Lakon Story Profile picture
May 27 164 tweets 21 min read
"SENDANG PAMUJAN"

Full Story 21+
TAMAT

A Thread
Based On True Story

@bacahorror
#bacahorror #ceritahantu #lakonstory
" Hom wilahom aji, rogo lan sukmo lebur dadi siji ora marang liyo kejobo marang geni. Hom wilahom aji, hom wilahom aji "
Mantra,
Bukan, kata kata tersebut, adalah sebuah kata kata yang selalu kami ucapkan disetiap pagi, siang dan malam ketika kami masih berada ditempat tersebut.
Benar sekali,

Diantara api yang menyala terang ditambah dengan patung lengkap dengan adanya beberapa orang yang sedang duduk layaknya seorang pimpinan.

Membuat saat saat itu, tentu saja tidak akan pernah kami lupakan selama hidup kami.
Bahkan, sejak kebodohan yang kami jalani tersebut, tanpa disangka sangka, kami akhirnya mengalami terror mematikan dari sosok iblis yang akhirnya merenggut nyawa beberapa orang yang ada disekitar kami.

Menyesal,
Iya, sangat sangat menyesal, andai saja waktu itu kami tidak tergiur dengan apa yang sudah mereka janjikan, mungkin semua cerita ini tidak akan berakhir seperti ini.

Bismillahirohmanirrohim.
( Semua nama, tempat, tanggal, ucapan dalam cerita ini disamarkan, mohon maaf bila ada kesamaan ).

" Sendang Pamujan "

1986 ( 09.00 WIB ).

Pagi itu, berbeda dari pagi pagi sebelumnya, kampungku yang biasanya selalu adem ayem baik baik saja,
waktu itu tiba tiba heboh dengan datangnya beberapa orang yang berpakaian serba hitam berkunjung ke hampir setiap rumah yang ada dikampungku tersebut.

" Ning..,..Ningrum..." teriak Lastri yang waktu itu tiba tiba memanggil namaku dari arah luar rumahku.
Mendengar hal itu, aku yang sebelumnya sedang duduk menjahit pakaianku, tentu saja seketika berdiri sambil berjalan pelan kearah pintu.

" Oo Mbak Lastri, ada apa mbak kok kelihatanya panik gitu " ucapku sambil membukakan pintu untuk Lastri yang kutau,
dia adalah salah satu tetanggaku yang memang seumuran denganku.

" Ono kabar apik iki mbak, ayo samean melok o ( ada kabar baik ini mbak, ayo kamu ikut o " terang mbak Lastri.

" Ada apa sih mbak " sahutku bingung.
" Sekarang, dirumah pak RT lagi rame banget mbak, ada orang dari luar katanya mau ajakin kita hidup enak, " ucap Lastri jelas.
" Bentar dulu mbak, pelan pelan dong ngomongnya, duduk dulu, tenang, baru jelaskan gimana " jawabku sambil seketika duduk dikursi yang memang tersedia diteras rumahku.
" Jadi begini mbak, sekarang dirumah pak RT kedatangan beberapa tamu. tamu tersebut berasal dari luar daerah, entah darimana aku juga kurang paham.
Nah, tadi kata tamu pak RT, siapapun yang mau ikut, nanti akan dapat uang, dapat makan, dapat kerja dan dapat apapun yang kita inginkan " ucap mbak Lastri menjelaskan.

" Ikut ?. Ikut kemana ? " Sahutku bingung.
" Sudahlah ayo, mumpung belum terlambat, mending sekarang ayo buruan kita kerumah pak RT, biar jelas, orang orang banyak yang mau soalnya mbak " ajak mbak Lastri sambil mulai menarik tanganku.
Karena aku yang mulai penasaran dengan apa yang mbak Lastri ucapkan, akhirnya akupun ikut berjalan bersama mbak Lastri menuju rumah Pak RT yang letaknya tepat diujung kampung tempat aku tinggal tersebut.
Sesampainya dirumah pak RT, pagi itu ternyata aku sudah melihat adanya beberapa tetanggaku yang ternyata sudah berkumpul disana.
Dan tidak hanya 1 ataupun 2, waktu itu aku melihat hampir semua tetanggaku ternyata sudah berkumpul dan terlihat mendengarkan orang yang berpakaian serba hitam tersebut berdiri dan berbicara.
Orang berpakaian hitam tersebut, berjumlah 5 orang dengan 3 laki laki dan 2 perempuan.
Semuanya, mengenakan jubah hitam lengkap dengan adanya sebuah tali yang terikat memutar dikepalanya.

Dan tidak berhenti disitu saja, waktu itu aku juga melihat adanya sebuah tas besar yang terlihat ada dimeja tepat ditengah tengah ruangan rumah pak RT tersebut.
" kalian akan bersamaku 14 hari, dan jika sudah selesai 14 hari, hidup kalian aku pastikan akan berubah tidak seperti ini lagi " ucap salah satu orang berpakaian hitam tersebut menjelaskan.

Dan entah apa yang ada didalam fikiran para tetanggaku.
Pagi itu, diantara dari mereka, tiba tiba terlihat bersedia dan mulai bergiliran menuliskan namanya disebuah buku yang memang sudah disiapkan diatas meja.

" Itu nulis apaan mbak " bisikku kearah mbak Lastri.
" Ya kalau mau ikut pergi, harus nulis nama dibuku itu mbak. Gimana, kita ikut apa enggak " tanya mbak Lastri.

Namun anehnya, belum selesai aku memikirkan jawabanya, tiba tiba mbak Lastri terlihat maju dan menuliskan namanya setelah kami tau,
siapapun yang maju menuliskan nama, ternyata waktu itu seketika mendapatkan sejumlah uang yang dikeluarkan dari tas yang ada didalam rumah tersebut.
Setelah menuliskan nama dan mendapatkan uangnya, mbak Lastri pun kembali menghampiriku dengan senyumnya yang terlihat mantap dengan keputusannya.

