@bacahorror Perkenalkan namaku Aydin. Pada saat itu usiaku 12 tahun dan sedang menunggu hasil penerimaan siswa baru di SMP yang aku pilih setelah lulus Sekolah Dasar.
@bacahorror Ayahku bernama Fendi, beliau seorang guru sekaligus sebagai wakil kepala sekolah di salah satu SMP negeri di salah satu kabupaten di Jawa Barat. Ibuku bernama Wati, dalam kesehariannya beliau merupakan ibu rumah tangga.
@bacahorror Pada hari itu, seperti biasa Aku bangun sekitar pkl 4:30 untuk menunaikan shalat shubuh. Selepas shalat shubuh Aku menyapu rumah dan mengepel lantainya. Btw, rumahku berukuran 11 m x 20 m memanjang ke belakang.
@bacahorror Bayangkan apabila rumah tersebut dibagi 2, maka bagian sebelah kiri adalah Kamar Tidur I, Kamar Tidur II, dan Dapur. Pada bagian sebelah kanan adalah Ruang Tamu + Ruang Keluarga, Ruang Makan dan Kamar Mandi.
@bacahorror "Alhamdulillah sudah selesai" ucapku. Namun tidak seperti biasanya, badan ini serasa letih dan lemas. Aku bergerak menuju kamar tidurku kemudian membaringkan tubuhku untuk istirahat sejenak.
FYI, kamar tidurku terletak di Kamar Tidur II.
@bacahorror Ibu yang melihat kondisiku lantas bertanya "Kenapa A, sakit?
"Nggak Mah, hanya lemas saja" jawabku.
M: "Ya sudah istirahat saja, Mamah mau beli nasi uduk dulu ya."
A: "Iya"
Kemudian ibu pergi untuk membeli nasi uduk untuk sarapan kami
@bacahorror Ayah kemudian menghampiriku kemudian memegang tangan dan kepalaku.
"Hmm ... Gak panas, tapi ..." Gumam Ayah sambil terlihat berfikir.
"Tapi apa Pah? Tanyaku
" Oh, ga apa-apa" jawabnya singkat sambil keluar kamar.
@bacahorror Selang berapa menit, Ibu datang dengan membawa nasi uduk. Kemudian beliau mendatangiku sambil memberikan nasi uduk tersebut. "A, makan dulu, ini airnya Mamah simpan di meja belajar yah" ujar Ibuku. "Iya Mah, terima kasih" jawabku.
@bacahorror Setelah selesai sarapan, Ayah langsung berangkat kerja dengan mengendarai motor Vespanya. Selepas itu, Ibu ke dapur untuk mencuci piring.
@bacahorror Akhirnya akupun selesai sarapan kemudian membawa piring dan gelas ke dapur. Dengan berjalan cukup pelan, aku pergi ke kamar mandi.
@bacahorror Baru saja masuk kamar mandi, aku merasakan pusing, penglihatanku mulai menguning. Dengan sedikit tenaga aku berteriak "Mah pusing, Mah" kemudian pandanganku menjadi gelap dan akhirnya aku pingsan.
@bacahorror Tiba-tiba aku berada di sebuah hutan yang lembab dan pengap. Entah ini mimpi atau apa, namun kondisi tersebut seperti nyata.
@bacahorror Aku berusaha berjalan tanpa tahu arah dan tujuan. Kemudian terlihat suatu pondok dengan cahaya lampu patromak. Aku pun segera bergegas ke sana. "Sampurasun" ucapku sambil mengetuk pintu. Namun setelah tiga kali aku mengetuk pintu, tidak ada jawaban dari dalam.
@bacahorror Dengan rasa canggung aku terpaksa membuka pintu dan ternyata tidak terkunci. Aku langsung masuk dan melihat-lihat kondisi di dalam pondok tersebut.
@bacahorror Sesampainya di sebuah ruangan, aku kaget melihat ada sebuah boneka dengan photo Ayahku ditancap oleh sebuah jarum. "Apa-apaan ini, siapa yang telah melakukannya?".
