Thread by @elisa_jkt

Cara cepat penambahan Ruang Terbuka Hijau di Jakarta (tanpa timbulkan penggusuran paksa secara masif), yaitu:
1. Audit semua HGB, terutama yg akan habis 2021-2023 dan lokasinya tersebar di seluruh DKI.
2. Dari tiap X m2 HGB yang habis, ambil 20-50% lahan diperuntukkan utk RTH
(1)

3. Sisa X m2 setelah HGB habis itu baru bisa dimanfaatkan ulang oleh swasta - utk pengembangan baru yang sensitif air.
4. HGB2 yg perlu diperhatikan adlh HGB bangunan skala besar (mis. pabrik) dan mall yg dulunya menempati RTH & RTB (mis. Pluit Village)
(2)

5. Kenapa tdk semua 100% utk RTH, karena pendapatan terbesar DKI salah satunya tetap dari PBB, jadi optimalisasi nilai ekonomi lahan tetap penting. Tahun 2019, pendapatan dr total pajak capai hampir 40T.
6. Ini jg utk awal baru transparansi penggunaan lahan
(3)

7. Bolehlah ini disebut Reforma Agraria Perkotaan untuk tujuan kelestarian lingkungan hidup.
Konflik agraria bukan cuma soal masalah ekonomi, sosial dan budaya masyarakat saja, tapi juga menyangkut lingkungan hidup.
(4)

Selagi Jakarta belum punya solusi resettlement yg fundamental, berbasis HAM dan adil, simpan dululah dalam laci cara teknis yg cenderung simplifikasi ( terkait sungai, rel, sutet) yg dianjurkan pada alinea 3.
(5)

Ini perlu kerja sama kuat antara Pemprov DKI dan BPN. Hingga hari ini, selepas UU Otoda, pertanahan adalah hal yang tidak mau dilepaskan oleh Pemerintah Pusat kepada daerah.
Tapi itu gunanya Studio Reforma Agraria di DKI. Kerja bareng yang baik ya @DKIJakarta
(6 - end)

@DKIJakarta Contoh HGB akan habis:
Pabrik Asahimas di Ancol Barat (HGB habis 2022 dan 2029), dengan total 42.6 Ha.
Ambil 30% utk RTH: dapat 12 Ha, tanpa biaya berarti.
Ambil 10% utk hunian: dpt tanah 4 Ha bisa jadi apartemen millenials.

(tyt belum end, HAHA)

@DKIJakarta Masalah: "Nanti Pluit Village harus dirobohkan dong?"

Jawab: "Tidak, lapangan parkir & driving range yang dialihkan menjadi RTH dan RTB murni. Bukan seperti sekarang. Sementara sbg syarat perpanjangan HGB mall, maka desain Pluit Village harus adaptif thdp air."

(END BENERAN)