,
16 tweets,
5 min read
Read on Twitter
Sejarah adalah filsafat yg ditunjukkan dlm tindakan2 orang di masa lalu. Belajar sejarah bukan menghapal tanggal & nama tempat tp belajar apa yg mereka pikirkan & rasakan saat dihadapkan pd situasi2 itu. Dgn pengetahuan, ilmu pengetahuan & kebijakan masa itu
Krn itu jurusan Sejarah di universitas2 top spt @Cambridge_Uni, @UniofOxford & Ivy League (ASA) adalah jurusan yg sulit dimasukki. Lulusan2nya jg dicari u/ kerja di pemerintahan, bank, think tanks dll. Yg mrk butuhkan adalah analisis logis & serial waktunya
Jurusan Sejarah itu prestisius di universitas2 td krn ini jurusan yg menuntut mahasiswanya berpikir logis, kritis & historis (khususnya Sejarah) dlm melihat pergerakan data secara serial. Ini terutama utk sejarah politik, perang & ekonomi
Sementara utk Sejarah Sains, mahasiswa2nya juga dituntut mengerti bgm logika Sains2 tertentu bekerja, bgm relasi antara sains 1 dgn yg lainnya, relasi 1 teori baru dgn teori yg digantinya dalam tubuh sains yg sama, akar filsafat serta dampak sosialnya
Bgm dgn Sejarah Pemikiran? Saya pernah ikut mata kuliah ini di @Cambridge_Uni (juga Sejarah Sains). Bukan ttg isi pemikirannya saja tp ttg kondisi sosial & psikologis si pemikir saat merumuskan teori2nya dlm buku. Juga melacak konteks sosial kelahirannya
Pernah dlm sebulan kami mengupas "The Prince" karya Machiavelli (Sejarah Pemikiran) & "Origins of Species" karya Darwin. Kami kuliti. Menarik saat mengupas Darwin yg mahasiwa Teologi di @Cambridge_Uni jd Darwin yg pakar Biologi. Bgm evolusi pemikirannya?!
Terus terang dgn mengambil Sejarah Pemikiran & Sejarah Sains ini banyak membantu saya dlm mengambil.langkah2 politik setelah saya pulang ke Indonesia. Itu alasan saya memperjuangkan @UUDesa (utk masuk DPR dr @PDI_Perjuangan) & juga mendirikan @inovator4id
Di antaranya saya membayangkan jika saya jd Machiavelli & jd Darwin di Indonesia pd Abad ke 21. Bgm saya melihat Kekuasaan & bgm melihat Sains serta hubungan keduanya? Itulah manfaat ambil kelas Sejarah Pemikiran & Sejarah Sains. Setidaknya u/ kasus saya😊
Saya gak ambil mata kuliah Sejarah Politik, Ekonomi atau Perang krn saya merasa sudah banyak mempelajari itu waktu jadi aktivis (juga banyak membaca & menerjemahkan buku/artikel itu saat di penjara)
Dulu saya mempelajari Sejarah Politik, Ekonomi & Perang u/ membantu kami melawan Orba. Membaca pola2 regime change, krisis di berbagai negara & kurun waktu. Saya mengimajinasikan diri sbg Revolusioner Prancis Abad 18 yg hidup di NKRI di ujung Abad ke 20😊
Kebutuhan u/ mempelajari Sains (dan juga sejarahnya) muncul dr arah tak terduga. Setelah Orba jatuh (dan saya keluar dr penjara) saya menonton film #BeautifulMind. Kalimat2 pembukanya dr Profesor @Princeton membuka mata saya..
Profesor Matematika itu bilang ke mahasiswa2 baru di @Princeton (di antaranya John Nash), "Matematikawan & Fisikawan lah yg memenangkan Perang Dunia II!" Setelah itu saya bertekad mempelajari Sejarah (Natural) Sains
Kenapa? Krn perang & sejarah belum berakhir (spt klaim Francis Fukuyama yg TAK PERNAH SAYA PERCAYA, meskipun banyak intelektual dunia & Indonesia yg meng-amini-nya). Yg berakhir cuma bentuk2 tertentu dr perang & sejarah ide2 tertentu. Tp ide2 baru akan lahir
Beruntung saya sempat kuliah di @Cambridge_Uni. Saya belajar dr tempat di mana Newton, Darwin, Keynes, Anthony Giddens, Nehru, Lee Kuan-yew, Dirac, Hawking, Ramanujan, Amartya Sen & Turing kuliah. Saya melahap jejak2 mereka dgn rakus. Proses detoksifikasi
Dari proses itu saya kemudian meyakini apa yg pernah dikatakan @DavidDeutschOxf (pakar komputer kuantum) bahwa, "Segala sesuatu yg tdk dilarang o/ hukum alam pasti bisa dicapai, dalam terang pengetahuan yg benar".
Saya bersaksi: SUNGGUH DIA BERKATA BENAR!
Saya bersaksi: SUNGGUH DIA BERKATA BENAR!
Jd ujung belajar sejarah ekopol, perang, pemikiran & sains=> Fukuyama salah saat bilang sejarah berakhir & Deutsch benar saat bilang bhw hal2 yg tdk dilarang hukum alam pasti bisa dicapai sejauh sains-nya benar". Itu guna sejarah untukku. Apa gunanya untukmu?
