Profile picture
dr. Gia Pratama @GiaPratamaMD
, 87 tweets, 12 min read Read on Twitter
Waktu saya koas dulu, ada 3 stase yg tdk di Garut, salah satunya Forensik. Saya menjalani stase ini di Banten, tepatnya RSUD Serang. Stase ini tdk selama stase2 besar, Tapi stase ini salah satu yg paling berkesan.
Konsulen forensik saya kebetulan sepupu saya sendiri, yg saya tau dari dulu udh ganteng, setelah sekian lama ga ktmu akhirnya saya ketemu lagi di RSUD Serang, dan saya bilang Umur hanya bikin beliau jd bener2 Ganteng.
Sebagai Laki2 saja saya bilang Ganteng, yakin kan klo kalimat saya ini ga ada kontroversinya sama sekali di kalangan koas2 cewe. Semua sepakat dan mufakat. 😊
Hari pertama dimulai dengan bimbingan pembukaan dari beliau, kita semua sudah siap di ruang bimbingan, duduk sambil tertawa2, ngobrol, becanda2, roasting sana sini,timpuk2an kertas. "Assalamualaikum" tiba2 beliau masuk. Lgs diem semua, seganteng itu.
"Selamat datang di Bagian Forensik RSUD serang" beliau membuka kalimat."Kalian akan berada disini beberapa minggu, ada hal2 yg perlu saya sampaikan untuk menyiapkan diri kalian menghadapi stase ini". Saya melirik ke tmn koas cewe sbelah saya. Lagi liatin beliau, Sambil mangap.
"Kalian akan menjalankan hal2 yang tidak biasa, pasien yg kalian hadapi bukan datang hanya untuk berobat, tapi mencari Keadilan!". Saya lgs berpikir, wah berarti saya bagian dari penegak keadilan dong. I am a Justice warrior (tanpa Social). 😊😊😊😊😊😊
"Sayangnya pasien yg datang ke kalian tidak semuanya bernyawa , tapi tetap dia butuh bantuan kalian!" bulu kuduk saya meremang. Saya dibutuhkan oleh pasien tak bernyawa.
"Ada 2 hal yg kalian akan byk lakukan nanti, satu Visum Hidup, satu lagi Visum mati". Saya menyimak, "utk visum mati kita akan otopsi,kalian akan ikut saya,utk visum hidup kalian bisa lakukan sendiri sesuai petunjuk". Otopsi, Visum, saya coba utk mencerna kata2 itu.
"Jenazah yang akan Kalian hadapi rata-rata korban kejahatan. bukan jenazah yang meninggal normal. Biasanya mereka meninggal karena pembunuhan, kecelakaan, atau bunuh diri. Bahkan, kadang kita tak tahu apa yang terjadi sebelum kita periksa". Saya 😐😓
"Satu prinsip yang harus kalian pegang di bagian forensik adalah perlakukan jenazah dgn hormat! Tugas kita adalah mengungkap apa yang terjadi dgn korban menggunakan sisa-sisa petunjuk pada jenazah, sehingga kita dpt menentukan sebab kematian." Saya lirik tmn saya. Masih mangap.
Beliau lgs membagi kita ke dlm dua group, IGD dan Ruang Otopsi. Sambil mengenalkan kedua staff nya yg luar biasa. Tangan kanannya beliau. Mr. A. Minggu itu saya kedapatan IGD. Ga nunggu lama, saya dpt pasien, seorang ibu usia 30an.
dtg dibawa oleh adeknya, dengan kondisi kesakitan dan menutupi wajah dgn tgnnya yg penuh lebam merah kebiruan. Saya memperkenalkan diri, dan izin untuk memeriksa. Lalu ibu itu menurunkan tgnnya. Saya tertegun.
Bibirnya Pecah, dahi kanannya benjol besar(walau tdk sebesar bakpao), mata kirinya bengkak, menjadi sipit dikelilingin lingkaran hitam, Pipi kirinya biru. Saya tanya pelan2 "ibu kenapa?" Dia jawab lirih. "jatuh,dok". Adiknya lgs teriak "Bohong dok!!"
"Ini ulah suaminya!!" Jerit adiknya, trus ibu itu "Ssstt, diem kamu, Auuuww" sambil meringis kesakitan. "Ibu saya dari bagian forensik, saya akan foto dan catat luka2 ibu, catatan ini akan simpan bila ibu ingin ada tindakan hukum".. Adiknya, "ceraiin aja sih ka!!"..
"Silahkan dok, tapi saya ga mau perpanjang kok, dia udh minta maaf, dia udh cium kaki saya, dia cinta sama saya dok"..
Saya lakukan sesuai prosedur, trus ibu itu meninggalkan rumah sakit. Saya kembali ke ruangan. Life in forensic continues, seminggu kemudian, ibu yg sama dtg, ketemu saya, tapi ga di IGD. Di ruang Jenazah.
Saya pandangi wajah Pucat ibu tersebut, masih tersirat wajah tersakiti, wajah kecewa, wajah penyesalan.. "Aku bilang juga apa kak.. 😭😭". Adiknya nangis2 di sebelahnya. Lalu saya rangkul adiknya, saya angkat, "turut berduka cita ya".
Saya lakukan visum Luar untuk keterangan polisi, saya tarik nafas dalam dan mulai pemeriksaan, prinsipnya, Tulis apapun yg kamu liat, semua, dari ujung kepala sampe ujung kaki.
