My Authors
Read all threads
Sebelumnya ijinkan gw akan bercerita yg menurut gw ada pelajaran yg patut gw bagikan.
Pemilik cerita sudah sepakat dengan gw dan memberikan ijin ceritanya gw bagikan dengan syarat nama tempat, lokasi dan latar cerita untuk dirahasiakan. Karna, takut jika pembaca mengetahuinya akan ada dampak yg tdk baik buat pemilik cerita atau gw.
Jadi mohon dengan sangat yg mengetahui samar-samar lokasi dan tempat untuk merahasiakan semuanya. Karna itu kesepakatan dan janji gw sama pemilik cerita.
Sebelum gw mulai, beberapa dokumentasi foto dan video tdk bisa gw masukan kedalam cerita karna folder tersebut ada dalam laptop pemilik cerita dalam keadaan ruksak, dn pemilik cerita tdk memberikan ijin untuk memperbaikinya. Jd gw sangat menghormatinya.

Oke kita mulai ceritanya.
Mei 2012

Aku dan 9 sahabat baru saja menyelsaikan masa Sekolah Menengah Atas (SMA) dan lulus pada tahun ini.
Masa-masa penuh kebebasan, larangan hanyalah aturan yg selalu kita langar dan tentunya kebersamaan adalah segalanya.
Persahabatan kami merupakan turun temurun dari ayah-ayah kami sebelumnya, jadi tidak aneh jika kami memang selalu bersama. Rizal, Bagus, Uki, Dani, Deri, Siska, Dian, dan Mayang itulah 8 sahabat aku termasuk aku Farhan.
Di sebuah rumah yg biasa aku jadikan tempat untuk kumpul (basecamp) rumah Rizal, sedang asik-asiknya mengobrol, merokok, minum kopi dan becanda gurau hanya berlima tanpa Deri, Siska, Dian dan Mayang.
Secara mengejutkan Rizal mempunyai ide untuk liburan.

"Han jenuh aing! Hoilidey yu sigana enakeun siah." Kata Rizal
(Han jenuh aku! Holiday kayanya enak nih)

Lah Rizal tiba-tiba mengajak holiday biasanya dia palingan juga ikut-ikut aja kalau kemana-mana juga.
"Kamana Zal? Siga nu heeh wae liburan biasana entemah ngebluk oge" Sahut Hans
(Kemana Zal? Kaya yg iyah aja biasanya kamu pemalas juga)
Bagas, Uki, dan Dani juga setuju kalau bulan ini (Mei) harus liburan karna sudah jenuh gini-gini aja pengen mencari suasana baru bersama-sama.

Setelah berdiskusi akhirnya si Rizal menentukan tempat yg tdk terlalu jauh dari tempat kami tinggal.
Setelah berdiskusi akhirnya si Rizal menentukan tempat yg tdk terlalu jauh dari tempat kami tinggal

"Kumha lamun Curug C********? satuju teu?" Kata Rizal
(Gimana kalau Curug C********? setuju gak)
"Zal aisia, etamah can loba nu kadinya tempatna aing teu apal boloho!" Sahut Uki
(Zal kamu itu, itu belum banyak yg kesitu tempatnya aku gak tau juga bego)
"Makana ieu bakalan rame tinggali Ki ieumah genaheun pisan jang niis terus kemah mawa papasakan, seger siateh boloho, sepi teh baheula ayenamah rame belegug ah siamah tibaheula!" - Sahut Rizal
(Makanya ini bakalan seru liat Ki ini enak bgt buat santai terus berkemah bawa alat-alat pasak, seger bego, sepi tuh dulu sekarang udah rame bego mulu lu mah!)
"Kumaha Dani jeng Bagus oke teu?"
(Gimana Dani sama Bagus oke gak?) Kata Han

"Oke sih Han ngan urang mah kumaha ijin kolot heula weh mun di ijinan ngilu mun heunteu moal" - Sahut Bagus
(Oke sih Han tapi aku gimana ijin dari orang tua dulu kalau dikasih ijin ikut kalau engga gak bakal ikut)
"oke2 nya geus kieu Zal maneh bejaan anu lain si Beri, Siska, Dian, jeung si Mayang. Poe ayena oge kabehan menta ijin ka kolot2 maraneh" - Kata Han
(oke2 yaudah gini Zal kamu kasih tau yg lain Beri, Siska, Dian sama Mayang. Hari semua minta ijin ke orang tua masing-masing)
Tempat yg disetujui kita berlima memanv tdk jauh dari tempat kita tinggal memakan waktu perjalanan sekitar 2 jam. Antara Jakarta - Bandung, terletak di daerah Jawa Barat, curug ini sekitar 360 Km dari rumah kami.
Menurut Rizal dari sumber yg dia dpt memang kawasan curug ini belum terlalu ramai pengunjung tapi sudah dikelola dan ada tarif masuk yg harus dibayar. Itu menjadikan aku dan sahabat2 tidak terlalu khawatir soal curug karna ada kalimat "sudah dikelola"
Setelah kemari malam semua setuju giliran aku meminta ijin sama ibu dan ayah.

"amih, Farhan dek nyuhunkeun ijin jeng barudak dek ameng ngemah ka curug seuran da barudak oge atos nyuhunkeun ijin sami."
(amih, Farhan mau minta ijin sama anak2 mau main berkemah ke curug banyakan sama anak2 juga udah minta ijin sama)

//CURUG C******** = CURUG biar lebih gampang penulisannya.
Belum juga ibu bicara soal ijin yg aku minta ayah menyambar omonganku dengan lantang.

"Nanaonan ka curug eta? Kebon teh, leweung, tempatna hieum oge kos eweh deui tempat sejen!"
(ngapain ke curug itu? Kebun teh, hutan, tempatnya sepi begitu kaya engga ada lagi tempat lain!)
"bah ayenamah tos rame tos se'eur oge nu kemah didinya teu cara baheula" menyahut omongan abah.
(bah sekarang udah ramai udah banyak yg berkemah disitu gak kaya dulu)
"geus yeuh Farhan heug wae, ngan kudu nyopan sing hade ulah bararanggor. Iraha dek angkatna dinten naon?
(sudah nih Farhan sok aja, tapi harus sopan yang baik jangan pada nakal, kapan mau berangkatnya, hari apa?)
Aku tau abah dan amih seperti tdk setuju karna tujuanku curug tersebut, mimik muka ibu apalagi sangat terlihat jelas tatapan matanya penuh khawatiran.

//CURUG = Air Terjun
Aku sering berpergian berangkat kemana saja bersama sahabat2ku itu, tapi kenapa perihal liburan berkemah ini amih seperti itu. Tapi aku pikir hal yg wajar karna abah mengawalinya dengan kecemasan dan nada bicara yg tinggi.
"rencana dinten sabtu atanapi minggon amih"
(rencana hari ssbtu atau minggu amih)

//Amih = sebutan untuk ibu
//Abah = sebutan untuk ayah
Jumaat malam 18 Mei 2012

Aku dan sahabat-sahabat semua kumpul untuk menanyakan perihal ijin dari orang tua masing-masing, Rizal memberi tau bahwa si Beri tdk bisa ikut bareng-bareng karna ada acara keluarga.
Begitu juga Seli, Dian dan Mayang tidak bisa berangkat bareng2 memutuskan untuk berangkat menyusul langsung ke lokasi pada hari minggu sore bareng si Beri. Ya kesepakatan minggu tanggal 20 mei kita berangkat pagi.
Jadi sudah setuju bahwa keberangkatan dibagu menjadi 2 kelompok, minggu pagi 20 maret (aku, Rizal, Bagus, Uki, dan Dani) 5 orang. Dan sore menyusul ke lokasi (Beri, Seli, Dian dan Mayang)
Setiap orang dibagi tugas masing-masing untuk menyiapkan perlengkapan 1 tenda yg berukuran besar untuk 9 orang, untuk mulai mencari pinjaman. Semua sudah dibagikan tugas 5 orang berangkat pagi pasti mendapatkan tugas yg banyak dan barang bawaan juga tentu akan banyak.
Malam itu tdk terlalu larut satu persatu anak-anak ijin pulang. Karna untuk sedikit demi sedikit menyicil perlengkapan apa saja yg mau dibawa untuk hari minggu.
Aku dan Rizal yg tersisa menghabiskan satu persatu batang rokok dan kopi, sambil bercerita bagaimana kebersamaan kita selanjutnya, karna aku yakin persahabatan terbaik akan berpisah oleh kesibukan masing-masing dan hanya kenangan-kenangan berharga yg akan terus mempersatukanya.
Rizal setuju dengan apa yang aku katakan hanya senyum-senyum bego khas dia yang keluar.