" Tuh kan, kita tinggal nulis nama saja, kita sudah dapat uang banyak banget.
Ayo dah, jngn lama2 lg, nanti pendaftarannya keburu ditutup " ajak mbak Lastri.
Kr n aku msh bingung dgn keputusanku, akhirnya wkt itu aku hny diam sambil melihat satu persatu tetanggaku yg bergiliran menuliskan nmnya dan mendapatkan uang yg mmng terbilang ckp banyak jumlahnya.
" Sudah mbak tidak usah Ragu, silahkan kesini, hidupmu yang seperti ini, selangkah lagi semuanya akan berganti " ucap salah satu orang berpakaian hitam tersebut sambil memandang wajahku karena sepertinya mereka tau, kalau aku memang masih sangat ragu.
Mengetahui hal itu, akupun hanya tersenyum tipis sambil mulai berjalan mendekat kearah buku tersebut karena akupun tidak bisa memungkiri, waktu itu aku juga sedang tidak memiliki uang sama sekali.
Dan akhirnya,Akupun menuliskan namaku dibuku besar tersebut sambil melirik jumlah peserta yang saat itu sudah mencapai angka 53 yang sepertinya, mereka juga berasal dari luar kampungku.
( Waktu itu, aku menuliskan namaku di nomor urut 54 mas, aku lalu diberi uang dan disuruh bersiap siap ). ucap narasumber.

Singkat cerita, setelah beberapa orang selesai menuliskan namanya, akhirnya kamipun mendapatkan arahan agar kami segera menyiapkan semua barang bawaan.
" Bagi kalian yang sudah mendaftar, sekarang silahkan pulang terlebih dahulu, Siapkan baju baju kalian untuk 14 hari. Nanti pukul 16.00 sore, kalian kumpul lagi disini dan kita berangkat ". Ucap salah satu orang yang memakai baju hitam tersebut.
Mendengar hal itu, kami semua yang ada dirumah pak RT pun seketika bubar kembali kerumah kami masing masing untuk mempersiapkan semua barang bawaan yang sesuai dengan apa yang sudah diarahkan.
Waktu itu, sebelum pulang kerumah, aku memang sempat ikut kerumah mbak Lastri terlebih dahulu, disitu aku kembali membicarakan semua itu karena sejujurnya, waktu itu aku masih sangat ragu dengan keputusanku.
" Mbak Lastri tau, kita mau dibawa kemana ?. Dan mbak Lastri apa gak takut kalau nanti kita diapa apain ? " Ucapku memulai obrolan.

" Halah tenang saja, kita pasti baik baik saja, kan kita gak sendirian, orang dikampung kitapun ada sekitar 5 orang yang ikut.
Malahan tadi pak RT sepertinya juga ikut lo mbak " sahut mbak Lastri sambil mulai melipat bajunya satu persatu.

" Fikiranku kok gak enak ya mbak " ucapku pelan.

" Mbak Ningrum, lebih baik kita gagal dalam mencoba daripada kita tidak melakukan apa apa.
Lihat ibumu, beliau sudah tua dan sakit sakitan. Sedangkan kamu jarang sekali punya uang. Mending sekarang begini saja, uang yang kamu dapat tadi, semua kasikan Ibumu, kamu minta restu, entah apapun yang terjadi, yang jelas kita sekarang usaha untuk memperbaiki hidup kita.
Aku juga gitu kok , aku ingin benerin rumah ini kalau aku sudah banyak uang nanti, kasian orang tuaku, tiap mau mandi harus numpang ke sumur tetangga. Dikampung ini, apa yang kamu harapkan.
Pekerjaan susah, adanya ya cuma ke sawah kalau musim panen saja, kalau gak musim panen, kita ya nganggur,. Apa kamu gak bosen hidup kayak gini. Apa kamu gak bosen tiap hari hanya makan sayur daun singkong " ucap mbak Lastri meyakinkanku.
Dan setelah obrolan panjangku siang itu, akhirnya akupun berjalan pulang kerumahku dengan terus memikirkan apa yang harus kulakukan karena waktu itu, jika aku berangkat, ibuku tentu saja akan tinggal dirumahku sendirian.
Namun sayangnya, ketika aku sampai dirumahku, waktu itu aku melihat ibuku ternyata sudah berbaring sambil terus mengeluarkan batuk berdahaknya.

Dan tidak hanya itu, makanan yang ada dimeja, waktu itu juga sudah semakin habis saja dengan tidak adanya stock yang tersisa.
Mengetahui hal itu, dengan menatap mata ibuku, akupun seketika memutuskan untuk setuju ikut pergi bersama orang orang berbaju hitam tersebut.

Disitu, aku mulai menata semua bajuku dengan tentu saja berpamitan kepada ibuku yang saat itu terlihat berbaring sambil menatapku.
" Aku pergi 2 minggu ya bu, mau cari rejeki. Ini uang buat beli makanan selama aku tidak ada, ibu baik baik dirumah ya bu " pamitku dengan memberikannya sejumlah uang.

" Kamu mau kemana " sahut ibuku.
" Aku diajak pak RT kerja sementara bu " ucapku tentu saja dengan tetap merahasiakan tujuanku yang sebenarnya.
" Jangan ikut Lastri, ibu dulu sudah pernah melakukan apa yang akan kamu lakukan. Dan semuanya tidak berakhir baik " jawab ibuku pelan.

" Maksudnya bu ? " Sahutku.

" Ibu tadi denger apa yang diomongkan lastri, sepertinya mereka datang lagi ya "
imbuh ibuku sambil mulai turun dari ranjangnya.

" Siapa yang ikut mbak Lastri, orang saya kerja beneran diajak pak RT kok " jawabku.

