, 17 tweets, 3 min read
My Authors
Read all threads
Belajar bersama
Gus Nadir, smoga Allah perbaiki niat kita dlm hal ini, sinari hati sanubari kita dlm menyerap elmu dari beliau dan yg penting sama kita doakan Syaikhuna @na_dirs smoga Allah angkat derajatnya, hingga percikan rahasia cahaya elmu dan berkah snatiasa kita peroleh🙏
Kamaluddin bin
al-Hammam:
Ahli Fiqh yang Sufi

Saat Imam Jalaluddin as-Suyuthi msh berusia kurang dari 6 tahun, ayahanda beliau wafat. Jalal kecil kemudian dibawah asuhan seorg ulama besar.
Kamaluddin bin al-Hammam (ada juga yg membacanya al-Hummam).
Siapa sosok Imam Kamal ini?
Saya pertama kali mendengar nama ahli fiqh ini saat ngaji sama Abah saya soal talfiq (mencampuradukkan berbagai mazhab). Al-Kamal ibnul Hammam dan juga muridnya Ibnu Amir al-Hajj dalam kitab at-Tahrir dan juga syarahnya berkata,...👇
"Sesungguhnya seorg muqallid boleh bertaklid kpd siapa saja yg ia kehendaki. Bila seorg awam dlm stiap menghadapi permasalahan mengambil pendpt mujtahid yg dianggap ringan olehnya, maka hal yg demikian itu blh dan saya tdk temukan dalil yg melarangnya baik dalil naqli pun aqli.👇
Apabila ada seseorang yg mencari-cari pendapat yg dirasa ringan dari pendapat para mujtahid yg memang mempunyai kelayakan untuk berijtihad, maka saya tidak menemukan dalil bahwa syara' mencela sikap seperti ini. Bahkan, Rasulullah saw. suka terhadap hal yang memudahkan umatnya."
Abah saya mrasa cocok dgn pandangan alKamal bin alHammam di atas. Selain menulis kitab ushul alFiqh berjudul atTahrir, beliau jg menulis kitab fiqh berjudul Fathul Qadir; syarah (penjelasan) terhdp kitab alHidayah, yg merupakan salah satu kitab rujukan utama dlm mazhab Hanafi.👇
Iya, Syekh al-Kamal ini memang bermazhab Hanafi, padahal Imam Jalaluddin as-Suyuthi yang merupakan anak asuh dan murid langsung beliau kelak bermazhab Syafi’i. Begitulah para ulama klasik: tidak fanatik dengan mazhab mereka.
Imam Kamal ini bukan saja sudah mencapai tingkatan Mujtahid fil mazhab, tapi juga pribadi yang sangat tawadhu. Dikabarkan beliau tidak mau duduk di kursi bekas gurunya saat mengajar, dan lebih memilih duduk di lantai bersama jama’ahnya karena sangat menghormati guru-gurunya.
Jangankan merasa sepadan dalam ilmu, bahkan untuk menempati kursi yang pernah diduduki gurunya saat mengajar pun beliau merasa belum layak.
Uniknya lagi, beliau tidak anti dengan tasawuf, padahal umumnya para fuqaha cukup tegas dalam urusan dengan sufi.
Imam Suyuthi mencatat dalam Bughyat al-Wu’ah (1/167):

وَكَانَ للشَّيْخ نصيب وافر مِمَّا لأرباب الْأَحْوَال من الْكَشْف والكرامات، وَكَانَ تجرد أَولا بِالْكُلِّيَّةِ، فَقَالَ لَهُ أهل الطَّرِيق: ارْجع فَإِن للنَّاس حَاجَة بعلمك.
Suatu waktu Imam Kamaluddin berkhalwat meninggalkan urusan publik, dan tenggelam dalam kondisi kasyaf dan karamah, namun kemudian sang mursyid (ahlut thariq) berkata kepada beliau: “Pulanglah. Sesungguhnya manusia membutuhkan ilmu dirimu”.
Beberapa tahun lalu, ditemani dua kawan mahasiswa al-Azhar (Ahmad Hadidul Fahmi dan Itha’) saya ziarah ke makam Syekh Ibn Athaillah, pengarang al-Hikam. Kedua sahabat ini memberitahu saya bahwa ada makam Ibn al-Hammam di belakang masjid.
Terngiang dengan nama ulama besar ini saat dulu mengaji dengan Abah, saya spontan bilang mau sekalian sowan. Kami beruntung kuncen mau membukakan pintu untuk kami. Saya berdoa di makam Kamaluddin bin al-Hammam, seorang faqih yang juga sufi.
Ada catatan di dinding makam kisah ajaib saat Kamaluddin bin al-Hammam berziarah ke makam Syekh Ibn Athaillah. Beliau sedang ngaji al-Qur’an, ketika tiba pada surat Hud ayat 105:

يَوْمَ يَأْتِ لَا تَكَلَّمُ نَفْسٌ إِلَّا بِإِذْنِهِ ۚ فَمِنْهُمْ شَقِيٌّ وَسَعِيدٌ
“Di kala datang hari itu, tidak ada seorangun yang berbicara, melainkan dengan izin-Nya; maka di antara mereka ada yang celaka dan ada yang berbahagia.”

Tiba-tiba terdengar suara Ibn Athaillah dari dalam makam: “Wahai Kamal, tidak ada di sini diantara kami yang celaka”.
Mendengar suara itu, beliau kemudian berwasiat agar dimakamkan di dekat makam Syekh Ibn Athaillah —mungkin agar kecipratan barakah termasuk golongan yang tidak celaka di hari kiamat nanti.
Jadi jangan kaget kalau seorang ahli fiqh juga mengalami berbagai dimensi spiritual. Mungkin mereka gak mau menampilkannya saja. Semuanya bagian dari rahasia Allah Swt.

Tabik,

Nadirsyah Hosen
Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh.

Enjoying this thread?

Keep Current with Bakr Smith

Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Follow Us on Twitter!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just three indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3.00/month or $30.00/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!