Thread by @AfifFuadS

~~ Belajar menjadi manusia sejati dari Suku Mee

Mari belajar dari satu Filosofi agung mereka tentang bagaiama menjadi Manusia yang sebenarnya, Makado Mee, Manusia Sejati.

~~ Siapa manusia terbaik? Adalah mereka yang paling banyak memberi manfaat untuk sesamanya, siapapun dia, kebaikan tidak mengenal agama, pangkat, strata sosial maupun jabatan. Apa yang bisa membuat manusia baik dan jahat? Yap, Hatinya

~~ Oke manusia mempunyai akal fikiran untuk menimbang baik buruk, namun seribu kali pula akal bisa mencari celah permisif untuk hal buruk menjadi baik, namun hati punya suara lirih yang jernih, mana yang benar-benar baik dan mana yang buruk.

~~ Mari kita belajar tentang satu falsafah hidup dari Suku Mee di Papua sana, dari wajah ramah timur Indonesia. Seorang ayah disana, akan mengajarkan pada anak laki-lakinya tentang perihal Dou (Melihat), Gai (Berfikir), Ekowai (Bertindak) dan Ewanai (Berjaga-jaga).

~~ Melihat sekitar, teman, saudara, dan bahkan orang lain yang tak kita kenal sebelumnya, tentang kesusahan, kesempitan misalnya, memikirkan sekitarnya, maka akan kemudian bertindak, menolong, membantu meringankannya, semampunya, dengan hati bukan dengan akal yang penuh pamrih.

~~ lalu berjaga-jaga, memastikan, bahwa dirinya dan disekitarnya selalu baik-baik saja. Agung bukan? ah, ditengah kesangat sederhaan mereka, ada Sebuah folosofi indah bernama Makado Mee, Manusia sejati.

~~ Suku Mee dari lembah Baliem yang mendiami kawasan Danau Paiani, Tigi, Tage hingga Upawa di Nabire ternyata mempunyai folosofi agung ttg hidup dan berkehidupan, ya suku Mee mengajarkan kita, memaknai bagaimana manusia berhubungan dg sesamanya, tanpa sekat suku, agama dan budaya