Jauh sebelum bahas pengecualian pake UU Kesehatan
Sesuai kta mbak @alliaputri soal NA. Kunci kodifikasi adalah membuat tersistematis. Supaya ada kepastian hukum dan ini bagian penting pembaruan hukum pidana
Apa persamaannya? Tiga tiganya mengatur pidana penjara bagi pelaku aborsi
Nah kalau baca NA RKUHP seperti kata @alliaputri maka ini harus diberesin
Apakah ini dilakukan RKUHP? Jawabannya tidak.
Merujuk ke soal kodifikasi, ternyata yg ada pengecualian kalau aborsi korban pekosaan di RKUHP hanya dokter. Korban perkosaan? tidak diatur.
Itu pertanyaan pertama. Kenapa dokter diatur tapi korban perkosaan tidak?
Knp ada diskriminasi? Memastikan dokter tidak dipidana kalau alasan medis dan perkosaan. Tapi korban gak diatur?
Entah, tanya sama polisi. Itu knp dri awal saya bilang mbak @alliaputri jangan baca text doang. Cek putusan putusan hakim, lihat perkembangan2 dunia. Itu yg penting
Apakah kami puas kalau ketentuan UU Kesehatan dipindah ke RKUHP? Jawabnya gak
Krn aturan di UU Kesehatan yg cuma 40 hari (6 Minggu) utk aborsi itu gak layak
Sehingga, korban perkosaan punya waktu yg cukup menimbang. Kondisi saat ini, korban sering tak tau dia hamil bisa krn psikologi atau memang tak terlihat scr fisik
Lah belanda ngatur nya lebih bener kok sekrang di KUHP belanda (WvS) dari pada kita? Warisan Belanda itu udah bapuk, malah gak mau kita ubah
Knp. Krn kodifikasi dan singkronisasi UU gak jalan, menyulitkan apgakum. sehingga tidak ada kepastian
UU nya juga tidak berpihak pada korban yg hanya 40hari/6 minggu. Korban butuh lebih
Diteliti gak tu sama tim perumus RKUHP sekrang @alliaputri ? Jwbnya gak. Baca NA nya jgn#SALAHKAPRAH