, 254 tweets, 43 min read Read on Twitter
sebelum mulai.
maafin kalo ada kata yang sedikit membingungkan, karena aku bukan lah seorang ahli bahasa inggris..

ini juga aku kalau ada kata yang aku gatau aku pake aplikasi ini.
beberapa hari yang lalu aku berjanji pada kalian, akan menjelaskan misteri dibalik batu nisan ini. di mana ada dua nama prajurit dari kerajaan Austro yang berjuang dan meninggal di perang dunia pertama, dan dimakamkan bersama
ditempat tertinggi di Sighisoara(Rumania), berdiri gereja. yang bisa di capai melalui tangga yang sangat curam. merupakan salah satu daya tarik disana. kalian bisa lihat difoto yang aku ambil.
dikota seperti ini, kita sangat menghargai terowongan kayu yang memberi kita akses ke kuil dan ke gedung kecil yang baru dibangun. dan sebuah SMA yang sampai sekarang masih digunakan (dan itu akan jadi hal yang penting disejarah ini)
Di samping gereja ada sebuah pemakaman jerman (daerah transilvania ini didiami oleh orang jerman sejak abad ke-12 dan keturunannya dikuburkan di sana).
Dan disana adalah tempat di mana aku menemukan batu nisan(semacam tugu pahlawan) korban perang dunia pertama.
Hanya ada 30 makam yang diatur secara simetris. makam untuk setiap prajurit, seperti ini. yang menarik perhatianku adalah batu nisan dengan nama indah dari mendiang Musketeer
tapi ada satu makam yang berbeda, didalamnya ada dua tubuh : disana tertulis Emil Muler dan Xaver Sumer.
kalian bisa lihat detailnya disini.
ketika aku melihat batu nisannya, hal pertama yang aku lakukan adalah berfikiran jelek(seperti kalian juga). jadi aku pergi ke gereja untuk mecari informasi lainnya.
sesorang yang berada disekitar cuman ada seorang wanita yang menjual tiket masuk ke kuil (8 Romanian LEI/1,72 euro). Dia tidak berbicara bahasa inggris, tapi dia mengerti apa yang aku maksud ketika aku menunjukkan kepadanya gambar di ponselku.
sudah jelaskan, aku bukan orang pertama yang tertarik dengan makam itu. dan aku bertanya padanya kenapa mereka dikuburkan bersama, dia hanya mengangkat bahu dan berkata "prietini."
prietini artinya teman
teman seperti apa?, jiwa kepoku bertanya - tanya. tapi perempuan itu tidak banyak menolong. dia mengambil peta dan menunjuk kearah menara jam yang terkenal di tengah kota.
Sudah jelas, jika aku ingin lebih banyak jawaban aku harus kesana. Dan kemudian aku mengerti kenapa. Menara abad pertengahan bukan hanya menjadi objek wisata utama ditempat itu. Ini juga Museum sejarah di kota.
Ketika aku naik melewati tangga di menara tower, aku menemukan ruangan yang didedikasikan untuk periode sejarah yang berbeda. Salah satunya didedikasikan untuk perang dunia I.
Di ruangan itu aku menemukan senjata asli perang, peta garis depan timur dan gambar dari karakter diwaktu itu.
Yang patut diperhatikan adalah keluarga Muler, sebuah keluarga kaya asal jerman yang menetap di Sighisoara dari Sibiu pada akhir abad kesembilan belas. Lord Muler memiliki dua putra: Adolf dan Emil.
EMIL MULER!
The Muler(keluarga Emil Muler) sangat kaya karena memiliki pabrik baja dan mempromosikan reconversion industri(ini aku gatau maksudnya apa mungkin perubahan sitem pabrik disana, aku kurang tau) didaerah nya.
disana sangat banyak foto dari keluarganya, tapi aku hanya tertarik pada Emil saja. seorang anak kecil yang terlihat seperti hidupnya sangat berat.
satu hal yang aku temukan tentang dia adalah dia bersekolah di Hill School dengan kakak tertuanya. mereka berdua datang kesana dengan temannya. Emil yang sebelah kanan
satu hal yang aku lakukan, aku cek nama temannya. tampak seperti Hermann apalah, aku tidak tau. sepertinya tidak terlalu berpengaruh dicerita ini. thankyou, next.
yang menjadi perhatianku adalah sekolah Emil hanya berjarak beberapa meter dari pemakaman dimana jenazahnya istirahat selamanya. siapa yang bisa membayangkannya?
Bahkan, siapa yang bisa bayangkan pada musim panas tahun 1914, perang yang terburuk akan meletus?(mungkin maksudnya akan terjadi). Beberapa minggu selanjutnya, ayah dan anak(Emil] dipanggil kebarisan(perang).
Emil tidak terlihat terlalu bahagia. Dia harus menghentikan sekolahnya di Universitas Munich dan harus kemana dia akan dikirim(untuk perang). Dan tentu saja, tidak ada satupun bisa lari dari Erasmus(idk ini apa). karena kerajaan eropa memutuskan untuk menghancurkan satu sama lain
Dan apa yang terjadi disaat Emil berperang? kita tidak tau. Satu - satunya hal yang ditulis di file fotonya adalah dia terluka di tahun 1915 dan dipindahkan ke Rumah Sakit Militer di Sighisoara, dimana dia meninggal beberapa bulan setelahnya. 'wounded in 1915'
dan tidak ada lagi.
diruangan yang ku temukan tidak ada informasi lagi tentang Emil Muler. dan buruknya, tidak ada jejak apapun tentang temannya Xaver Sumer.
terkumpul beberapa pertanyaan yang tidak terjawab. Siapa Xaver Sumer? apa mereka bertemu di medan perang atau saat dia kembali? (dari perang) Kenapa Emil tidak dimakamkan dengan keluarganya ditempat pemakaman yang sama??
+
+
kenapa mereka dimakamkan bersama jika mereka tidak meninggal diwaktu yang bersamaan??
setelah menemukan satu-satunya makam dengan dua jenazah. aku pergi ke Museum kota, dimana aku bisa menemukan beberapa informasi tentang keluarga Emil Muler, kuliahnya di Institute of the city dan kematiannya di peperangan.
aku berjalan di semua ruangan di Menara Jam, dimana Museum terletak. mencari sesuatu yang lainnya. Banyak etalase. banyak pot(aku gatau pot apa. mungkin semacan peralatan peninggalan), banyak tanda/lambang. Tapi tidak ada jejak tentang Emil sama sekali.
Aku menemukan cul-de-sac(artinya jalan buntu) dengan banyak pertanyaan dikepala. Siapa Xaver dan apa hubungan dia dengan Emil.