"Zal yakin eta tempatna curug bakalan rame boloho?" - kata Han
(Zal yakin itu tempat curug bakalan rame bego?)
"Han nyaho maneh urang sabenerna teu di ijinan euy ku lancek mah tapi ku indung mah di ijinan da aing kekeuh apanan" - Sahut Rizal
(Han kamu tau sebenarnya gak dikasih ijin sama kakak tapi sama ibu dikasih ijin aku soalnya aku tetap maksa)
Deg... Perasaanku jujur tidak enak langsung karna sama denganku saat amih dan abah dengan kecemasannya masih aku ingat

"Naha lanceuk teu mere ijin?"
(Kenapa kakak tidak memberi ijin)
"tempatna keeung cenah jeung jauh ti imah warga kana 30 menitan lempang lamun nenden motor di imah warga. Lamun ti jalan gede sajaman lempangna. Sigana aya kamelang lanceuk teh" - Sahut Rizal
(Tempatnya sepi katanya dan jauh dari rumah warga sekitar 30 menitan jalan kaki, kalau motor di simpan di rumah warga. Kalau dari jalan besar(utama) satu jam jalan kaki. Kayanya ada kecemasan kakak aku tuh)
"geus atuh jal niatna urng liburan sigana aman2 wae" - kata han
(Udah zal niatnya kita lihuran kayanya bakalan aman2 aja)
Rokok habis obrolan juga jika tidak diakhiri tidak akan berhenti, ya aku memutuskan untuk pulang. Sambil berjalan kaki menuju rumah omongan Abah dan Kakak Rizal ada benarnya juga tapi bisa jadi itu hanya cerita jaman duu atau 2-4 th ke belakang.
Sampai di rumah jumaat dini hari aku langsung mempersiapkan pakaian2 yg akan aku bawa untuk 3 hari selama disana. Karna kata Rizal akan dingin maklum juga tempatnya di daratan lumayan tinggi (ujung mata air) jadi aku tentu menyesuaikan apa saja yg masuk dalam tas aku ini.
Tiba-tiba pintu kamar terbuka tidak biasanya jam segini. Ternyata Amih, tumben sekali Amih masuk kamar sudah larut gini.
"tong hilap Farhan eta sarung, sajadah kanggo netepan candak" - Kata Amih
(Jangan lupa Farhan itu samping, sejadah buat solat bawa)

"Muhun Amih ieu parantos"
(Iyah Amih ini udah)
"ieu Abah maneh cerewed wae cenah ieu tasbeh asupkeun kana tas tadi nitip ka Amih" - kata amih
(Ini Abah kamu ngomong terus katanya bawa ini tasbih masukin ke dalam tas tadi titip ke amih)
"muhun amih bade di lebeutkeun" - Sahut Han
(iyah amin mau dimasukin)

Selepas itu amig keluar kamar lagi-lagi dengan muka cemas dan tidak biasanya. Ini bukan perjalanan pertama aku untuk liburan tapi baru kali ini Amih sampe mengingatkan soal ibadah.
Biasanya Amih sangat percaya padaku dan Abah juga apa-apaan menitipkan tasbih untk dibawa inikan hanya liburan sebentar ke sebuah curug saja.
Aku tidak memasukan tasbih yang Abah titipkan karna itu bagiku berlebihan. Selepas mau tidur hanya dua hal lamunanku soal curug itu.
Pertama, cerita dari kakak rizal
Kedua, kenapa Amih dan Abah jadi begitu aneh.
Tapi lamunan aku selanjutnya adalah bayangan keseruan bareng sahabat2 aku itu. Dan ini akan sangat menyenangkan untuk kesekian kalinya lagi kami berlibur lengkap. Berenang, berkemah dan bernyanyi akan sangat berkesan dan aku sudah tidak sabar hari minggu itu tiba.
Melanjutkan cerita sebelumnya
MEREKA INGIN KITA KEMBALI

@bacahorror #bacahorror

@InfoMemeTwit #threadhorror
Sabtu 19 Mei 2012

Semua saling kasih kabar bahkan aku yg mendadak jadi cerewet soal perlengkapan untuk keberangkatan besok pembagian peralatan yg akan dibawa sudah setuju untuk dikumpulkan di rumah Rizal
Sebuah tlp masuk ke hp aku

"iyah gimana Zal?" - ucap han

"Tenda gede gak dapet Han ini ada cuman kayanya muat 6 atau 7 orang gimana?"- Sahut Rizal

"Yaudah gpp lagian kan bisa sisanya tdr d luar pake matras" - ucap han
"Oke malem ini pada nginep aja yg mau berangkat, biar bisa pagi-pagi banget berangkat" - ucap Rizal

Iyah rencana Rizal bagus kita berlima yg akan berangkat pagi akan menginap di rumah Rizal, karna yg sisanya ada acara masing2 sudah d pastikan tidak bisa menginap malam ini.
"Amih aku berangkat besok pagi di rumah Rizal" - Ucap han

"Iyah sok aja han udah lengkap bawaannya?" - sahut amih

"Udah amih aman kok" -Ucap han

"Ijin dulu sama abah, abah ada di belakang"
Sialnya, amih dengan tatapan dan raut muka yg tidak sama sekali berubah, sama penuh kecemasan itu yg selalu aku ingat tentang amih bbrapa hari kebelang ini.
"Bah han pergi besok dari rumah rizal jadi berangkat abis solat isya ken rumah Rizal" - ucap han

"Han... Kamu tau hal paling di benci lelaki?" - ucap abah

"Tidak bah" - sahut han

"Tanggung jawab han" - ucap Abah dengan nada yg rendah sekali
"Maksudnya bah Farhan belum paham?" - sahut Han

"Nanti kamu akan paham, hati-hati nanti dan ingat ibadahmu jangan sampe lupa"- ucap Abah
Tidak, abah jarang mengucapkan hal2 yg bikin aku harus berpikir bahkan aku dan abah termasuk anak dan ayah yg jarang sekali untuk membuka suatu obrolan. Tapi aku sedikit memahami yg dibenci lelaki itu soal tanggung jawab.
Malam ini kami sudah berkumpul, masing-masing tas terisi barang bawaan lebih ke perlengkapan pakaian salin. Persedian makanan disatukan menjadi satu tas dan tenda sudah siap untuk dibawa besok.
"Besok perjalanan sekitar 1jam - 2jam kalau tidak macet d titik pasar yg akan kita lalui, rokok, kopi usahakan beli aja disini." - ucap rizal

"Zal bagus sama uki siaplah keluar dulu skrng ayo patungan aja biar rokok dll nya banyak terus apa aja yg mau di beli d tls" - sahut Ukil
"Iyah zal setuju mending gtu" - Sahut Dani

"Yaudh aku ikut aja" - sahut han

"Oke, besok kebetulan kakanya ibu mang Tahyar mau melewati jalur tujuan kita jadi kita bisa ikut mobil dia dan gratis, tdi aku baru tlp mang tahyar" - ucap Rizal
"Beri dan yg lain sore hari gimana?" - ucap Han

"Dia rencana sewa mobil buat nganterin aja mereka patungan yg berempat jadi aman" - Sahut Rizal
Iyah aku mengakui disini Rizal matang sekali merencanakan pemberangkatan, transportasi dll.

Hanya saja aku heran ini hal pertama kalinya Rizal ikut rusuh bahkan biasanya dia orang paling cuek dalam sebuah acara. Tapi bersyukur biasanya posisi Rizal adalah aku.
Setelah bagus dan Uki pulang membeli persediaan rokok dan kopi dan melihat Dani sedang asik tlp dengan pacarnya aku memutuskan tidur terlebih dahulu, sudah tidak sabar keberangkatan besok hari.
Minggu, 20 Mei 2012

Suara adzan subuh sudah terdengar jelas ditelinga, ya ini sudah pagi. Langsung aku bangunkan semuanya.

Walaupun harus ada 20 menitan membuat mereka satu persatu mandi dan aku sudah siap dengan segelas kopi tentu dengan rokok sambil menunggu mereka.
Sarapan yang d buat ibu rizal sangat nikmat, ibu rizal hanya berpesan hati-hati dan ingat berperilaku jangan yg aneh-aneh.

Tidak seperti ibuku yg menunjukkan muka cemas. Tapi mungkin kakak rizal sudah menjelaskan semuanya pada ibu rizal.
06:30 pagi itu suara klakson mobil mang Tahyar sudah tiba, ya kami berlima pamit dan melakukan perjalanan.

Kami tidak terlalu kenal dekat dengan kakak dari ibunya Rizal itu jadi kami lebih banyak diam sambil menikmati perjalanan.
Jalan yg menanjak serta beberapa tikungan tajam tentu menjadi sesuatu yg indah apalagi dengan pemandangan pagi hari.

"Benar kata ibu kamu Zal mau ke Curug?" - ucap mang Tahyar
"Iyah mang kenapa emang?- sahut Rizal
"Kaya gak ada tempat lain aja" - ucap mang Tahyar dengan nada datar.
Aku menguping bareng Bagus, Uki dan Dani.

"Kenapa sih han dengan curug itu orang kita niatnya liburan" - ucap Dani

"Udahlah dan jangan terlalu dipikirin, aku masih ngantuk bangun paling awal kalau sudah sampe bangunin yah" - sahut Han
Ya aku tertidur kebiasaan aku yg paling aneh setiap perjalan selalu begini.

Tidak lupa aku ketik sebuah pesan untuk ibu memberi kabar kalau aku sudah di perjalanan dan minta doa juga, walau tdak ada balesan sama sekali yg terpenting aku sudah mengabarinya.
"Bagun Han sbntr lagi sampe"

"Hah iyah Gus udah mau sampe lagi?" -Ucap Han

"Kamu tdr nya lama ini udh 1 jam lebih kita" -sahut Uki

"Hahaha maklum keenakan tidur"- ucap Han

"Kebiasaan..." - sahut Rizal
Pemandangan kanan hutan samping kiri jurang, takjub banget semuanya hijau dan aku baru tau lokasi ini seindah ini dan udaranya segar sekali, memang alam selalu memberikan kejutan-kejutannya dengan cara berbeda.
Iyah aku dan sahabatku sudah turun dan sampe di lokasi daerah yg Rizal ceritakan bahwa dari jalanan besar kita harus jalan kaki melewati pemukiman warga.
Ya karna masih jam 8:30 jadinya masih seger dan semangat, ada beberapa pengendara mtr yg sepertinya tujuanya sama menuju curug yg kita tuju. Walaupun tidak banyak hanya 4-5 kendaraan yg melewati kita saat jalan.
Kebetulan ada warung, akhirnya kita menepi untuk istirahat sejenak.

