya terdengar membisik dengan nada yang mengejek, ya!! Suara itu dari balik jendela di depannya itu. Ami dengan terbata mulai mengeraskan bacaannya. Ia yang masih menunduk tentu penasaran dengan siapa sosok yang menirukan bacaan doanya itu.
Hingga akhirnya iapun mengarahkan pandangannya ke arah jendela di depannya itu.
Seketika matanya terbelalak, tubuhnya mematung tak bisa bergerak setelah melihat sosok didepannya itu, sosok yg sedari tadi menirukan doanya itu. Rambutnya panjang, kepalanya lonjong dan aneh, menggeleng-geleng seraya mengulangi doa yang tadi dibaca Ami dengan nada yang mengejek.
Ami hanya bisa menatap terpaku dengan sosok itu, tubuhnya tak bisa digerakkan, mulutnya seperti terkunci. Diantara ketakutannya itu Ami mulai menata nafasnya sambil terus berdoa didalam hati hingga akhirnya sosok wanita itu pun pergi.
Setelah sosok itu menghilang Ami langsung melompat kasur tak meneruskan sholatnya. Ia bersembunyi dibalik selimut, seraya menangis ketakutan, pikirannya mencoba menerka tentang apa yang baru saja ia lihat dan alami.
Namun belum selesai dengan itu, tiba-tiba ada yang menarik selimutnya dan setelah ia melihat ke depan, di situ terlihat sosok anak kecil mungkin usia 3-4 thn tengah berdiri didepanya sambil tersenyum geli dan berkata.
“GIMANA???? HIHIHIHI!!!!!”. Kata sosok anak kecil itu.
Dan setelah itu seketika pandangan Ami menjadi gelap, entah pingsan atau apa, yang jelas ia tak sadarkan diri sampai akhirnya ia terbangun keesokan harinya.
Singkat cerita, dengan kejadian semalam, Ami tentu bercerita tentang apa yang dialaminya kepada para penghuni kost lain. Namun apa tanggapan mereka justru membuatnya heran.
“Ah biasa itu mbak, namanya juga penghuni baru, pasti diajak kenalan”.
--
--Ucap mereka yang tengah berkumpul di pagi itu.
Mendengar itu Ami Cuma menghela nafas sambil berkata dalam hati. “Apa-apaan ini!!”. Batin Ami. Ia pun kembali masuk ke kamarnya dan mandi, selesai mandi tampak Ami tengah memegang ponselnya sambil melamun.
Masih terngiang jelas dipikirannya tentang kejadian semalam. Hingga ponselnya pun berdering, Ami yang melihat nama “Ibuk” di layar ponselnya itu langsung mengangkatnya. Terjadi percakapan kecil diantara Ami dan ibunya yang seperti biasa selalu menanyakan kabar anak gadisnya itu.
Sampai pada akhirnya Ami pun menceritakan perihal kejadian semalam kepada sang ibu. Ami berujar akan segera pindah dari kost yang baru ia tempati sehari itu.
Mendengar itu, sang ibu tak mencegahnya, ia hanya menyarankan kalau memang harus pindah, Ami di sarankan untuk menunggu sebulan terlebih dahulu. Mengingat biaya sewa yang sudah terlanjur dikeluarkan.
Singkat cerita hari pun berlalu sekitar sepekan kemudian, pikir Ami mungkin memang benar kata penghuni kost lain bahwasanya hantu-hantu di rumah kost ini hanya mau berkenalan saja di awal ia menetap. Namun ternyata tidak juga, karena suatu hal terjadi lagi, --
--dialami oleh Ami yang akhirnya meruntuhkan pertahanannya untuk terus menetap di rumah kost ini. Dan beginilah kejadiannya.
Hari itu adalah akhir bulan, seperti pegawai bank pada umumnya, Hari ini Ami lembur, dan baru sekira pukul 23.30 ia tiba di kostnya yang sudah nampak sangat sepi. Dengan perlahan ia membuka pintu gerbang lalu memasukkan sepeda motornya. “Gerah banget nih, habis ini mandi ah”.--
Ucapnya pada diri sendiri. Setelah memarkir motornya Ami pun berjalan menuju kamarnya.
Suasana nampak sangat sunyi berbaur dengan Ami yang tengah melewati lorong yang sedikit terbuka. Hingga sampailah ia di depan pintu kamarnya.