+
Kenapa Emil tidak dimakamkan dengan keluarganya, yang punya pantheon(gedung) dipemakaman yang sama. Kenapa mereka dimakamkan bersama jika kematian mereka berjarak satu tahun(mungkin lebih).
Untungnya, cahaya menerangi jalanku untuk membuka pintu yang akan membawaku mengungkap semua hal yang masih belum terpecahkan ini.
kesempatan terakhirku adalah seorang pria yang menjual tiket di Museum. Ketika aku mulai berbicara dengannya, Langit terbuka(lega), Dia bisa berbahasa inggris dengan sempurna!. aku menunjukkan foto batu nisan itu. dan memberitahu apa yang harus aku ungkap tentang Emil.
diatas foto pintu masuk Museum
Si Bapak tidak tau sama sekali apa yang aku bicarakan. Dia memberi tahu ku bahwa dia bekerja disana tapi dia seorang profesor aeronautical(berhubungan dengan pesawat-mungkin maksudnya dosen kali ya. but i dont know) yang menurutku menarik. kita ngobrol sebentar dan dia penasaran+
+ dari mana aku berasal.

"Dari Barcelona, tapi aku tinggal di Madrid". jawabku. Dan dia tersenyum. "Kau seorang Catalan." (ras orang spain). Aku jawab iya, tentunya. dan dia merekomendasikan untuk mengunjungi Restoran Bastion.
Ternyata, bangunan yang sudah lama dikenal sebagai "the House of the Catalan". (semacam gedung kumpulan orang-orang Catalan)
itu membuatku ingin tertawa, dan ini saatnya untuk makan. jadi aku menuju ke gedung penjagal(mungkin maksudnya khusus area restoran daging) . aku menemukan restauran di sebelah kanan. (ini namanya)
kalian pasti bertanya - tanya kenapa aku memberi tahu kalian ini. dan apa hubungannya dengan cerita #EmilyXaver .
Setelah membayar Bill(semuanya sekitar 6 euros, f*ggot- ini umpatan), aku berbicara ke pelayan tentang alasan aku ke restaurant ini. Dia mengatakan kepada saya bahwa pada kenyataannya ada keluarga yang tampaknya memiliki asal usul Catalan.
Dia tidak bisa mengatakan apa-apa lagi. Saat orang tuanya membeli rumah itu, pada tahun 90an. bangunan itu hampir rusak, meskipun ia menyimpan beberapa barang bekas pemiliknya yang terdahulu.
Diantaranya. Beberapa perabot, peralatan dapur, lukisan dan permadani(hiasan dinding) yang tersebar diantara dua lantai digedung restaurant. Dia bertanya jika aku ingin melihatnya dia akan membawaku ke lantai atas.
ditangga dan ruang atas terdapat beberapa lukisan. kebanyakan lukisan cat minyak tak bertanda tangan. Jejak amatir dari Sighisoara yang dilukis oleh penulis anonim. salah satu dari banyak nya lukisan disana sangat menarik perhatianku
ini adalah jalan di Sighisoara, dengan menara jam dibelakangnya. sesuatu yang suram, dengan pohon setengah mati. dan aku melihat lebih detail. dan tiba - tiba, hatiku terluka.
dibagian bawah sebelah kiri. pelukisnya menulis namanya. aku pikir mataku salah melihat. tapi disana jelas - jelas tertulis "X. Sunyer"
dan tiba-tiba batu nisan #EmilyXaver muncul dikepalaku. dan aku membayangkan nama Xaver. Sumer,
Sumer dengan garis kecil diatas huruf M. sesuatu yang aku fikir sedikit aneh saat pertama kali melihatnya.
dan aku penasaran bagaimana jika huruf M sebenarnya adalah N. bagaimana kalau Sumer itu sebenarnya Suńer? bagaimana kalau Xaver Sumer adalah nama versi jermannya Catalan seperti Xavier Sunyer? apakah itu mungkin atau aku ketinggalan sesuatu? atau apa nih wtf.
dan aku tidak ragu lagi. dibawah lukisan ada semua informasi yang aku butuhkan. nama pelukisnya, dan judul hasil karyanya.
'kamar Emil' bangunan yang dilukis Xaver Sumer adalah rumahnya Emil Muler. dan ditengah - tengah canvas, Jendela dia.
Jendela yang berarti banyak hal, mungkin ada alasan kenapa dia harus mengabadikan nya dicanvas.
Sudah jelas jika aku mau jawaban lebih. Aku harus mencari rumah itu. Dan demi tuhan, aku akan menemukannya.
Aku tanya ke pelayan mungkin dia mengenal tempat ini. Dia melihat lukisan dengan cermat sedikit lebih lama dan dia berkata sesuatu yang sangat berguna : "itu bisa jadi siapa saja", yang bener aja dong!
Satu-satunya hal yang jelas adalah rumah itu berada di dalam benteng abad pertengahan di Sighisoara. Dilihat dari dekat menara jam yang kalian lihat di belakangnya.
harus ku akui. disaat itu harapanku menemukan rumah itu adalah 0%. bentengnya tidak besar, Tapi itu akan berubah banyak dalam satu abad. Apakah aku bisa mengenalinya jika aku melihatnya?
aku berlari diseluruh sudut dibagian utara, tapi tidak berhasil menemukannya. banyak jalan berwarna yang bagus, tapi aku sangat frustasi.
saat aku stress, aku dapat ide yang buruk. bagaimana jika rumah itu bahkan sudah tidak ada?
Setengah kota hancur selama beberapa dekade. Apa mungkin rumah Emil Muler tetap berdiri?
dengan keraguan di kepalaku, aku memilih untuk melacak bagian selatan. yang searah dengan halte bus berada dan jika aku tidak menemukannya. Aku akan pergi ke Sighisoara dengan misteri yang belum terpecahkan untuk diungkapkan.
sepanjang jalan aku bertanya ke orang - orang, mereka melihatku seperti aku adalah orang aneh. salah satu dari mereka berfikir aku mau menjual ponselku. tentu, honey. aku akan buat harga khusus untuk mu
ada gambar yang kelupaan. ini gang dibagian utara
akhirnya, aku pasrah. dan pergi menuruni tangga menuju jalan Hermann Oberth. dan tanya seseorang yang duduk dimeja depan rumah. "apa anda mengenali jalan ini??" dia melihat ke gambar yang aku beri dan melihatku sebentar. dan melihat kearah belakangku—
—tangannya menunjuk kearah belakangku "disana" katanya.