" Yasudah kalau begitu, yang penting hati hati ya, jangan lama lama, ibu gak berani dirumah sendiri " ucap ibuku pelan.
Dan singkat cerita, setelah aku selesai berpamitan siang itu, akupun akhirnya kembali menuju rumah mbak Lastri dengan membawa semua barang barangku yang sudah kutata rapi.
Dan seiring berjalannya waktu, akhirnya sore harinya, kami semuapun kembali berkumpul dirumah pak RT dengan pak RT yang terlihat mengecek kedatangan kami satu persatu dan disamakan dengan daftar nama yang ada didalam buku.
Hingga akhirnya, sekitar pukul 17.00 wib, kami semuapun dijemput oleh sebuah bus kecil yang terlihat sudah tua dengan sebagian cat busnya yang sudah terlihat pudar warnanya.
Waktu itu, kami semua naik satu persatu kedalam bus tersebut meskipun sepertinya, kami juga tidak tau, kami akan dibawa kemana.
Sepanjang perjalanan, tentu saja fikiranku campur aduk tidak karuan, rasa takut, khawatir, cemas dan sebagainya, waktu itu terus saja berputar putar didalam otakku.
Namun lagi lagi karena keadaan ekonomi yang memaksaku, akhirnya akupun tidak ada pilihan lain selain mencoba mengambil kesempatan itu.

( Benar mas, saat itu aku sama sekali tidak tau mau dibawa kemana. Yang ada difikiranku waktu itu hanyalah keadaan ekonomiku dan orang tuaku.
Dan sepertinya tidak hanya aku, semua orang yang ada didalam bus tersebut juga pasti berfikiran sama denganku. Karena asal mas tau, keadaan ekonomi dikampungku waktu itu benar benar hancur,
mayoritas penduduk bekerja sebagai pencari batu yang jarang sekali laku jika tidak ada orang luar daerah yang datang untuk memesan. Oleh karena itu, dengan hadirnya orang asing tersebut, tentu saja sangat mudah jika hendak mengajak warga kampung.
Karena imbalannya, benar benar diberikan secara langsung ) terang narasumber.

Dan singkat cerita, tepat pukul 23.00 malam, aku akhirnya sampai disebuah tempat yang ternyata, tempat tersebut adalah sebuah pantai yang ada disalah satu sudut kotaku.
Dipantai tersebut, kami satu persatu diturunkan dan diarahkan ke sebuah penginapan yang sepertinya sudah disediakan.
Dan tidak hanya itu, sesampainya didalam penginapan, kita diberikan sebuah baju tidur, selimut hangat serta tempat tidur yang jauh lebih layak dari tempat tidur yang ada dirumahku.
Mengetahui hal itu, tentu saja perasaanku sangat senang tidak karuan, dan tidak hanya aku, sepertinya semua orang yang ikut waktu itu juga terlihat sangat bahagia hingga akhirnya, akupun seketika tidur lelap bersama dengan Lastri yang waktu itu memang satu kamar bersamaku.
Dan malam itupun, akhirnya berlalu begitu saja.

Keesokan harinya, aku terbangun karena aku mendengar suara teriakkan dari seseorang yang sepertinya adalah anggota dari orang orang berbaju hitam tersebut.
" Jamaah, diharap segera bangun untuk memulai upacara kedatangan " teriak pemuda tersebut sambil terdengar keras berkeliling ke setiap pintu penginapan.
Mendengar hal itu, tentu saja akupun seketika membuka mataku dan melirik kearah jam dinding yang waktu itu masih menunjukan pukul 04.00 pagi.
Disitu, aku seketika membangunkan Lastri meskipun dia masih pulas dalam tidurnya.
" Mbak, bangun mbak, kita dipanggil " ucapku sambil menggoyang nggoyangkan tubuhnya.
Dan singkat cerita, setelah Lastri bangun dari tidurnya, akupun seketika beranjak dan membuka pintu kamar sambil menoleh kekanan dan kekiri untuk melihat bagaimana keadaan orang orang yang lain yang ternyata, mereka semua juga sudah terlihat keluar dari kamar tidurnya.
Dan setelah beberapa saat kemudian, akhirnya kami semuapun dikumpulkan dipinggir pantai dengan adanya beberapa bunga sesajen yang sepertinya sudah disiapkan.

Dan tidak hanya itu, waktu itu kami diarahkan untuk hanya mengenakkan pakaian yang sudah disediakan.

Benar,
Waktu itu, pakaian yang sudah disediakan tersebut adalah sebuah kain tanpa jahitan yang seluruhnya berwarna hijau tua.

Dan tidak hanya itu, kami juga dilarang untuk mengenakan pakain lain selain kain polos berwarna hijau tersebut.
Hingga akhirnya, disitu kami semua benar benar memakainya dengan ditambah sebuah tali yang diikatkan dibagian kepala.

Dalam kegiatan tersebut, awalnya, kami semua diajak mendengarkan sebuah ceramah seperti tentang agama atau kepercayaan yang disitu,
sama sekali tidak pernah menyebut adanya tuhan yang maha esa.

Ceramah tersebut, berisikan sebuah ajakan untuk meyakini, jika didunia ini tidak ada kehidupan setelah mati.
Jika kita mati, kita semua akan kembali menjadi bagian dari alam yang hingga kini akupun sama sekali tidak mengerti apa maksudnya.
Tapi yang jelas, yang aku mengerti hanya satu, disitu kami semua diajak percaya dan meminta kepada satu orang yang saat itu disebut dengan sebutan IMAM GURU.

