Oke kita mulai ceritanya.
Aku dan 9 sahabat baru saja menyelsaikan masa Sekolah Menengah Atas (SMA) dan lulus pada tahun ini.
Masa-masa penuh kebebasan, larangan hanyalah aturan yg selalu kita langar dan tentunya kebersamaan adalah segalanya.
"Han jenuh aing! Hoilidey yu sigana enakeun siah." Kata Rizal
(Han jenuh aku! Holiday kayanya enak nih)
Lah Rizal tiba-tiba mengajak holiday biasanya dia palingan juga ikut-ikut aja kalau kemana-mana juga.
(Kemana Zal? Kaya yg iyah aja biasanya kamu pemalas juga)
Setelah berdiskusi akhirnya si Rizal menentukan tempat yg tdk terlalu jauh dari tempat kami tinggal.
"Kumha lamun Curug C********? satuju teu?" Kata Rizal
(Gimana kalau Curug C********? setuju gak)
(Zal kamu itu, itu belum banyak yg kesitu tempatnya aku gak tau juga bego)
(Gimana Dani sama Bagus oke gak?) Kata Han
"Oke sih Han ngan urang mah kumaha ijin kolot heula weh mun di ijinan ngilu mun heunteu moal" - Sahut Bagus
"amih, Farhan dek nyuhunkeun ijin jeng barudak dek ameng ngemah ka curug seuran da barudak oge atos nyuhunkeun ijin sami."
//CURUG C******** = CURUG biar lebih gampang penulisannya.
"Nanaonan ka curug eta? Kebon teh, leweung, tempatna hieum oge kos eweh deui tempat sejen!"
(ngapain ke curug itu? Kebun teh, hutan, tempatnya sepi begitu kaya engga ada lagi tempat lain!)
(bah sekarang udah ramai udah banyak yg berkemah disitu gak kaya dulu)
(sudah nih Farhan sok aja, tapi harus sopan yang baik jangan pada nakal, kapan mau berangkatnya, hari apa?)
//CURUG = Air Terjun
(rencana hari ssbtu atau minggu amih)
//Amih = sebutan untuk ibu
//Abah = sebutan untuk ayah
Aku dan sahabat-sahabat semua kumpul untuk menanyakan perihal ijin dari orang tua masing-masing, Rizal memberi tau bahwa si Beri tdk bisa ikut bareng-bareng karna ada acara keluarga.
"Zal yakin eta tempatna curug bakalan rame boloho?" - kata Han
(Zal yakin itu tempat curug bakalan rame bego?)
(Han kamu tau sebenarnya gak dikasih ijin sama kakak tapi sama ibu dikasih ijin aku soalnya aku tetap maksa)
"Naha lanceuk teu mere ijin?"
(Kenapa kakak tidak memberi ijin)
(Udah zal niatnya kita lihuran kayanya bakalan aman2 aja)
(Jangan lupa Farhan itu samping, sejadah buat solat bawa)
"Muhun Amih ieu parantos"
(Iyah Amih ini udah)
(Ini Abah kamu ngomong terus katanya bawa ini tasbih masukin ke dalam tas tadi titip ke amih)
(iyah amin mau dimasukin)
Selepas itu amig keluar kamar lagi-lagi dengan muka cemas dan tidak biasanya. Ini bukan perjalanan pertama aku untuk liburan tapi baru kali ini Amih sampe mengingatkan soal ibadah.
Pertama, cerita dari kakak rizal
Kedua, kenapa Amih dan Abah jadi begitu aneh.
MEREKA INGIN KITA KEMBALI
@bacahorror #bacahorror
@InfoMemeTwit #threadhorror
Semua saling kasih kabar bahkan aku yg mendadak jadi cerewet soal perlengkapan untuk keberangkatan besok pembagian peralatan yg akan dibawa sudah setuju untuk dikumpulkan di rumah Rizal
"iyah gimana Zal?" - ucap han
"Tenda gede gak dapet Han ini ada cuman kayanya muat 6 atau 7 orang gimana?"- Sahut Rizal
"Yaudah gpp lagian kan bisa sisanya tdr d luar pake matras" - ucap han
Iyah rencana Rizal bagus kita berlima yg akan berangkat pagi akan menginap di rumah Rizal, karna yg sisanya ada acara masing2 sudah d pastikan tidak bisa menginap malam ini.
