Ada beberapa hal menarik.
Dari angka ini: Rp. 3986 Triliun berasal dari pulau Jawa.
Mau lebih ekstreme lagi? Rp. 2616 Triliun berasal dari satu propinsi saja: DKI Jakarta.
Sisa yang 51% tersebar ke sisa 33 propinsi. Mulai dari Jawa Timur yang 9% sampai dengan Sulawesi Barat yang cuma kebagian 0,142%.
Kok bisa begitu? Tentu bukan semata karena jumlah penduduk Jakarta.
Perusahaan besar ya pasti kebutuhan modalnya juga besar. Maka tidak heran kalau DKI Jakarta jadi out of proportion.
Dari mana mereka bisa beroleh modal? Biasanya mereka mendapatkan modal dari Bank Perkreditan Rakyat (BPR).
Nah, kalau kita bicara BPR - maa peta jadi berubah.
Ada propinsi Bali, Lampung, dan Kepulauan Riau yang menerima alokasi cukup signifikan.
Angka ini sangat kecil - karena tidak sampai 2% volume kredit yang disalurkan bank umum.
Pengusaha kecil meminjam dari BPR untuk membeli barang jumlah besar - untuk disalurkan dan dijual kembali secara eceran.
Sepintas terasa besar (bunga 5%) tapi bila dibandingkan dengan marjin bisnis warteg yang 100% - angka itu relatif ringan.
Tenor pinjaman sampai dengan 5 tahun dan bunganya murah dan semakin menurun.
Perkembangannya pesat karena bunga KUR sangat ringan, yaitu 7% - karena bunga disubsidi oleh pemerintah.
news.detik.com/adv-nhl-detikc…
Uniknya, walaupun volume KUR sudah meningkat dari Rp. 22 Triliun (2015) menjadi Rp. 123 Triliun (2018) - kredit macetnya ternyata sangat rendah.
bisnis.tempo.co/read/1140468/p…
bisnis.tempo.co/read/1139595/4…
Tentu saja ada. Diluncurkan tahun 2017 lalu dan mulai disalurkan tahun 2018 lalu, program ini disebut Pembiayaan UMi (Ultra Mikro).
#UMi
Untuk mudahnya menghitung: Rp. 2 Triliun untuk hampir sejuta orang. Jadi bisa dibayangkan sebesar apa pinjamannya.
Yang jadi sasaran: usaha mikro yang tidak terjangkau oleh bank (unbankable)
Uniknya #UMi ini juga memanfaatkan terobosan digital.
Mengapa rame-rame? Untuk optimalisasi penyaluran UMi seluas mungkin.
Berbeda dengan KUR - dalam UMi koperasi ikut dilibatkan.
Perlu kita maklum, kredit tanpa bimbingan hanya akan berakhir mubazir atau macet.
Akan mudah dihitung - target pencapaian sekitar 3-4 juta Debitur Ultra Mikro se-Indonesia.
Banyak dari pelaku usaha ini adalah kaum perempuan dari industri rumahan
"Kalau ukuran kredit #UMi kecil sekali - lantas bagaimana operasional administrasinya dilakukan? Apa sebanding dengan beban administrasinya?
Tentu saja harus ada terobosan, dan di sini sistem digital masuk.
1. Teknologi informasi sebagai sarana transaksi dan pengawasan
2. Adanya penekanan pada program pendampingan dari penyalur ke debitur
3. Adanya skema pembiayaan secara berkelompok.
Memang betul, #UMi adalah skema mirip Grameen Bank tapi dengan tambahan terobosan pemanfaatan teknologi digital.
Digital Melayani.
Secara umum membentuk ekologi e-commerce usaha mikro. Pemerintah menjalin kerja sama dengan penyedia jasa pembayaran T-Money, T-Cash (sekarang KlikAja), Go-Pay, dan marketplace Bukalapak.
Sekian rangkaian twit tentang pembiayaan usaha di Indonesia.
Keterangan lebih lanjut tentang #UMi dan prosedur untuk memperolehnya dan detail penyalurannya dapat dibaca di alamat ini: kemenkeu.go.id/umi