Micka Profile picture
May 28 66 tweets 18 min read Twitter logo Read on Twitter
Gunung Slamet, 3.428 mdpl, merupakan gunung tertinggi di Jawa Tengah dan juga gunung
tertinggi ke 2 di pulau Jawa setelah Gunung Semeru di Jawa Timur. Sehingga dari itu Gunung
Slamet kerap disebut atap tertinggi Jawa Tengah.
Sebagaimana pada umumnya gunung-gunung yang ada di Indonesia, khususnya di pulau Jawa selain membuat terpana akan pemandangan indah yang menawan, gunung juga menyimpan sejuta kisah misteri dan angker. Termasuk juga Gunung Slamet.
Gunung Slamet terletak diantara 5 kabupaten yakni Banyumas, Purbalingga, Pemalang, Tegal
dan Brebes. Yang berarti Gunung Slamet dapat didaki melalui ke 5 daerah tersebut.
Kira-kira seminggu sebelum thread ini diposting @Micka0619 bersama teman-teman pendaki mencoba menelusuri misteri yang menjadi pembicaraan banyak orang di Gunung Slamet. Kami mendaki melalui jalur basecamp Bambangan di Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah.
Beberapa kisah misteri Gunung Slamet yang @Micka0619 rangkum dari berbagai sumber adalah; terdapat desa gaib/jin, pada pos 4 (jalur Bambangan) yang disebut pos Samarantu dipercaya merupakan gerbang/portal gaib menuju ke dimensi lain,
dan juga terdapat pasar
“setan” sebagaimana kabar yang santer terdapat di Gunung Merapi dan Gunung Lawu.
Pada pendakian kali itu @Micka0619 ditemani seorang porter yang merupakan penduduk asli desa Bambangan, kita sebut saja namanya mas Pri.
Nantinya selama perjalanan pendakian mas Pri juga bertindak sebagai guide. Dari beliau @Micka0619 mendapatkan beberapa informasi.
Sebelumnya kami sampaikan bahwa thread kali ini sebenarnya tidak hendak berkisah “horor”.
Karena juga jujur saja, pada setiap petualangan pendakian di gunung yang sekaligus penelusuran @Micka0619 selalu berharap tidak terjadi interaksi dengan “mereka” yang tak kasat mata.
Namun memang tak dapat dipungkiri ada saja kejadian-kejadian yang bersinggungan dengan hal mistis.
Niat utama setiap pendakian adalah penyegaran jiwa dengan mendekatkan diri kepada Tuhan dengan mengagumi salah satu karya-Nya yakni gunung.
Adapun jika ada saja terjadi interaksi dengan makhlub gaib itu karena memang kita hidup berdampingan dengan “mereka”, dan kalian tau....., “mereka” juga diciptakan oleh Tuhan. Oke, kembali ke kisah. @Micka0619 bersiap mendaki pada hari Kamis pagi pukul 8.
Sebelumnya diadakan briefing terlebih dahulu dengan mas Pri terkait dengan hal teknis pendakian. Saat ditanyakan apakah ada pantangan saat nanti di tengah hutan rimba, jawaban yang mas Pri jabarkan cenderung bersikap “diplomatis”. Setidaknya itu yang @Micka0619 tangkap.
Dalam arti dia mengatakan tidak ada pantangan khusus namun ada baiknya selalu menjaga sikap. Jangan berbuat tidak senonoh, jangan berkata perkataan makian kotor, dan jangan membuang sampah sembarangan.
Wah, kalau hal-hal seperti itu sih di manapun kita hendaknya memang jangan berbuat ya.
Sebenarnya jadwal pendakian @Micka0619 ke Gunung Slamet sedianya sebelum bulan puasa lalu, awal bulan Maret.
Namun memperhatikan cuaca kala itu yang masih belum bersahabat, masih sering terjadi hujan lebat disertai angin kencang alias badai membuat rencana pendakian ditunda.
Dan sepertinya keputusan yang tepat, pada pendakian minggu lalu itu cuaca sangat bersahabat, dalam arti tidak terjadi hujan lebat dan badai.
Tapi bukan berarti masuk dalam rimbanya suasana benar-benar cerah terang-benderang, kabut tebal silih berganti mengiringi
langkah. Gunung memang seakan memiliki cuaca sendiri, tak bisa diprediksi. ImageImageImage
Tiba di pos 4, dinamakan pos Samarantu. Nama itu diambil dari dua kata, Samar dan Hantu. Kalian sudah bisa menerka-nerka pastinya menyimak dari namanya saja. Menurut informasi yang beredar pada pos 4 ada sosok yang kerap menampakan diri yaitu sosok perempuan dengan kaki terbalik.
Kurang jelas makna terbaliknya bagaimana, apakah terbalik dengan kaki di atas dan tangan di bawah atau terbalik bagian jemari telapak kakinya menghadap ke belakang. Dan juga disebut-sebut bahwa pos 4 merupakan pintu gerbang ke alam atau dimensi gaib.