Imam guru, adalah anak dari Alam yang akan menolong dan merubah hidup kita yang ada ditempat tersebut

Dan anehnya,
Imam guru ini bukanlah orang luar negeri atau orang jauh. Tapi si Imam Guru ini adalah orang yang waktu itu terlihat duduk diantara orang orang yang mengenakan baju hitam yang ada didepanku tersebut.
Dia terlihat duduk tenang dengan perawakan seperti orang tua yang sudah berusia sekitar 60 tahunan.

Disitu, setelah ceramah telah selesai, kami semua diajak untuk bersama sama menyembah orang tersebut dan selanjutnya,
kami semua digiring kesudut pantai untuk memberikan sesajen yang disudut pantai tersebut, ternyata ada sebuah bangunan penyembahan kecil yang ditata sedemikian rupa dengan dilengkapi sebuah boneka dan patung yang terlihat sangat hancur wajahnya.
Tempat tersebut, sepertinya sengaja dibuat untuk tempat pemujaan yang sepertinya ditujukan kepada alam.

Hal itu, dapat kulihat dari bangunannya yang terlihat khas tempat pemujaan lengkap dengan bunga bunga yang terlihat bercecer tidak karuan.
Ditempat itulah, aku melihat ada sebuah tulisan kecil yang jika kubaca dengan lebih teliti lagi, tulisan tersebut bertuliskan SENDANG PAMUJAN.
Dan setelah proses pemujaan telah selesai, akhirnya kami semuapun diarahkan untuk menuju salah satu ruangan yang disitu ternyata sudah disiapkan sarapan dan makanan yang sudah dihidangkan.
Mengetahui hal itu, aku dan semua wargapun terlihat bahagia karena uang, makanan dan tempat tinggal semua, sepertinya sudah disiapkan dan dijamin kemakmurannya.
" Tuh kan, enak kita disini, makananya banyak " bisik Lastri sambil terlihat membawa piring yang berisikan penuh dengan makanan.

Namun sayangnya, belum selesai kami makan makanan yang ada,
tiba tiba kami kembali mendengar pengumuman yang diucapkan oleh salah satu orang berbaju hitam tersebut

" Setiap pagi, sore dan malam, kita upacara seperti tadi, dan jika kalian ingin hasil lebih, silahkan minta sendiri ke sendang pamujan.
Nanti kita ada beberapa upacara lagi yang kami beritahu kalau sudah waktunya tiba " ucap orang tersebut sambil pergi meninggalkan kami.

Dan singkat cerita, itulah aktifitasku selama dipantai tersebut.
Setiap pukul 04.00 pagi, kami semua digiring untuk berkumpul mendengarkan ceramah yang intinya, semuanya adalah sebuah ajakan untuk meyakini apa yang orang tersebut bicarakan.
Dan setelah mendengarkan ceramah, kami semua diarahkan untuk melakukan menyembahan dengan berbagai doa yang sudah diajarkan.

Dan disitu, makanan, baju, tempat tinggal kami benar benar sudah dijamin.
Semuanya benar benar bisa dikatakan sangat layak dengan tidak adanya satupun hal hal yang sebelumnya ku kahawatirkan.

........

Tapi sayangnya, setelah sekitar 1 minggu berjalan, kegiatan kami yang sebelumnya hanya mendengarkan dan menyembah saja,
saat itu perlahan tiba tiba berubah.

Kami yang sebelumnya mengenakan kain hijau dengan ikat kepala, waktu itu tiba tiba berubah menjadi balutan kain tipis saja.

Dan tidak hanya itu, setiap malam setelah itu, selain menyembah,
kami juga disuruh untuk mandi dengan air yang dicampur dengan beberapa potongan bunga dan beberapa benda benda aneh lainnya

Dan puncaknya, setelah mengikuti semua prosesi ritualnya, sekitar hari ke 13.
Boleh percaya atau tidak, aku dan semua warga seolah olah menjadi orang yang linglung dengan menuruti semua permintaan dari orang orang berbaju hitam tersebut.
Dimalam terakhir itu, kami semua diajak untuk melakukan hubungan badan secara bersama sama didalam sebuah ruangan khusus yang disitu juga ada patung besar yang sama seperti di tempat penyembahan ( sendang pamujan ).
Malam itu, kami melakukan hubungan badan secara beramai ramai sekitar 1 jam lamanya dengan dalih, jika kegiatan tersebut adalah puncak dari semua prosesi ritual yang ada.
Namun anehnya, malam itu kami semua benar benar seperti dihipnotis hanya menurut dengan sama sekali tidak menolak semua permintaannya.

Dan singkat cerita, setelah semuanya telah berakhir, akhirnya, kamipun diantar pulang keesokan harinya dengan kendaraan yang sama.
Dikampungku, aku bersama 6 orang lainnya termasuk Lastri yang turun dan selanjutnya, bus tersebut terlihat melanjutkan perjalananya kearah kampung kampung berikutnya untuk menurunkan orang orang yang lainnya.
Waktu itu, ketika pulang, aku memang diberi sejumlah uang yang memang bisa dikatakan sangat banyak jumlahnya.

Dan tidak hanya itu, jika selanjutnya aku bisa meyakinkan orang yang ada dikampungku untuk ikut bergabung didalam sekte tersebut,
aku akan dijanjikan akan diberikan uang dengan jumlah 10 kali lipat besarnya.

Namun karena setelah melihat prosesi ritual terakhir yang memang sangat tidak bisa untuk diceritakan, akhirnya aku dan semua orang yang berasal dari kampungkupun sepakat,
untuk tidak menceritakan kejadian yang sebenarnya dan tidak mengajak siapapun untuk ikut kembali bergabung dengan sekte tersebut.

Sesampainya dirumah, tentu saja akupun seketika memberikan ibuku makanan, obat obatan dan beberapa pakaian.
Dan tidak hanya itu, akupun seketika membuka warung kecil kecilan agar aku bisa menyambung hidupku agar tidak terlalu kesusahan.

