Thread by @Strategi_Bisnis

Orang terkaya Indonesia dg net worth Rp 250an triliun menikmati hidup dg makan tahu pong di warung sederhana langganannya.

Gbr ini mengkonfirmasi studi yg menulis : saat uang tak lagi jd masalah, kebahagiaanmu justru lahir dari hal2 kecil yg amat sederhana....

Studi2 dlm ilmu human behavior menemukan fakta : saat kekayaanmu sangat melimpah, uang justru tak lagi punya pengaruh pd level kebahagiaanmu.

Saat uangmu sdh cukup, maka kebahagiaan acap didapat dari hal2 yg bersahaja. Misal makan tahu pong langganan di warung pinggir jalan.

Sebutannya Law of Diminishing Return. Makin melimpah uangmu, maka makin menurun dampak uang itu pada kebahagiaan hakiki. Diminishing impact.

Sayangnya tak banyak orang kaya yg paham ilmu di atas.

Tak banyak orang kaya spt Pak Lek Hartono yg meski bilioner tapi bersahaja.

Banyak OKB atau orang kaya baru yg terjebak sindrom Hedonic Treadmill.

Artinya : terus membeli aneka barang mahal demi memuaskan nafsunya.

Namun studi menunjukkan : nafsu anda akan kemewahan materi tdk akan pernah terpuaskan. Akhirnya kebahagiaan hakiki tidak pernah tergapai.

Hedonic treadmill = gaya hidupmu akan terus naik sejalan dg kenaikan penghasilanmu.

Gaji 4 juta pake vario. Gaji naik jd 10 juta pake toyota ayla. Gaji 20 juta, naik innova.

Yg ajaib : nafsumu akan materi tetap tak pernah terpuaskan. Dan kebahagiaanmu tetap jalan di tempat.

Itulah kenapa disebut hedonic treadmill. Meski uangmu makin banyak, ternyata kebahagiaanmu tetap jalan di tempat. Stagnan.

Knp? Karena nafsu kamu untuk terus membeli dan memiliki aneka benda materi tidak pernah bisa terpuaskan.

Nafsu dan ekspektasi kamu yg terus naik dan tidak pernah bisa terpuaskan, membuat level kebahagiaanmu tidak bisa naik, seberapapun kenaikan kekayaanmu/penghasilanmu.

Coba baca dan renungkan kembali kalimat di atas.

Lalu bgm cara agar terhindar dari jebakan hedonic treadmill?

Bgm agar gaya hidup tidak ikut naik saat income mengalami kenaikan?

Sebab kita tdk ingin ikut larut dalam pepatah lama yg pahit ini :

Hidup itu sebenarnya sederhana. Yg mahal adalah gaya hidup.

Salah satu cara agar terhindar dari jebakan hedonic treadmill adalah : fokus pd aktivitas2 kecil nan sederhana namun bisa hadirkan small happiness.

Penelitinya bilang : kebahagiaan2 kecil dlm frekuensi yg rutin jauh lbh baik drpd harapkan big happiness yg jarang datang.

Aktivitas2 sederhana yg rutin hadirkan small happiness itu acap murah meriah.

Misal jalan kaki tiap pagi sambil hirup udara segar. Atau gowes sama teman. Atau berkebun. Atau rutin membaca buku tiap malam. Atau small activities lainnya.

Yg amazing adalah saat ditanya aktivitas apa yg membuat anda paling merasa bahagia....

Bill Gates menjawab : membaca buku tiap malam.

Warren Buffet menjawab hal yg sama.

Pak Hartono bilang main bridge dan makan tahu pong di warung langganan.

See?

Bahagia itu sederhana.

Melibatkan diri dalam aktivitas2 sederhana yg rutin bawa small happiness bisa membuat kita terhindar dari godaan nafsu ingin terus membeli aneka benda/materi.

Mamfaatnya dobel : jiwa kita makin bahagia. Dan sekaligus kita makin hemat dlm keluarkan uang.

Sebab sekali lagi : mengejar kebahagiaan lewat nafsu memiliki aneka benda materi tak akan pernah berhasil.

Kebahagiaan spt itu tak akan pernah tergapai. Sebab memang nafsu dan ekspektasi kita tak akan pernah terpuaskan.

Kembali ke gambar di atas.

Pemilik warungnya bilang pak Hartono sdh jd pelanggan sjk 35 tahun lalu, saat warung tahu pong itu masih di tenda pinggir jalanan.

Dlm 35 thn itu, kekayaan pak Hartono mungkin bertambah Rp 200 triliun lebih.

Dan ia tetap makan di warung yg sama...

Apa pelajaran dari semua ini?

Mungkin memang kebahagiaan hakiki tidak pernah bisa digapai dg kemewahan materi, atau pamer aneka benda dan liburan mahal di Instagram.

Kebahagiaan hakiki mungkin justru kita raih dari hal2 kecil nan sederhana di sekeliling kita.