@bacahorror Tiba-tiba terdengar suara tertawa yang sangat mengejutkanku. Aku berbalik badan dan melihat seorang kakek dengan pakaian serba hitam dan disampingnya seekor ular besar berdiri di depanku. Aku pun bertanya cukup lantang "Siapa kau? Apakah kamu yang telah berbuat hal semacam ini?"
@bacahorror Kakek tersebut hanya tersenyum sinis, sambil melirik ke ular di sampingnya dan langsung mengalihkan penglihatannya kepadaku seperti memerintahkan sesuatu kepada ular tersebut.
@bacahorror Apa yang aku khawatirkan ternyata benar, ular tersebut kemudian bergerak ke arahku dengan membuka mulutnya lebar-lebar. Dalam kondisi tersebut aku sedikit panik, namun dalam kepasrahan aku ucapkan "Allah, Allah, Allah".
@bacahorror Tiba-tiba ada yang berkata "pejamkan matamu!" Entah mengapa aku ikuti perintah tersebut. Namun pada saat memejamkan mata, aku seperti ada yang menarik dan membawaku keluar dari pondok tersebut secepat kilat.
@bacahorror Terdengar samar kakek itu berteriak "Hey jangan macam-macam denganku. Kau tidak ... " Entah apa lagi yang dikatakannya, seiring posisiku yang semakin menjauh dari pondok itu.
@bacahorror Tidak begitu lama sesuatu yang membawaku berkata "bukalah matamu, saat ini kita sudah sampai". Akhirnya aku memberanikan diri membuka mata, dan saat itu aku seperti berada di sebuah istana yang megah.
@bacahorror Terlihat seseorang yang duduk di sebuah singgasana yang berlapiskan emas. Namun aku terkejut ketika tiba-tiba di samping kanan dan kiri singgasana tersebut ada harimau yang sangat besar dengan tinggi badan sekitar 2 meter.
@bacahorror Seseorang yang duduk di singgasana tersebut kemudian menghampiriku sambil tersenyum dan berkata "kamu tidak perlu takut nak, sengaja aku perlihatkan mereka kepadamu karena mulai saat ini mereka akan sering muncul di kehidupanmu. Sekarang Bangunlah!"
@bacahorror Setelah ucapan tersebut, tiba-tiba aku sudah kembali berada di rumah. Namun aku kaget melihat diriku sendiri sedang digotong oleh kedua pamanku dari kamar mandi menuju kamar tidur orang tuaku.
@bacahorror Dengan sedikit panik, ibu meminta salah satu pamanku yang bernama Harto untuk memanggil mantri di Desa dan pamanku yang bernama Yanto untuk memberitahukan kondisiku kepada Ayah.
@bacahorror Dengan segera mereka berlari menuju tempat tujuan masing-masing yang berbeda arah. Aku yang melihat kondisi seperti ini berusaha berkomunikasi dengan Ibu. "Mah, Aydin di sini Mah. Mamah". Namun Ibu tidak mendengar atau bahkan merasakan kehadiranku.
@bacahorror Sekitar 20 menit berlalu, tibalah Bu Riska (seorang Mantri Desa) di rumahku. Kemudian beliau dipersilahkan masuk dan langsung melakukan pengecekan terhadap kondisiku.
@bacahorror Setelah selesai melakukan pengecekan, dengan menarik nafas panjang kemudian beliau berkata "Bu, sebaiknya nak Aydin segera dibawa ke Rumah Sakit. Saat ini denyut nadinya lemah dan tensinya sangat rendah. Saya tidak bisa membantu lebih jauh dengan kondisi nak Aydin seperti ini".
@bacahorror Mendengar itu aku bertanya-tanya apakah mungkin sudah tiba waktunya untukku ...
@bacahorror Dengan terlihat gugup dan sedih Ibu menjawab "baik bu, akan segera saya bawa ke rumah sakit sesuai saran ibu"
Bu Riska: "Yang sabar ya bu, Semoga Allah memberikan kekuatan dan kesembuhan untuk nak Aydin"
Ibu: "Aamiin"
@bacahorror Bu Riska: "Bu, mohon maaf saya harus pamit. Tidak bermaksud untuk tidak perduli dengan kondisi nak Aydin saat ini, namun Saya ada jadwal di Puskesmas"
Ibu: "Oh tidak apa-apa bu, saya mengerti. Terima kasih atas kesediannya untuk segera datang memeriksa anak saya"
@bacahorror Ibu mengantar Bu Riska ke depan rumah sampai beliau pergi. Selepas itu Ibu masuk dan menutup pintu kemudian bergegas mendekatiku.
