Thread by @Strategi_Bisnis

Nadiem acap bilang dirinya adalah data-driven person. Kalau kerja harus pakai data dan big data. Lalu lakukan a/b testing untk uji mana action yg paling efektif.

Dunia pendidikan amat butuh pendekatan data driven spt itu. Selama ini triliunan lenyap tanpa tau efektivitasnya.

Dunia pendidikan sejatinya hadirkan data dan big data yg amat melimpah.

Figur data driven dpt Nadiem bisa berikan kontribusi epik, bgm cara manfaatkan kekuatan big data itu untk susun kebijakan/program yg efektif.

Jd bikin kebijakan harus based on data. Tak lagi pake intuisi.

Selama ini banyak kebijakan/program (termasuk dlm pendidikan) jadi mubazir krn gagal manfaatkan kekuatan big data yg sesungguhnya melimpah.

Nadiem bisa memulai revolusi bgm cara manfaatkan the power of big data untk rumuskan kebijakan pendidikan yg highly effective.

Sumbangan krusial nadiem lainnya : kecakapan dia lakukan a/b testing atau randomized control test. Tujuannya ukur mana program yg efektif, mana yg tidak.

Nadiem terbiasa lakukan itu. Ini metode yg powerful untk rumuskan future policies.

Again, semua pake data. Bukan feeling.

Dg kata lain, sumbangan paling krusial nadiem menjadi menteri adalah dlm hal "data-driven thinking methodology" yg amat dia kuasai.

Semoga dg itu, dana kemendikbud yg ratusan triliun bisa jauh lebih efektif dan powerful impaknya.

Kita lihat dlm 1 tahun ini, apa saja yg dilakukan Nadiem.

Studi2 dlm change management bilang : kalau mau lakukan transformasi, start small. Take tiny actions. Lalu pelan2 ciptakan snowball effect.

Langsung berambisi heroik biasanya malah akan gagal.