,
10 tweets,
2 min read
Read on Twitter
Politik Indonesia akan terus spt ini jika konservatif radikalnya terus melakukan gerakan pengacauan cara berpikir dgn mencampuradukkan sains dan sejarah dgn mitos, opini dgn asbun. Hadang dalil mereka dgn dalih kita di manapun & kapan pun
Perkembangan sains & teknologi DI Indonesia (dan sebagian besar wilayah dunia), memang masih berjarak antara Data dgn Mitos. Ada Cerita & Citra yg memisahkannya. Ikhtiar kita: mendekatkan jarak Mitos dgn Data
Namun sebelum Mitos didekatkan dgn Data, ikhtiar yg bisa kita lakukan adalah menarik logika & histori-nya (logika dlm rangkaian tindakan manusianya dlm kurun waktu lampau hingga kini). Di situ pentingnya menyusun dalih (berargumen)
Dalam soal ini, debat atau polemik lebih mampu menyelamatkan kualitas demokrasi..ketimbang sekedar retorika monolog melalui pidato2. Saat pidato sdh banyak diambilalih utk cuma berdemagogi (menghasut), debat lah yg akan membersihkannya
Dalam pidato, orang cuma butuh dalil. Dalam debat/polemik, orang butuh dalih...
Manusia budak hidup dgn dalil, manusia merdeka hidup dgn dalih...
Dalil itu angkuh tp rapuh, dalih itu utuh & tangguh !!
Bedakan debat dgn SALING ejek. Bentuknya memang menyerupai debat tapi ia jauh lebih buruk dr debat yg buruk.
Saya belum tahu mana yg lebih buruk antara saling ejek dgn pidato yg buruk...
Percayalah, di era #DataRaksasa sekarang (era #DataTakBerhingga ke depan), cuma debat atas tafsir datanya yg bisa menyelamatkan kewarasan manusia. Juga Indonesia. Dan kamu juga bisa mendebat kata "Percayalah"-ku 😊
