Ide mengenai hal tersebut bukanlah suatu hal baru. Telah ada sejak abad ke-12. Paus Innocent III di Sungai Tiber, Italia pada tahun 1198 memerintahkan para biara untuk memasang kota anak terlantar – berupa barel silindris, agar para ibu yang putus asa dan
Kotak di pintu gerbang Biara Martis Domini, Bergamo memiliki alarm yang akan berbunyi ketika bayi diletakkan, biarawati akan melepon Rumah Sakit Riuniti yang akan menjemput bayi tersebut.
Berbagai kasus pembunuhan dan pembuangan bayi mendorong gerakan inin untuk lebih banyak lagi menyediakan kotak bayi di Eropa Tengah dan Timur, dari negara--negara Baltik, turun melalui Jerman, Austria, Polandia, Hongaria, Republik Ceko, Rumania.
Pada bulan Desember 2018, Senat Michigan meloloskan RUU mengenai hal tersebut tetapi diveto oleh gubernur negara bagian. Gubernur Rick Snyder mengatakan bahwa hukum safe haven negara bagian telah ada dan memungkinkan penyerahan bayi yang tidak diinginkan
[ Pro Kontra ]
Dari sisi Kontra, dikutuknya sistem tersebut dengan alasan bahwa kotak bayi dapat disalahgunakan oleh para ayah yang tidak bermoral atau bahkan pengontrol pelacur, menekan psikis seorang ibu untuk membuang bayi yang
Argumen tersbet didasarkan pada studi Kevin Browne, Psikolog dari Nottingham University yang mengatakan bahwa di Hongaria, bayi yang diletakkan kedalam kotak tidak selalu dibawa oleh Ibu. Saudara, ayah, ayah tiri bahkan germo turut meletakkan bayi ke dalam kotak
Dari sisi Pro, para pendukung tidak menerima argumentasi tersebut. Gabriele Stangl, petugas rumah sakit Waldfriede, Berlin mengatakan bahwa kotak bayi dapat menyelamatkan nyawa dan karenanya mengakomodir serta
Maria Herczong, psikolog mengatakan bahwa alternative yang lebih baik untuk permasalahan tersebut dalam kondusu saat ini adalah lebih memahami dan membantu para ibu yang tidak siap dalam keadaaan sulit. Dia juga mengatakan bahwa