"Iyah sok aja han udah lengkap bawaannya?" - sahut amih
"Udah amih aman kok" -Ucap han
"Ijin dulu sama abah, abah ada di belakang"
"Han... Kamu tau hal paling di benci lelaki?" - ucap abah
"Tidak bah" - sahut han
"Tanggung jawab han" - ucap Abah dengan nada yg rendah sekali
"Nanti kamu akan paham, hati-hati nanti dan ingat ibadahmu jangan sampe lupa"- ucap Abah
"Zal bagus sama uki siaplah keluar dulu skrng ayo patungan aja biar rokok dll nya banyak terus apa aja yg mau di beli d tls" - sahut Ukil
"Yaudh aku ikut aja" - sahut han
"Oke, besok kebetulan kakanya ibu mang Tahyar mau melewati jalur tujuan kita jadi kita bisa ikut mobil dia dan gratis, tdi aku baru tlp mang tahyar" - ucap Rizal
"Dia rencana sewa mobil buat nganterin aja mereka patungan yg berempat jadi aman" - Sahut Rizal
Hanya saja aku heran ini hal pertama kalinya Rizal ikut rusuh bahkan biasanya dia orang paling cuek dalam sebuah acara. Tapi bersyukur biasanya posisi Rizal adalah aku.
Suara adzan subuh sudah terdengar jelas ditelinga, ya ini sudah pagi. Langsung aku bangunkan semuanya.
Walaupun harus ada 20 menitan membuat mereka satu persatu mandi dan aku sudah siap dengan segelas kopi tentu dengan rokok sambil menunggu mereka.
Tidak seperti ibuku yg menunjukkan muka cemas. Tapi mungkin kakak rizal sudah menjelaskan semuanya pada ibu rizal.
Kami tidak terlalu kenal dekat dengan kakak dari ibunya Rizal itu jadi kami lebih banyak diam sambil menikmati perjalanan.
"Benar kata ibu kamu Zal mau ke Curug?" - ucap mang Tahyar
"Iyah mang kenapa emang?- sahut Rizal
"Kenapa sih han dengan curug itu orang kita niatnya liburan" - ucap Dani
"Udahlah dan jangan terlalu dipikirin, aku masih ngantuk bangun paling awal kalau sudah sampe bangunin yah" - sahut Han
Tidak lupa aku ketik sebuah pesan untuk ibu memberi kabar kalau aku sudah di perjalanan dan minta doa juga, walau tdak ada balesan sama sekali yg terpenting aku sudah mengabarinya.
"Hah iyah Gus udah mau sampe lagi?" -Ucap Han
"Kamu tdr nya lama ini udh 1 jam lebih kita" -sahut Uki
"Hahaha maklum keenakan tidur"- ucap Han
"Kebiasaan..." - sahut Rizal
"Bu ke curug masih jauh?" - tanya Uki
"Bentar lagi a palingan 20 menitan belok kiri ke arah kebun teh, dari situ jalan sekitar 25 menitan sampe" - sahut ibu warung
"Hari libur suka a tapi ya gtu karna belum banyak yg tau teruskan musim hujan masih lama jadi airnya gak terlalu bagus" - sahut ibu warung
"Iyah bu mau" - jawab Rizal
"Oh"- sahut ibu warung
Hanya "oh" dengan muka aneh, aneh tatapanya sepeti apa yah sulit aku jelaskan. Tak lama aku bayar jajanan semuanya.
"Sama-sama a hati-hati yah."- sahut ibu warung
Ya kami melanjutkan perjalanan dengan kekesalan dari Rizal, Bagus, Uki dan Dani. Sebenarnya aku juga kesal.
