1. . Optimalisasi fiskal dengan menerapkan bea keluar, bea masuk, dan harmonisasi bea masuk, agar industri punya daya saing dan mampu melakukan ekspor.
3. Memberikan insentif untuk mendorong ekspor.
4. Memberikan insentif bagi pengusaha yang ingin merelokasi pabrik, misalnya dari indutri yang sudah padat karya dari wilayah Jawa Barat ke wilayah lain misal Jateng.
1 dan 3 ditujukan utk kemudahan di sektor Perdagangan. Saat ini bea ekspor memang sdh 0%. Insentif yg lain seperti no, 3, masih belum jelas seperti apa.
Bahan baku industri sebagian ada yg msh sangat tergantung dgn import (farmasi contohnya).
Utk No. 4, alangkah lebih baik jika ada pabrik asing yg mendirikan pusat produksi di Indonesia.
Utk No. 6, Bahan baku industri petrokimia shrsnya memang melimpah di Indonesia. Natuna kemana aja.
Pengurangan pajak mengurangi penerimaan pajk 1,5 T.
Utk No. 7, Biodiesel shrsnya melimpah di RI. Sawit RI selalu bersaing dgn Malaysia.
Eropa memang tdk jadi memberlakukan tarif khusus berkat lobby LBP.
Mungkin pemerintah tdk dapat menghantam langsung kebijakan Trump soal tarif dgn Jab yg keras layaknya seperti China.
Kebijakan diatas menurut sy adlh Defensive dgn sistem parkir bus ala Perancis dgn sekali2x Menyerang .
Depresiasi rupiah malah jd menguntungkan sehingga CAD, defisit Neraca dagang dan Pembayaran jd berkurang.
@TheArieAir
One more thing, APBN tdk jadi direvisi.
Semuanya on track..
Keep up the good work.
Mr @jokowi @nufransa @BappenasRI @EhlerterYtrdza @P3nj3l4j4h @ApriliaLin