Konkritnya adalah desa alam gaib. Konon, ada pendaki yang mengalami tersesat ke desa gaib tersebut.
Kalian bisa menyimak kisah pengalaman pendaki yang tersesat ke desa gaib di Gunung Slamet dari beberapa chanel horor di Youtube. Coba saja ketik kata kunci, “tersesat ke desa gaib Gunung Slamet”.
“Gerbang” menuju alam gaib tersebut ditandai dengan dua pohon besar yang seolah seperti gapura besar tugu penyambutan menuju alam/desa gaib. Namun saat @Micka0619 tiba di pos 4 kemudian menyempatkan singgah beberapa saat di situ kedua pohon dimaksud sudah tidak ada.
Menurut mas Pri, dua pohon besar itu telah tumbang. Mas Pri enggan menjelaskan penyebab tumbangnya dua pohon itu, entah karena terkena petir atau angin badai. Dia hanya menjawab, “ga tau juga kenapa sebabnya....”.
Tim @Micka0619 menyempatkan mengambil foto di pos 4 tersebut. Tampak ada dua jalur percabangan. Menurut mas Pri, yang satu adalah jalur lama.
Namun mas Pri menerangkan, bahwa para pendaki sangat tidak disarankan mendirikan tenda di pos 4. Dan menyarankan jika hendak mendirikan tenda sebaiknya di pos 5. ImageImageImageImage
Sebagaimana disarankan oleh mas Pri, sore harinya kami tiba di pos 5 lalu mendirikan tenda di sana untuk bermalam. Mendirikan tenda dan bermalam dengan maksud untuk dapat beristirahat mengumpulkan tenaga sebagai persiapan summit atau pendakian menuju puncak di esok subuh hari.
Pos 5 memang secara lanskapnya sangat layak untuk mendirikan tenda. Lahannya cukup lega sebagai tempat mendirikan tenda dari banyak kelompok pendaki, terdapat sumber air,
di saat-saat tertentu ada penjual sekedar makanan atau minumam ringan oleh warga lokal (warlok) dan terdapat bangunan sederhana semacam posko yang bisa dijadikan tempat berteduh darurat jika tenda tak mampu menahan hawa dingin yang terlalu mendera.
Di Pos 5 ini kami mendengar suara anjing yang menyalak-nyalak. Entah dari mana asal suara gonggongan anjing tersebut. Karena sepanjang pengetahuan dan pengalaman jika suara anjing itu adalah suara dari anjing hutan,
seharusnya anjing hutan mempunyai kebiasaan keluar menunjukan dirinya kepada siapapun yang dianggap masuk teritorialnya.
Namun saat itu anjing itu tidak barang selewatpun menunjukan dirinya kepada para pendaki. Saat @Micka0619 menanyakan hal itu kepada mas Pri dia malah bercerita seperti ini; dahulu pernah ada pemburu yang berburu di hutan rimba Gunung Slamet.
Namun si anjing berpisah dengan tuannya, si pemburu dan tidak pernah kembali lagi. Sejak saat itulah anjing milik pemburu itu menjadi anjing liar.
Mas Pri lagi-lagi tidak bisa menjelaskan lebih jauh mengenai kisah anjing dan pemburu itu tersebut.
Kapan waktu tahun kejadian si anjing berpisah dengan pemburu dan anjing jenis apa itu. Apakah teman-teman pembaca ada yang mengetahui perihal anjing di pos 5 itu? Boleh dishare.
Hari pun menjelang maghrib, @Micka0619 berjalan sedikit menuju tempat yang sedikit rimbun untuk membuang air kecil.
Sebelum membuang air kecil tentu saja berdoa meminta perlindungan Tuhan terlebih dahulu, lalu tak lupa juga minta maaf dan ijin kepada “siapapun” yang ada di tempat itu.
Tidak seberapa jauh dari pepohonan tempat membuang air kecil itu, mata @Micka0619 melihat
sesuatu yang menarik yakni ada bekas wadah tempat bunga untuk sesajen, atau canang sari.
Canang sarinya sudah dalam kondisi kosong, dan terlihat sudah lama entah sejak kapan
terserak di sekitar tempat itu. Image
Terkait dengan satu ini @Micka0619 tidak hendak menanyakan kepada mas Pri. Mana tahu jika ternyata hal itu merupakan semacam kepercayaan warlok sebagai bentuk kearifan lokal.
Khawatir menyinggung. Meski sebenarnya lebih kepada memaklumi juga jika ada yang melakukan praktik memberi sesaji bunga di Gunung Slamet. Malam hari saat hendak tidur, di luar sekitar tenda terdengar suara-suara lenguhan.
Kami abaikan saja suara itu, kami anggap itu suara binatang. Meskipun kami kemudian ingat bahwa malam itu adalah malam Jum’at. Sedari awal saat gelap malam mulai menyelimuti kami juga menghindari menyorot sinar lampu senter ke arah dedaunan di atas pohon.
#