Saya kerjakan ini berdua, saya yg mendeskripsikan, teman saya yang nulis. Menulisnyapun sudah dlm form baku, jd tdk ada yg terlewat. "Pakaian jenazah, kemeja wanita berwarna pink, tampak robek di sisi lengan kiri,dan kerah, kancing bagian atas terlepas", "ok bro",kata tmn saya.
"Celana jenazah, jeans hitam no. 30, ditemukan di kantong depan, selembar uang 20rb, dan kantong blkng selembar foto".. "Foto gi? Foto apaan?" Tanya teman saya. Saya ambil dan saya liat lama, saya terenyuh, "ini foto kenangan keluarga bahagia".
Saya lalu lanjut mendeskripsikan luka2 menyembuh di wajah pada minggu lalu dan luka2 tambahan baru, "kedua mata terbuka 0,5 cm, luka lecet pada pangkal hidung ukuran P 1 cm L 1 cm, daun telinga kiri atas tampak robek, sejajar dengan memar di pipi kiri luar"
"Luka robek sepanjang 2 cm pada dagu kiri,leher normal" lalu saya buka bajunya dengan cara melepas kancing2nya. Setelah terbuka semua, saya hanya sanggup berbisik "Astagfirullahal adzim".
"Luka lecet pada dada kiri atastidak merata ukuran 7x5cm, jarak dari garis tgh tubuh 13 cm, Luka memar pada dada kiri bagian bawah, dijumpai patah beberapa tulang iga" lalu saya raba, salah satu patahannya teraba menusuk kearah jantung.. 😣
Setelah beberapa menit pemeriksaan pun selesai, What kind of evil can do such thing to his wife. Saya bertanya dalam hati, mungkin setanpun malu meliat kekejaman kepada istri yg bahkan setanpun ga akan sanggup melakukannya. Di foto itu ada anak balita, yg kini menjadi Piatu.
Pagi itu, jadwalnya bimbingan, oleh dokter yg saya juga sangat hormati dan segani, beliau strong woman, funny and smart. Dokter forensik wanita yg sering masuk TV bila ada kasus2 besar di Indonesia. Kita semua udh siap di ruangan. Tiba2 yg dtg bukan beliau, tapi Mr. A.
Mr. A. angkat bicara, "saya butuh satu org ke IGD skrg juga, saya akan tunjuk saja biar cepat, jd maaf ga bisa ikut bimbingan, Gia Pratama, km yg turun, ada korban pemerkosaan yg harus kamu tangani", saya 😮😮😮
Temen2 seketika pada tepuk tangan, sambil teriak "cieee" kyk anak2 SD neriakin temennya yg ga sengaja jalan sebelahan sm cewe yg dia taksir. Saya beranjak dari tempat duduk menuju IGD sambil pamit ke tmn2 saya, "permisi,para wedhus gembel!".
Saya jalan sendiri menuju IGD dan itu jauh banget, yg tau RSUD ini pasti ngerti, bener2 dari ujung paling belakang ke ujung paling depan. Jujur saya deg2an, saya telan ludah beberapa kali. Saya tau teorinya menangani visum pemerkosaan. Teori!
Saya laki2 normal yg suka perempuan, saya belum stase obgyn dan terserah teman2 percaya atau engga, Saat itu saya belum pernah liat kelamin wanita secara langsung sebelumnya. Secara nyata. "Ya Allah berikan ketenangan pada jiwa saya, ya Allah".
Sebentar lagi sampe IGD, saya tarik nafas panjang, sambil tepuk2 dada, "All Izz well, All Izz well". Ketika sampai, Saya ucapkan salam ke kepala perawat di IGD, sambil bertanya, "Bu,dimana wanita korban pemerkosaan itu?", "Ooh di dlm dok,masuk aja",katanya.
Saya msk ke ruangan,ada seorang lelaki berdiri menjaga tempat tdr yg tertutupi tirai. "Pak,dmn korbannya?","oh ini dok", smbil buka tirai. Sesosok anak perempuan berusia 5 tahunan sdg duduk ditempat tdr dgn tatapan ketakutan, saya tepuk2 dada lagi, "All izz well, All izz well".
"Ini anak saya dok" kata bapak itu memecah keterperangahan saya. "Iya pak,gmn apa yg bisa saya bantu?". "Anak saya telah diperkosa oleh seorang kakek2 yg jg tetangga saya dok".
"Baik pak, akan saya periksa dan akan saya beri keterangan, mohon bantu pegangin ya pak". Saya bener2 serba salah, anak ini baru saja mengalami trauma yg luar biasa, kini harus mengalami hal yg "sama" lg yaitu pemeriksaan dalam dan pengambilan sempel mani.
Dipegangilah anak itu oleh ayahnya. Jerit jerit lah dia, menangis kencang. Meronta2, saya akan lakukan ini secepat mungkin. Singkat cerita(saya ga perlu detail yah,saya takut SJW) saya berhasil dpt foto, sampel dan gambaran kondisinya, hymen telah robek dan masih byk darah.
Kondisi *a*ina anak itu sgt parah, bukan hanya hymen tapi keseluruhannya, mirip terkena tindakan episiotomi, tidak sekali namun beberapa kali. Tp menurut saya ada yg lebih parah kerusakannya, Otaknya. Saya sbg petugas saja"trauma"ini membekas di otak saya, apalagi yg mengalami.