Buru-buru ia mencari kunci kostnya yg ia simpan di dalam tas, seraya juga matanya yang berkali-kali melirik ke “Kamar” itu. Yg berada di paling ujung sama dengan kamarnya & terlihat terang karena temaram lampu dari dlm yg memang tak pernah dimatikan oleh bapak kost.
Kunci sudah berada di genggaman dan hendak di masukkan ke lubangnya namun tiba-tiba ponselnya berdering yang mana itu adalah panggilan telepon dari teman sejawatnya. Ami mengangkat panggilan itu sambil membuka pintu kamarnya.
📞:”Hallo, ada apa mbak Mir?”. Kata Ami menjawab panggilan itu.
📞:”Ini lho, laptopmu ketinggalan”.
📞:”Owalah, aduh iya mbak Mir, aku tadi buru-buru banget, tolong dibawa pulang Mbak Mira aja dulu yah, besok pagi bawa lagi kekantor”. Ucap Ami seraya masuk.
Dan setelah beberapa percakapan kecil di antara mereka, panggilan pun berakhir. Setelah meletakkan tasnya dan duduk sejenak, Ami pun mandi. Guyuran air dimalam itu cukup membuat rasa lelahnya di hari itu sedikit terobati.
Dengan tanpa merasa apapun Ami bernyanyi menggumamkan nada-nada seraya membersihkan tubuhnya itu. Dan Tanpa sadar ada seseorang yang juga ikut bernyanyi menirukannya.
Tak selang beberapa lama Ami sepertinya sadar akan hal itu. Sejenak ia memberhentikan aktifitas mandinya untuk mencermati itu. Suara itu dirasa cukup jelas meski sedikit tersamarkan oleh suara air dari kran yang sedari tadi ia biarkan terbuka.
Dan untuk meyakinkan hal itu Ami pun menutup kran itu. Namun suara itu tak terdengar lagi. “Ah mungkin aku salah dengar aja”. Batin Ami yang langsung melanjutkan mandinya hingga selesai.
Dan ketika Ami keluar dari kamar mandi dan hendak ganti baju seketika ia dibuat keheranan melihat mukena dan sajadahnya sudah tak rapi. “perasaan tadi udah terlipat”. Batin Ami sambil memungut mukenanya itu namun kali ini ia dibuat heran untuk kedua kalinya karena--
--ketika mukenanya di angkat bersamaan itu juga jatuh sebuah “Spidol” permanen berwarna merah yang harusnya berada di dalam tas kerja nya dengan tutup yang sudah terlepas.
Melihat itu sambil terus keheranan, Ami mulai memeriksa mukenanya itu dan betapa kagetnya ia ketika kini melihat mukenanya sudah di corat-coret dengan noda tak beraturan yang sepertinya adalah hasil coretan dari “Spidol” yang ia temukan tadi.
Sontak Ami langsung melemparkan mukena itu. “Aghsafirullahaladzim!!!”. Ucapnya.
Buru-buru ia mengganti bajunya dan langsung duduk memojok di atas kasur sambil meraih tas kerjanya yang langsung ia periksa dan benar saja spidol merah itu sudah tak ada. Ami yang mulai merasa ketakutan itu pun bingung mencari pengalihan.
Akhirnya ia membuka ponselnya dan menelpon teman-temannya. Tapi sialnya tak ada satu pun teman yang menjawab panggilannya itu, begitu juga dengan Nisa, teman satu kostnya yang kini Ami coba berulang kali telpon dan mengirim pesan teks tetap tak ada jawaban.
Akhirnya Ami menelpon Rudi, laki-laki yang selama ini mengejarnya tapi selalu ia acuhkan. “Masa’ sih Rudi tak menjawab telponku”. Batinnya seraya memencet tombol hijau di layar ponselnya itu. Dan benar saja, tak butuh waktu lama Rudi mengangkat telpon Ami di tengah malam itu.
📞:”Hallo Ami, gimana, ndak sibuk kok, ada apa emang?”. Jawab Rudi yg heran namun senang.
📞:”Temenin aku ya, ndak bisa tidur nih di kost”. Jawab Ami.
📞:”iya deh, tumben-tumbenan nih minta di temenin, biasanya sibuk-melulu”. Ucap Rudi bercanda.