"Bu ke curug masih jauh?" - tanya Uki

"Bentar lagi a palingan 20 menitan belok kiri ke arah kebun teh, dari situ jalan sekitar 25 menitan sampe" - sahut ibu warung
"Oh iyah bu suka rame yah bu yg dateng" - tanya Han

"Hari libur suka a tapi ya gtu karna belum banyak yg tau teruskan musim hujan masih lama jadi airnya gak terlalu bagus" - sahut ibu warung
"Itu s aa mau pada kemping disana? Bawaanya banyak bgt?" - ucap ibu warung

"Iyah bu mau" - jawab Rizal

"Oh"- sahut ibu warung

Hanya "oh" dengan muka aneh, aneh tatapanya sepeti apa yah sulit aku jelaskan. Tak lama aku bayar jajanan semuanya.
"ini bu, makasih yah bu." - ucap han
"Sama-sama a hati-hati yah."- sahut ibu warung

Ya kami melanjutkan perjalanan dengan kekesalan dari Rizal, Bagus, Uki dan Dani. Sebenarnya aku juga kesal.
"Apaan kali si ibu tau kita mau kemping cuman jawab oh oh aja ajng!" - ucap Rizal emosi

"Tau pdahal bilang aja apa kek" - ucap Bagus

"Kek kita apa aja heran ajg!" - sahut Uki
"Udahlah biasa aja kali si ibu kaget aja kali ah jgn bikin perjalanan kita jadi bete dong hehe" - ucap Dani menenangkan

"Iyah sih tuh di depan yg belok kiri itu, ayo agak di percepat nanti kita bisa istirahat lagi d kebun teh" - sahut Han
Aku sangat paham kenapa mereka emosi, jalan kaki, dan ingin cepat sampe alasan mereka emosi.

Haha emang mereka punya sipat berbeda-beda tapi aku selalu menjadi penengah walaupun sipat jelek aku juga sama.
Hamparan kebun teh yg sangat luas , indah, serba hijau dan jalan hanya setapak.

Sudah aku tidak bisa berkata apa-apa lagi mengambarkan suasana disini sejuk bahkan mata seperti dimanjakan untuk lama-lama menatap keindahan sang pencipta ini.
Kebetulan ada pohon besar kita semua beristirahat disini jam 9 lebih.
Menikmati angin bau hutan yg khas tanah serta pemandangan tentunya.
Capek... " - ucap Rizal

"Gini aja gimana kalau semua bawaan kita satukan terus pake kayu gtu biar bisa di gotong kan bisa giliran ucap" - sahut Uki

"Boleh tuh enak kayanya gak bakalan terlalu cape" - Sahut Han
Sebentar, Dani dengan tatapan yg aneh kok tiba-tiba melamun, menatap jauh ke arah jalan yg bakalan kita lalui itu hanya aku yg sadar.
"Dan woy anjing!" Ucap Han

"Iyah han kaget bego!" Sahut Dani

"Kenapa sih ah!" Sahut Han

"Gpp han, yu cabut nih tas aku satuin aja biar enteng" - sahut Dani
Ya kita sudah melewati kebun teh kita berjalan diantara kebun dengan jalan setapak yg memang sepertinya dibuat untuk sengaja pejalan kaki.
Kayu kokoh yg lumayan besar yg d jadikan tandu membawa barang-barang kita semua sangat berguna hingga akhirnya kita memasuki hutan yg akan terakhir kita lewati sebelum menuju curug itu.
Terbawa suasana becanda semakin asik dan semakin ramai kita berlima, bagian depan tandu kayu itu Bagus dan belakang Dani tapi tiba entah kenapa aku pun aneh mereka berdua membawa tandu yg berisi tas-tas dan barang bawaan sambil mengucapkan
"Laa ilaaha illallah... Laa ilaaha illallah... Laa ilaaha illallah...Laa ilaaha illallah...Laa ilaaha illallah"
Berkali - kali dan kita semua terbawa begitu saja seperti membawa keranda mayat.

seperti itu dan berbarengan pula mengatakan hal yang sama. Hingga tidak terasa curug yg kita tuju sudah keliatan dan pos penerimaan pengunjung sudah di depan mata.
Woy anjing apa-apaan sih tadi kita" - ucap Rizal

"Tau sih Zal santai aja kali hahaha bencanda" - ucap Dani

"Haha udah2 ayo kita jalan bentar lagi tuh keliatan posnya" - sahut Han
Walaupun jujur aku merasa aneh dengan kejadian tdi tapi tetap berpikiran baik mungkin hanya kita lelah dengan bawaan yg banyak jadinya becanda sudah menjadi pilihan terbaik agar tidak kerasa lelahnya.
Sampai di pos penerimaan pengunjung tidak lama rizal mebayar nominal untuk masuk, aku tidak ikut ngobrol karna males dan tanggung sedang merokok.
"Gimana jal aman?" - ucap Han

"Aman Han banyak katanya tdi yg datang, kita bebas kok mau berapa hari juga dengan sekali bayar, kata s bapaknya disana ada mushola ada warung juga yg berjualan tapi yg jaga hanya sampe jam 17;00 udh turun" - Sahut Rizal
"Jadi jal ntr malem gak ada yg jaga dong?" - sahut Uki

"Kontrol aja katanya malem2"- ucap Rizal

"Anjinglah" - ucap Dani

"kenapa Dan bego!?" - sahut Han
"Tenang dong aman kan kita mau happy2 gak usah banyak khawatir gtu dong" - ucap Dani

"Iyah bener kata dani lagian sore juga si beri dan yg lainya nyusul" - kata Rizal
Dani Anjas Saputra, beneran ini gak seperti biasanya. Seperti bukan Dani yang biasanya. Aneh berubah 180° atau mungkin hanya perasaan aku saja.
Kebun teh, hutan, dan sekarang pohon pinus yang begitu banyak sepanjang mata melihat adalah hal pertama kali aku merasa kagum pada tempat ini. Hijau dan indah juga beberapa pohon paku.
Aku dan sahabatku ini harus berjalan sebentar lagi untuk menuju curug utama yg jadi tujuan kami, walaupun di samping tempat penerimaan pengunjung sudah terlihat jelas aliran air dari curug itu.
1 musholla yg tidak terawat dan hanya ada 2 warung yg kami lewati juga 1 toilet samping mushola dan 1 toilet yg agak turun ke bawah dekat aliran sungai itu yg kami lewati sebelum sampai ke curug utama.
Dan,
Sangat takjub sekali dengan curug ini tebingnya menjulang tinggi di selimuti hijau2 dedaunan. Iyah aku dan sahabatku sudah sampai. Ini sangat puas sekali setelah jalan kaki lelah terbayar semuanya.
Aku, Rizal, Bagus, Uki dan Dani tidak lagi membuang waktu, langsung menyimpan perlengkapan yg kami bawa langsung untuk berendam. Air nya dingin sekali karna mungkin dari sumber yg sangat alami.
Sekitaran dekat curug/ air terjun itu seperti tidak banyak tersentuh manusia, hanya pepohonan yg menambah kesan indah pada lokasi curug utama ini.
Di sela-sela mereka semua berenang dan berendam, aku melihat beberapa pengunjung lain hanya bermain air dan mendokumentasikan tempat ini.
"Zal enaknya kita mendirikan tenda dimana yah?" - ucap Han
"Kayanya kalau disini gak mungkin Han banyak bgt batu-batuan" - sahut Rizal
Tak lama Uki dan Dani mendekat
"Udah aku aja yg cari lokasi gimana?" ucap Uki

"Boleh tuh Ki coba liat di bagian ketiga tdi yg udah kita lewatin kayanya ada tempat enak gtu" - Sahut Dani
Setelah beberapa lama Uki dan Dani mencari lokasi akhirnya mereka memutuskan tempat yg dianggap mereka layak untuk mendirikan tempat tenda.
Tempatnya di turunan ketiga setelah curug utama.

Akhirnya setelah sekitar 1 jam lebih santai di curug utama kita langsung cek lokasi yg sudah ditentukan.
"Woy! Sebentar-sebentar apa tdk bahaya itukan masih dekat aliran sungai" - ucap Han

kaget karna melihat lokasi yg akan didirikan tenda masih dekat aliran air, malah masuk aliran air jika airnya normal dan deras.
"Han tai kan ini gak lagi musim hujan lagian itu udah paling enak, kita tinggal ke bawah turun ngikutin jalan antara pohon pinus,
dan liat kesana ada hamparan sawah juga disebrangnya dan hutan, jadi kita bisa gampang cari kayu dan dekat genangan air bisa pake berendam. Bener gak Dan?" - sahut Uki
"Lagian masalah lokasi aja ribet gpp udah disitu aja." - sahut Dani.

Iyah aku, Rizal, dan bagus setuju langsung menuruni anatara pohon pinus yg sudah ada jalur, sepertinya ini jalur biasa warga sekitar lewati jadi tidak terlalu sulit.
Jam 1 siang kita langsung mendirikan tenda dll. Tidak lama selsai, aku melihat ke belakang tenda bukan main indahnya tenda kami membelakangi pohon pinus yg menjulang tinggi, ke arah samping aliran air dari curug utama, dan pemandangan ke depan sawah dan hutan.
Tapi anehnya setiap pengunjung yg melihat kami mendirikan tenda seperti menatap heran pada kami berlima, tapi aku tidak merasa terganggu sama sekali.