@bacahorror "Teh, apa Harto mesti ke jalan untuk charter angkot? Tanya Mang Harto. Belum ibuku menjawab, terdengar suara hentakan kaki 3 kali (seperti yang membersihkan telapak sepatu) dibarengi ucapan " Assalaamu'alaikum"
@bacahorror Sambil menjawab "Wa 'alaikum salam" Ibu memandang Mang Harto dengan mengucapkan "Ayah Har, cepat buka pintu".
Mengetahui kedatangan kakekku, Aku sangat gembira. Bagaimana tidak, selama aku sakit biasanya beliau yang mengobatiku.
@bacahorror Setelah masuk, kakek langsung berkata
"Teh, ada balsam?"
Ibu: "Ada Pak"
Kakek: "Oleskan balsam di kaki dan telapak kaki Aydin sambil dipijat-pijat telapak kakinya. Jangan lupa baca shalawat"
Ibu: "Baik Pak"
Kakek: Har, petik daun sirih 3 lembar di depan"
Mang Harto: "Iya"
@bacahorror Mendengar perintah kakek, Ibu langsung mengambil dan mengoleskan balsam disertai memijit-mijit telapak kakiku sambil bershalawat.
@bacahorror Mang harto datang sambil memberikan 3 lembar daun sirih. "Sekalian Har ambilkan air minum di gelas bening" perintah kakek.
Mang Harto langsung ke dapur mengambil air dan menyerahkannya ke Kakek.
@bacahorror Tidak lama suara motor Vespa terdengar layaknya memberi tahu kedatangan Ayah dan Mang Yanto.
@bacahorror Sambil memasukkan daun sirih ke gelas, kakek memegang gelas tersebut dalam diam. Entah apa yang sedang dilakukan kakek, namun setelah itu kakek memanggil ibu
"Teh, nanti minumkan air ini setelah Aydin sadar!"
"Iya pak", sahut Ibu.
@bacahorror Baru saja Ibu menjawab perintah kakek, Aku seperti tertarik untuk kembali menyatu dengan tubuhku dan akhirnya Aku siuman yang berbarengan dengan ucapan salam dari Ayah.
@bacahorror Rehat dulu, Insya Allah Isya dilanjutkan.
Ayah: "Pak, kapan datang?" Sambil mencium tangan kakek
Kakek: "Barusan, belum lama. Bagaimana kondisi di Sekolah?"
@bacahorror Ayah: "Kondisinya baik pak, sekarang sedang ada kegiatan penerimaan siswa baru"
Kakek: "Mulai sekarang jangan makan atau membawa makanan yang disediakan di Sekolah ya A!"
Ayah: "Baik pak, memang kenapa?"
Kakek: "Nanti saja Bapak menjelaskannya setelah Aydin membaik"
@bacahorror Di sisi lain, setelah Aku siuman dan mulai membuka mata. Aku tersenyum pada ibu sambil berkata: "Mah, terima kasih. Oh iya, mana minuman buat Aydin dari Abah?"
Sedikit terkejut Ibu bertanya: "Tahu dari mana Abah ngasih obat buat Aa?"
Aku jawab: "Aydin lihat semuanya".
@bacahorror Lalu Aku ceritakan dari sejak digotong oleh kedua paman sampai dengan kedatangan Ayah. Ibuku hanya tersenyum merespon ceritaku. "Nih A minum dulu airnya!"
Aku baca bismillah dan berdo'a meminta kesembuhan atasku. Setelah itu Aku menghabiskan air tersebut tanpa bernafas.
@bacahorror Setelah habis, ibu mengambil gelas tersebut kemudian keluar kamar. Sayup-sayup kakek memanggil ibu "Teh ke sini sebentar". Setelah ibu mendekat kakek langsung bicara "Beli beras merah 3 kg, nanti berasnya dibagi dua. Setiap air bilasan beras jangan dibuang!"