Stlh selesai, saya sedikit melirik ke ayahnya yg msh memegangi anaknya,mukanya memerah menahan amarah,tp dua butir air mata jatuh mengalir di Pipinya. As a man, I can really feel his pain. "Yang sabar ya pak,kita selesaikan masalah ini bersama".Hanya itu yg sanggup saya katakan.
"Rasanya saya ingin membunuh org itu dok, tapi saya ga ingin anak saya lebih sengsara dgn kehilangan ayahnya krna masuk penjara". Saya mengangguk setuju sambil mengusap2 pundaknya. Luar biasa ketabahan beliau. "Org itu yg harus msk penjara".
Hari itu ada Otopsi, korban pembunuhan dan perampokan. saya akan menemani dokter konsulen yg beberapa hari sblmnya saya ga ikut bimbingannya, saya excited bgt, sesemangat hujan turun dengan derasnya saat itu. ini pertama klinya saya akan ikut Otopsi. 😆
Saya masuk ke ruang Otopsi, "eh gia, ayo masuk2 sini" sapanya dgn nada ceria yg selalu semangat. Beliau sudah siap dengan perlengkapannya, sepatu boot, handscoon kuning terang dan apron, tdk ketinggalan kacamata otopsi yg mirip kcmt renang ukuran besar.
Saya mngikuti bliau memakai smua, smp saya mau pke msker, "eh gia, ga blh pake itu! km hrs merasakan saripati wangi dari jenazah ini, nervus Olfactoriusmu senjata yg berharga,jgn kau tumpulkan".Saya taro lagi itu masker,Padahal alat ini yg paling saya incer dari sejak masuk tadi.
Blm saya siap,tiba2 beliau mengeluarkan Gergaji,tepat pas saya balik badan,"Huaaa, ampun dok!!".Saya terloncat smbil angkat tgn. Beliau mengerutkan dahi, "Kamu kenapa gi?". "Kaget aku dok!", "ini bkn buat gergaji km kok" sambil beliau mesem2 senyum2 tdk berdosa."Ayo kita mulai".
"Gia,Hati km, mindset km harus benar sblm otopsi, kamu lakukan ini bukan untuk menyiksa, bukan untuk merusak tubuhnya, tapi untuk membantu dia dan keluarganya, krna dia sudah tidak bisa membela dirinya sendiri". Lalu beliau mulai menyayat kulit dadanya.
"Tujuan utama otopsi itu untuk menetapkan sebab kematian, dan sebab kematian itu hanya 1, sayangnya ga tertulis di dahinya". Beliau menjelaskan sambil menggergaji tulang iga jenazah. Dilanjut mengambil Jantung dan Paru2 keluar dari rongga dada. Saya 😮😮
Beliau luar biasa. She doing it effortless and perfectly. Slicing and then open up the trunk, cutting up liver and take it out, cutting up kidney and take it out. "Gia, jgn bengong! ayo itu ditimbang".Sambil nunjuk Organ2 tubuh itu di atas meja."Abis itu bantu saya buka lambung"
Kita membuka lambung,dan mngambil isi lambung dgn alat spt sendok Sop, ktka dikeluarkan,kyk ada sebilah pisau menusuk hidung saya,setajam itu baunya,lbh dari bau busuk,reflek muntah saya tercetus dan hanya karena istigfarlah saya berhasil menahan isi lambung saya ga ikut keluar.
Beliau hnya senyum"biasa ini, bagus kamu ga muntah".Beda emg,Amatir sama Pro."Km sering nonton CSI gi?","suka dok,yg New York"."Film2 emg bener2 oversimplifikasi,ga mgkn kasus2 slesai scepat itu"smbil sdkt menggerutu."Mana bisa periksa cairan tubuh atau jaringan, sehari selesai".
Lalu beliau menunjuk satu titik di dlm jenazah,"Gi,liat aorta abdominalis di bwh difragma". Saya mendekatkan wajah saya ke bawah. Saya terperangah,"Robek dok, hampir putus". "Sesuai dengan pemeriksaan luar,luka tusuk oleh benda tajam,kita menemukan kemungkinan sebab kematiannya".
Otopsi berlanjut sampe kita memasukkan kembali organ2 ke dlm tubuhnya, lalu kita jahit kembali kulitnya. Tiba2 beliau nanya "Kamu percaya hantu Gi?" saya kaget, saya jawab sekenanya, "Sama sekali engga dok,seumur hidup belum pernah saya liat". Beliau senyum lagi.
Esok sorenya, kita semua kumpul di ruang forensik, ada yg lagi baca buku forensik, ada yg lg ngeliatin hp, saya sendiri lagi baca Infernonya Dan brown, pikiran saya hanyut menyelami lautan huruf dan kalimat di buku itu. Tiba2 teman saya menyikut saya.
"Gi, gi. Ada yg manggil2 lo tu. " smbl nunjuk ke kebun belakang ruang forensik,saya dgn malas menoleh, saya liat seorang bapak sedang senyum menyatukan kedua telapak tgnnya di dpn dadanya dgn sedikit membungkuk,gerakan bibirnya terbaca,"terima kasih" lalu pergi kebelakang pohon.
Nafas saya tercekat, bulu kuduk saya meremang, bibir saya gemetaran, tangan saya mendadak dingin, tubuh saya merinding kaku..