Pandangan pengunjung akan terlihat jelas tenda kami karna berada di bawah dan dekat aliran sungai.
"Ahhh akhirnya enak juga ini tempat." - ucap Bagus

"Iyah gus aku cobain ah berenang ke air itu keknya gak terlalu dalem, sambil mau nyobain batuan itu jadi tempat perosotan" - sahut Rizal

"Ayo Zal..." - ajak Dani

"Hati-hati bego ada-ada aja" - sahut Han
mereka bertiga Bagus, Rizal dan Dani menikmati bermain air sementara aku berinisiatif untuk memasak karna perut sudah lapar, akhirnya mengajak Uki untuk mencari kayu bakar.
Menyebrangi aliaran sungai itu. Karna waktu juga sudah jam 3 sore. Hamparan hutan luas dan sawah tidak sulit aku menemukan kayu bekas ranting-ranting yg berjatuhan dan tidak jarang menemukan kayu bekas juga.
"Han liat itu ada gubuk buat apa yah?"- ucap Uki

"Iyah ki mana tengah2 hutan ini kita?" - sahut Han

"Udah ah yu balik ke tenda" - ucap Uki

"Hayu ki" - sahut Han
Gubuk yg sepertinya udah lama tdk dijamah manusia memang ngeri sekali apalagi terlihat jelas pintu dan beberapa atap seperti masih utuh.

Tapi aku dan Uki janji tidak menceritakan soal gubuk itu ke anak-anak yang lainya.
Masak (ngeliwet) dan setelah makan merasa lelah dan lanjut dengan rebahan ala kadarnya sambil menunggu Deri, Siska, Dian dan Mayang tiba.

Karna memang sesuai rencana awal mereka menyusul ke lokasi tenda kami setelah berkomunikasi dengan Rizal.
Sore semakin tiba, suasana semakin sepi. Dan benar saja pengunjung mulai sepi, 2 warung sudah tutup walau aku tdk tau pasti kapan warung tersebut tutupnya.

Jam 16:30 semuanya sepi hanya ada aku dan sahabat2ku di tempat ini.
Aku pikir bakalan ada lagi orang lain yg sama sepertiku mendirikan tenda dan bermalam disini, ternyata tidak!
Wajar besok hari senin. Agak sedikit cemas tapi lagi-lagi pikiran baik terus aku pegang.
Sore makin datang dengan semestinya, suasana hanya suara air dari curug utama terdengar dan burung-burung yg mengelilingi pohon pinus.
Jam 17:30 Deri, Siska, Dian dan Mayang akhirnya tiba dengan muka yg lelah dan mengomel. Apalagi Mayang yg keliatan kesal.
"Bangsatlah jauh amat sih Zal" - ucap Deri

"Haha gimana kan tdi gw sms-in tau sendiri kan"- sahut Rizal

"Ini beneran serem bgtlah ih nyesel aku ikut" - ucap Mayang
"apasih May slow lah kita happy2 enak lagi kita bareng-bareng" - Sahut Han

"Jalanya jauh loh han... Pegel kaki aku tuh..." - sahut Dian dengan khas manjanya.
Memang aku sudah lama menaruh perasaan pada Dian, dan semuanya juga tau kalau Dian juga begitu tapi aku selalu mementingkan persahabatan dari pada perasaan itu sendiri.
"Eh btw malam ini api ungun dong enak bgt yakin inimah" - ucap siska

"Bener Sis untung si Deri bawa gitar juga jadi enak kita" - sahut Dani
Kita semua melakukan mandi sore dengan berenang di dekat tenda karna memang airnya sangat dingin dan enak. Sebelum waktu magrib tiba, perempuan berganti baju ke toilet yg dekat musola di atas melewati pepohonan pinus.
Minggu Malam 20 mei

Malam pertama yg begitu asik semua ceria, saling bercerita dll. Hingga malam itu tiba.
Setelah memasak untuk makan malam dan persiapan cemilan dll juga kita makan bersama.
Rizal, Bagus, Uki dan Deri menyiapkan untuk bikin api ungun, Aku sudah santai duluan bersama Siska, Dian dan Mayang. Dengan asiknya kita tertawa bareng-bareng.
"Dani kemana sih?" - ucap Uki

"Lah td kan jemur pakaian di belakang" -sahut Han

"Dan...." - teriak Uki
Tapi tidak ada yg menjawab, seketika semua panik. Aku langsung beranjak berdiri.

"Serius woy jangan bencanda ini sudah malam!" - ucap Han
Coba cari ke belakang tenda, yg menuju belakang adalah Uki dan Bagus.

"gak ada han..." - teriak uki

Panik semakin panik karna pikiran sudah kemana-mana apalagi aku tau Dani dari pas datang sudah sering melamun sendiri.
"Bentar coba aku tlp hp nya, bangsat tolol s Dani lagi mau happy2 malah banyak tingkah" - ucap Deri emosi

"Udah sih Der tenang dulu" - sahut Siska
Terdengar suara hp Dani ternyata ada di dalam tenda.

Aku sudah kesal sekali dengan Dani, kemana kali berangkatnya orang ini. Sudah hampir 10 menitan.
Setelah aku melihat masuk ke dalam tenda. Terlihat bayangan yg sedang duduk membelakangi. Terlihat karna pantulan cahaya dari api ungun yg mulai menyala.
"Heh goblok ngapain sih disitu!?" - ucap Han

"Apaan kali aku baru selsai jemur pakaian basah Han"- sahut Dani
Semua heran dengan tatapan aneh seketika.

"Anjinglah aku tdi cek kesitu gak ada lu Dan lagian ngapain lu disitu 10 menitan lebih" -sahut Uki

"Apaan kali aku disitu dari tadi juga ah kalian aneh" - sahut Dani
"Sudah-sudah gak liat kali kamu Ki sama Bagus" -ucap Han

Hanya sekedar untuk menenangkan suasana karna aku juga merasa gak mungkin Uki salah dan Bagus salah melihat. Walaupun aku yakin semuanya tidak terima dengan pembelaanku pada Dani.
Hampir jam 10 malam terang bulan dan kita semua sedang asik-asiknya mengobrol tentang tujuan setelah lulus sekolah mau pada kemana, becerita satu sama lain, ditambah game2 seru semuanya menikmati.
Melihat malam semakin larut suasana dingin mulai datang, dingin sekali, ditambah suara air dari curug seperti mendampingi kami semua. Hangat penuh kebersamaan.
Karna tenda cukup untuk 7 orang. Perempuan semuanya didalam tenda dan untuk laki-laki menyesuaikan saja siapa yg mau tidur di dalam. Karna diluar sudah ada matras yg cukup untuk tidur juga.
Tak lama perempuan mulai masuk tenda sambil mengobrol bagian depan tenda dibuka. Suara burung yg jelas terus bersua, dan gongongan anjing sesekali muncul. Aku merasa mungkin ini karna terang bulan saja.
Aku tak terasa memejamkan mata di samping Dani.

Hingga dalam tidur ku seperti ada yg masih berdialog ngobrol jelas dalam telingaku.
Dani! Ya di samping kananku Dani di samping kiriku Rizal ingin sekali aku bangun membuka mata tapi ketakutan aku mengalahkannya untuk tetap menutup mata.
Sialnya aku paksakan bangun membuka mata dan benar saja dani sedang tersenyum2 dalam tidurnya, aku kira itu hanya mengngigo saja.
"Han kamu bangun." - ucap Dian

"Heh kaget aku, blm tdr kamu Ian" - sahut Han

"Udah sih cuma kebangun denger si Dani ngingo, mana ketawanya serem lagi." - ucap Dian

"Haha udah gih coba tidur lagi."- sahut Han

"Susah Han..." - ucap Dian
Sambil dia keluar dan duduk disebelahku. Dengan menggunakan selimut tdrnya. Aku liat jam sekitar 02:35.
"Han kejadian Dani tdi aneh yah"- ucap Dian

"Yg mana Ian?"- sahut Han

"Yg tadi loh sebelum api ungu itu" -sahut Dian

"Udahlah yah, jgn d bahas"- ucap Han
Tak lama Dian dengan sengaja memeluku dari samping. Aku hanya terdiam, aku pikir kenapa Dian ini.
"Ian jangan begini..." -ucap Han

"Han aku takut" - ucap Dian

"Kenapa?" -sahut Han

"Tdi sore diperjalanan aku melihat orang-orang yg membawa keranda mayat banyakan gtu" - ucap Dian
"Hah! Maksudnya Ian?" - sahut Han kaget

"Iyahloh pas d jalan sebelum sampe ke pos penerimaan, makanya aku terbayang2 terus, tapi mereka engga liat sama sekali." - ucap Dian
"Mereka siapa?" - sahut Han

"Iyah mereka si Siska, Mayang sama si Deri" - ucap Dian

"Kamu salah liat kali Ian" - sahut Han

"Gak mungkin itu jelas sekali" - Ucap Dian
"Sudah - sudah pokonya kamu aman kan bareng-bareng anak-anak juga Ian yah" - ucap Hans sambil memeluk Dian dengan hangat

"Jagain aku yah Han" - ucap Dian
Tidak lama Dian masuk dalam tenda dan melanjutkan tidurnya.

Aku mendengar suara dengan jelas aungan seperti harimau hutan tapi sesekali berubah seperti suara anak kecil. Suara yg aku yakini muncul dekat bebatuan menuju jalanya air.
Segera aku mengambil senter untuk mengecek sekitar tapi tidak ada tanda-tanda binatang atau apapun juga.