@bacahorror Kakek melanjutkan pembicaraannya "Bilasan air bagian pertama masukkan ke ember, nanti airnya di pelkan di seluruh bagian rumah. Berasnya di masak dan bagikan ke tetangga!"
@bacahorror "Bilasan air beras bagian kedua masukkan juga ke ember, nanti selepas shalat Isya airnya kucurkan di setiap batas tanah milik Teteh. Nasinya nanti berikan ke Yayasan Panti Asuhan"
@bacahorror Mendengar perintah kakek, ibu langsung pamit untuk membeli beras merah.
Kakek langsung mengarahkan pembicaraan ke Ayah "Sekarang Aa ke Sekolah lagi, jangan dulu pulang, Insya Allah bapak akan ke Sekolah, tunggu saja!"
Sebelum kembali berangkat kerja, Ayah menyempatkan diri menemuiku. Diawali dengan mengusap kepala dan mencium keningku, Ayah kemudian duduk sambil memegang tanganku.
@bacahorror Ayah: "Bagaimana sekarang, sudah baikan?"
Aku: "Alhamdulillah Pah, atas izin Allah Aydin sudah membaik."
Ayah: "Apakah masih ada yang terasa sakit?"
Aku: "Nggak ada yang sakit, hanya masih sedikit lemas, tapi jauh perkembangannya dari pada tadi pagi."
@bacahorror Sambil berdiri Ayah berkata "Ya sudah kalau begitu istirahatkan lagi saja badannya, Ayah harus kembali ke Sekolah. Ga apa-apa kan Papah tinggal?"
Dengan tersenyum aku menjawab "Ga apa-apa Pah, jangan terlalu memikirkan Aydin, Insya Allah Aydin akan baik-baik saja."
@bacahorror Selepas aku mencium tangan Ayah, Ayah kemudian keluar kamar dan pamit ke kakek untuk berangkat ke Sekolah.
Tidak lama Kakek menyuruh kedua pamanku untuk kembali ke kamarnya.
FYI, kedua pamanku tinggal di sebelah rumah yang memang khusus dibuatkan oleh Ayah untuk mereka.
@bacahorror Setelah kedua pamanku kembali ke kamarnya, kakek kemudian masuk ke kamar menghampiriku.
Kakek: "Maafkan Abah yang sedikit terlambat untuk datang. Alhamdulillah Allah masih menjagamu."
@bacahorror Kakek: "Sekarang duduk sila, baca tasbih, Abah harus menyelesaikan ini sekarang juga"
Aku langsung mengikuti perintah kakek. Setelah Aku duduk sila, kemudian kakek pun duduk sila.
Saat itu aku melihat kakek seperti yang sedang melakukan aktivitas lain.
@bacahorror Anehnya, tanpa disengaja, tiba-tiba Aku sudah berada di dalam pondok, di ruangan yang sebelumnya pernah aku datangi.
Aku berdiri di belakang kakekku yang sedang berhadapan dengan kakek yang masih didampingi ular besar tadi.
@bacahorror Sambil melirikku dengan sedikit tersenyum kakekku berkata "Dasar incu kaula (cucuku) yang satu ini mah bensin"
Lalu kakekku kembali menghadap kakek ula (sebut saja itu untuk membedakan) sambil bercakap "Ki sanak ini sudah tua, kenapa masih melakukan hal-hal seperti ini?"
@bacahorror Kakek Ula: "Kamu jangan ikut campur dengan urusanku, apakah kamu tidak tahu siapa yg bersamaku?"
Kakek: "Bagaimana bisa berdiam diri, orang yang sedang kamu kerjai adalah Anak dan Cucuku. Lagian mengapa mesti takut dengan bangsa Jin yg bersamamu, sejatinya Aku ini pemimpinnya"
@bacahorror Kakek Ula: "Berani-beraninya kamu mengatakan itu, sudahlah jangan banyak cakap ..."
Belum selesai kakek ula itu bicara, seiringan dengan gerakan tangan kakekku yang mengisyaratkan menutup mulut kakek ula itu, dengan seketika kakek ula itu tidak mampu lagi berbicara.
