Here's a list of do's and don'ts for a job seeker:
Don't:
Put "Job Seeker" in your headline.
Recruiters are NOT looking for a job seeker, they are looking for a TALENT.
Do:
Masukin yang kamu pelajari di kampus, skill kamu, minat kamu yang relate dengan posisi yang dikejar.
Contoh "Accounting Graduate"
Post your emo scene life, unecessary rants, atau sambat-galau yang gak penting.
Kalo rekruter tau kamu bikin mie aja bingung mau mie kuah atau goreng, gimana mau bikin decision gede untuk perusahaan?
Do:
Post positive vibes, dan/atau bikin akun sambat terpisah.
Ada juga kerjaan yang justru jadi boomerang kalo kita banyak bacot di sosmed.
Do and don't: ketahui aja jobdesc kerja kamu menuntut kamu untuk yang mana.
Jangan pasang prof pic yang 'bukan kamu'. Contoh:
1) Foto selfie yang filternya beda banget sama kamu in real life,
2) Foto hewan,
3) Foto idola,
4) Apalagi foto Suzana.
Do:
Pasang DP yang nunjukin kamu yang sebenarnya.
Again, atau sekalian bikin account terpisah.
Post your political view.
Bukan hanya masalah perbedaan "siapa yang jadi presiden", tapi bisa juga dari sana tersirat
"Gimana rencana lu berpolitik di kantor."
Do:
Post yang anything that brings up peace.
Fuss too much.
Tiap ada orang update apa, dinyinyirin. Dikit-dikit nyinyir. Apalagi yang dinyinyirin gak penting. Terus kalo lu dikasih kerjaan sama bos lu? Mau ditentang juga?
Do:
Again, bring up peace. Say something positive or shut up.
Terlepas kita masukin sosmed kita di CV atau engga, rekruter itu akan cari tau siapa kita. Caranya? Ya dengan cari keberadaan kita baik di dunia offline (misal tempat kerja sebelumnya),
Atau 'online existence' kita melalui sosmed misal.
Cara taunya gimana? Tanya sana-sini, referensi.
Bayangin kalo lu browsing nama kandidat lu terus nemu berita ga enak?
Kadang karyawan tuh suka asal 'foto lagi kerja' dengan konten yang bersifat confidential.
Contohnya ngefoto layar PC, maunya biar keliatan kerja, tapi data nasabah di layar nggak disensor.
Kebodohan kecil2 tapi bahaya.
Dari hasil interview doang? Yakin cukup?
Inget, perush tuh ngeluarin duit buat gaji. Kalo salah orang ya rugi!
Recruiter cuma mau ngecek kalian kerja engga, berbahaya engga, gitu aja. Ga sejauh ngepoin kehidupan personal lu. Kalo cocok lanjut, ga cocok skip. Gitu doang.
Nih:
Posisikan dirimu sebagai rekruter, kamu kalo nemu kandidat bagus, mau cari tau apa sih? Mentok2 kalo kandidat cakep, cari tau udah punya pacar belum. Ya kan?
Atau kamu bakal kepo dia gay atau engga? Buat apa? Relevan gak sama jobdesc?
Rekruter liat sosmed kita untuk cari tahu siapa kita, kerja engga, berbahaya engga. Ga bakal kepo sampe personal life.
Perlu bikin fake account? You decide. Kalo gw prefer memperbaiki diri daripada bertahan sambat. "Tanpa jejak" itu lebih mencurigakan
Mana yang cocok, itu yang diambil.
Cocok secara CV tapi personal jelek? Terserah rekruter mau ambil atau engga. They have their own threshold to see threats.
Sama, kandidat juga punya hak mau apply atau engga
Semua yang nagih itu ga sehat kalo kebanyakan. Bagi yang kerja, you'll stop seeing good things in your job. Untuk pasangan, you'll see others are more attractive to yours.
Stop complaining and make up your mind.
google.com/amp/s/www.them…
awesomeinventions.com/fired-posting-…
I didn't even know in which part do I offend you guys???
Kalo emang merasa kebebasan sambatnya terganggu, well, you can simply skip it and go ahead with whatever you are doing.