Keesokan harinya, pukul 3 subuh buta kami bergerak untuk summit. Bergerak sepagi itu untuk
mengejar momen matahari terbit dari atas puncak gunung. Satu pemandangan yang diidamkan
para pendaki gunung. Image
Sekitar pukul 7 pagi kami tiba di pos terakhir pendakian Gunung Slamet jalur Bambangan yakni pos Plawangan. Kami kira sudah melalui perjalanan terberat, ternyata kami salah.
Meskipun puncak Gunung Slamet terlihat sudah di depan mata, namun untuk menuju ke sana harus melalui lereng berkerikil dan bebatuan cadas dengan kemiringan kira-kira 45 derajat. Image
Lereng ini jadi semacam ujian terakhir bagi para pendaki untuk akhirnya sampai puncak. Tapi bukan hal yang mudah melalui lereng ini, berat, melelahkan dan cukup menggedor fisik juga mental.
Bayangkan, tingkat kemiringan yang cukup terjal, lintas berkerikil yang licin dengan bebatuan cadas tipe vulkanis di kanan kiri, salah langkah bisa tergelincir terjerembab jatuh.
Jika sampai tergelincir jatuh ada resiko kepala kita menghantam bebatuan cadas itu, bisa jadi
cedera fatal. Belum lagi posisi kita sudah benar-benar di ketinggian yang seolah kita sejajar
bahkan di atas awan, dipastikan jika memiliki vertigo tidak akan sanggup melaluinya.
Dan yang menjadi tantangan terberat di di puncak Gunung Slamet adalah angin kencang yang berhembus. Dinginnya sungguh menusuk tulang, meskipun @Micka0619 dan teman-teman pendaki ke sana sudah mulai masuk musim kemarau, cuaca sedang cerah.
Uniknya suhu di gunung, saat kemarau malah lebih dingin dibanding musim penghujan. Namun demikian jika ke gunung saat hujan kemungkinan besar akan diterpa badai dan kabut yang pekat. Intinya musim apapun mendaki ada tantangannya masing-masing.
Namun semuanya itu terbayar. Tiba di puncak Gunung Slamet kita disuguhkan pemandangan yang sangat mengagumkan. Kita berdiri di atas awan-awan, memandang lepas dari ketinggian ke bawah nun jauh di sana.
Kepulan asap putih dari kepundan gunung atau kaldera membumbung tinggi seolah menyambut. Semua terabadikan dalam kamera kami. ImageImage
Dikarenakan di puncak suhu sangat dingin dengan terpaan angin yang kencang meskipun matahari sedang terik-teriknya, maka diputuskan tidak berlama-lama menikmati panorama puncak lalu kembali turun.
Perjalanan turun menuruni lereng menuju ke pos Plawangan ternyata lagi-lagi bukan perkara
mudah. Kemungkinan tergelincir malah lebih besar dikarenakan gaya gravitasi pada permukaan turunan lebih terasa bekerja menarik tubuh.
Saat menuruni lereng cadas inilah @Micka0619 menemukan beberapa tanda semacam plakat