"Tau pdahal bilang aja apa kek" - ucap Bagus
"Kek kita apa aja heran ajg!" - sahut Uki
"Iyah sih tuh di depan yg belok kiri itu, ayo agak di percepat nanti kita bisa istirahat lagi d kebun teh" - sahut Han
Haha emang mereka punya sipat berbeda-beda tapi aku selalu menjadi penengah walaupun sipat jelek aku juga sama.
Sudah aku tidak bisa berkata apa-apa lagi mengambarkan suasana disini sejuk bahkan mata seperti dimanjakan untuk lama-lama menatap keindahan sang pencipta ini.
Menikmati angin bau hutan yg khas tanah serta pemandangan tentunya.
"Gini aja gimana kalau semua bawaan kita satukan terus pake kayu gtu biar bisa di gotong kan bisa giliran ucap" - sahut Uki
"Boleh tuh enak kayanya gak bakalan terlalu cape" - Sahut Han
"Iyah han kaget bego!" Sahut Dani
"Kenapa sih ah!" Sahut Han
"Gpp han, yu cabut nih tas aku satuin aja biar enteng" - sahut Dani
seperti itu dan berbarengan pula mengatakan hal yang sama. Hingga tidak terasa curug yg kita tuju sudah keliatan dan pos penerimaan pengunjung sudah di depan mata.
"Tau sih Zal santai aja kali hahaha bencanda" - ucap Dani
"Haha udah2 ayo kita jalan bentar lagi tuh keliatan posnya" - sahut Han
"Aman Han banyak katanya tdi yg datang, kita bebas kok mau berapa hari juga dengan sekali bayar, kata s bapaknya disana ada mushola ada warung juga yg berjualan tapi yg jaga hanya sampe jam 17;00 udh turun" - Sahut Rizal
"Kontrol aja katanya malem2"- ucap Rizal
"Anjinglah" - ucap Dani
"kenapa Dan bego!?" - sahut Han
"Iyah bener kata dani lagian sore juga si beri dan yg lainya nyusul" - kata Rizal
Sangat takjub sekali dengan curug ini tebingnya menjulang tinggi di selimuti hijau2 dedaunan. Iyah aku dan sahabatku sudah sampai. Ini sangat puas sekali setelah jalan kaki lelah terbayar semuanya.
"Kayanya kalau disini gak mungkin Han banyak bgt batu-batuan" - sahut Rizal
"Udah aku aja yg cari lokasi gimana?" ucap Uki
"Boleh tuh Ki coba liat di bagian ketiga tdi yg udah kita lewatin kayanya ada tempat enak gtu" - Sahut Dani
Akhirnya setelah sekitar 1 jam lebih santai di curug utama kita langsung cek lokasi yg sudah ditentukan.
kaget karna melihat lokasi yg akan didirikan tenda masih dekat aliran air, malah masuk aliran air jika airnya normal dan deras.
Iyah aku, Rizal, dan bagus setuju langsung menuruni anatara pohon pinus yg sudah ada jalur, sepertinya ini jalur biasa warga sekitar lewati jadi tidak terlalu sulit.
Pandangan pengunjung akan terlihat jelas tenda kami karna berada di bawah dan dekat aliran sungai.
"Iyah gus aku cobain ah berenang ke air itu keknya gak terlalu dalem, sambil mau nyobain batuan itu jadi tempat perosotan" - sahut Rizal
"Ayo Zal..." - ajak Dani
"Hati-hati bego ada-ada aja" - sahut Han
"Iyah ki mana tengah2 hutan ini kita?" - sahut Han
"Udah ah yu balik ke tenda" - ucap Uki
"Hayu ki" - sahut Han
Tapi aku dan Uki janji tidak menceritakan soal gubuk itu ke anak-anak yang lainya.
Karna memang sesuai rencana awal mereka menyusul ke lokasi tenda kami setelah berkomunikasi dengan Rizal.
Jam 16:30 semuanya sepi hanya ada aku dan sahabat2ku di tempat ini.
Wajar besok hari senin. Agak sedikit cemas tapi lagi-lagi pikiran baik terus aku pegang.
"Haha gimana kan tdi gw sms-in tau sendiri kan"- sahut Rizal
"Ini beneran serem bgtlah ih nyesel aku ikut" - ucap Mayang
"Jalanya jauh loh han... Pegel kaki aku tuh..." - sahut Dian dengan khas manjanya.