Yang bikin aku takut sekali hanya kicauan burung yg terus bersuara. Aku ingat itu burung Sirit Uncuing yg dipercayai sebagai burung pembawa berita.
Semakin aku hiraukan suara tangisan anak kecil itu semakin dekat di telinga, sampe aku bangunkan bangunkan Rizal, tapi Rizal sangat lelap mungkin karna capek.
Melihat ke arah atas bulan semakin turun karna dini hari juga semakin larut. Sialnya seketika tangisan itu menjauh dan berhenti pasti suara burung itu mulai lagi. Aku pikir itu hanya sugesti aku saja.
Dalam lamunanan mata terpejam kenapa kejadian yg di liat Dian soal orang-orang membawa keranda mayat sama dengan aku, Rizal, Bagus, Uki dan Dani alami. Bedanya aku berlima yg melakukan itu. Dian melihatnya. Pikiran itu cukup mengganggu sebelum tidur.
Baru saja mata ini akan terlelap si Dani lagi-lagi tertawa agak keras tapi suaranya perempuan, anehnya mereka semua yg tertidur tidak mendengar sama sekali.
"Bangun goblok!" - ucap Han keras emosi sambil mendorong badan Dani

"Woy apasih kaget" - sahut Rizal yg malah terbangun

"Tai si Dani tdr ketawa2 suara cewe lagi" - ucap Han

"Apaan kali dia tidur lelap gtu, harusnya aku juga denger dong Han" - sahut Rizal
"Ah bodo anjing kalau kamu denger juga kaget" - ucap Han masih emosi

"Udahlah Han itu cuma pendengaran kamu aja yg salah, tdr udh jam berapa ini coba" - sahut Rizal
Beneran ini suasana yg bagiku mencekam karna suara yg aku denger sangat jelas. Tapi apa bener kata Rizal hanya aku aja yg salah dengan pendengaran aku ini.

Dari awal memang aku sudah merasa keanehan2 tapi pikiran baik ini selalu menang dan membawa aku berpikiran baik.
Bahkan aku tidak mengerti betul, kenapa aku bisa tertidur lagi malam itu. Suara berisik dari anak-anak cukup menganggu tidurku.

Apalagi suara jelas seseorang yang seperti sedang memotong kayu akhirnya bisa membangunkan tidurku.
Sudah pagi ternyata.

Senin 21 Mei 2012
Aku bangun paling akhir, karna mungkin kejadian semalam yg aku rasakan cukup menganggu sekali. Tapi aku yakin Rizal bisa menjaga kejadian malam tadi hingga mereka tidak mengetahuinya.
Bukan apa-apa aku hanya tidak mau moment kebersamaan ini hancur karna gara-gara hal yang kecil dan tidak pasti.
"Tidurmu lelap banget Han, sampe aku bangunin susah" -ucap Deri

"Iyah Der kecapean kali, gak tau keenakan" -sahut Han

"Keenakan kali Han" -sahut Deri

"Hahaha bisa aja" -ucap Han
"Gimana sama Dina semalem?" -ucap Deri tiba-tiba membuat aku kaget

"Kamu semalem kebangun juga tai?"- sahut Han

"Kebangun bgt malah, apalgi pas suara Dani ketawa serem anjir" -ucap Deri

"Kenapa gak ngomong bego tdi"- sahut Han
Obrolan dengan Deri soal dia juga mendengar pas kejadian malam membuat aku yakin bahwa bukan aku saja yg mendengar dan itu benar terjadi. Untungnya obrolan pagi itu dengan deri sangat pelan sembari nunggu bikin air panas untuk menyeduh kopi.
Mereka semua ada yg sibuk menyiapkan untuk makan pagi, terutama para perempuan dan Dani terlihat beda sekali padaku tatapan pagi itu. Entah kenapa, tapi hanya sekali tatapan beda itu.
Rizal, Bagus, Uki tidak terlihat karna kata Deri sedang mencari kayu bakar untuk persiapan malam nanti. Jam saat 10:00, setelah mereka bertiga balik mencari kayu bakar.
Kita semua melanjutkan makan bersama, lalu melanjutkan dengan berendam menuju curug pertama itu. Hanya deri dan Dani yg tidak ikut karna sudah nyaman rebahan.
Benar saja hari ini curug sepi tanpa pengunjung, tidak ada sama sekali manusia kecuali aku dan sahabat2ku ini, 2 warung juga tutup.

Aku berpikir berarti dari semalam hanya 9 orang yg tinggal di sekitaran curug. Bahkan belum sempat aku melihat warga setempatpun yg lewat.
Setelah selsai berendam dan bermain-bermain di curug pertama perempuan langsung mandi dan berganti pakaian di toliet. Hanya Mayang yg tidak ikut berandam saat itu. Dan aku langsung berjalan menuju tenda paling belakang bareng Uki.
Bagus dan Rizal dengan cepat menuju tenda, aku melewati 1 warung dan ada ibu-ibu pemilik warung sedang membereskan gelas-gelas (cuci piring) dibagian belakang, aku dan Uki melihatnya. Lalu aku sapa.
"assalamu'alaikum.." - ucap Han

"waalaikumsalam..." - sahut ibu warung

"bu engga buka warungnya?" - ucap Uki

"Eh engga den, beres-beres aja inimah, si aden pada nenda yah dibawah?" -sahut ibu warung
"iyah bu baru satu malem rencana besok juga pada pulang" - ucap Han

"Oh iyah atuh jgn lama-lama" - sahut ibu warung

"Iyah bu, aman kan yah bu disini"- ucap Uki
"Aman den asal jangan...." -sahut ibu warung
Dan ini adalah tatapan tajam sekali si ibu warung yg membuat aku dan Uki juga hampir copot jantung karna kaget.
"asal jangan apa bu..."- ucap Han gemeter

"asal jangan kalau ada kelenci di kejar apalagi di bunuh, jangan berani-berani membakar pohon paku walaupun yg sudah kering dan jangan makan langsung di ambil dari kastrolnya (tempat masak beras)" -ucap ibu warung sambil menangis.
Dan ini sangat membuat hati aku juga tersentuh dengan perkataan si ibu.

"Yg terpenting sopan santun den..." - ucap si ibu warung lagi.

Kalimat terakhir itu membuat aku beberapa detik melamun. Dan tiba-tiba ada orang lain yang menyapa kami.
"Eh kok ada ujang-ujang disini?"

Anjing itu yg membuat aku kaget setengah mati dan aku menatap uki tajam sekali Uki juga sebaliknya.

"Eh iyah bu..." -sahut Han

"Iyah ibu abis bersih-bersih gelas d toilet mushola" -ucap ibu warung
Yg tiba-tiba muncul dari arah mushola ke belakang warung.

Lantas yang tadi siapa? Yg memberi tau larangan dengan ucapannya itu.
Untuk tidak terlihat kaget aku dan Uki ngobrol agak lumayan lama dengan si Ibu warung perihal tempat ini, yg benar saja baru beberapa tahun ini curug ramai pengunjung, bahkan hanya beberapa moment curug ini di pakai tenda kalau tidak acara sekolah acara ospek kampus.
Jujur obrolan dengan si ibu warung sedikit membuat aku heran dan tenang karna suaranya sama dengan si ibu pertama. Tapi entahlah kejadian itu aku anggap benar2 aneh karna aku yg merasakan bareng Uki.
Bagusnya aku jadi tau apa yg boleh apa yg tidak boleh dilakukan di tempat ini. Tapi itu hanya kalimat penenang aku saja.
Setelah pamit ke si ibu mau ke tenda, di perjalanan turun aku dan Uki janji tidak memberi tau mereka soal kejadian tadi tapi aku dan Uki saja yg akan menegur jika larangan tdi dilakukan. Uki keliatan ketakutan sekali apalagi aku.
"Janji yah ki" - ucap Han

"Siap Han janji" -sahut Uki

"Kita akan baik-baik saja"- ucap Han

"Dan kembali pulang dengan selamat"- sahut Uki
Menuju tenda semua sedang santai dan bernyanyi-nyanyi karna memang teduh tertutup pohon pinus yg menjulang tinggi.
Aku sesekali melihat hp, kasih kabar ke ibu dan tidak ada balasan. Aku pikir setidaknya aku sudah kasih kabar. Sore ini kita habiskan untuk berfoto-foto. Karna kemaren sudah kesorean.
Sangat seru sambil ngobrol dan sesekali tertawa lepas sangat lepas dan sangat bahagia aku bisa seperti ini.
Sore terus berakhir hingga malam datang dengan sendirinya membuat kami semua sudah mandi dan berganti pakaian tebal karna udara dingin tiba lebih cepat tidak seperti malam kemarin.
Selepas magrib beribadah dan dilanjutkan isya. Malam ini gelap sekali bulan bahkan belum muncul. Langsung Dani dengan sigap dan deri menyalakan api untuk penerangan dan masak juga makan malam.
"May kamu kok dari kemaren engga pernah berendem main air?" -ucap Rizal

"Engga Zal dingin ihh soalnya hehe" - sahut Mayang

"Siska lagi gak asik tdi sore engga main air kaya kemaren ah" - ucap Dani

"Padahal enak airnya loh dingin" -sahut Dian
Bahkan aku baru sadar iyah Mayang tidak pernah berendam atau berenang entah kenapa. Tapi aku pikir itu hal biasa karna dingin atau apapun alasannya masih wajar.
Jam 9 malam setelah selsai makan kita tidak melakukan keseruan seperti kemarin malam karna gelap dan angin yang kecang sekali. Akhirnya kita semua berdesakan dalam tenda dengan posisi duduk semua.
Tiba-tiba Mayang mengeram aneh, dan Siska teriak semua seketika panik padahal lagi seru-serunya saling tukar cerita.
Siska teriak karna Mayang melotot tidak wajar, kerasukanlah Mayang ini penilaianku cepat karna napas dan mata yg melotot seperti ini keluar tapi tidak gerak apapun. Akhirnya aku dan Dani berinisiatif menidurkan mayang.
"Kenapa sih ini aduh" - ucap Rizal

"Tenang jangan panik jgn ada yg melamun" - sahut Bagus
Mayang masih saja dengan napas mengeram dan sesekali tersenyum bibirnya dan itu membuat kita semua ketakutan.