Aku berbalik dan benar, disana! aku sudah melewatinya dan aku bahkan tidak menyadarinya!
kakiku gemetar saat aku mendekati bangunan itu. apa rumahnya masih berpenghuni? apa keluarga Emil masih tinggal disana? dan apa seseorang akhirnya akan memberitahuku apa hubungan antara #EmilyXaver ?
aku berdiri didepan pintu gerbang kayu yang sangat besar, dan tertempel tulisan dari besi TASCHLER HAUS BOUTIQUE HOTEL ditengah pintu.

"Hotel" sepertinya bukan kabar yang baik. tapi setidaknya bangunannya tidak ditinggalkan(dihancurkan).
pintunya terkunci, aku pencet bell sampai pintunya terbuka. seorang wanita berusia sekitar 50 tahun mengintip dari pintu, membuat saya terkejut.
"apakah anda ingin memesan kamar?" tanya wanita itu.
aku memutuskan untuk berpura - pura, seperti Carmen Sandiego(ini kartun tentang introgasi2 mungkin*mungkin ya*).
"saya sedang melakukan penelitian tentang Perang Dunia Pertama di daerah sini. aku dengar disinilah Keluarga Muler tinggal, Benar kah?"
wanita tua itu bilang iya. bangunan itu milik keluarganya turun temurun. TUNGGU. KeluargaNya?? apa dia baru saja memberitahuku kalau dia keturunan dari keluarga Muler??
Ternyata Iya teman - teman. Nama wanita itu Dorothea Taschler, anak dari Helmut Taschler dan Maria Muler. yang sebenarnya adalah anak dari Adolf Muler, kakak Emil. difoto yang ini
((Kakaknya yang paling kiri))
disaat itu aku memberitahunya tentang Batu nisan dengan mencoba menahan suaraku yang sedikit serak, aku harus jadi invertigator(penyelidik) yang keren dan dingin. seperti Guillem(jurnalis spanyol). dan dia mengangguk. "Ya, mereka dimakam kan bersama, tapi aku tidak tau kenapa."
"aku dengar kalau Emil dan Xaver itu teman kan." ujarku. Dia mengangguk lagi "Iya, mereka sekolah disekolah yang sama, seperti kebanyakan mereka yang dimakam kan disana." Aku merinding, aku ingat ada sekolahan didekat pemakaman.
Sudah jelas kan, #EmilyXaver bertemu saat mereka sekolah. Atau mungkin sebelumnya. Dan pertemanan mereka ditempa dibalik gedung itu. Pertemanan yang harus dipisahkan saat Emil pergi ke University of Munich sekitar 1912 dan Xaver tetap tinggal di Sighisoara.
Buat yang penasaran
Salah satu diantaranya gedung sekolah #EmilyXaver aku gatau yang mana.
Emil harus Pergi ke University of Munich.