Itu bapak yg kemaren saya otopsi.
Saya tdk sedang berhalusinasi krna bkn cuma saya sendiri yang melihatnya,tapi saya ga mau buat kegaduhan,ketidaknyamanan dlm group saat itu.Stlh beberapa menit terpaku,and still got shiver down the spine.Tmn saya nyikut lagi, "Siapa gi?", saya jwb setenang mungkin, "Kenalan.. ".
“Alladziina yu’minuuna bil ghaib” Saya merenungi ayat ke-3 surat ke 2 (Albaqarah:03) tentang karakter pertama yang disandang oleh orang2 bertaqwa. percaya dan yakin pada yang ghaib (yang tak terdeteksi oleh panca indera).
Bukan kebetulan kalau karakter ini disebut pertama kali oleh Allah, sebelum karakter yang lain pada ayat sesudahnya yaitu mendirikan sholat, meng-infaq-kan sebagian rezekinya dan terakhir beriman pada kitab-kitab Allah SWT.
Karena yang Ghaib itu memang ada, hanya panca indera kita saja yang terlalu lemah spektrumnya. Indera penciuman, bahkan kalah oleh Anjing, indera pendengaran kalah oleh byk jenis mamalia lain.
Indera penglihatan kita terlalu sempit spektrumnya. Sangat sempit, memanjang atau memendek sedikit aja gelombang cahaya tersebut, seketika kita tdk bisa melihatnya.
Tidak terlihat, tidak terdengar, tidak tercium, tidak teraba dan tidak terasa bukan berarti tidak ada. Begitu pula keberadaan Allah dan cahaya ilahiNya.
Saat itu betul saya ketakutan luar biasa, tapi setelah itu, saya hanya masukkan ke memory saja tdk saya ungkapkan ke siapapun bahkan ke tmn2 saya saat itu, sampe dengan saat ini, saya baru sharing ke temen2.
Kejadian itu malah membuat saya skrg jauh lebih berani, bahwa hal2 ghaib yg kadang muncul tiba2 itu bukan utk menakutkan mencelakakan atau merusak. Kadang untuk menguatkan Iman.
Selamat jalan pak, semoga bapak tenang di alam sana, mungkin suatu saat kita akan ketemu lagi.
Forensik itu berbeda dengan stase besar yg ada jaga malamnya, stase ini jaganya On Call. Artinya Tdk harus menetap di RS, tapi bila ada kasus, baik visum hidup ataupun visum mati, harus siap dtg jam berapapun, walaupun Tengah Malam.
Saya punya teman 1 group, kita semua ngerti, bahkan dia akui sendiri klo dia itu Grumpy(penggerutu), semua dikomenin sambil gerutu. Kebanyakan negatif, jarang liat dia senyum sekalinya senyum, kyk org lg nyinyir. Tapi Semua berubah di malam itu.
Forensik memang kadang melelahkan, bila di satu hari yg sama dtg kasus bertubi2, dan dlm seminggu terakhir memang lagi rame kasus. Kasus pembunuhan, tabrakan, kebakaran dan kasus penemuan jenazah yg meninggal krna tenggelam di sungai.
"Apaan lagi sih ini!! Ga abis2 mayat berdatengan. Ngerepotin yg masih Idup aja!". Katanya sambil misuh2. Dia ga ngajak bicara siapa2, cuma bicara utk dirinya aja. Tapi Sambil ngerjain visum, walau jg terus ngeluhin macem2. Kita cuma liatin dia aja dari jauh.
Makin sore mulutnya makin sompral. Saya cuma berdua sm dia. "Gerah bgt sih ni ruang,elo sih udh mati pak, enak ga kerasa gerah kan?"Sambil nganggukin muka nunjuk ke salah satu jenazah disana. Saya sambil nulis neriakin, "woii mulut woi".
Dia ngerjain lg tugasnya, tp tiba2 ngomong. "Untung lo mati pak, idung lo udh copot kyk gitu, gmn coba klo lo masih idup?". Brakk! Saya gebrak meja,"ga bisa dibilangin? Klo ga ikhlas ngerjainnya ya gw aja sini!"
Tapi dia tetep ngerjain.
Bukan pertama kli dia kyk gitu, cuma waktu barengan saya, saya baru liat dia kyk gitu. Dan malam itu giliran kita berdua yg jaga On Call. Kosan kita pun berdeketan. Kring! telpon masuk dari mr.A,"ada kasus kecelakaan, ke rs skrg jg".