Tapi aku berusaha untuk tetap tenang. Aku melihat jam, jam 10 malam ini sudah hampir. 1 jam lebih Mayang tidak sadarkan diri.
Karna sumpek aku, Rizal dan Bagus keluar tenda, suasana jauh berbeda sekali dengan malam kemarin.

Suara burung yg aku dengar malam kemarin sekarang juga terdengar lebih jelas sangat jelas mengintari tenda kami.
"Sis tau engga awalnya bisa gini si mayang" -ucap Deri

"Engga tau ih der, tapi kmren pas dateng si Mayang tuh PMS (mensturasi)" -ucap Siska

"Ah bego kenapa gak bilang dari kemaren tau gtu aku anter balik kemaren juga" -sahut Deri
Mendengar suara keras deri aku kaget baru tau bahwa mayang dari kemaren sudah Mens itu membuat semua kaget. Aku, Rizal dan Bagus langsung masuk ke dalam tenda.
"Serius Sis?" - ucap Han

"Iyah Han tapi Mayang bilang gpp terus" - sahut Siska

"Bukan gtu taukan hal2 gaib atau apalah itu sama darah men agak gimana?" -ucap Bagus

"Ya santai dong Gus jangan mikir yg aneh-aneh bego!" -sahut Dani
Mayang tetap dengan erangannya dan sekarang berganti dengan suara tertawa yg lebih aneh. Deri yg termasuk bisa pada hal-hal penyembuhan gtu juga ikut panik.

Tidak lama berselang rintik hujan turun, angin makin besar. Makin menambah kepanikan kita semua.
"Udah-udah tenang semuanya tenang jgn malam ribut sih ini gimana aku takut loh beneran...." -ucap Dian sambil menangis

"Udah Ian tenang"-sahut Uki

"Gimana kalau kita bawa Mayang ke tempat warga?" -sahut Dani
"Gak bisa dan liat ini makin larut udah jam 11 malam yg ada kita bisa abis sama warga apalagi perjalanan malam dan kamu tau sendiri jalan gimana"- sahut Rizal
"Ya Bego elu anjing ngajak kita ke tempat ke gini"- ucap Dani

"Heh anjing kok kamu bicara gtu?"- sahut Rizal emosi

"Woy udah-udah ah ngapain kalian so jagoan lagi kondisi begini mau berantem ah tolol"- ucap bagus
"Udah jgn malah berantem gak kasian apa sama temen kita liat kondisinya ihhh..." -ucap Siska
Gerimis makin kencang dan angin tidak juga reda suara burung makin kecang dan suara dedaunan makin terdengar karna angin yg kencang tersebut.
"Sudah! Begini aku minta 2 orang jaga d luar liat kondisi air takutnya ada air besar yg datang kita bisa mati semua disini terseret air. Gerimis dari tadi setabil seperti ini gak bakalan akan reda cepat!
Hp gunakan buat pencahayaan karna liat api sudah padam! Kita semua disini gak ada yang salah!Pokus kita bisa bikin Mayang sadar dan tolong jangan berpikiran yg aneh2!
Bila melihat atau mendengar apapun juga jangan diceritakan! Tolong banget! Paham!" - ucap Han dengan nada sangat tegas dan bahkan terkesan marah.
"Iyah Han aku setuju" - ucap Uki

"Aku aja yg di luar" - sahut Dani

"Aku juga gpp aku bawa jaket ini" - sahut Bagus
Dani dan Bagus di luar memaksakan diri untuk berjaga dan melihat takutnya air akan datang deras.
"Sis kamu juga PMS?" - sahut Han

"Iyah Han kok kamu bisa tau?" - ucap Siska

"Gpl tau aja...!" - sahut Han dengan nada kesal

"Dimana terakhir kamu buang soptex?" -ucap Han

"aku dibuang di toliet ke tempat sampah bareng Mayang."- sahut Siska
"Pas Men kamu berenang?" -ucap Han

"Iyah Han..." - sahut Siska

"Ah bego!" - ucap Rizal tiba-tiba

"Aku minta semua berdoa dalam hati bersolawat liat kasian Mayang" - ucap Han
Ini adalah malam terlama yg pernah aku rasakan, suara burung tidak henti. Dan suara Mayang tertawa tidak sadarkan diri terus sesekali muncul.
Aku yakin sekali semua ketakutan termasuk aku. Semua jadi emosi karna kekesalan pada mayang dan siska. Aku mengambil jaket karna dingin kedalam tas. Tapi aneh kok ada tasbih dari abah yg bahkan sengaja tidak aku masukan ke dalam tas pada saat Amih menyruhku.
Aku langsung berdoa sambil berdzikir sebisaku meminta pertolongan pada allah swt. Karna background keluargaku yg memang menjadi panutan soal keagamaan. Aku berpikir yg penting berdoa. Di dekat badan mayang.
Entah pertolongan apa atau mungkin doaku terdengar hingga dikabulkan atau orang-orang yg mendoakan supaya kami semua selamat. Tiba-tiba Mayang berhenti mengaungkan napasnya tidak seperti sebelumnya.
"May..."-ucap Han

"Iyah han, aku lemes banget pgen minum"- ucap Mayang
Langsung aku menyuruh Siska dan Dian membalurkan kayu putih ke bagian badanya dan kasih air minum. Semua tenang. Semua aman itu sekitar jam 1 dini hari.
Aku sudah minta ke sahabat2ku untuk tidak menyalahkan mayang sama sekalali.
"May jgn banyak ngelamun banyakin berdoayah" -sahut Han

Gerimis makin kencang sekali aku melihat kasian Dani dan Bagus.
"Gus Dan gimana mau gantian" -ucap Rizal

"Aman Zal gpp tanggung basah" - ucap Bagus

"Aku aja zal gantian dingin banget" - sahut Dani
Rizal bergantian dengan Dani, sementara mayang sudah dalam kondisi baik sekali. Sektika mereka beganti suara tangisan itu kembali hadir bukan dari Mayang. Tidak tau dari mana. Itu semua kita total berhenti ngomong dan...
"Ingatkan kata aku berdoa dan jangan hiraukan"- ucap Han

Mereka semua menurut mendengarkan ucapanku. Hingga semuanya lelah. Mayang tertidur, Siska di sebelah Dani. Dan aku disebelah mayang dan Dian.
Gerimis mulai reda, hanya angin. Aku sarankan Rizal dan Bagus ganti pakaian takut kedinginan. Matras kering yg ada di dalam tenda dipakai mereka berdua untuk jadi alas tidur. Aku tidak tega tapi mau bagaimana kondisi yang membuat kita jadi seperti ini.
Siska terliat sudah tidur, begitu juga dengan Dian yg tertidur bahkan bagian kepalanya di pahaku. Karna aku harus duduk untuk menjadikan tempat cukup.

Sekali lagi melihat jam ini baru jam 02:30 pikirku pegen sekali cepat pagi.
Hingga aku tertidur. Karna suara burung sudah tidak ada angin mulai tidak kencang sama sekali.

Dalam tidurku aku mendengar seperti orang berjalan mendekat ke tenda aku otomatis bangun karna seperti langkah kaki samar-samar.
Sialnya pas aku membuka mata perlahan, pemandangan yg tidak aku harapkan. Dani dan Siska sedang melakukan hal yg sempat aku bikin kesal.
Aku tidak menyangka dalam kondisi seperti ini dan tempat seperti ini masih sempat untuk melakukan hal gila seperti itu. Dan di tempat yg sesempit ini.
Aku sempat ingin menegurnya tapi aku sudah kesal aku pejamkan mata lagi. Sambil aku berdehem "ehemmm..." Sambil mata terpejam aku yakin itu membuat mereka kaget.
Sebenernya aku juga merasa pegal paha aku dijadikan bantal oleh Dian tapi ingat mereka juga pasti tidur dengan kondisi yang sama tidak enaknya denganku. Apalagi Rizal dan Bagus yg tidur diluar.
Pagi yang aku tunggu sampai terlelap lagi akhirnya datang. Dan lagi-lagi aku terbangun paling akhir. Bahkan mereka sudah berkemas membereskan semuanya duluan.

"Han ayo siap-siap kita balik"- ucap Rizal

"Ayo Zal bentar pegal"- sahut Han
Dian datang menghampiriku sambil menyodorkan air minum. Aku baru saja meluruskan bahan karna tenda sudah kosong.
"Makasih yah Han.." -ucap Dian

"Makasih untuk apa Ian" - sahut Han

"Untuk semaleman aku merasa aman bgt"- ucap Dian

"Iyah Ian sama2 sorry juga kejadian2 semalem" - sahut Han
Aku dan semuanya beres berkemas membereskan semuanya tidak lupa juga berfoto di lokasi tenda untuk yg terakhir kalinya sebelum meninggalkan tempat ini.
Selasa 22 mei 2012

Kita semua memutuskan untuk pulang sesuai rencana meninggalkan curug ini. Perjalanan pulang kita semua bersama-sama dalam perjalanan Dian tidak bisa jauh-jauh dariku.
"Disini Han aku melihat yg aku ceritakan soal Keranda Mayat dan orang-orang itu" -ucap Dian

"Sssttt... Udah yah Ian" -sahut Han

"Iyah, maaf..." -ucap Dian dengan cemberut
Sekitaran 45 menit kita sudah tiba di perkebunan teh yg sama indahnya seperti sambutan ketika datang. Harum udara segar akan selalu membuat rindu pada kebun teh ini.