"Bener Sis untung si Deri bawa gitar juga jadi enak kita" - sahut Dani
Malam pertama yg begitu asik semua ceria, saling bercerita dll. Hingga malam itu tiba.
Setelah memasak untuk makan malam dan persiapan cemilan dll juga kita makan bersama.
"Lah td kan jemur pakaian di belakang" -sahut Han
"Dan...." - teriak Uki
"Serius woy jangan bencanda ini sudah malam!" - ucap Han
"gak ada han..." - teriak uki
Panik semakin panik karna pikiran sudah kemana-mana apalagi aku tau Dani dari pas datang sudah sering melamun sendiri.
"Udah sih Der tenang dulu" - sahut Siska
Aku sudah kesal sekali dengan Dani, kemana kali berangkatnya orang ini. Sudah hampir 10 menitan.
"Apaan kali aku baru selsai jemur pakaian basah Han"- sahut Dani
"Anjinglah aku tdi cek kesitu gak ada lu Dan lagian ngapain lu disitu 10 menitan lebih" -sahut Uki
"Apaan kali aku disitu dari tadi juga ah kalian aneh" - sahut Dani
Hanya sekedar untuk menenangkan suasana karna aku juga merasa gak mungkin Uki salah dan Bagus salah melihat. Walaupun aku yakin semuanya tidak terima dengan pembelaanku pada Dani.
Hingga dalam tidur ku seperti ada yg masih berdialog ngobrol jelas dalam telingaku.
"Heh kaget aku, blm tdr kamu Ian" - sahut Han
"Udah sih cuma kebangun denger si Dani ngingo, mana ketawanya serem lagi." - ucap Dian
"Haha udah gih coba tidur lagi."- sahut Han
"Susah Han..." - ucap Dian
"Yg mana Ian?"- sahut Han
"Yg tadi loh sebelum api ungu itu" -sahut Dian
"Udahlah yah, jgn d bahas"- ucap Han
"Han aku takut" - ucap Dian
"Kenapa?" -sahut Han
"Tdi sore diperjalanan aku melihat orang-orang yg membawa keranda mayat banyakan gtu" - ucap Dian
"Iyahloh pas d jalan sebelum sampe ke pos penerimaan, makanya aku terbayang2 terus, tapi mereka engga liat sama sekali." - ucap Dian
"Iyah mereka si Siska, Mayang sama si Deri" - ucap Dian
"Kamu salah liat kali Ian" - sahut Han
"Gak mungkin itu jelas sekali" - Ucap Dian
"Jagain aku yah Han" - ucap Dian
Aku mendengar suara dengan jelas aungan seperti harimau hutan tapi sesekali berubah seperti suara anak kecil. Suara yg aku yakini muncul dekat bebatuan menuju jalanya air.
Yang bikin aku takut sekali hanya kicauan burung yg terus bersuara. Aku ingat itu burung Sirit Uncuing yg dipercayai sebagai burung pembawa berita.
"Woy apasih kaget" - sahut Rizal yg malah terbangun
"Tai si Dani tdr ketawa2 suara cewe lagi" - ucap Han
"Apaan kali dia tidur lelap gtu, harusnya aku juga denger dong Han" - sahut Rizal
"Udahlah Han itu cuma pendengaran kamu aja yg salah, tdr udh jam berapa ini coba" - sahut Rizal
Dari awal memang aku sudah merasa keanehan2 tapi pikiran baik ini selalu menang dan membawa aku berpikiran baik.
Apalagi suara jelas seseorang yang seperti sedang memotong kayu akhirnya bisa membangunkan tidurku.
Senin 21 Mei 2012
"Iyah Der kecapean kali, gak tau keenakan" -sahut Han
"Keenakan kali Han" -sahut Deri
"Hahaha bisa aja" -ucap Han
"Kamu semalem kebangun juga tai?"- sahut Han
"Kebangun bgt malah, apalgi pas suara Dani ketawa serem anjir" -ucap Deri
"Kenapa gak ngomong bego tdi"- sahut Han
Aku berpikir berarti dari semalam hanya 9 orang yg tinggal di sekitaran curug. Bahkan belum sempat aku melihat warga setempatpun yg lewat.