Itulah alasan kenapa Xaver Melukis jendela Miler. Karena dia merindukan Emil. Bahkan setelah setahun perpisahan mereka, dia tetap dedikasikan lukisannya untuk Miler.
Dan hanya mereka berdua yang dimakamkan bersama!. Dorothea berfikir sebentar dan berkata dia tidak tau alasannya kenapa. "Mungkin keluarga Xaver Sumer tidak memiliki cukup uang untuk pemakamannya?." Penjelasan yang menurutku sangat tidak menyakinkan
Kita tetap berbincang tentang keluarga Muler. Tentang bagaimana Emil dan Ayahnya meninggal tapi Adolf tetap hidup, dan masih tinggal dirumah. Dia juga menyesal(sedih) bahwa Emil meninggal sendiri(belum menikah) dan tanpa keturunan.
Disaat itu aku menunjuk kearah jendela yang berada diatas kita. "Itu kamarnya Emil kan?." Dia membuka matanya seperti sebuah makanan(terkejut). "Bagaimana kau bisa tahu?." Aku tunjukkan dia Foto Lukisan milik Xaver dan melontarkan kata "apakah anda bisa tunjukkan padaku?."
Dia mengangguk, dan membuatku sangat lega. Aku masuk ke rumah lama Emil yang membuatku terhormat. Rumahnya sepertinya sudah direnovasi, dan didalamnya sedikit berantakan. Lukisan di dinding sangat merusak mata(maaf Dorothea:))
Ruangannya kosong, jadi aku bisa masuk tanpa ada masalah apapun. Dorothea membuka pintu, and cuts my breath(semacam menahan nafas/nervous). Aku di depan kamarnya Emil!!!!!
Aku berjalan kearah jendela, dan dari sini aku bisa menebak dimana tempat yang dipakai Xaver melukis lukisannya. Dan aku lambaikan tanganku, seperti aku adalah Emil, Mengucapkan selamat tinggal untuk Xaver, yang meninggalkan rumahku dengan senyuman dibibir, —
—dan menghadap ke aku dengan senyumannya.
Disaat itu, aku merasa aku tidak mau beranjak dari sini. Persetan dengan bus yang menuju Târgu Mures yang akan tiba beberapa menit lagi. Persetan dengan semuanya. Aku berbalik dan berbicara ke Dorothea "aku pikir aku akan menginap disini malam ini."
Wanita itu tersenyum. Seperti yang dia sangka aku akan mengakatan itu. "Aku bersyukur, karena aku punya sesuatu untuk melihatkannya padamu. Dan kamu akan butuh sedikit waktu untuk memeriksanya."
Aku mengikuti Dorothea untuk mengunci kamarnya. Dibelakangnya ada kamar yang lebih austere(khusus). Aku tebak ruangan itu tidak akan disewakan untuk pelanggan.
Disana ada beberapa lemari, bunkers dan furnitur dengan gaya yang berbeda.
Dorothea membuka salah satu lemari dan mengeluarkan koper dari dalam lemari. "Jika kau mau, kau bisa memeriksa isinya." Dia bilang.
Buat apa? Fikirku. Kopernya dalan kondisi yang sedikit jelek (mengenaskan). Tapi dibawah gagang kopernya, ada 2 inisial.
EM.. EMIL MULER!!
Dorothea memperhatikanku dengan seksama. Aku tidak tau apa dia gembira atau dia merasa tidak nyaman aku menyelidiki tentang masa lalu keluarganya. Aku tanya apa aku boleh foto dengan dia sekalian, tapi dia menolak.
Aku memandang koper itu seperti koper itu adalah harta karun. Seperti peninggalan peristiwa kapal karam yang sudah berada dibawah kakiku karena terbawa arus ombak lautan.
Apa yang akan ku temukan didalam? Apa jawaban yang aku cari atau akan ada pertanyaan lainnya??
Dan akhirnya aku buka koper itu, dan ini yang ku temukan.
Berkas, kertas - kertas dan tas kecil.
Dorothea memberi tahu ku tidak perlu perdulikan bagian Berkas, tidak ada yang menarik didalamnya. Tas kantornya adalah semua yang aku butuhkan.. Dan ketika aku membukanya.
Foto! Puluhan foto dengan berbagai ukuran, tema, dan zaman. Banyak polaroid, wajah - wajah orang asing, pemandangan indah, foto keluarga. Semua ada.
Sepertinya, ini sudah bertahun tahun foto - foto ini tersimpan rapi disana. Kebanyakan saat mereka merenovasi hotel. Mereka meletakkan foto-foto itu digudang. Untuk dipajang kembali suatu saat nanti. Tapi sepertinya hari itu tak kunjung tiba.
Dorothea yakin, foto beberapa abad yang lalu ada disana. Dan menyuruhku untuk nencarinya untuk dia. Aku liat isi dalam tas kantor itu dan aku kewalahan. Mungkin ada 200 atau 300 foto didalamnya. Bisa memakan waktu berjam - jam untuk melihatnya semua
Dorothea tersenyum. "Jika kau lelah, kau bisa turun ke restaurant bawah. Untuk makan malam." Setelah itu dia pergi keluar. Selagi sendiri, aku menngeluarkan foto-foto itu dari dalam tas. Aku mebaginya sedemikan rupa.
Ternyata lebih lama dari yang aku perkirakan, dan aku turun ke restaurant membiarkan foto-foto itu. Aku makan banyak(sesuatu yang baru menurutku) dan memutuskan melanjutkannya besok.
Malamnya, aku tidak bisa tidur. Aku menatap kearah jendela dari kasur, dan berfikir seberapa sering Emil melakukan hal yang seperti yang aku lakukan sekarang, lebih dari ratusan tahun yang lalu. Ditempat yang sama
Dan aku tidak bisa bertanya - tanya, apa yang aku lakukan disini. Apa aku harus melupakan ini semua? Apa aku meninggalkan pekerjaan di Târgu Muresuntuk mengejar semua khayalan ini? Kenapa aku harus tau kebenaran dari cerita ini yang tak kunjung datang ataupun pergi(masih ragu).
Apa aku harus percaya soal cinta sebegitu dalamnya?
Sinar matahari fajar membuatku bangun lebih pagi, dan aku pergi ke storeroom tanpa sarapan. Aku harus mempersingkat waktu. Aku tidak bisa terus - terusan berada di Sighisoara. Kita harus memecahkan misteri hari ini juga atau aku akan pulang tanpa jawaban.
Dan menemukan gambar yang pertama. Foto tentara dari Austro Army : pemuda tentara berpose dengan tangguh memakai seragam sempurna mereka. Mereka mungkin belum menembak satupun peluru.
Sampai aku memenukan foto kedua ini. Dua perwira dan satu tentara.
Dan nama tentaranya tertulis disana.
Xaver Sumer , 1914
Akhirnya aku gabungkan dua wajah tentara bersama. Tatapan mereka terpaku dimataku. Dan melalui ruang dan waktu(semakin dilihat). semakin terlihat seperti memohon padaku : "Ceritakan kisah kita atau kita tidak pernah ada."
Sayangnya aku tidak bisa menemukan lagi foto tentang dia. Disana ada beberapa jepretan, tentara yang tidak dikenal yang berada didalam selokan. Sedang beristirahat, tidak terlihat bahagia samasekali. Dan Perwira dengan jenggot yang lebat dan seragam yang gagah.