Saya liat jam, tampak angka 01.30 a.m di HP. Saya telfon tmn saya itu, "bro, bangun, cuci muka, berangkat!", "apaan sih gi, ngantuk gw.. Gw nyusul, lo duluan deh. Mayat lagi, mayat lagi". Saya tutup telfonnya takut mual dengerin dia ngomong lbh panjang.
Saya berangkat ke IGD. Jalanan dari kosan kami menuju RS memang gelap sekali, bukan jalanan aspal, krna posisinya di belakang RS. Dalam 10 menit saya sampe ke IGD.
Kosan kami itu berbentuk rumah petak, di depannya,
lapangan tempat parkir mobil kami. Teman saya berangkat, dia keluar kamar kosan, Ketika keluar tiba2 pintu kosan terkunci, dan dia ga bisa masuk lagi. Dia berkerenyit aneh, dia coba masukin kuncinya berkali2, ga bisa masuk.
Dia bergidik, balik badan dan berangkat ke RS. Baru beberapa langkah, BRAKK!! Suara banting pintu terdengar dari arah kamar saya, dia kira saya masuk kamar, udh selesai tugas trus marah sama dia krna ga datang, dia balik menuju kamar saya.
"Gi" Dia manggil sambil ketok2. tok tok tok "Oi gi". Ga ada jawaban. Tiba2 angin dingin berhembus dari arah belakang menyapu tengkuknya, seketika berdiri semua bulu kuduknya. Dia balik badan dan lari secepat kilat ke rumah sakit.
Dia melewati rimbunan pohon2 bambu menjuntai menyerupai dinding lengkung yg mengeluarkan suara gemeretakan saat terkena angin. Saat dia berlari, terdengar suara derap langkah dari arah belakangnya. Bukan derap langkah satu org. Tapi beberapa org.
Dia melihat kebelakang, hanya ada kegelapan. Dia berlari semakin cepat, tapi semakin cepat pula langkah itu dtg seperti akan menyusulnya, rasa ketakutan mulai menjalar keseluruh sendi-sendi nya.
Ketika masuk ke pintu belakang RS. Suaranya menghilang. Suara derap langkah pengikutnya, berikut suaranya sendiri. Dia menelfon saya, saya angkat, tapi ga ada suara. Dia jalan lagi tapi salah arah, bukan ke IGD depan. Tapi menuju kamar jenazah di belakang.
Bagian belakang rumah sakit saat itu sangat sepi, sepi yg mencekam, tdk ada suara. Dia melewati lorong2 panjang menuju kmr jenazah, udara dingin tiba2 menyergap tubuhnya, dia lari lagi sekuat tenaga.
Saat berlari lampu lorong tiba2 mati satu persatu, mati setiap dia lewati. Hatinya jiwanya tercekam,keringet dingin membasahi wajahnya, tubuhnya terus berlari menuju lampu yg masih menyala, dan itu menuju ruang Otopsi.
Smp lampu terakhir, dia terpeleset dan terjatuh kedepan ke meja otopsi dgn hanya tertahan oleh kedua tangannya di sisi meja. Dihadapan wajahnya terlihat jenazah dengan mulut menganga dan kepala terbelah dua. "HUUUUUAAAAAAA!!" dia menjerit sekuat tenaga. hanya dia sendiri yg dngr.
Saya dari IGD jalan balik menuju ruang forensik krna buku jaga ada disana, saya liat salah satu sendal teman saya itu ada dibwh plang Forensik, saya lari ke dlm utk mengecek, "Bro lo dimana?".
Ketika saya masuk. Saya liat dia berdiri terpatung di pojokan dengan mata melebar, badan gemetaran, mulut terngaga, dan Celana basah penuh sama pipisnya. Dia liat saya, "Gia!" suaranya terdengar parau, Dia lgs lari memeluk saya, dengan celana penuh pipisnya.
Dia nangis sekenceng2nya, selega2nya, sambil cegugukan menyebut, "astagfirullah" berkali2. Saya ga berani nanya ada apa,saya cuma mikir saya harus ganti baju abis ini.
Dua laki2 dewasa pelukan malam2 di ruang jenazah, emg harusnya ga perlu diceritain ke siapapun.