"Dani ayo lah jangan lambat jalanya" - teriak Mayang

"Iyah bawel!" - sahut Dani
Memang Dani aneh sekali aku ingat bagian pertama Dani disini dengan lamunanannya tapi lagi-lagi aku tidak mau memikirkan hal-hal yg tidak masuk akal buatku.
Selsai melewati kebun teh tidak lupa juga berfoto kita semua. Sampailah di pemukiman warga. Sekitaran jam 10 pagi hari. Warga yg sedang beraktifitas melihat kami semua jalan bareng dengan perlengkapan tenda dll juga tas besar-besar, mentapnya dengan aneh.
Tapi untungnya sahabat2ku mengabaikanya. Karna jalanan turun juga jadi membuat kaki menikmati tidak seperti pas pertama kami kesini menjanjak dan melelahkan.
Sampai pada jalan utama (umum)

"Bentar yah aku tlp dulu mang Tahyar suruh jemput kesini" - ucap Rizal

"Apa tidak kelamaan kita menunggunya Zal?" - sahut Siska

"Gpp biar gratis tuh ada warung disana kita tunggunya disana aja sambil istirahat" - ucap Rizal
Sembari menunggu Mang Tahyar menjemput aku dan semuanya menunggu di warung alakadarnya.

"Dari mana mau ke mana ini tuh?" Ucap ibu warung
"Hehe ini bu abis kemping di Curug ********" - sahut Han
Aku sudah tidak mau membahas lagi soal tanggapan-tangapan orang dengan muka aneh ketika tau kita semua habis dari Curug ********. 1 jam lebih menunggu dan melihat Rizal sibuk menghubungi Mang Tahyar.

#bacahorror #horrorthread
Akhirnya Mobik yg kita tunggu datang, walaupun dalam mobil sangat berdesakan tapi sempat-sempatnya aku tertidur dalam perjalanan.

"Bangun Han udah sampe nih ih bangun" - Ucap Siska

"Udah tinggal aja si Farhan hahaha" -ledek Rizal
Akhirnya aku bangun dan memutuskan untuk makan di rumah Rizal semuanya. Tidak terasa beberapa hari pengalaman berharga kita buat dan bego juga aku ini.
Ibu Rizal memasak sangat banyak, kita semua makan, tapi anehnya tidak ada rasa kenyang pada perut ini. Semua makan seperti tidak sadarkan diri. Apalagi melihat Siska, Dian dan Mayang perempuan makan bisa seperti itu tidak biasanya.
Tapi mungkin memang aku dan sahabat2ku ini kelaparan dari pagi belum makan dan ini sudah jam 2 siang.

Setelah makan kita semua memustuskan untuk pulang dan beristirahat ke rumah masing-masing.
"Assalamu'alaikum... Amih, Farhan pulang" - ucap Han

"Waalaikumsalam, ya allah Farhan Amih khawatir bgt sama kamu, baik-baik aja disana?" - sahut Amih

"Alhamdulilah Mih baik-baik aja anak Amih kan Jagoan hehe" - ucapku sambil becanda
"Abah mana mih?" - tanya Han

"Tuh dari kemaren mencemaskan kamu terus" - ucap Amih

"Bah..." - ucap Han

"Gimana sudah paham tangung jawab itu apa?" - sahut abah

"Belum.. bah" - ucap han

"Yasudah kamu istirahat sana"- sahut Abah
Aku memutuskan untuk tidur siang ini tapi anehnya suasana masih saja seperti di curug sana hanya beda tempat saja. Apa mungkin ini perasaan aku saja. Apalagi ketika makan aku merasa ada disana di tenda suasana pohon pinus. Bahkan kicauan burung masih terngiang di telingaku.
Ini terjadi terus menerus tidur merasa disana mandi merasa disana. Pikirku ada apa ini sebenarnya, aku tidak keluar rumah. Kontak dengan mereka tidak biasanya. Biasanya kalau aku tidak keluar rumah 2 hari saja pasti mereka datang ke rumahku ini.
Tapi ini tidak. Apa mereka juga merasakan apa yang aku rasakan. Pertanyaan aneh dan perasaan aneh terus menyelimuti beberapa hariku ini.
Seolah badan ini sudah di rumah tapi ada yang tertinggal disana di Curug ******** itu. Awalnya aku biarkan aku menganggap hal yg biasa.
Sampai akhirnya aku yakini ada yang aneh apalagi pas Amih bilang kemaren Rabu malam ayah Rizal kesini katanya anaknya si Rizal kelakuannya aneh sepulang liburan ke Curug ******* itu.
Aku tlp rizal kamis pagi,

"Zal..."- ucap Han

"Han... Kesini cepet kerumah" -sahut Rizal

"Sekarang aku kesitu" - ucap Han

Tidak lama aku sampai di rumah Rizal

"Mau aku dulu atau kamu yang bercerita?" - ucap Rizal

"Aku!" -sahut Han
"Zal aku merasa masih disana dari selasa malam rabu hingga hari ini kamis pagi"- ucap Han

"Itu aneh Han, aku juga sama" - sahut Rizal

"Han kita perlu kumpulan anak-anak semuanya!" -ucap Rizal begitu ketakutan

"Iyah harus segera cepetan"- ucap Han sama takutnya
Karna memang semua yg aku lakukan merasa tetap ada disana apalagi ketika makan tidak ada rasa kenyang sama sekali.

Jam 2 siang semua berkumpul d rumah Rizal walaupun tidak semuanya datang hanya Dani yg tidak datang.
Pas Rizal tlp Dani kata ibunya dia sakit parah, demam dan mengigil setelah kepulangan dari Curug itu.

Semua setuju dan semuanya kita sembilan orang merasakan hal yang sama.
Apalagi Mayang beberapa kali dalam kamarnya melihat sosok perempuan cantik yg membuat dia tidak bisa tidur sendirian karna takut.

"Han solusinya apa aku beneran takut..."-ucap Mayang

"Tenang, aku juga bingung May.." -sahut Han
Lagi tengang-tengangnya obrolan karna Dani sampe sakit parah Rizal dipanggil Ayah dan Ibunya. Tidak lama Rizal kembali ke ruang tengah dimana kita berkumpul.
"Kata ayahku kita semua disuruh datang ke rumahnya kang Diki teman ayahku yg kata ayahku semoga bisa menyembuhkan si Dani dan kita semua."
Semua setuju, dan ini adalah hari Kamis 24 mei 2012. Ayah Rizal mengatakan baiknya kami ke rumah kang Diki selepas jam Ibadah Isya biar kang Diki juga sudah santai.
Karna kami menurut saja untungnya Rizal beberapa kali pernah ketemu kang Diki kalau disuruh oleh ayahnya.

Sambil menunggu kami tidak ada yang berani untuk bertukar cerita tentang kejadian apa saja yg kami alam di Curug ******** itu.
Kamis malam tiba dan sesuai rencan setelah beres ibadah Isya kita semua menuju rumah Kang Diki memakai motor berboncengan. Aku berboncengan dengan Dian mengunakan motor Dian.
"Han..." - ucap Dian

"Iyah Ian"- sahut Han

"Aku takut" - ucap Dian

"Tenang yah jgn dlu cerita apa-apa dulu yah"- sahut Han
Tidak cukup lama aku dan semuanya sudah sampai ke rumah kang Diki, tanpa Dani tidak bisa ikut karna sakit.

Untungnya kang Diki ada juga kebetulan di rumah atau mungkin sudah Ayah Rizal tlp.
Setelah basa-basi sebentar tiba-tiba kang Diki bicara

"Sudah gatel tenggorakan saya, tau kali ada kalian yang akan datang hehe mana satu lagi temen kalian?" - ucap Kang Diki
"Sakit Kang..." - sahur Rizal
"Jemput Zal kasian dia yang paling parah"- ucap Kang Diki

Aku dan Rizal akhirnya menjemput Dani menuju rumah Dani yg untungnya tidak terlalu jauh butuh 10 menitan sampai.
Benar saja Dani sedang terbaring dan Ibunya kebetulan sedang ke rumah kakek Dani jadi cuma ada Dani dan Adiknya.

"Ayo siap-siap ikut" - ucap Rizal

"Kemana Zal, lemes badanku"- sahut Dani

"Gpp nanti kamu ditengah naik mtrnya" -ucap Han
Tanpa berlama-lama aku, Rizal dan Dani menuju ke rumah kang diki dn sudah sampai. Dan langsung saja kang diki sudah membawa 5 Aqua botol 1,5lt.

"Gimana menyenakan kemarin kemping nya?"-ucap kang Diki

"Gpp namanya kejadian emg harus tau dlu biar bisa belajar yah"- ucap kang Diki
"Akang tanya satu-satu kalau ada yg merasa, jujur saja yah gpp gak usah malu gak usah takut biar sembuh semuanya"- ucap kang Diki

Aku bahkan tidak bisa berbicara panjang atau apa hanya mengikuti apa yg d suruh kang Diki.
"Ada yang melihat perempuan cantik di kebun teh?" -tanya kang Diki

Tak lama dan sudah setuju biar sembuh semuanya

"Aku kang.."- ucap Dani

"Cantik sekali yah Dan?" -tanya kang Diki

"Iyah kang.."-sahut Dani
Dalem hati aku pantesan pas pertama datang ke kebun teh Dani sempat melamun dan aku tegur. Ah aku nyesal kenapa Dani waktu itu harus melamun. Tapi mau bagaimana semua sudah terjadi.
"Ada yang melihat gerombolan orang-orang membawa keranda Mayat? Melihat yah, karna yg melakukan itu akang tau yg berlima datang itu pertama" - ucap kang Diki

"Aku kang pas dateng pas udah lewat kebun teh" - sahut Dian
Sesuai dengan cerita Dian padaku dan aku yakin pasti Dian akan mengaku.