Dan terimakasih untuk mereka, dan catatan dibelakangnya memberitahuku bahwa Emil dan Xaver di destinasi yang berbeda(tempat perang). Xaver dikirim ke bagian utara, didepan Warsaw. Dan Emil memperjuangkan posisi Transilvanas melawan Serbia.
Antara 1914 dan 1915, disaat Emil terluka di Sighisoara, kedua laki - laki itu tidak melihatkan diri mereka lagi. Dan setiap saat aku tak paham apa yang terjadi. Jika mereka tidak bertarung bersama(ditempat yang sama), kenapa mereka dimakamkan bersama?
Aku fikir, aku kembali Cul-de-sac(jalan buntu). Aku pikir foto - foto ini akan memberiku jawaban. Tapi ternyata tidak
Aku kembalikan foto - foto itu ditempatnya. Dan melihat kearah dua tentara itu: " maaf, aku mengecewakan kalian."
Aku ambil foto - foto itu dan ku kembalikan ke tas kantor, tapi aku berhenti. Suara bisikan diotakku : "Ceritakan kisah kita, atau kita tidak pernah ada." Apa itu takdir yang aku mau untuk Emil dan Xaver?
Cerita mereka tidak akan terhapus sekali, seperti yang terjadi kepada milliaran tentara yang lain yang istirahat dibawah tanah diseluruh benua? Itu tidak adil buatku untuk melupakan mereka lagi di batu nisan yang terlupakan.
Itulah kenapa aku melihat lagi foto - foto itu satu persatu. Seorang Pria tua dan lebih modern. Aku analisa tiap wajah, semua detail, dan semua moment. Sampai aku tertarik dengan foto yang berusia 50 tahunan. Dua pria disamping Potrait(lukisan).
Aku tidak tau siapa mereka, tapi yang menarik perhatianku bukanlah mereka, bukan juga pria yang ada dilukisan, tapi sesuatu dibelakangnya. Apa itu ring a bell? *aku gatau ring a bell itu apa mungkin sebuah lonceng*
Perhatikan lebih dekat
Seketika aku teringat Lukisan Xaver
Aku lari kebawah untuk mencari Dorothea, dan mengibaskan foto itu seperti foto yang terbakar ditanganku (exited) . Dia mengenalnya seketika. Itu Hermann Balan. Dia Walikota dari Sighisoara Ditahun 50an, kata Dorothea.
Hermann Balan? Nama yang sangat familiar untukku. Dimana aku pernah dengar nama iti sebelumnya?
Dan aku ingat.
Aku teringat tweets ini
Sepertinya, diakhir cerita. Hermann akan menjadi part sesuatu di cerita ini.
Hermann adalah teman Emil Disekolah. Dan mungkin teman Xaver juga. Dan jaga jaga, jika kalian penasaranm. Iya, keluarganya masih tinggal dikota ini.
"Apa kau mau aku telfon mereka?" Tanya Dorothea. Tidak butuh jawaban, dia sudah memegang ponsel ditangannya.
Aku berjalan sepanjang jalan di Sighisoara bersama Dorothea. Kita tidak bicara. Yang memecah keheningan hanya jejak langkah kami diatas salju.
Kita menujuh kearah pusat utama benteng. Disana ada Alina Balan, cucu perempuan Hermann Balan. Yang seorang walikota ditahun 50an dan teman sekolah #EmilyXaver sebelum perang.
Dorothe berhenti didepan salah satu apartement dan mengetuk pintu. Seorang wanita enam puluh tahun dengan Pipi terlihat seperti kisah dari Grimm Brother.
Alina dan Dorothea mulai berbincang menggunakan bahasa romania tentang masalah pertemanan mereka, aku mendengar : "Casa Catalanului" , "Emil" , Xaver" , "Prienteni".
Prieteni artinya teman. Kalian ingat kan?
Alina melihatku dengan senyuman lebar dan dia menyuruhku masuk kedalam. Dia tidak berbicara bahasa inggris, tapi dia tidak perlu(berbicara bahas inggris). Dia sangat bahagia untuk menolongku(membongkar sejarah ini).
Kita berjalan sepanjang ruangan di apartemen ini, dindingnya penuh dengan Lukisan, icons(semacam patung mungkin) dan Gambar2 keagamaan.
Dorothea menterjemahkan apa yang Alina katakan. Saat kakeknya kembali dari perang, dia menjadi pengoleksi seni.
Lagi, aku lihat Lukisan Jendela Emil didepanku. Bagaimana bisa ada dua lukisan? Aku tanya Alina aku lihat Lukisan itu di Restauran Bastion. Dia tersenyum, senyuman seorang nenek yang lucu. Dan bilang, "Mereka(lukisannya) tidak lah sama."
Mungkin maksudnya yang direstauran bukan yang asli.
Memang benar. Saat aku lihat lebih seksama dan aku menyadari, warna Lukisannya sedikit berbeda. Dan di Jendela Emil tampak terlihat bayangan. Bukan hanya itu, tanggal dilukisannya tertulis 1916.
1916.
Tiga tahun setelah lukisan pertama. Setahun setelah Emil kembali dari perang. Tahun disaat Emil tiada.
Aku tidak tau. Kenapa Xaver melukisnya dengan Emil di Jendela(bayangan)? Dan Alina menjawab kalau Xaver tidak melukis itu saja. Dia melukis banyak lukisan(tentang Emil), tapi Lukisannya hilang.
Alina menyuruh kita untuk duduk. Cerita yang akan kau katakan pada kami akan memakan waktu lama. Dan akan jadi banyak jawaban yang kau inginkan.
Memang, #EmilyXaver bertemu saat mereka di bangku sekolah. Mereka berdua teman dekat Hermann Balan. Mereka bertiga tidak terpisahkan. Tapi pertemanan Emil dan Xaver sangat spesial, Katanya. Dengan suara yang sangat lembut.
Mereka menyelesaikan sekolah mereka sekitar tahun 1912 dan Hermann menyadari kalau kedua temannya semakin menjauh darinya. Sangat malang, dia tidak tau kenapa. Sampai dia mengetahuinya sendiri. Dia memberi tahu orang tuanya.
(+)
(+)
Dan memberi tahu keluarga Emil dan Xaver saat dia bertemu mereka tentang berita ini.
Itulah kenapa Herr Muler(ayah Muler) memutuskan untuk mengirim Emil kuliah di Munich, sementara Xaver tetap di Sighisoara Melukis Jendela kosong Emil.
Xaver bersumpah pada Hermann. Dia tidak akan memaafkan nya, tentang apa yang sudah dilakukan nya pada mereka(Xaver dan Emil).
Tetapi sesuatu terjadi, sesuatu tidak satupun orang yang bisa bayangkan akan terjadi. Di musim panas tahun 1914 Gavio Princip membunuh Archduke(gelar bangsawan) Fanz Ferdinand dan istrinya di Sarajevo. Dan terjadilah Perang Dunia Pertama.
Hermann, Emil dan Xaver dikirim Ke medan perang dan hilang kontak satu sama lain.. Sampai Emil terluka di tahun 1915. Alina memberitahuku. Kakinya(Emil) terkena dampak dari Bom Klorin. Dia hanya bisa berbaring di kasur.
Dan kabarnya terdengar oleh Xaver, yang masih berada di medan perang. Xaver mencari cara supaya bisa kembali kerumah untuk melihat Emil, sebelum Emil meninggal. Tapi dia belum bisa, sampai pertengahan tahun 1916.
Hal yang dilakukan Xaver saat dia tiba di Sighisoara adalah kerumah Emil, tapi orang tua Emil tidak memperbolehkan Xaver untuk melihat Emil.
Tidak hari itu atau kapanpun.
