My Authors
Read all threads
Formula E itu ajang promosi produsen electric car. Harusnya gak keluar duit. Tapi produsen mobil lah yg bayar. Indonesia ini bakal jadi pasar besar yg memberi keuntungan produsen mobil elektrik.
Tahun 90-an kita jadi penyelenggara event dunia MotoGP di Sentul dan WRC di Medan. Seingat gue, biaya event itu gak dianggarkan di APBN maupun APBD. Jadi aneh kalau @aniesbaswedan justru menggunakan APBD DKI utk Formula E. @psi_id
Jadi kalau saya prinsipnya ada event otomotif internasional, bagus. Tapi semestinya tidak pakai APBD.

Oh ya, kalu nggak salah pemenang hak penyelenggara Formula E di Jakarta itu PT. Elang Cakra Sarana. Apakah ini perusahaan BUMD sehingga @aniesbaswedan perlu memback-up dg 1.1 T?
Sekarang PT. Elang Cakra Sarana merupakan salah satu shareholder di Formula E. Menarik ditelusuri krn perusahaan ini baru memiliki akta pada akhir Desember 2017 dan SK pd Januari 2018. @psi_id
Selain itu, di pelaksanaan Formula E nantinya ada yg namanya Allianz E-Village. Luar biasa krn ini perusahaan swasta tapi sepertinya bakal menguasai atmosfer event. Kalau DKI keluar dana, kenapa misalnya nggak Betawi E-Village? Barangkali @aniesbaswedan bisa jelaskan?
Logikanya, kalau Allianz dapat keistimewaan di event ini, pasti dong itu nggak gratis? Etapi lumayanlah kalau Allianz bayar ke pemda DKI ya? Atau gimana sih sebenarnya soal biaya dari ApBD ini @aniesbaswedan ?
Gue sih awam untuk urusan duit. Tapi menurut Formula Electric Operation, perusahaan Inggris penyelenggara Formula E, nilai sirkus mereka per 2018 itu sudah 870 juta dolar AS. Kalau dirupiahkan kira2 sekitar 12 triliun. Sedangkan biaya operasional event setahun 2,1 triliun. Mmm..
Kalau FEO cuma perlu 2,1 T (115 juta pound) utk ngadain Formula E di 14 kota di 5 benua pada th 2017, lantas kenapa @aniesbaswedan kabarnya perlu pakai APBD 1,6 T hanya utk event Formula E di Jakarta?

Ini lho biaya dan kerugian FEO..
Lalu tadi gue singgung keberadaan Allianz yg akan dapat privilege di Formula E Jakrta dengan Allianz E-Village. Itu perusahaan asuransi, kan?
Ini yg bikin gue penasaran, krn ada pengajuan 35 juta Euro atau sekitar 630 M dlm KUA PPAS 2020 yg katanya utk asuransi.
Asuransi 35 juta Euro yg harus dibayar dr APBD itu apa nggak kebanyakan? Buanyaaakkk dan guedee banget. Ini gue bandingin pendapatan FEO dari penyelenggara dan tim selama 2017 kurang dari 29 juta Euro. Dan dari sponsor sekitar 47 juta Euro. Baik banget ya orang Jakarta. @psi_id
Jadi kalau dihitung penyelenggara aja bayar ke FEO sebesar 29 jt Euro dibagi 14 kota, berarti sekitar 2 jt Euro/kota atau sekitar 31 milyar rupiah (kurs 15.000). Lha, jadi duit triliunan dan ratusan miliar ini buat apa?
Nah, kalau bayar setoran ke FEO kurang dari 31 miliar utk jadi penyelenggara (laporan FEO bilang itu organizer, bukan government), kok rada imbang ya dengan nilai saham PT. Elang Cakra Sarana dgn kepemilikan 0,2%. Asyik yaaa..?
Duh, jadi kepikiran enak PT. Elang Cakra Sarana yg terpilih jadi penyelenggara. Krn dgn gelontoran APBD, beli saham FEO jadi gak masalah kalau liat jumlahnya (0,2% x 870 jt dolar AS). Belum lagi yg katanya biaya asuransi 35 jt Euro yg dibayar Pemda. Agar ada Allianz E-Village?
Terakhir, melihat fantastisnya anggaran Formula E Jakarta, maka kita boleh bangga sebagai warga Jakarta krn sudah berkontribusi menutupi 60% biaya operasional Formula E di seluruh dunia selama 1 musim dan membayar semua asuransinya. Ini tentu berkah mendapatkan gubernur santun.
Value Formula E saat ini sekitar 900 juta dollar AS atau sekitar 13 T. Mau nggak ya Erick Tohir jadi mayoritas pemilik sahamnya?

Kalau iya, kita minta Pemerintah DKI ngadain 10 balapan dan bayar 1,6 T/event sesuai dana APBD yg diminta skrg. Kelar. Formula E jadi milik Indonesia.
Seharian offroad di Pasir Hayam dan HP ketinggalan di rumah, dan baru tau kalau kompilasi twit gue muncul di FB. Malamnya, ditelpon oleh salh seorang tokoh olahraga otomotif nasional. Sepertinya ini bakal rame. Kabar baiknya, komunitas perally 3 zaman konon mendukung cuitan gue.
Info lain yg sampai ke gue, rencana Formula E ini didukung bbrp wartawan otomotif yg tidak paham sejarah perjuangan olahraga otomotif Indonesia. Dan.. banyak pelaku olahraga otomotif Indonesia, kabarnya tidak bisa menerima kegiatan ini dibiayai APBD.

Ayoo, kita lawan!
Olahraga otomotif sebagai olahraga profesional, memang seharusnya tdk menggunakan uang negara. Gagalnya Rio Haryanto mendapat tambahan dana utk kursi F1, juga krn Menpora waktu itu tdk bisa bantu krn adanya kebijakan tdk boleh pakai uang negara. Sekarang, mana suara KOI?
Sampai sekarang, gue belum dengar ada reaksi dan sikap PP-IMI terutama IMI-DKI terkait rencana Formula E menggunakan APBD. Karena apa pun bentuk kegiatan olahraga otomotif di Indonesia, mestinya melibatkan IMI. Tanpa adanya suara IMI, saya khawatir organisasi ini jg masuk angin.
Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh.

Enjoying this thread?

Keep Current with Captain Green 🇮🇩

Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Follow Us on Twitter!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just three indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3.00/month or $30.00/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!