"waalaikumsalam..." - sahut ibu warung
"bu engga buka warungnya?" - ucap Uki
"Eh engga den, beres-beres aja inimah, si aden pada nenda yah dibawah?" -sahut ibu warung
"Oh iyah atuh jgn lama-lama" - sahut ibu warung
"Iyah bu, aman kan yah bu disini"- ucap Uki
Dan ini adalah tatapan tajam sekali si ibu warung yg membuat aku dan Uki juga hampir copot jantung karna kaget.
"asal jangan kalau ada kelenci di kejar apalagi di bunuh, jangan berani-berani membakar pohon paku walaupun yg sudah kering dan jangan makan langsung di ambil dari kastrolnya (tempat masak beras)" -ucap ibu warung sambil menangis.
"Yg terpenting sopan santun den..." - ucap si ibu warung lagi.
Kalimat terakhir itu membuat aku beberapa detik melamun. Dan tiba-tiba ada orang lain yang menyapa kami.
Anjing itu yg membuat aku kaget setengah mati dan aku menatap uki tajam sekali Uki juga sebaliknya.
"Eh iyah bu..." -sahut Han
"Iyah ibu abis bersih-bersih gelas d toilet mushola" -ucap ibu warung
Lantas yang tadi siapa? Yg memberi tau larangan dengan ucapannya itu.
"Siap Han janji" -sahut Uki
"Kita akan baik-baik saja"- ucap Han
"Dan kembali pulang dengan selamat"- sahut Uki
"Engga Zal dingin ihh soalnya hehe" - sahut Mayang
"Siska lagi gak asik tdi sore engga main air kaya kemaren ah" - ucap Dani
"Padahal enak airnya loh dingin" -sahut Dian
"Tenang jangan panik jgn ada yg melamun" - sahut Bagus
Tapi aku berusaha untuk tetap tenang. Aku melihat jam, jam 10 malam ini sudah hampir. 1 jam lebih Mayang tidak sadarkan diri.
Suara burung yg aku dengar malam kemarin sekarang juga terdengar lebih jelas sangat jelas mengintari tenda kami.
"Engga tau ih der, tapi kmren pas dateng si Mayang tuh PMS (mensturasi)" -ucap Siska
"Ah bego kenapa gak bilang dari kemaren tau gtu aku anter balik kemaren juga" -sahut Deri
"Iyah Han tapi Mayang bilang gpp terus" - sahut Siska
"Bukan gtu taukan hal2 gaib atau apalah itu sama darah men agak gimana?" -ucap Bagus
"Ya santai dong Gus jangan mikir yg aneh-aneh bego!" -sahut Dani
Tidak lama berselang rintik hujan turun, angin makin besar. Makin menambah kepanikan kita semua.
"Udah Ian tenang"-sahut Uki
"Gimana kalau kita bawa Mayang ke tempat warga?" -sahut Dani
"Heh anjing kok kamu bicara gtu?"- sahut Rizal emosi
"Woy udah-udah ah ngapain kalian so jagoan lagi kondisi begini mau berantem ah tolol"- ucap bagus
"Aku aja yg di luar" - sahut Dani
"Aku juga gpp aku bawa jaket ini" - sahut Bagus
"Iyah Han kok kamu bisa tau?" - ucap Siska
"Gpl tau aja...!" - sahut Han dengan nada kesal
"Dimana terakhir kamu buang soptex?" -ucap Han
"aku dibuang di toliet ke tempat sampah bareng Mayang."- sahut Siska
"Iyah Han..." - sahut Siska
"Ah bego!" - ucap Rizal tiba-tiba
"Aku minta semua berdoa dalam hati bersolawat liat kasian Mayang" - ucap Han
"Iyah han, aku lemes banget pgen minum"- ucap Mayang
Aku sudah minta ke sahabat2ku untuk tidak menyalahkan mayang sama sekalali.