Namun sayangnya, semuanya tidak berhenti disitu saja.
Sejak kepulanganku dari tempat tersebut, bukannya tenang, aku malah mendapat sebuah terror yang sangat menyeramkan.

Benar sekali, waktu itu sekitar 2 tahun setelah kejadian tersebut, aku yang sebelumnya baik baik saja, waktu itu tiba tiba jatuh sakit entah kenapa.
Setiap menjelang maghrib tiba, tubuhku tiba tiba panas dengan diirngi suara bedenging kencang yang terdengar entah dari mana datangnya.
Dan tidak hanya itu, setiap tengah malam, aku selalu mendengar suara pemujaan yang seperti kuucapkan ketika aku masih ikut didalam pemujaan beberapa waktu yang lalu.
" hom wilahom aji, rogo lan sukmo lebur dadi siji ora marang liyo kejobo marang geni. Hom wilahom aji, hom wilahom aji "
Kata kata tersebut terus saja terdengar lirih disetiap tengah malam padahal akupun tau, waktu itu tidak ada satupun orang yang ada disekitarku selain hanya aku dan ibuku.

Hingga akhirnya, semuanya semakin lama malah semakin aneh saja.

..............
Sekitar beberapa bulan kemudian, Ibuku yang sebelumnya baik baik saja, waktu itu tiba tiba jatuh sakit entah kenapa.

Aku yang sebelumnya sering mendengarkan suara pemujaan disetiap malam,
akhirnya memutuskan untuk berkunjung kerumah Lastri untuk memastikan apakah dia juga mendengar apa yang setiap malam aku dengar.

Dan singkat cerita, setelah ibuku sudah lelap dengan tidurnya dan semua pintu sudah kukunci rapat.
Di suatu malam, akupun berkunjung kerumah Lastri untuk menanyakan hal yang memang sudah lama menggangguku tersebut.

Namun sayangnya, ketika aku baru saja sampai dirumah Lastri, waktu itu aku melihat pemandangan yang sangat tidak bisa kupercayai.

Benar sekali,
Waktu itu, Lastri ternyata terlihat tidak sehat dengan badannya yang kurus hingga seluruh tulang tulangnya terlihat mengecap disekujur tubuhnya.
Dan tidak hanya itu, dia benar benar sudah tidak seperti Lastri yang kukenal sebelumnya.
Lastri yang sebelumnya adalah seorang anak yang ceria dan suka menggoda dengan jailnya.

Waktu itu dia terlihat hanya diam dengan sesekali melamun sambil menatap wajahku entah kenapa.

" Ya allah, sejak kapan kamu kayak gini " ucapku.

" Sejak imam kesini " jawabnya singkat.
" Hah, Imam siapa, " tanyaku,

Anehnya, bukannya menjawab pertanyaanku, waktu itu Lastri hanya diam dengan sesekali memejamkan matanya dan berbaring dikamar tidurnya.

" Woe, bukannya dijawab, malah molor. " Protesku.
Namun karena kurasa dia masih bisa mendengar suaraku, akhirnya akupun mulai menceritakan maksud dan tujuanku.

" Aku kesini sebenarnya mau tanya sesuatu mbak,. Akhir akhir ini, setiap malam aku kok denger suara penyembahan kita dulu yo " ucapku mengawali pembicaraan.
Mendengar hal itu, Lastri yang sebelumnya tidur dengan tidak menghiraukan keberadaanku, waktu itu dia tiba tiba kembali terbangun dengan matanya yang seolah olah tidak percaya dengan apa yang sudah aku katakan barusan.
" Oh,, berarti mariki wayahmu ( selanjutnya adalah giliranmu ) . " Jawab Lastri dengan sedikit tersenyum lalu kembali tidur ditempat tidurnya.
Karena kurasa kedatanganku tidak dihargai sama sekali, akhirnya waktu itupun aku memutuskan untuk segera pergi dari rumah tersebut dengan perasaan yang sedikit kesal dengan sikap Lastri yang seolah olah mengacuhkan kedatangkanku malam itu.
Tapi anehnya, ketika aku baru saja kembali dan sampai dijalan depan rumahku, dari arah luar, aku melihat ada beberapa orang yang terlihat sedang duduk didalam ruang tamu rumahku.
Orang orang tersebut, memakai jubah hitam lengkap dengan penutup kepala yang akhirnya membuat aku tidak bisa mengetahui bagaimana bentuk wajahnya.

Karena selain gelap, antara aku dan rumahku waktu itu, masih bisa dikatakan lumayan jauh jaraknya.
Mengetahui hal itu, akupun seketika terkejut bukan main sambil mulai mempercepat langkahku menuju rumahku.

" Loh kok ada orang sih, " fikirku dalam hati sambil mulai mempercepat langkahku mendekati.
Namun anehnya, sesampainya aku didepan rumah dan membuka pintuku, malam itu aku tidak lagi melihat orang yang sebelumnya kulihat tersebut.

Kondisi rumah waktu itu tetap sepi dengan tidak adanya siapapun yang terlihat ada didalam rumah ini.
Malam itu, ketika aku sampai didalam rumah, aku hanya mendengar suara dengkuran ibuku ditambah dengan suara burung yang hanya sesekali terdengar berbunyi.
Mengetahui hal itu, akupun masih kebingungan dengan kembali menutup dan mengunci semua pintu rumahku ini karena akupun tau, malam itu jam dinding sudah menunjukan pukul 22.30 malam hari.

Tapi sayangnya, ketika semua pintu sudah terkunci dan aku sudah tidur ditempat tidurku.
Waktu itu aku tiba tiba kembali mendengar suara penyembahan yang biasanya kudengar sebelumnya.

