Berawal jaug sebelumnya dari ide Julius Caesar,
Yang mengagumkan, bahkan besar kemungkinan Julius tidak pernah menyangka pergantian tahun penanggalan ide dia jadi mendunia
Merupakan penanggalan berdasar matahari dgn jumlah hari tetap tiap bulannya,
disisipi 1 hari tiap 4 tahun untuk menyesuaikan panjang hari dalam setahun
kemudian Julius Caesar menyisipkan 90 hari ke dlm kalender tradisional Romawi, supaya satu tahun sama dengan siklus matahari
Penyisipan Julius ini awalnya dianggap sangat ceroboh karena berakibat bulan2 dlm kalender itu tidak lagi tepat dengan perhitungan edar bulan.
Coba aja bayangkan, kalau jaman Julius Caesar saja konsep "tahun" itu tidak jelas, apalagi jaman2 sebelum si Julius ini.
Jumlah hari pd masing2 bulan kalender Julian ditentukan seperti yg sekarang ini, dg penetapan tahun kabisat setiap 4 thn.
Setelah Julius Caesar meninggal, terjadi salah menerapkan tahun kabisat. Kabisat diberlakukan tiap menginjak tahun ke 4, jadi 3 tahun sekali!
Setelah koreksi ini, kalender Julian jadi berfungsi lebih baik. Lebih sesuai dengan perubahan musim.
Yang paling populer saat itu (selain 1 januari di kalender Julian) di antaranya adalah 1 Maret, 25 Maret dan 25 Desember, sebagai awal tahun.
Menurut Kalends, hari pertama tiap bln dimulai pd hari pertama bulan baru (hilal) kelihatan
Cara lain lagi adalah pendapat Nones yg mengambil tanggal 1 setiap bulan mulai pada pertengahan bulan (bulan purnama).
dari nama Kalends muncul istilah "kalender"
Segala sesuatu mesti ada sejarahnya, tidak ada yg vacum sejarah mak glodak taken for granted
Desember adalah bulan kesepuluh. Dlm bahasa latin, angka sepuluh = “decem”.
Baru pada abad 8 SM, satu tahun diubah menjadi 12 bulan, dimulai dg 2 bulan tambahan Januari dan Februari
Februari diambil dari bahasa latin ‘februra’ (pesta penyucian) yg dilakukan tiap tanggal 15 pebruari oleh bangsa Romawi Kuno.
Kelebihan 1 hari dimasukkan dlm bln februari
Maret yg awalnya jadi bulan pertama, dlm kalender Julian jadi bulan ketiga sprt skrg ini. Diambil dari nama tuhan perang: “Mars”
Sedangkan nama bulan Mei berasal dari “Maia Mayesta”, tuhan musim semi bedes2 Romawi kuno. Pada bulan ini diadakan pekan raya meriah
Nama Juli ditetapkan oleh Markus Antonius, sebagai penghormatan kpd Julius Caesar yg terbunuh oleh pengawalnya sendiri, Brutus.
Sedangkan nama Agustus dipakai karena penguasa Roma “Au-gustus” menetapkan nama bulan kedelapan ini agar sesuai namanya, dia lahir di bulan ini.
Oktober dari octa (delapan), November dari novum (sembilan), tapi namanya tidak diubah, sama nasibnya seperti bulan september.
Tapi tahun kabisat tidak berlaku untuk kelipatan 100 tahun dan berlaku lagi tiap kelipatan 400 tahun.
Tahun 2000 adalah tahun panjang (kabisat/leap year)
Tahun 1800 bukan tahun kabisat tapi tahun normal yg jumlah harinya 365
Krn itu koreksi pengurangan akan terkumpul jadi 1 hari diperlukan stlh sekitar 2500 tahun sekali.
Belum pernah terjadi sih, kan masih 2019.
Saat itu ditemukan bhw titik balik matahari bergeser maju 10 hari dari yg biasa diperkirakan yaitu tanggal 21 Maret di tiap tahunnya.
Dikawatirkan Paskah akan makin bergeser dari di musim semi belahan bumi utara, dan makin menjauhi peringatan eksodus Musa.
Perlu dikoreksi.
Tapi Dekrit rekomendasi koreksi baru dikluarkan oleh penggantinya, yaitu Paus Gregorius XIII, tgl 24 februari 1582
Karena itu, tanggal 4 Okt 1582 Julian, esoknya langsung 15 okt 1582 Gregorian/ Masehi.
Tanggal 5-14 oktober 1582 tidak pernah ada dlm sejarah!
Dan setelah dekrit itu, disahkan tabel bulan purnama yang baru, untuk menentukan hari perayaan Paskah di seluruh dunia
Di kalangan Katolik sendiri, awalnya gereja2 ortodox juga berkeras menolak kalender Gregorian/ Masehi dan tetap mengikuti kalender Julian.