Dan terjadilah obrolan diantara mereka dengan topik yang didominasi oleh Rudi, kepiawaiannya mengolah kata nyatanya cukup membuat Ami terhibur dan teralihkan dari rasa takutnya tadi.
Hingga hampir 2 jam mereka saling berbincang dan tertawa. Ami mulai merebah di kasurnya dengan telepon yang masih menempel ditelinganya.
📞:”Udah mulai ngantuk nih aku”. Ucap Ami dalam panggilan yang sudah nyaman itu.
📞:”Kamu mau tidur? Emangnya bisa tidur ramai-ramai gitu?”. Jawab
Rudi.
📞:”HAHHH!!!ramai gimana maksutnya?”. Jawab Ami dengan Matanya yang seketika terbelalak.
📞:”Lahhh itu kedengeran dari sini, kayak ada cewek ngobrol diSamping kamu?”. Ucap Rudi
📞:”Gak lucu ya Rud, aku ini dari tadi sendirian, orang Kostan udah Pada tidur!!sepi”. Jawab Ami dengan kata-kata yang semakin membisik.
📞:”Lah!! Serius kamu!!”. Jawab Rudi keheranan.
📞:”Aduhhh, jangan tutup telpon aku ya Rud sampai aku tidur”. Ucap
Ami di jam yang hampir pukul 2 malam itu.
Rudi pun mengiyakannya meski tampak kini ia juga mulai ikut ketakutan karena suara wanita mengobrol selain Ami itu masih ada dan terdengar jelas. Dan Kemahiran Rudi untuk mencari bahan obrolan seketika sirna ditelan oleh ketakutannya itu.
Sesekali Rudi hanya berkata
“Udah Tidur Mi?”.
Yang langsung dijawab oleh Ami dengan kata “Belummm!!!”. Hingga beberapa menit kemudian Rudi tak lagi mendengar suara itu, sejenak suasana menjadi Hening, dan berganti menjadi suara desah nafas Ami yang sepertinya tertidur.
“Udah tidur Mi?”. Ucap Rudi untuk menyakinkan itu. Setelah dirasa tak ada jawaban dari Ami, Rudi pun kini hendak mengahkiri panggilan itu. Dengan bertanya kepada Ami untuk terakhir kalinya. “Udah tidur Mi?”. Tanya Rudi lagi.
Dan ketika ia hendak menurunkan ponselnya, betapa kagetnya Rudi ketika ada yang menjawab pertanyaan itu, “Tapi ini jelas bukan suara Ami”. Yang mana suara itu berkata.
“Ami sudah tidur!!!!”.
Begitulah kata-kata dari sosok misterius dalam panggilan itu.
Karena kaget dan takut Seketika, spontan Rudi langsung menutup dan melemparkan ponselnya tanpa ia tahu apa yang sedang di alami Ami saat ini. Karena ternyata Ami yang tadi sempat tertidur kini ia terbangun dan sedang mengalami “Ketindihan”.
Dimana ia kini sedang melihat satu sosok yang tengah duduk di depan meja riasnya.
Sosok itu hanya duduk mematung, dengan gaya jongkok memijak kursi di depan meja rias itu, seakan tengah berkaca tak memperdulikan Ami yang sedang ketakutan tak bisa bergerak di atas kasurnya itu.
Dan Entah mengapa dalam “Ketindihan” itu mata Ami hanya “Membelalak” ke sosok yang sepertinya wanita dan kini mulai terdengar bersenandung. Sampai akhirnya setelah berjuang sekuat tenaga, tubuhnya kini bisa digerakkan.
“ALLAHUAKBAR!!!”. Ucapnya sambil menghentak hingga dirinya terperanjat & duduk. Namun anehnya setelah Ami benar2 sadar, sosok wanita itu kini menghilang begitu saja. Tinggalah Ami yg kini matanya menerawang ke seluruh ruangan dikamarnya itu dengan wajah yg amat sangat ketakutan.
Dan tak selesai dengan itu!! Karena tiba-tiba kran di kamar mandinya terbuka sendiri, air mengalir deras menerjang bak mandi yang memang tadi tak begitu penuh.