pengingat kenangan mereka-mereka yang meninggal dunia persis di tempat itu. Ada yang terbuat dari alumunium, ada yang terbuat dari marmer.
Redaksi di plakat itu ada kalimat “In Memoriam”, lalu nama si korban kemudian kalimat mutiara pilihan. Hal tersebut menyadarkan kami bahwa Gunung Slamet termasuk gunung yang cukup banyak meminta korban jiwa. Mari kita doakan semoga jiwa mereka tenang di alam sana. ImageImage
Sebenarnya sewaktu rencana awal keberangkatan pada awal Maret lalu itu pun ada korban meninggal lagi di puncaknya, seorang pendaki mahasiswa asal Universitas Soedirman, Purwokerto. Penyebabnya adalah hipotermia.
Beberapa teman seolah mengingatkan untuk mengurungkan niat mendaki Gunung Slamet mengingat akan bahaya dan resiko kematiannya. Tapi bukankah hidup itu hanya sekali.
Betapa ruginya ketika disaat masih ada di dunia hanya berdiam di rumah tidak melihat betapa indahnya ciptaan Tuhan hanya dikarenakan takut bahaya.
Sepanjang kita sudah mempersiapkan dan mengukur segala-galanya dengan matang, mestinya bahaya apapun bisa ditanggulangi dan hadiahnya adalah pengalaman berarti sekali seumur hidup.
Perkara kematian itu rahasia Tuhan yang mana tidak mesti terjadi di gunung, pergi ke kamar mandi pun ada resiko kematian. Maaf, jadi kemana-mana deh. Hehehe.
Pada siang hari itu juga kami turun gunung. Di tengah rimba saat menjelang sore dan suasana semakin temaram entah mengapa ada perasaan was-was juga. Khawatir ketemu maghrib di tengah hutan. @Micka0619 jadi teringat kisah salah satu narasumber kami saat mendaki ke Gunung Lawu.
Sudah mendekati maghrib masih di tengah hutan, ada “sesuatu” yang sepertinya berusaha menyesatkan dia dan teman-teman pendakinya. Dia kesulitan menemukan jalan pulang menuju gerbang basecamp.
Sepertinya hanya berjalan berputar-putar, bahkan malah semakin berjalan jauh ke tengah hutan. Teman-teman yang belum tahu kisahnya bisa membaca thread @Micka0619 dengan judul “Lolos Dari Lawu”.
Syukurlah, saat sudah dekat waktu maghrib @Micka0619 dan sebagian dari kami sudah tiba di pos 1. Kami masih menunggu 5 orang teman kami yang berjalan di belakang. Saat itu waktu maghrib telah masuk. Beberapa menit kemudian rombongan terakhir akhirnya tiba.
Salah seorangnya terlihat berjalan tertatih. “Paha kanan gue kram. Rasanya uratnya kaya ketarik,” terangnya. “Tapi aman kan lo? ga
sampe jatoh?” tanya seorang teman.
“Iya sih, Alhamdulillah aman. Tapi gue ngeliat ada yang udah mulai keluar berkelabatan lari-larian di kanan kiri jalur. Mulai dari pos 3 sampe sini aja tadi,” urainya. “Binatang?” tanya teman. “Bukan, kaya orang badannya,” jawabnya.