"Yang melihat anjing berkepala dua siapa?" -tanya kang Diki

"Aku kang pas mencari kayu" -ucap Bagus

Dan semua mata tertuju pada bagus seketika.
Semua yang ditanyakan oleh kang Diki bisa benar, aku sempat berpikir apa ini hanya kebetulan atau bagaimana, tapi masa iyah juga mereka hanya mengaku-ngaku saja. Sementara bagian Dian tdi menjawab aku sangat percaya karna sebelumnya dia pernah cerita padaku.
Kang Diki lanjut memberikan pertanyaan.

"Yang melihat penampakan putih2 diatas pohon pinus siapa?"

"Aku kang" - sahur Deri

Aku sama sekali tidak menyangka bahwa semuanya mengalami kejadian aneh tapi hebatnya mereka hanya diam menutup mulut dengan rapat pada saat kejadian.
"Jadi begini suara tangisan, geraman dll yg kalian rasakan itu ulah kalian sendiri karna datang tanpa permisi dan kalian juga menganggap tempat itu milik kalian seperti rumah kalian. Jelas mereka ada senangnya banyak terganggunya oleh kalian" -ucap kang Diki
Iyah aku mengakui itu salah aku dan semuanya, tidak berucap salam pada tempat baru. Bahkan senaknya ketika mendirikan tenda juga seenaknya ketika makan tanpa permisi apapun. Aku merasa berdosa tidak menuruti perkataan Amih.
"Apalagi disitu ada sebuah kerjaan alam lain yang kebetulan juga saat kalian malam senin disana adalah perpindahan bulan Jumadil akhir ke bulan Rajab dimana bulan awal rajab adalah tanggal 1 adalah..." - ucap kang Diki tidak melanjutkan
"Patalnya di si Dani dia ini lempeuh yuni (gampang melihat atau merasakan hal2 yg berbau gaib) tapi gpp yg penting kalian selamat" -ucap kang Diki lagi
Aku semua hanya memperhatikan dan membernarkan apa yang dikatakan kang Diki

"Sebentar Ada yang Mensturasi kan? Terus itu bekasnya di buang di toliet juga malah ikut berenang?" -ucap kang Diki
"Iyah kang Aku sama Siska" -sahut Mayang

"Iyah apalagi itu istilahnya seperti mengundang karna bau2 nya seperti itu, apalagi sedang Mens berenang itu bisa terbawa jauh sekali oleh air baunya."- ucap kang Kiki
"Ini kamu untungnya, gimana Abah sehat?"- ucap Kang diki pada Han

"Iyah kang sehat, Doa dari orang yang sayang sama kita itu bisa menembus ruang dan waktu, salam pada Abah dari akang yah"- ucap Kang Diki
"Hmmm mau akang buka semuanya? Tapi jangan bikin kalian takut terus kalau udah tau harus siap dengan segala resiko nya turuti yah"-ucap kang Diki

Tanpa jawaban dariku kang Diki memejamkan mata sebentar dan berkata lagi.
"Ini dari yg disana tidak terima kalian pulang harusnya kalian ada disana selamanya, bahasanya mereka ingin kalian karna pada ganteng-ganteng dan cantik. Tapi akang ijin dan bilang kalian cucu2 akang." -ucap kang Diki
"Kalau kalian telat saja datang kesini kalian semua bisa kembali lagi kesana sendirian apalagi si Dani bisa jalan sendiri kesana karna dia yg sudah melihat sedikit kerajaaan disana" - ucap kang kiki
"Ayo ikutin bacaaan yang akang ucapkan bareng-bareng..."

Kami semua mengikuti lantunan ayat suci Al-quran yg kang Diki ucapkan.

"Adzan dalem hati kalian buat laki-laki" -ucap kang Diki

"Dan perempuan kalian semua ikutin lagi yg akang baca"- ucap kang Diki
Setelah semuanya selsai kang Diki menyuruh kami meminum sedikit air yg sudah disediakan.

"Mereka Ingin Kalian Kembali..." -ucap kang Diki pelan
"Akang minta resikonya kalian jangan pernah lagi selama hidup kalian kesana lagi, kecuali kalian ingin jadi milik mereka. Kalau kalian kuat gpp lawan kalau menang kalian bisa meminta apa saja tapi kalau kalah nyawa taruhannya"- ucap kang Diki tegas
Kang Diki berpesan apalagi kepada Dani setelah pulang disuruh membaca ayat suci yg kang diki kasih suruh aku dan Rizal mendampingi untuk segera langsung mengantarkan Dani pulang.
"Sebentar... Yg dalam tenda yg melakukan hal tidak senonoh siapa? Akang tau siapa orangnya tapi pesen akang jgn lakukan hal2 begitu lagi yah apalagi di alam bebas" - ucap kang Diki
Deg.. aku tau itu Dani dan Siska tapi aku tidak memberi tau mereka pasti juga mereka tau sendiri. Dan itu kegoblokan mereka dan mereka akan menyesal juga.
"Sudah antar s dani pulang.." -ucap kang kiki

Aku langsung bergegas mengantarkan Dani pulang bareng Rizal, sampai d rumah Dani langsung Dani melakukan apa yang disuruh kang Diki.
membaca surat suci Al-Qur'an dani meminum air itu tak lama suara ketawa khas yg tidak asing di Curug ******* itu seperti terbang sambil tertawa.
Aku dan Rizal plng kembali ke rumah kang Diki

"Ini buat di pake mandi terus baca surat ini yah pelan-pelan sebelum dan sesudah mandi buat perempuan" - ucap kang Diki

"Dan ini untuk kalian laki-laki yah, basukan dari ujung kepala" -ucap kang Diki
"Semoga sembuh karna kesembuhan dan segalanya datang dari Allah Swt akang hanya membantu lewat doa kalian juga ingat pesan akang, datang pada suatu tempat itu harus permisi ijin dan jangan merasa kita hidup tidak berdampingan dengan alam lain."-ucap kang Diki
"Ingat pesan-pesan akang tadi yah" -ucap kang Diki

Setelah itu kami semua pulang Siska, Dian dan Mayang juga pamit berpisah di rumah kang Diki.

Aku semua lelaki kembali ke rumah Rizal dan melakukan apa yg d suruh kang Diki.
Hari berganti dengan cepat saat itu, aku dan sahabat2ku ini sudah dalam keadaan normal sekali, nongkrong d rumah Rizal sudah jadi kebiasaan tetap sebelum semua tujuan masing-masing di lanjutkan.
Pada saat tertentu abah menyapaku.

"Han kamu tau kmren2 pas abah tdk kasih ijin kamu pergi berkemah?" - ucap abah

"Iyah bah kenapa?"- sahut Han

"Karna dulu sekali di Curug ******* pernah ada yang hilang, dan sekarang kamu tau tanggung jawab yang abah maksud apa?"- ucap abah
"Iyah Farhan tau, kita tidak bisa lari dari masalah sebagaimanapun kita lari akan terus mengejar bah, masalah itu." - ucap Han

"Syukurlah kalau kamu sudah tau sendiri artinya"- sahut Abah
Sudah lama sekali file foto-foto dan video mereka semua di curug ******* itu ada di laptop aku, tapi aku saja baru berani melihatnya setelah 2 bulan kejadian, sebagai pengobat rindu pada mereka semua.
7 tahun yang lalu itu merupakan pengalaman yang bisa aku ambil pelajaranya karna hanya dengan begitu aku pahami, alam tidak akan sembarangan menegur manusia dia tau betul cara terbaiknya seperti apa.
Dan alam lain akan selamanya berdampingan dengan kita, kita tidak pernah benar-benar sendirian.
Dan setelah 7 tahun kebelakang itu aku sudah berkerja dan mereka semua sudah ada yang menikah bahkan sudah mempunyai pekerjaanan masing-masing.
Tiap kali acara berkumpul bersama, kejadian Curug/ Air terjun ******** ini selalu sebagai pengingat bahwa kita pernah melakukan hal segila itu.
__________________

Sorry jika banyak typo gw bikin #horrorstory #bacahorror ini berantakan, banyak bgt penulisan gw yg acak-acakan gw menulis gimana sukanya aja. Karna yang terpenting ceritanya sampe buat kalian.

@InfoMemeTwit @bacahorror @ceritaht
Thank you, berkat cerita yg gw tulis ini semoga masing-masing pembaca dapat mengambil pelajaran.
Bagian pertama dan kedua kenapa gw lama bgt jeda tulis lanjutannya, karna gw juga sempet ngerasain yg pemilik cerita rasakan waktu itu. Syukur tidak terjadi apa-apa.

#bacahorror @bacahorror
Thank you juga buat pemilik cerita dengan segala kebaikanya terus-terusan komunikasian sama gw. Untuk yg merasa nama sama dll mohon maaf itu hanya samaran saja.
Typing something scary and sharing lessons, enjoy, be careful he is beside you!!!

sampai jumpa di cerita selanjutnya, salam.

@bacahorror @InfoMemeTwit @ceritaht

#hororstory #bacahorror #horror

[ #qwertypingstory ]
Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh.

Enjoying this thread?

Keep Current with qwertyping

Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Follow Us on Twitter!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just three indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3.00/month or $30.00/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!