@bacahorror Melihat kakek ula diperlakukan seperti itu, ular besar itu maju untuk menyerang kakekku.
Kakek yang melihat itu terlihat tenang dan hanya dengan menjentikkan jarinya ke arah ular tersebut dengan mengucapkan "Allah" tiba-tiba ular tersebut terpelanting cukup keras ke belakang.
"Katakan kepada Rajamu, aku adalah pemimpin dan penguasanya. Jangan pernah sekali lagi mengusikku dan keturunanku. Sekarang pergilah"
Tanpa waktu lama ular itu menghilang tanpa bekas.
@bacahorror Rehat dulu, Insya Allah besok akan saya lanjutkan sampai selesai untuk kisah ini.
@bacahorror Kakek berjalan mendekati "kerjaan" kakek ula (boneka, photo dan jarum) kemudian memegangnya dengan diam. Tidak terlihat kakek mengucapkan apapun, namun ketiga barang tersebut berubah menjadi abu.
@bacahorror Setelah itu kakek beralih menuju kakek ula yg sedari tadi membisu & tidak mampu bergerak. Sambil memegang kepala & menepuk bahu kiri kakek ula, kakek berkata "ilmu yang ada padamu hanyalah titipan, dikarenakan kamu mengamalkannya untuk mencelakai, maka ilmu itu saya kembalikan".
@bacahorror Setelah ditepuk bahunya, kakek ula kembali bisa bergerak. Terlihat keringat besar mengucur dari kepala dan wajahnya, tidak lama dia terduduk seperti tak berdaya.
@bacahorror Kakekku membalikkan badan dan berjalan menghampiriku serta meraih tanganku. "Ayo pergi, pejamkan matamu", aku pun menuruti perintahnya.
Tidak lama terdengar suara kakek "Aydin, bangun". Setelah itu aku membuka mata dan ternyata kami sudah kembali berada di kamar.
@bacahorror Aku kemudian memulai pertanyaan yang sedari tadi membuatku gelisah
Aku: "Bah, apa maksudnya kalau Abah merupakan pemimpin & penguasa dari kelompok ular besar tadi?"
Kakek: "Bukankah manusia itu diciptakan sebagai khalifah di muka bumi ini?
@bacahorror Aku: " Oh iya ya, derajat kita kan lebih tinggi dari mereka."
Kakek: "Belum tentu."
Aku: "Kok belum tentu sih Bah?"
Kakek: "Derajat manusia kan bisa lebih rendah juga dari binatang."
Aku: "Hmm ... Jadi yang sejatinya sebagai khalifah itu manusia seperti apa?
@bacahorror Kakek: "Ketika kedekatan manusia sudah nyaris tanpa adanya pembatas dengan Allah."
Aku: "Bagaimana caranya kita bisa seperti nyaris tanpa pembatas dengan Allah?"
Kakek: "Bisa diawali dengan berusaha mendekat kepada Allah"
@bacahorror Aku: "Cara mendekatinya bagaimana? Allah kan di arsy, sedangkan kita di bumi."
Kakek: "Ya pake pesawat ulang alik lah"
Aku: "Ah kakek, jangan bercanda dong" Gerutu ku
Kakek tertawa dan tersenyum melihatku yg cemberut mendengar jawaban candaan dari beliau.
@bacahorror Kakek: "Allah itu tidak terkekang oleh waktu dan tempat. Allah bisa ada di mana-mana bahkan Allah bisa lebih dekat dengan urat nadimu. Baiklah, Abah akan menjelaskan Bagaimana cara mendekati Allah dengan jawaban sederhana."
@bacahorror Kakek: "Shalat adalah salah satu mediasimu mendekatiNya, namun bersihkanlah selalu hati dan jiwamu dengan zakat dan sedekah. Ketika Allah mengujimu, maka bersabarlah. Ingat, bertawakallah kepada Allah jika kamu menghadapi masalah!"
@bacahorror Aku: "Begitu ya Bah. Oh iya, pada saat ular mau menyerang Abah, kok Abah gak kelihatan takut?"