Suara tersebut, terdengar lebih kencang dari sebelumnya dan jika kudengar lebih teliti lagi, sumber suara tersebut sepertinya berasal dari belakang rumahku.
" hom wilahom aji, rogo lan sukmo lebur dadi siji ora marang liyo kejobo marang geni. Hom wilahom aji, hom wilahom aji "
Karena aku yang sudah tidak tahan lagi dengan semua gangguan tersebut, akhirnya akupun memberanikan diri untuk melihat siapa yang sebenarnya menjadi sumber suara yang terus saja mengangguku tersebut.
" Cukup sudah, aku sudah lelah, mending kulihat dimana sumber suaranya " ucapku dengan aku yang beranjak dari tempat tidurku dan berjalan mengikuti sumber suara tersebut yang semakin lama memang terdengar semakin jelas saja.
Dan akhirnya, setelah sampai di belakang bagian rumahku, akupun seketika membuka pintu belakang sambil mulai menyalakan lampunya.

Dan anehnya, ketika lampu sudah menyala, aku sama sekali tidak melihat siapapun selain hanya ada tumbuhan singkong yang tumbuh tidak beraturan.
Tapi anehnya, bukannya menghilang, suara tersebut malah benar benar terdengar keras dan bisa dikatakan aku seolah olah ada ditengah tengah sekumpulan orang yang sedang melakukan penyembahan.
" hom wilahom aji, rogo lan sukmo lebur dadi siji ora marang liyo kejobo marang geni. Hom wilahom aji, hom wilahom aji "
Hal itu, dapat kukuatkan dengan bau yang tercium benar benar berada disampingku dengan semua suara tersebut benar benar soalah berada dibagian kiri dan kanan tubuhku.
( Malam itu, aku mendengar semuanya mas, tapi anehnya, aku sama sekali tidak melihat wujudnya. Suaranya jelas dan seolah olah memang sedang berada dibelakang rumahku ). ucap narasumber.
Dan naasnya, belum selesai aku kebingungan dengan semua itu, tiba tiba pandanganku teralihkan dengan adanya sosok hitam tinggi besar yang ada disalah satu sudut rumahku.
Sosok tersebut, terlihat berdiri dengan mengeluarkan suara erraman yang jika didengar lagi, suara erraman tersebut sangat mirip dengan suara erraman anjing.

Mengetahui hal itu, jantungkupun seolah olah berhenti berdetak dengan nafas yang juga terasa sesak tidak karuan.
Dan tidak hanya itu, waktu itu matakupun seketika terbelalak dengan mulut yang juga seperti tidak lagi bisa diteriakkan.
Dan untungnya, belum selesai aku berdiri terpaku melihat semua kengerian itu, tiba tiba ibuku datang dan menutup mataku sambil menggiringku untuk masuk kedalam rumah sambil mulutnya yang juga terlihat terus berdoa.
" Ojo didelok nduk, ayo mlebu ( jangan dilihat nak, ayo masuk ) " ucap ibuku sambil memelukku masuk kembali kedalam rumahku.
Tapi sayangnya, semuanya tidak berhenti disitu saja, ketika aku sampai didalam rumah, pintu belakang rumahku tiba tiba digedor gedor layaknya orang yang ingin menerobos masuk kedalam rumah

" dok dok dok dok "
" Uwes ra usah direken, ayo masuk kamar ibuk wae. ( Sudah tidak usah dihiraukan, ayo masuk kekamar ibu saja ) " imbuh ibuku sambil mengajakku untuk masuk kedalam kamar tidurnya.
Dan sesampainya aku dikamar tidur ibuku, waktu itu, aku dan ibukupun seketika tidur berbaring sambil ibuku yang terlihat tidak berhenti mengucapkan semua doa doanya.

Tapi sayangnya, bukannya berhenti, suara pemujaan tersebut kini semakin lama semakin terdengar keras suaranya.
Bahkan, dari dalam kamar ibu, aku mendengar suara pemujaan tersebut seolah olah kini sudah berasal dari dalam rumahku saja.

" hom wilahom aji, rogo lan sukmo lebur dadi siji ora marang liyo kejobo marang geni. Hom wilahom aji, hom wilahom aji "
Mendengar hal itu, ibukupun seketika terkejut karena sepertinya, malam itu ibuku juga mendengarkan apa yang sedang aku dengarkan.

" Ya allah Ningrum, kowe budal nang sendang pamujan ( Ya Allah Ningrum, kamu ternyata berangkat ke Sendang Pamujan ) "
ucap ibuku sambil menoleh kearahku dengan tatapan yang terlihat sangat kecewa.

Mendengar hal itu, akupun seketika hanya menangis sambil meminta maaf karena akupun tau, perjalanan waktu itu sebenarnya memang sudah dilarang oleh ibuku.
" Maaf bu, aku salah, waktu itu aku gak tau lagi harus bagaimana. Kita tidak punya uang, andai bapak masih hidup, pasti keadaan kita tidak akan seperti ini " ucapku sambil mulai menangis tersedu sedu.
Mendengar hal itu, ibukupun seketika drop dan terkejut karena tidak percaya dengan semua pengakuan yang baru saja kukatakan.

Bahkan, ibukupun seketika diam lemas dengan nafasnya yang terlihat mulai ngos ngossan tidak karuan.
Mengetahui hal itu, akupun segera bergegas keluar dari kamar ibuku dan langsung menuju dapur rumahku untuk mencari air putih, agar aku bisa segera menolong ibuku yang sedang dalam keadaan ngos ngosan karena Asma.
Tapi sayangnya, ketika aku sampai didapur malam itu, tiba tiba aku kembali melihat pemandangan yang sangat tidak masuk kedalam akal dan logika.
Benar sekali, malam itu dengan mata kepalaku sendiri, aku melihat adanya sosok manusia berkepala anjing yang terlihat duduk dan sedang menjilat jilat abu yang ada ditungku api rumahku.
Dan tidak hanya itu, beberapa saat setelah itu, pintu rumahku juga tiba tiba terlihat dibuka oleh seseorang yang memakai jubah hitam dengan kaki dan tanganya yang hanya tinggal sebagian.
Mengetahui hal itu, akupun seketika berteriak histeris dengan tangisan yang sudah tidak lagi bisa kutahan.