Tapi memang ada pelajaran yg Ga bisa masuk ke otak kita hanya dengan ucapan.
Konsulen udh bilang, hargai jenazah, kerja ikhlas. Tapi masuk kuping kanan keluar kuping kiri. Pengalaman Teman saya ini jd contoh, khususnya buat adek2ku mahasiswa kedokteran atau calon koas forensik.
Semoga kalian bisa mengambil hikmahnya, Ga perlu kalian sampe mengalami hal yg sama, ga perlu kalian diingatkan oleh selain manusia. Hormati sesama, baik yg bernyawa maupun tidak.
Di Forensik saya belajar, betapa tipisnya benang nyawa kita dan ga ada yg menjamin besok kita masih hidup. Terlalu byk contoh orang2 yang meninggal seperti "belum waktunya".

Kita sekarang masih hidup dan itu udh cukup utk kita terus bersyukur.
Dan Seperti janji Allah pada surah Ibrahim ayat tujuh

"..Lainsyakartum laaziidannakum.."

“jika kalian bersyukur pasti akan Aku tambah ni’mat-Ku ”.
This was my Forensic Team..
Missing some Tweet in this thread?
You can try to force a refresh.

Like this thread? Get email updates or save it to PDF!

Subscribe to dr. Gia Pratama
Profile picture

Get real-time email alerts when new unrolls are available from this author!

This content may be removed anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just three indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member and get exclusive features!

Premium member ($3.00/month or $30.00/year)

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!