Gerimis makin kencang sekali aku melihat kasian Dani dan Bagus.
"Aman Zal gpp tanggung basah" - ucap Bagus
"Aku aja zal gantian dingin banget" - sahut Dani
Mereka semua menurut mendengarkan ucapanku. Hingga semuanya lelah. Mayang tertidur, Siska di sebelah Dani. Dan aku disebelah mayang dan Dian.
Sekali lagi melihat jam ini baru jam 02:30 pikirku pegen sekali cepat pagi.
Dalam tidurku aku mendengar seperti orang berjalan mendekat ke tenda aku otomatis bangun karna seperti langkah kaki samar-samar.
"Han ayo siap-siap kita balik"- ucap Rizal
"Ayo Zal bentar pegal"- sahut Han
"Makasih untuk apa Ian" - sahut Han
"Untuk semaleman aku merasa aman bgt"- ucap Dian
"Iyah Ian sama2 sorry juga kejadian2 semalem" - sahut Han
Kita semua memutuskan untuk pulang sesuai rencana meninggalkan curug ini. Perjalanan pulang kita semua bersama-sama dalam perjalanan Dian tidak bisa jauh-jauh dariku.
"Sssttt... Udah yah Ian" -sahut Han
"Iyah, maaf..." -ucap Dian dengan cemberut
"Dani ayo lah jangan lambat jalanya" - teriak Mayang
"Iyah bawel!" - sahut Dani
"Bentar yah aku tlp dulu mang Tahyar suruh jemput kesini" - ucap Rizal
"Apa tidak kelamaan kita menunggunya Zal?" - sahut Siska
"Gpp biar gratis tuh ada warung disana kita tunggunya disana aja sambil istirahat" - ucap Rizal
"Dari mana mau ke mana ini tuh?" Ucap ibu warung
"Hehe ini bu abis kemping di Curug ********" - sahut Han
#bacahorror #horrorthread
"Bangun Han udah sampe nih ih bangun" - Ucap Siska
"Udah tinggal aja si Farhan hahaha" -ledek Rizal
Setelah makan kita semua memustuskan untuk pulang dan beristirahat ke rumah masing-masing.
"Waalaikumsalam, ya allah Farhan Amih khawatir bgt sama kamu, baik-baik aja disana?" - sahut Amih
"Alhamdulilah Mih baik-baik aja anak Amih kan Jagoan hehe" - ucapku sambil becanda
"Tuh dari kemaren mencemaskan kamu terus" - ucap Amih
"Bah..." - ucap Han
"Gimana sudah paham tangung jawab itu apa?" - sahut abah
"Belum.. bah" - ucap han
"Yasudah kamu istirahat sana"- sahut Abah
"Zal..."- ucap Han
"Han... Kesini cepet kerumah" -sahut Rizal
"Sekarang aku kesitu" - ucap Han
Tidak lama aku sampai di rumah Rizal
"Mau aku dulu atau kamu yang bercerita?" - ucap Rizal
"Aku!" -sahut Han
"Itu aneh Han, aku juga sama" - sahut Rizal
"Han kita perlu kumpulan anak-anak semuanya!" -ucap Rizal begitu ketakutan
"Iyah harus segera cepetan"- ucap Han sama takutnya
Jam 2 siang semua berkumpul d rumah Rizal walaupun tidak semuanya datang hanya Dani yg tidak datang.
Semua setuju dan semuanya kita sembilan orang merasakan hal yang sama.
"Han solusinya apa aku beneran takut..."-ucap Mayang
"Tenang, aku juga bingung May.." -sahut Han
Sambil menunggu kami tidak ada yang berani untuk bertukar cerita tentang kejadian apa saja yg kami alam di Curug ******** itu.
"Iyah Ian"- sahut Han
"Aku takut" - ucap Dian
"Tenang yah jgn dlu cerita apa-apa dulu yah"- sahut Han
Untungnya kang Diki ada juga kebetulan di rumah atau mungkin sudah Ayah Rizal tlp.