Malam itu, aku seketika berlari menuju kembali kekamar ibuku dengan menutup pintunya dari dalam.
Dan tidak berhenti disitu saja, beberapa saat setelah itu, tiba tiba aku merasakan gatal yang sangat luar biasa dari ujung kepalaku hingga ke kemaluanku.

Bahkan, seluruh tubuhku juga tiba tiba kurasakan sakit tidak karuan seolah olah sedang diinjak injak oleh seseorang.
Disitu, aku kembali menangis tersedu sedu dengan ibuku yang saat itu terlihat hanya diam sambil menatapku sayu.

Malam itu, tentu saja adalah malam yang tidak akan pernah kulupakan selama hidupku.
Aku melihat semua kengerian itu dengan merasakan semua kesakitan yang sangat luar biasa.
Dan tidak hanya itu, dengan terus mendengar semua suara pemujaan itu, Malam itu aku benar benar seolah merasakan sedang dijemput oleh makhluk yang tak kasat mata.
Hingga akhirnya, akupun pingsan karena semakin lama rasa sakit yang kurasakan sudah menjalar kemana mana.

Dan puncaknya, malam itupun berlalu begitu saja dengan aku yang sama sekali tidak bisa mengingatnya.

.....
Keesokan harinya, ketika aku membuka mataku, aku tiba tiba sudah berada didalam rumah pak Tejo yang berjarak sekitar 15 meter dari rumahku.

Disitu, aku terbangun dengan merasakan dibagian kepala dan punggungku yang masih saja terasa sakitnya.
" Loh, aku kok tidur disini pak " tanyaku pelan kepada pak Tejo yang pagi itu terlihat sedang mengawasiku bersama dengan anak dan istrinya

" Kamu bener benar gak tau apa yang terjadi ? " Sahut bu Tejo.

" Maksudnya gimana bu " jawabku.
" Ibumu meninggal tadi malam, kalau lihat dari lukanya, ibumu seperti habis dianiaya. Seluruh tubuhnya lebam seperti terkena banyak pukulan didada dan wajahnya. Dan karena dirumah itu hanya ada kamu, warga curiga jika kamu yang melakukannya.
Tapi tenang saja, karena kami percaya jika kamu tidak mungkin melakukannya, akhirnya kamu kubawa kerumahku ini " ucap pak Tejo.

Mendengar hal itu, akupun seketika berteriak histeris dengan tangisan yang sudah tidak lagi bisa kutahan.
" Ya allah ibu ......." Teriakku kencang..

" Kamu sepertinya ikut sekte sendang pamujan ya " tanya Bu Tejo.

Dan tanpa menjawab pertanyaan tersebut, akupun hanya menunduk dengan terus menangis tidak berhenti.
" Dulu, ibumu juga ikut sekte tersebut bersamaku. Tapi beberapa tahun setelah itu, bapakmu meninggal dengan gosip, jika bapakmu meninggal karena dihajar oleh ibumu yang sedang kerasukan " ucap pak Tejo tiba tiba

" Hah,,,yang bener pak ? " Imbuhku.
" Dan kali ini, awalnya aku menduga jika sepertinya ibumu meninggal dengan cara yang sama dengan kamu yang melakukannya. Tapi setelah kulihat lebih dalam lagi, sepertinya kemarin malam, ibumu berusaha melindungimu dengan coba melawan sendiri Iblis tersebut.
Karena jika dilihat lihat lagi, aku sama sekali tidak melihat adanya bekas luka hantaman ditanganmu " terang pak Tejo jelas.

Dan setelah mendengar penuturan dari pak Tejo, akupun akhirnya menceritakan semua kejadian yang sebenarnya.
Aku menceritakan semuanya benar benar dari awal dengan tidak sedikitpun yang kututup tutupi.
Proses ritual, upaya gangguan hingga sakit yang kurasakan, waktu itu benar benar kuceritakan kepada pak Tejo dengan harapan aku mendapatkan solusi atas semua kejadian yang telah terjadi.
" Semua itu tidak bisa dihindari Ning, apa yang kamu lakukan, semuanya harus kamu pertanggung jawabkan. Aku dulu juga sempat ikut sekte tersebut.
Namun setelah beberapa hari, akhirnya aku bersama rekan rekanku kabur dari pantai tersebut karena aku merasakan, jika semuanya akan ada akibatnya. Disitu, kedua orang tuamu adalah salah satu warga yang tidak mau kuajak untuk melarikan diri.
Dan akhirnya, semua cerita itupun terjadi. Ayahmu meninggal dengan cara yang sangat mengenaskan " ucap pak Tejo.

Dan setelah kejadian tersebut ditambah setelah kepergian ibuku,
kini aku menjadi anak yang sangat pendiam dengan penuh rasa sesal yang seolah olah tidak lagi bisa kumaafkan.

Setiap harinya, aku menyendiri dengan terus saja menangis dipojokkan rumah dengan menyesali semua kejadian yang memang sudah aku lakukan.

Selesai..

.........
Setelah kematian ibunya, Ningrum setiap hari hanya menangis disudut rumahnya.

Jangankan mandi dan tidur, makan saja dia seolah olah sudah lupa.

Dan akhirnya, keadaan seperti itupun berlangsung hingga berbulan bulan lamanya.
Kami, warga dan beberapa perangkat desa sudah beberapa kali mencoba membantunya.

Namun nyatanya, setiap kami mendekati rumah Ningrum, kami seketika dilempari batu dan benda benda yang ada disekitarnya.
Hingga akhirnya, membuat rumah Ningrum saat itu sudah seperti rumah terbengkalai yang tidak ada penghuninya.

