,
23 tweets,
4 min read
Read on Twitter
Transfigurasi, Grade 2 Week 2.
"Selamat malam." Evan berjalan memasuki kelas.
"Selamat malam." Evan berjalan memasuki kelas.
"Apa kabar malam ini? Semoga semuanya sehat-sehat saja, ya." Ia tersenyum tipis sebelum berbalik ke papan.
"Jadi malam ini kita akan belajar mengenai salah seorang dewi yang dikenal dengan ilmu sihir dan pengobatannya."
"Jadi malam ini kita akan belajar mengenai salah seorang dewi yang dikenal dengan ilmu sihir dan pengobatannya."
"Dewi Circe." Ucapnya.
"Salah satu penyihir hebat dari mitologi Yunani. Dibantu tongkat sihirnya, ramuan-ramuan, jamu-jamuan, dan mantra-mantra, dia bisa merubah manusia menjadi hewan, menyebabkan huhtan-hutan bergerak, dan merubah siang menjadi malam."
"Salah satu penyihir hebat dari mitologi Yunani. Dibantu tongkat sihirnya, ramuan-ramuan, jamu-jamuan, dan mantra-mantra, dia bisa merubah manusia menjadi hewan, menyebabkan huhtan-hutan bergerak, dan merubah siang menjadi malam."
"Circe adalah putri dari Helios dan peri laut Perse, tinggal di pulau Aeaea di pesisir Italia."
"Ia menghabiskan hari-harinya menenun dengan alat tenunnya dan menyanyi dengan suara yang paling mempesona." Jelasnya lagi sambil berjalan mengelilingi kelas.
"Ia menghabiskan hari-harinya menenun dengan alat tenunnya dan menyanyi dengan suara yang paling mempesona." Jelasnya lagi sambil berjalan mengelilingi kelas.
"Sekilas tampak mirip seperti siren dan juga kisah Lorelei ya? Tapi Circe berbeda." Ia memasang senyumnya.
"Selain suara, dia juga dikenal dengan kecantikannya. Circe memiliki rambut panjang berwarna hitam dengan kulit kecoklatan. Mungkin apabila saya melihatnya saya bisa jatuh hati juga." Guraunya.
"Dulunya ia sering dikunjungi oleh wisatawan yang menghampiri pulaunya, atau orang-orang yang memang mengetahui kekuatan sihirnya dan datang untuk meminta bantuannya."
"Tapi Aeaea ternyata jauh lebih berbahaya daripada pulau-pulau yang khas dengan tempat santainya."
"Tapi Aeaea ternyata jauh lebih berbahaya daripada pulau-pulau yang khas dengan tempat santainya."
"Ada sebuah kisah tentang Dewa Laut yang bernama Glaucus, pergi ke pulau Aeaea untuk bertemu Dewi Circe." Evan memulai.
"Maksud kedatangan Glaucus ini, yaitu ingin meminta Circe membuat sebuah ramuan cinta, karena pada saat itu Glaucus sedang jatuh cinta."
"Maksud kedatangan Glaucus ini, yaitu ingin meminta Circe membuat sebuah ramuan cinta, karena pada saat itu Glaucus sedang jatuh cinta."
"Glaucus jatuh cinta pada Syclla, seorang dewi laut. Dan seperti kisah cinta dengan bumbu klasik lainnya, kisah inu berlanjut dengan Circe yang jatuh cinta pada Glaucus." Evan tersenyum tipis.
"Cinta ini sepihak, kecantikan Dewi Circe tidak mampu membuat Glaucus berpaling." Ia berjalan kembali ke depan kelas. "Hal itu membuat Circe memutuskan untuk melemparkan sebuah ramuan di air yang digunakan Syclla untuk mandi."
"Ramuan itu merubah Syclla menjadi monster dengan bentuk kepala anjing dan ular yang menonjol dari tubuhnya." Ia meringis ketika bercerita.
"Bisa kalian bayangkan?"
"Bisa kalian bayangkan?"
"Baiklah, dari kisah unrequited love milik Circe kita berpindah kembali pada tamu-tamu milik Circe." Evan tersenyum tipis.
"Di awal saya mengatakan bukan, bahwa banyak wisatawan yang datang ke pulaunya untuk bertemu dirinya?"
"Di awal saya mengatakan bukan, bahwa banyak wisatawan yang datang ke pulaunya untuk bertemu dirinya?"
"Well, Circe dikenal dengan sebuah julukan."
"Tamu-tamu yang datang akan Circe layani sepenuh hati, disajikannya gandum dan keju untuk disantap oleh mereka, tapi orang-orang itu tidak tahu."
"Tamu-tamu yang datang akan Circe layani sepenuh hati, disajikannya gandum dan keju untuk disantap oleh mereka, tapi orang-orang itu tidak tahu."
Evan menarik sebuah kursi kosong dan duduk di hadapan murid-muridnya.
"Gandum dan keju tersebut telah ditaburi ramuan beracun. Efek dari ramuan tersebut adalah merubah ingatan mereka dan menghilangkan keinginan mereka untuk pulang."
"Gandum dan keju tersebut telah ditaburi ramuan beracun. Efek dari ramuan tersebut adalah merubah ingatan mereka dan menghilangkan keinginan mereka untuk pulang."
"Ramuan tersebut membuat para tamu pun pingsan. Saat mereka bangun, mereka telah berubah menjadi babi dan Circe akan menggiring mereka ke dalam kandang."
"Circe dikenal dengan kemampuan untuk mengubah manusia menjadi babi."
"Circe dikenal dengan kemampuan untuk mengubah manusia menjadi babi."
"Perubahan manusia sangatlah susah karena susunan tubuhnya kompleks, jadi bisa dibilang kemampuan Circe ini sangat luar biasa."
"Ada yang ingin ditanyakan?" Evan bersandar pada kursi dan menatap murid-muridnya.
"Mungkin karena dia suka babi? Bisa jadi." Evan terkekeh. "Tidak ada alasan khusus sebenarnya. Circe melakukan ini sebagai kesenangannya. Agak jahat ya?"
"Well, sadly he didn't love her anymore. Wujud itu terlalu mengerikan bahkan untuk dilihat."
Evan mengerutkan kening. "Bukannya babi juga menggemaskan? Tapi kita belum tahu alasan mengapa ia memilih babi."
"Kita sudah tiba di akhir kelas ya?" Evan tersenyum. "Malam ini saya tidak kasih tugas dulu ya supaya kalian bisa beristirahat. Jangan lupa isi absennya."
"Dan ini sedikit cemilan untuk kalian berdua malam ini." 
"Sampai jumpa minggu depan dan selamat malam." Dengan itu, Evan keluar dari kelas.