Mereka menyembunyikan anak mereka yang telah kembali(dari perang).
Dan itulah kenapa Xaver berdiri di sebrang Jendela Emil. Dia disana setiap hari dan menghabiskan berjam - jam berharap Emil mempunyai tenaga untuk beranjak dari kasur, melihat keluar dan melihatnya.
Dan untuk menghibur dirinya sendiri, dia melukis Lukisan yang sama berulangkali.
Alina berhenti bercerita. Dia mengetahui kalau aku menangis. "Beritahu aku kalau mereka saling pandang satu sama lain. Bahkan untuk sekali saja. Katakan kalau Emil tau bahwa Xaver belum bisa melupakannya." Kataku terdengar seperti memohon.
Dia tersenyum lagi, tapi dia tidak bicara apapun. Dia bangun dan mencari sesuatu dibeberapa lemari buku. Mengeluarkan album yang penuh dengan foto dan dokumen. Dan menemukan apa yang dicarinya.
Sebuah surat.
Surat untuk Emil Muler
Isinya bikin merinding ini woi.
IM SHAKING
Ditulis oleh Xaver Sumer(disini ditulis lagi menggunakan nama Catalan dia)
Sehari sebelum hari kematian Emil
"Apa kau mau tau, isi dari surat itu?" Tanya Dorothea. "Aku bisa menerjemahkannya untukmu"
Sebuah surat dari Xaver untuk Emil. Tidak sama sekali terpikir olehku menemukan sesuatu yang sangat berharga. Tapi aku tidak tau kenapa ada di Alina Balan. Apa ini tidak sampai ke tujuan(Emil).
"Kakekku menyimpanya." Jelas nya padaku. Saat Hermaan kembali dari perang dia melihat Xaver di jalan. Hatinya sakit. Dia sadar apa yang dilakukannya sebelum Perang(memberitahu keluarga #EmilyXaver tentang hubungan mereka).
Dia mencoba minta maaf, tapi Xaver tidak mau mendengarnya. Mereka bertengkar ditengah jalan dan xaver mematahkan hidupnya(Hermann) dengan pukulannya.
Hermann menyadari apa yang dirasakan dihidungnya tidak sebanding dengan apa yang dirasakan teman lamanya. Dia ingin memperbaiki kesalahannya dan mencoba menjadi perantara diantara mereka untuk saling komunikasi.
Dia meminta mereka(keluarga Emil) untuk mempertemukan mereka berdua bahkan untuk sekali. Tapi ditolak. Dan bukan hanya itu. Keluarga Emil menunjukkan surat yang didapat dari Xaver dan menyuruh Hermann mengembalikannya. Itulah kenapa suratnya tidak sampai ketangan Emil.
Hermann tidak memperdulikan keluarga Emil, suratnya dia simpan. Dan saat dia menjenguk Emil, dia meminta maaf kepada temannya it., dan disamping kasur Emil, Hermann membacakan surat Xaver dengan berbisik/pelan.
Sama pelannya dengan Dorothea saat menerjemahkannya untukku.
Isi dari surat Xaver adalah
".Dear Emil.
Keluargamu tidak membiarkan kita bertemu.
Jadi aku memutuskan menulis surat ini tentang apa yang aku tidak bisa katakan padamu.
Aku mau kau tau kalau aku mencintaimu.
Iya Emil, aku mencintaimu.
Kita sangka perasaan kita bukanlah cinta.
Dan aku sekarang menyadarinya kalau ini adalah cinta."
"Apa yang aku dan kau rasakan adalah cinta sebenarnya yang pernah aku rasakan.
Itulah kenapa aku tidak mau kehilanganmu tanpa memberitahumu.
Aku Mencintaimu saat hari pertama kita masuk disekolah dan kita bolos ke pemakanan dan merokok sebatang rokok."
"Aku mencintaimu dari saat kau menghangatkan tanganku dengan deru nafasmu, karen aku kehilangan sarung tanganku.
Aku mencintaimu saat ciuman itu, dikandang tuan Sander.
Aku sangat mencintaimu, dan harapanku untuk melihatmu lagi adalah satu - satunya alasanku untuk hidup di parit pelindungan Serbia."
"Hanya dengan melihat mataku kau kan mengerti, aku harap kau bisa.
Kau tidak butuh kata, saat kita melihat diri kita, saat kita sekolah.
Sebelum kematian, sebelum batu nisannya. Sebelum kebencian mereka yang menimpa kita."
"Itulah kenapa aku selalu dibawah Jendelamu beberapa bulan ini.
Berharap kau bisa melihatku lagi, meskipun hanya sekali saja.
Dan itu membuatku percaya bahwa cinta kita berarti segalanya. Dan melihat cahaya yang akan membawa kematian kita."
"Aku mencintaimu, apapun yang terjadi aku akan tetap milikmu.
Yours, Xavier."
Saat Hermann berhenti membaca, keduanya menangis. Emil, menangis hampir tanpa suara, dan meminta Hermann untuk membantunya berdiri.
Emil sangat lemah dia tidak mampu mencapai Jendelanya seorang diri, tapi dia berhasil degan sedikit bantuan dari Hermann.
Dia menarik tirai dan melihat kearah luar. Dan pertama kali dalam setahun wajah suramnya berubah menjadi senyuman.
Karena di jalan bawah sana ada Xaver memandang jendelanya. Karena orang yang dicintainya untuk pertama kali meresponnya. lemas, dengan nafasnya yang mengembunkan jendela kaca.
Xaver tidak dapat mendengar "Ich Liebe dich" dari Emil. Tapi dia dapat merasakan didalam jiwanya sebagai berkah(senang). Disaat itu Emil melambaikan tangan, menyapanya. Dan itulah kenapa Xaver Melukis dilukisan terakhirnya.
Bayangan Emil melambaikan tangan.
Dimalam yang sama, di 12 Desember 1916. Emil Muler meninggal dunia. Diusianya yang ke-22
Keheningan melanda diruangan ini. Seorang wanita tua(Dorothea) memecah keheningan dengan suara seraknya. "Setidaknya mereka merasakan moment itu. Meskipun tidak mendapatkan lebih dari itu."
Dihari dimana kematiannya, Emil dimakamkan di makam keluarganya dan Xaver berhenti Melukis. Kita tau dia meninggal beberapa bulan seanjutny, tapi apa yang terjadi padanya waktu itu? Dan yang paling terpenting adalah. Bagaimana mereka bisa dimakamkan bersama?
Puzzle nya belum sepenuhnya lengkap. Tapi sesuatu yang hilang sudah hampir selesai.
Alina mencari album dan meperlihatkan ku foto batu nisan Emil saat dia masih dimakamkan sendiri ditahun 1916.
Sangat aneh melihat ruang kosong disamping namanya. Seolah-olah Xaver ditakdirkan untuk menempati makam yang sama di masa depan. Aku tanya Alina dimana aku bisa melihat batu nisannya, tapi dia bilang kalau batu nisannya sudah tidak ada lagi.
Setengah warga kota menghadiri pemakaman Emil. Kematian Muller kecil sebagai pahlawan dan dikubur dengan kehormatan. Pemakaman bertempat di gereja bukit. Sebelah gedung sekolah dan Makam.
Xaver menampakkan dirinya ditengah acara dengan jiwa yang sakit. Pejabat gereja(aku gatau namanya apa) memelankan kotbahnya saat melihatnya masuk, dan semua orang yang hadir memandangnya heran saat dia berjalan kearah peti mati.
(+)
(+)

