Suku Osing, 'Peninggalan' Terakhir Karajaan Majapahit di Pulau Jawa.
Orang Osing merupakan sub-suku Jawa, penduduk asli Kota Banyuwangi atau juga disebut sebagai Larus (Lare Using) atau "Wong Blambangan" dan merupakan penduduk mayoritas di beberapa kec di Kab Banyuwangi, JaTim.
Orang Osing merupakan sub-suku Jawa, penduduk asli Kota Banyuwangi atau juga disebut sebagai Larus (Lare Using) atau "Wong Blambangan" dan merupakan penduduk mayoritas di beberapa kec di Kab Banyuwangi, JaTim.
Orang Osing ini "dipercaya" sebagai pecahan dari atau 'sisa' dari Kerajaan Majapahit yang melarikan diri ke ujung Timur pulau Jawa, yang mana sebagian lagi menyebrang ke Pulau Bali.
Suku Osing ini juga kerap kali disebut sebagai "Wong Blambangan." Setelah melarikan dari Kerajaan Majapahit, masyarakat Osing ini mendirikan Kerajaan Blambangan yang masih kental dengan nilai-nilai Hindu.
Hal ini masih terlihat hingga kini, beberapa kesenian masyarakat Osing, tercorak nilai Hindu, dan mirip dengan 'saudara'nya di Pulau Bali, Misalnya Kesenian Gandrung, Barong dll.
Pada awalnya masyarakat Osing ini beragama Hindu, namun secara perlahan mereka memeluk agama Islam, sebagian kecil ada juga yang memeluk Kristen. Namun meskipun mayoritas sudah beragama Islam, nilai-nilai dan tradisi zaman Hindu yang masih dipertahankan.
Osing/Using bermakna "bukan" yaitu bukan Jawa dan bukan Bali. Masyarakat Osing enggan mengidentifikasi diri sebagai orang Jawa dan enggan pula mengidentifikasi sebagai orang Bali, meski mempunyai budaya yg sangat mirip dengan Jawa dan Hindu Bali.
Hingga kini masy Osing masih memegang teguh tradisi dan bdy leluhurnya.
Salah 1 nya dpt dijumpai di Desa Kamiren, Banyuwangi, JaTim.
Desa tsb merupakan Desa Wisata Adat, dan terbuka untuk para wisatawan yg ingin mempelajari ato sekedar melihat dan merasakan keunikan Masy Osing.
Salah 1 nya dpt dijumpai di Desa Kamiren, Banyuwangi, JaTim.
Desa tsb merupakan Desa Wisata Adat, dan terbuka untuk para wisatawan yg ingin mempelajari ato sekedar melihat dan merasakan keunikan Masy Osing.