Dan bersamaan dengan itu terdengar juga suara aktifitas di dalamnya. Suara kecipak air dan gayung yang bersambut diiringi dengan suara senandung dari wanita misterius. Tangis Ami tak terbendung mendengar itu.
Tubuhnya gemetar, kedua tangannya menutupi telinga, berharap bisa menghalau suara dari kamar mandi itu. Namun setelah beberapa saat berlalu, tiba-tiba suara itu menghilang berubah menjadi senyap.
Ami mulai berani membuka matanya dan mendongakkan kepalanya lagi walau dengan tubuh yang masih bergetar.
Dan Na’as memang bagi Ami ketika ia tak sengaja melihat sebuah pergerakan di atas lemarinya. Pandangannya yang spontan melihat ke arah itu, kini harus kembali di kagetkan dengan sosok yang tengah “Berongkang kaki” di atas lemarinya itu, bajunya putih lusuh,
dengan muka lonjong dan menggelembung tertawa memekik seraya memandang ke arah Ami yang kini menjadi tak bisa bergerak.
Tubuh Ami kaku, lidahnya juga kelu, pandangannya hanya tertuju pada sosok wanita misterius itu yang terus saja “mengikik” seakan menertawakan Ami. Hingga perlahan sosok itu pun mulai merangkak turun dari lemari dan mendekati Ami.
Wajahnya kini bertemu saling bertatapan dan sosok itu pun teriak di depan muka Ami.
“LUNGO KOE!!!! ANAKKU RA SENENG!!!”.
(“PERGI KAMU!!! ANAKKU TIDAK SUKA!!!”). Ucap wanita misterius itu.
Ami pun hanya bisa tercengang dan akhirnya tak sadarkan diri. Ami terbangun keesokan harinya dengan badan yang demam dan lemas. Matanya sembab, kepalanya pening, dengan payah ia coba meraih ponselnya yang terlihat tergeletak dilantai.
Ia segera menelpon orang tuanya dan menceritakan semuanya, ia sudah tidak kuat dan ingin segera pergi dari kost-kostan sialan ini. Setelah itu Ami juga menelpon ke kantornya untuk ijin tidak masuk dulu hari ini karena sakit.
Hari itu adalah hari terakhir, Ami menempati kost-kostan itu, ia memilih pergi dan tak sudi kembali..
Kisah ini terjadi kisaran tahun 1998-1999an, tentang seorang Pemuda sebut saja "Parmin" yg 'Diikuti' dan diduga kuat ia juga 'Disukai' oleh sosok lelembut berwujud Kuntilanak bernama "SUM".
Berlatar belakang tahun 1990an,
Catatan seram dari seorang Gadis yg sering diajak berbaur oleh lelembut penunggu rumah neneknya.
Bagaimana ceritanya? Silahkan bookmark utas ini, dan dukung saya dengan follow, like dan RT ya :)) #PenghuniLain
Jakarta 1990,
Mira,
Deringan telepon rumah seketika menyela keasyikan obrolan di sebuah keluarga di malam itu, antara Mira, Ayah dan ibunya, yg tengah saling berbangga karena si Mira sudah resmi menjadi "Sarjana" sekitar 3 hari lalu.
Kali ini saya akan menceritakan kisah nyata dari 4 orang Pemuda di tahun 1970/80an yg bermain-main dengan permainan yg tidak main-main yaitu "Jelangkung". Dalam permainannya mereka melakukan sebuah kesalahan hingga akhirnya menyebabkan terror yg berkepanjangan.
Sampai membuat mereka hampir gila. Bagaimana kisahnya?
Silahkan bookmark dulu utas ini, dan jangan lupa dukung saya dengan Follow, RT dan Like ya..
Kata SITI dan SETANA diambil dari bahasa jawa krama inggil yg berarti 'Siti' = Tanah & 'Setana' = Kuburan/makam. Media yg digunakan Dalam sihir ini adalah tanah kuburan. Dan Konon efeknya tak bisa terprediksi, bisa ringan & bisa juga menjadi sangat ganas.
Kali ini saya akan menceritakan tentang korban dari "Teluh Siti Setana" tersebut. Yang di alami oleh sebuah keluarga di tahun 1992, kejadian janggal, seram dan tragis terjadi pada keluarga ini. Bagaimana kisahnya? Silahkan bookmark dulu utas ini.