- S E L E S A I -

#Gunung #GunungSlamet

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with Micka

Micka Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @Micka0619

Apr 23
Semenjak 3 tahun lalu Lebaran sudah berbeda, ibu sudah tidak ada lagi bersama kami, Tuhan
memanggilnya di awal tahun 2021. Beliau akhirnya kalah oleh komplikasi diabetes, jantung dan
gagal ginjal. Aku sudah hampir 8 tahun tidak tinggal berdekatan dengan kedua orangtua.
Perjalanan hidup membawaku tinggal di lain kota, beda propinsi. Mereka tinggal di kota Jakarta, justru aku yang pindah tinggal di daerah. Maka dari itulah setiap lebaran jika banyak orang “Pulang Kampung”, aku dan keluargaku justru “Pulang Kota”.
Read 79 tweets
Apr 9
Cerita Sebentar – Cerita Horor (Cetar-Cetor) #14

“TOL CIPULARANG KM 90-100”

@bacahorror @ceritaht @IDN_Horor @wv_mystic @bagihorror @threadhororr

#ceritaserem #ceritahoror #threadstorytime #threadhorror #horror #horor #threadhoror #ceritasetan #horrorthread Image
Disclaimer: Nama karakter telah disamarkan.
Tahun 2002.

Akhirnya niat Boy untuk mengenalkan calon istrinya kepada neneknya di Bandung terlaksana. Neneknya sejak semasa Boy masih duduk di bangku SMA sudah mewanti-wanti agar jika sudah memiliki calon istri hendaknya dikenalkan kepadanya terlebih dahulu,
Read 87 tweets
Mar 28
Cerita Sebentar – Cerita Horor (Cetar-Cetor) #13

“Tumbal Danau Perumahan Cluster” Bagian 2

@bacahorror @ceritaht @IDN_Horor @mwv_mystic @bagihorror @threadhororr

#ceritaserem #ceritahoror #threadstorytime #threadhorror #horror #horor #threadhoror #ceritasetan #horrorthread
Disclaimer: Nama cluster dimaksud dan narasumber sangat dirahasiakan. Nama-nama
karakter disamarkan. Kami tidak akan berkomentar atau menanggapi atas pertanyaan dan juga
dugaan para pembaca. Mohon maaf dan terimakasih atas pengertiannya.
Setelah kejadian itu pihak developer menanggapinya dengan “proporsional”, menganggap
bahwa kejadian itu tidak lebih dari musibah, namun juga mempertimbangkan pandangan dari sisi klenik sebagai masukan saran tindakan yang mungkin perlu diambil..
Read 60 tweets
Mar 19
Disclamer: Nama cluster dimaksud dan narasumber sangat dirahasiakan. Nama-nama karakter disamarkan. Kami tidak akan berkomentar atau menanggapi atas pertanyaan dan juga dugaan para pembaca. Mohon maaf dan terimakasih atas pengertiannya.
“Halo mas Rae, apa kabar?”, sapa saya. “Eh elo …., kabar baik gue. Baru kliatan nih bro, kemana aja?” jawabnya lalu balas bertanya. “Iya mas, keliling kemana-mana. akhirnya balik
kandang juga nih. Biasalah, kehidupan,” jawab saya sambil terkekeh ringan.
Read 56 tweets
Mar 5
Disclamer: Nama kantor dimaksud kami rahasiakan. Kami tidak akan berkomentar atas
pertanyaan dan juga dugaan kalian para pembaca. Mohon maaf dan terimakasih atas pengertiannya.
Adalah sebuah kantor berplat merah di bilangan RS MK, Jakarta, dari kisah yang dihimpun dari masyarakat sekitar dan juga karyawan lamanya didapati informasi bahwa di lokasi gedung kantor tersebut dahulu merupakan sebuah lahan pekuburan tua yang sudah ada sejak era
Kolonial.
Read 41 tweets
Jan 14
“Mendekati jam 12 malam suasana yang tadinya hening dipecahkan oleh teriakan-terikan
histeris dan tangisan dari salah satu ruang kelas yang menjadi tempat tidur murid perempuan.
Bahkan beberapa murid perempuan terlihat berlarian berhamburan keluar kelas. Suasananya
menjadi heboh. Para kaka Pembina berlarian menuju ruang kelas dimana para murid histeris.”
Read 50 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Don't want to be a Premium member but still want to support us?

Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal

Or Donate anonymously using crypto!

Ethereum

0xfe58350B80634f60Fa6Dc149a72b4DFbc17D341E copy

Bitcoin

3ATGMxNzCUFzxpMCHL5sWSt4DVtS8UqXpi copy

Thank you for your support!

Follow Us on Twitter!

:(