"Sudah gatel tenggorakan saya, tau kali ada kalian yang akan datang hehe mana satu lagi temen kalian?" - ucap Kang Diki
"Jemput Zal kasian dia yang paling parah"- ucap Kang Diki
Aku dan Rizal akhirnya menjemput Dani menuju rumah Dani yg untungnya tidak terlalu jauh butuh 10 menitan sampai.
"Ayo siap-siap ikut" - ucap Rizal
"Kemana Zal, lemes badanku"- sahut Dani
"Gpp nanti kamu ditengah naik mtrnya" -ucap Han
"Gimana menyenakan kemarin kemping nya?"-ucap kang Diki
"Gpp namanya kejadian emg harus tau dlu biar bisa belajar yah"- ucap kang Diki
Aku bahkan tidak bisa berbicara panjang atau apa hanya mengikuti apa yg d suruh kang Diki.
Tak lama dan sudah setuju biar sembuh semuanya
"Aku kang.."- ucap Dani
"Cantik sekali yah Dan?" -tanya kang Diki
"Iyah kang.."-sahut Dani
"Aku kang pas dateng pas udah lewat kebun teh" - sahut Dian
"Yang melihat anjing berkepala dua siapa?" -tanya kang Diki
"Aku kang pas mencari kayu" -ucap Bagus
Dan semua mata tertuju pada bagus seketika.
"Yang melihat penampakan putih2 diatas pohon pinus siapa?"
"Aku kang" - sahur Deri
Aku sama sekali tidak menyangka bahwa semuanya mengalami kejadian aneh tapi hebatnya mereka hanya diam menutup mulut dengan rapat pada saat kejadian.
"Sebentar Ada yang Mensturasi kan? Terus itu bekasnya di buang di toliet juga malah ikut berenang?" -ucap kang Diki
"Iyah apalagi itu istilahnya seperti mengundang karna bau2 nya seperti itu, apalagi sedang Mens berenang itu bisa terbawa jauh sekali oleh air baunya."- ucap kang Kiki
"Iyah kang sehat, Doa dari orang yang sayang sama kita itu bisa menembus ruang dan waktu, salam pada Abah dari akang yah"- ucap Kang Diki
Tanpa jawaban dariku kang Diki memejamkan mata sebentar dan berkata lagi.
Kami semua mengikuti lantunan ayat suci Al-quran yg kang Diki ucapkan.
"Adzan dalem hati kalian buat laki-laki" -ucap kang Diki
"Dan perempuan kalian semua ikutin lagi yg akang baca"- ucap kang Diki
"Mereka Ingin Kalian Kembali..." -ucap kang Diki pelan
Aku langsung bergegas mengantarkan Dani pulang bareng Rizal, sampai d rumah Dani langsung Dani melakukan apa yang disuruh kang Diki.
"Ini buat di pake mandi terus baca surat ini yah pelan-pelan sebelum dan sesudah mandi buat perempuan" - ucap kang Diki
"Dan ini untuk kalian laki-laki yah, basukan dari ujung kepala" -ucap kang Diki
Setelah itu kami semua pulang Siska, Dian dan Mayang juga pamit berpisah di rumah kang Diki.
Aku semua lelaki kembali ke rumah Rizal dan melakukan apa yg d suruh kang Diki.
"Han kamu tau kmren2 pas abah tdk kasih ijin kamu pergi berkemah?" - ucap abah
"Iyah bah kenapa?"- sahut Han
"Karna dulu sekali di Curug ******* pernah ada yang hilang, dan sekarang kamu tau tanggung jawab yang abah maksud apa?"- ucap abah
"Syukurlah kalau kamu sudah tau sendiri artinya"- sahut Abah
Sorry jika banyak typo gw bikin #horrorstory #bacahorror ini berantakan, banyak bgt penulisan gw yg acak-acakan gw menulis gimana sukanya aja. Karna yang terpenting ceritanya sampe buat kalian.
@InfoMemeTwit @bacahorror @ceritaht
#bacahorror @bacahorror
sampai jumpa di cerita selanjutnya, salam.
@bacahorror @InfoMemeTwit @ceritaht
#hororstory #bacahorror #horror
[ #qwertypingstory ]