Kakek: "Kita tidak boleh takut apalagi sampai mempertuankan Jin dan sebangsanya. Namun tidak boleh juga sombong dan mencari masalah dengan mereka. Cukup hormati keberadaan mereka."
@bacahorror Aku: "Bah, tadi kelihatannya kok bisa sebegitu mudahnya melawan mereka?"
Kakek: "Abah tanpa Allah itu bukan siapa-siapa dan tidak bisa apa-apa. Tidak ada yg tidak mungkin ketika Allah sudah berkehendak. Bukankan Allah itu kun fa yakun?"
@bacahorror Kakek: "Sebentar lagi adzan, Aydin sudah bisa ke Masjid kan?"
Aku: "Insya Allah sudah kuat Bah."
Sambil berdiri Kakek melontarkan candaannya "Kalau begitu mandi sana, bau tahu"
"Iya Bah, iya" jawabku sambil tersenyum.
@bacahorror Sekian untuk cerita kali ini, semoga ada pelajaran yang bisa diambil. Pada thread yang akan datang saya akan menceritakan mengenai "terror" yang saya alami selama hampir satu tahun penuh "day and night".
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Kejadian ini berlangsung sekitar 20 tahun yang lalu (persekitaran 2 tahun). Pada saat itu aku menginjak tahun kedua kuliah sehingga angkatanku mendapatkan tugas sebagai panitia pelantikan anggota baru himpunan jurusan.
Pada tahun itu terjadi beberapa konflik yaitu:
1. Adanya dualisme himpunan antara mahasiswa pendidikan dan non pendidikan sehingga berdiri himpunan baru yang anggotanya beberapa mahasiswa non pendidikan.
Seperti yang telah diceritakan pada chapter 2, Ayah meninggal sekitar pukul 21:25 WIB di RSUD.
Pukul 22:00 ambulance membawa kami pulang. Ibuku duduk di depan bersama Rama, sedangkan Aku duduk di bagian belakang bersama jenazah Ayahku.
Suara khas ambulance mengisi kesunyian malam sepanjang jalan. Jasadnya yang telah terbujur kaku tidak mampu menghilangkan senyumannya yang manis kepadaku. Sesekali kupeluk erat beliau dalam bisu, padahal jiwaku ingin berontak dan berteriak.
Sore itu Aku sedang berada di salah satu Mall yang khusus menjual barang-barang elektronik. Tujuanku berada di sana untuk membeli kartu grafis (VGA) baru karena VGA pada PC ku rusak dan sudah tak bisa diperbaiki.
"Papah, jangan pergi!" teriak Aydin ketika bangun dalam tidurnya kemudian duduk. Napasnya terengah-engah, peluh keringat membasahi wajahnya dan matanya mulai berkaca-kaca.
@bacahorror@ceritaht "Apa yang sebenarnya akan terjadi? Kenapa Nenek mengucapkan selamat tinggal dan mengajak Papah untuk mengikutinya?" gumam Aydin.
@bacahorror@ceritaht Ujian Akhir Semester sudah selesai, sisa satu mata kuliah yaitu Kuliah Kerja Nyata (KKN) untuk menggenapi nilai untuk semester 6.
@bacahorror@ceritaht Aku kuliah di salah satu Universitas terkenal di kota dmn kakek dulu tinggal. Lokasi kampus pun sangat dekat dg rumah kakek, sekitar 300 meter, sehingga aku tinggal di rumah kakek. Semenjak beliau meninggal serta Nenek & 2 tanteku tinggal di rumahku, sekarang rumah itu dikostkan.
@bacahorror Ketika Kakek meninggal dunia Aku merasa sangat kehilangan dan sedih yang begitu dalam. Salah satunya yaitu tidak akan lagi ada orang seperti beliau yang tiba-tiba datang ketika keadaan sedang genting, entah berkaitan dengan hal-hal medis maupun non medis.
@bacahorror Masih ingat cerita mengenai pelepasan sukma? Secara teori lama perjalanan dari rumah beliau ke rumahku paling cepat butuh waktu sekitar 2 jam, itupun jk memakai kendaraan pribadi. Namun pd saat itu 30 menit setelah Aku pingsan beliau sudah datang padahal tidak ada yg memberitahu.