Ningrum, waktu itu akhirnya dikenal dengan wanita yang mengalami gangguan jiwa dengan tingkahnya yang semakin lama sudah semakin aneh saja.
Dan untuk Lastri dan beberapa orang yang ikut berangkat kesendang pamujan waktu itu, kabarnya kini semuanya sudah meninggal dunia dengan tidak ada satupun dari mereka yang berhasil menikah ataupun menemukan pendamping hidupnya.

.....
......
2018. ( 19.00 WIB )

Setelah kematian Ningrum, kini rumah Ningrum yang berada tidak jauh dari rumahku tersebut, semakin lama sudah semakin tidak terawat saja.
Kondisi bangunan yang semakin hancur ditambah dengan rumput yang tumbuh liar disekitarnya, Membuat rumah Ningrum tersebut sangat menyeramkan jika malam sudah tiba.
Dan tidak berhenti disitu saja, aku dan semua warga disinipun tidak jarang pula masih kerap mendengar suara tangisan Ningrum, yg disertai dgn suara segerombolan orang yang jika didengar dgn lbh teliti lagi, suara gerombolan orang tersebut sepertinya sedang melakukan penyembahan.
" Hom wilahom aji, rogo lan sukmo lebur dadi siji ora marang liyo kejobo marang geni. Hom wilahom aji, hom wilahom aji "

Terlepas dari itu semua, semoga arwah keluarga Ningrum tenang disisinya dan pengalaman ini bisa menjadi pelajaran bagi para pembaca yang ada diluar sana.
.......
TAMAT

Narasumber : Pak Tejo

Terimakasih teman teman, semoga cerita ini menemani hari hari kalian.

Sampai jumpa dicerita cerita kami selanjutnya.

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with Lakon Story

Lakon Story Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @Lakonstory

May 16
RUQYAH.

A THREAD

BASED ON TRUE STORY

FULL STORY

@Bacahorror

#lakonstory #threadhorror #ruqyahlakonstory
RUQYAH

( Semua nama tempat dan waktu dalam cerita ini disamarkan, mohon maaf bila ada kesamaan ).

.....

La ila Ha Ilallah....

La ila Ha Ilallah....

" Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaa " teriak anakku yang saat itu terdengar menjerit histeris.
Dan tidak hanya itu, sesaat setelah itu, aku juga mendengar suara benda jatuh disertai suara tawa yang terdengar dengan sangat keras.

" Hahhahahahaahahaaa ".
Read 119 tweets
Apr 22
" KELUARGA TAK KASAT MATA"

A THREAD

FULL STORY
Based On True Story
@bacahorror
@karyakarsa_id

#bacahorror #lakonstory #ceritahorror #ceritamistis #ceritaseram
KELUARGA TAK KASAT MATA
Semua nama, tempat, dan waktu dalam cerita ini disamarkan, mohon maaf bila ada kesamaan

Cerita ini terjadi masih beberapa tahun yang lalu.
Berawal dari kebutuhan ekonomi yang sangat mendesak hidupku, tanpa disangka sangka, aku akhirnya mendapatkan sebuah pengalaman yang mungkin tidak akan pernah bisa aku lupa.
Benar sekali,
Read 130 tweets
Apr 15
" PENDAKI DATANG BULAN "

A THREAD

FULL STORY
@bacahorror

#bacahorror #lakonstory #ceritahorror #ceritamistis #ceritaseram
( Semua nama dalam cerita ini disamarkan, mohon maaf jika ada kesamaan ).

Perkenalkan namaku Intan, pendakian waktu itu, memang sedikit berbeda dengan pendakianku sebelumnya.
Kenapa, karena selain waktu itu aku memang belum pernah mendaki gunung tersebut . Waktu pendakian tersebut aku sedang dalam keadaan datang bulan.
Read 59 tweets
Apr 8
Jika kita mendengar kata Rabu wekasan, yang ada difikiran kita pasti seketika merujuk kearah hal hal yang berbau negatif.
Semua itu tentu saja bukanlah tanpa alasan, karena kita pun tau, Rabu wekasan adalah sebuah hari yang dipercaya sebagai hari sial yang dipenuhi dengan musibah, marabahaya dan semacamnya.
Read 77 tweets
Mar 26
" DARINGAN "

Dark Book of Lakon Story

A Thread

Tulisan kali ini, mungkin akan berbeda dari semua tulisan yang sudah pernah kami bagikan sebelumnya.

Kenapa,

Karena kali ini, kami tidak berniat membagikan semua ini kepada banyak orang.
Dan PERINGATAN,

Mungkin tulisan ini akan bisa membuat Iman kalian Goyah jika kalian memaksa untuk tetap membacanya.
Tapi kami tekankan, disini kami sama sekali tidak bertanggung jawab jika ada pembaca dari tulisan ini yang mencoba melakukan hal hal seperti yang ada di dalam isi tulisan.

Ya..
Read 13 tweets
Mar 25
Bus Hantu,

Benar, mungkin sebutan bus Hantu memang sangat cocok jika disematkan kepada bus yang aku tumpangi malam itu.

Bagaimana tidak,
Perjalanan yang awalnya biasa biasa saja, malam itu perlahan menjadi tidak terduga sejak bus tersebut berjalan sudah tidak sebagaimana mestinya.

Dan tidak berhenti disitu saja,
Read 46 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Don't want to be a Premium member but still want to support us?

Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal

Or Donate anonymously using crypto!

Ethereum

0xfe58350B80634f60Fa6Dc149a72b4DFbc17D341E copy

Bitcoin

3ATGMxNzCUFzxpMCHL5sWSt4DVtS8UqXpi copy

Thank you for your support!

Follow Us on Twitter!

:(