Memberi penghormatan(perpisahan) terakhir untuk Pria yang dicintainya.
Tapi Xaver tidak bisa melakukannya. Herr Muler menghadang langkahnya, memegang lengannya dan menarik nya keluar. Xaver menangis dan menjelaskan bahwa dia hanya ingin mengucapkan selamat tinggal. Sebagai semua jawaban, ayah Emil mendorong nya ketanah dan menendangnya.
Hermann melihat semua yang dilakukan Herr Muler dari rumahnya, penuh dengan amarah dan perasaan bersalah. Tapi dia tidak bisa berbuat apapun. Tidak ada siapapun menggerakkan tangannya(untuk menolong Xaver).
Dijalan. darah, dan air menyatu dengan salju dibawah badan Xaver Sumer. Dia bangkit sebisa mungkin dia bisa, dan berjanji tidak akan kembali ke Sighisoara.
Kota ini penuh dengan kenangan yang selalu dia ingat. Dan tentangga yang melihatnya dengan jijik.

Dengan kematian Emil. Dia merasa tempat ini bukan tempatnya lagi, dan hidupnya sangat tidak berarti lagi.
Dan saat hidup sudah tidak berarti lagi, satu satunya hal yang ada di kepalamu adalah kematian. Itulah kenapa Xaver kembali ke medan perang, yang masih jauh dari kata akhir.
Dan beberapa bulan sebelumnya. Romania mengikuti perang sebagai sekutu Perancis dan Rusia. Transylvania menjadi penuh dengan adegan perang berdarah. Terutama dibagian perbatasan Hongaria saat ini.
Diparit itu Xaver berperang kembali selama beberapa bulan. Sampai sesuatu yang tak dapat dihindari terjadi.
Alina membongkar albumnya lagi dan memperlihatkanku dokumen dengan bahasa Hungarian. Dorothea menerjemahkannya(dan aku curiga tidak ada bahasa yang dia tidak bisa, dia terlihat seperti Google Translator yang memegang roti).
Ini sertifikat kematian Xaver Sumer
Aku bisa membaca namanya dengan jelas, tahun kelahirannya(9 februari 1893). Hari kematiannya(26 semptember 1917) dan dibagian "remarks" yang tidak aku tahu. "Öngyilkosság"
“Öngyilkosság” artinya Bunuh Diri.
Xaver Sumer, tidak mampu menahan pahitnya hidupnya yang seperti dineraka(menyiksa), yang merusak jiwanya, hidupnya yang hampa. Mengambil nyawanya sendiri di Parit(tempat perang) di bagian depan Hungaria. Diumurnya yang ke-24.
Dia dimakamkan di pemakaman militer di pinggiran Oradea (sekarang Provinsi Rimania di Crisana) dengan kayu salib putih.
Dan lebih dari setahun kemudian, Perang Dunia Pertama sudah selesai. Meninggalkan 30 juta kematian, diantaranya Emil Muler dan Xaver Sumer. Yang beristirahat lebih dari setahun dan berjarak 300 kilometer satu sama lain.
Dorothea memeriksa jam tangannya, ini semakin larut. Dia harus kembali kehotel dan aku harus kembali ke Târgu Mures, sebentar lagi. "Haruskah kita pergi?." Tanya nya.
Tidak! Hal paling penting belum terungkap. Pertanyaan pertama yang muncul dikepalaku saat aku melihat batu nisan #EmilyXaver, jawaban yang kita semua butuhkan.
Bagaimana mereka bisa dimakamkan bersama?.
Alina melihat kearahku terkejut dan tertawa : "masih belum tau juga? Nak, jawabannya ada didepanmu sedari tadi."
Didepanku?? Maksudnya?? Jawabannya ada didepanku? WTF? apa maksud wanita itu??
Alina tersenyum kembali. Aku sadar saat dia tersenyum sesuatu yang kecil didalamku merasa lebih tenang. Wanita itu balm/menenangkan.
Wanita tua itu melihat sekitar dan menunjuk dinding yang berada didepanku. Disana, foto besar tertempel di dinding. Lukisan indah Kakeknya, Hermann Balan.
Hermann Balan, seorang teman yang mengetahui hubungan antara Emil dan Xaver di sekolahm Herman Balan, biang keladi yang membuat Herr Muler mengirim anaknya ke Munich agar jauh dari Xaver selamanya.
Tapi apa yang dia lakukan dengan makam yang penuh kenangan ini? Peran apa yang dilakukannya dicerita ini?
Teman Emil dan Xaver yang tidak pernah memaafkan dirinya sendiri karena kesalahan yang dilakukan karena kesembronoan nya.
Perasaan bersalah untuk kematian kejam yang mereka(#EmilyXaver) rasakan. Yang menghantuinya sepanjang hidupnya..
Lebih dari satu dekade dia mulai memulihkan dirinya(dari perasaan bersalah). Di tahun 1928 Romania merayakan Aniversary penghentian permusuhan yang ke 10th. Dan ditemukannya Negara bagian Romania dengan penggabungan didaerah lain Transylvania (termasuk Shighisoara)
Seluruh kota memutuskan untuk membangun monumen untuk memperingati tanggal dan menghormati para prajurit yang tewas dalam peperangan. Balai kota Sighisoara adalah salah satunya.
Itu adalah pekerjaan pertama Hermann di Balai Kota Sighisoara, yang akhirnya menjadi walikota setelah Perang Dunia Kedua. (tapi itu adalah cerita lain)
Satu hal yang dia lakukan adalah mendapat izin dari keluarga militer, karena memutuskan memindahkan mayat mereka ditempat yang baru.
Itu tidak lah susah untuk mendapat izin penggalian dari ayah Emil. Untuk seorang perwira, itu adalah sebuah kehormatan buat anaknya bisa dimakamkan dimonumen nasional para militer yang gugur.
Tanggal 1 Desember, Hari Nasional Romania, Peringatan diresmikan dalam upacara sipil. Setengah dari kota warga untuk memperingati kematian mereka, dengan Herr Muler sebagai pemimpin. Berpakaian untuk acara dengan semua medali mereka.
Hermann memindahkan Heaven and earth(cahaya kebahagiaan) kemakam Xaver yang di Oradea(jadi Hermann Membiarkan sertifikat kematiannya tetap di Hungaria). Di momen pertama dia mau memakamkan Xaver bersama dengan orang yang dicintainya.
(+)
(+)

Jadi mereka bisa istirahat bersama untuk selamanya.
Logikanya, dia merahasiakan rencananya supaya tidak ada satupun yang menghentikan nya. dan dia berhasil.
Tetapi saat Merr Muler melihatnya, Dia sangat marah. Dia memarahi Hermann didepan semua orang. Bagaimana dia bisa melakukannya? Kenapa dia berani mengotori kehormatan keluarganya seperti ini? Dia benar benar marah.
Itulah kenapa dia (Hermann) mengusirnya keluar. Seperti apa yang dilakukannya pada Xaver 10 tahun yang lalu.
Aku tau salah mengusir seorang lelaki tua. Tapi jangan bilang padaku kalau dia tidak berhak menerimanya. He deserve it!
"10 tahun yang lalu aku membuat kesalahan yang tak dapat dimaafkan." Hermann sedikit bertengkar dengan perwira tua. Dan kepada para hadirin yang ditempat.
"Aku membunuh sahabatku sebelum Perang yang parah terjadi.
Dan kalian terlibat didalamnya.
Anda semua."
Para warga menundukan kepala malu karena perkataan Hermann. "Inilah saatnya untuk membiarkan mereka untuk istirahat dengan tenang sekali, bersama. Seperti seharusnya mereka hidup, dan sebagai pahlawan dari sesuatu yang lebih berharga lebih dari Perang."
Dan itu tetap berlanjut sampai sekarang.
Dorothea sama terkejutnya sepertiku. Alina tidak pernah memberitahunya tentang Kakeknya yang luar biasa. Dan keluarganya.... Untuk pertama kalinya aku lihat dia berubah(sedih).
Tidak mengherankan. Herr Muler meninggalkan pemakaman dengan ekor diantara kakinya(perasaan marah). Dan tidak pernah menyebut Emil lagi di rumahnya. Dia menyimpan semua barang anaknya di Koper dan dikunci digudang.
Koper ini
Herr Muler tidak bisa menyemayamkan dimana seperti yang dia mau, tapi dia mencoba mengubur memory tentang anaknya dari dunia. Sebuah Kenangan yang hari ini dikenang kembali. Untuk cucunya, untukku dan untuk kalian semua..
Jam di dinding menunjukkan pukul 12. Ini saatnya pergi. Aku mengucapkan selamat tinggal untuk Alina. Dan dia memberiku pelukan yang tercium seperti Donat dan Brandy(semacam minuman). Aku harap kita bisa bertemu lagi lain waktu.
Saat sudah dijalan. Dorothea menawarkan diri untuk menemaniku menuju Terminal Bus. Tapi aku tolak, ada sesuatu yang harus aku lakukan. Dan aku mau melakukannya sendiri. Aku berpamitan padanya dan kucium pipinya, dia memerah malu.
Aku berjalan melalui terowongan tangga yang menuju ke gereja di hill. Aku melangkahi tiga tangga sekaligus.
Aku melangkah melewati gedung lembaga. Dan aku merasa banyak sekali hantu yang melihatku di jendela.
Tidak lama aku sampai disini
Aku berdiri didepan batu nisan Emil dan Xaver. Sulit percaya aku berada disana kemaren. Terasa seperti sudah seabad.
Aku mengambil nafas berat.
Aku pandang Batu Nisan itu.
Aku baca nama mereka berulang kali.
Emil dan Xaver.
Xaver dan Emil.
Aku lihat sekitar.
Tidak ada yang berubah, tidak juga ada yang sama.
Aku diam beberapa lama.
Tapi tidak sepenuhnya sunyi.
Angin yang sudah berabad-abad berbisik dengan rahasia di telingaku.
Dan aku mendengar suara ketawa dari dua pemuda berusia 16tahun yang bolos kelas.
Yang sembunyi dibalik Batu nisan dipemakaman untuk merokok.
Mereka menghangatkan tangan satu sama lain dengan nafas masing masing.
Melihat mata satu sama lain untuk memahami didalamnya dengan harapan yang sangat menggebu - gebu.
Mendapat ciuman pertama mereka.
Sebuah ciuman yang disertai kebahagiaan, dan berbagi mimpi yang akan terbuat.
Sebuah ciuman yang akan menyatukan jiwa mereka selamanya.
Sebuah ciuman yang penuh dengan cinta.
Untuk sesaat, membuat mereka merasa abadi.
Dan ku usap Batu Nisan yang ber salju itu.
Dengan suara kecil, hampir seperti berdoa, aku berkata.
"Your story has been told."
"Cerita kalian sudah terkisahkan."
𝒕𝒉𝒆 𝒆𝒏𝒅
Maaf kalau ada kata yang salah pengartiannya atau membuat kalian bingung.

Semua thread credit ke ownernya @/guillemclua.
Ini bukan thread saya, saya hanya penerjemah versi bahasa inggris ke bahasa indonesia.

Terimakasih.
Missing some Tweet in this thread?
You can try to force a refresh.

Like this thread? Get email updates or save it to PDF!

Subscribe to ㅤ ㅤㅤ
Profile picture

Get real-time email alerts when new unrolls are available from this author!

This content may be removed anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Follow Us on Twitter!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just three indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3.00/month or $30.00/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!