, 59 tweets, 13 min read
My Authors
Read all threads
sebelumnya mohon maaf bukan maksud menakut nakuti, bberapa waktu lalu sempat #Viral,berita fotografer yg dapat job pemotretan nikahan, tapi alamat yg didatangi gak jelas, dan saat ketemu justru ke arah kuburan/rumah kosong. Kejadian ini hampir mirip dengan yang terjadi di Daerah
Jawa timur, wilayah Kabupaten Blitar sisi barat. Untuk anak 90-an pasti mendengar cerita ini, sebab kejadiannya membuat heboh Desa kami. Ini terjadi sudah lama sekali, saat kamera masih menggunakan "Klise"(belum ada memory card) dan yg saat itu ngetrend masih hp 6600 😅. Waktu
itu, segala penyebaran informasi masih mode "gethok tular" alias dari mulut ke mulut 🤭. Setiap hari masyarakat desa tak henti-hentinya membicarakan kejadian ini, sebab lokasi kejadian, berada di salah satu pekarangan seorang yg berpengaruh disana. Mohon maaf ya sebelumnya,saya
cukup memberikan info lokasi Daerah saja, takut ada pihak yg tersinggung ✌️. Ok akan saya mulai.

Disini saya bercerita kembali, dari sudut pandang nara sumber yg menceritakan kejadian nya dulu
Pagi itu, aku melakukan aktifitas seperti biasa, bangun saat adzan subuh berkumandang. Setelah itu pergi ke warung untuk membeli sayur. Jarak rumah dengan warung kurang lebih 100m. Saat menuju kesana dari kejauhan warung sudah terlihat ramai, namun tak seperti biasanya, kali ini
terlihat lebih berjubel. Takut kehabisan, aku segera merapat ke sana. Sampai disana aku segera memilih sayur mayur apa yg akan ku olah hari itu, lalu bergegas pulang. Belum sampai dirumah, masih di depan gang, ku lihat ada 2 orang laki laki berboncengan motor, mondar mandir
kemudian berhenti tepat di depan ku. Lalu menyapa
👨 : nyuwun sewu buk, badhe tangklet alamat niki nopo leres?-sambil mengeluarkan kertas lusuh bertuliskan sebuah alamat-
(permisi buk, mau tanya, alamat ini apa benar?)
🧕 : nek radosane leres mas, tapi nomer e kok mboten enten
(kalau jalannya sudah benar mas, tapi nomer nya kok gak ada)
👨 : kulo madosi sampun kesel, mboten ketemu bu, tapi kulo kemutan lek radosane mriki, celak radosan ageng (saya nyari sudah capek, gak ketemu bu, tapi saya ingat kalau jalanya ini, dekat jalan besar)
🧕 : cobi pinarak
rumiyen mas monggo (coba singgah dulu mas silahkan)
Setelah ku persilahkan mampir, mereka pun duduk didepan rumah ku
🧕: enten keperluan nopo njih mas kok taksih enjing madosi alamat e niki (ada perlu apa ya mas masih pagi kok mencari alamat ini)
👨 : saderenge kulo badhe matur
kulo niki tukang photo buk, badhe ndugekne foto dateng alamat niki, kalian badhe asok kaluputan (sebelumnya saya mau bilang, saya ini fotografer buk, mau mengantar foto ke alamat ini, sama mau minta maaf)
🧕 : oalah ngoten, tapi kok badhe asok kaluputan enten masalah nopo mas?
(oalah begitu, tapi kok mau minta maaf ada masalah apa mas?)
👨 : ngeten buk, sepasar wingi kulo wonten job poto manten teng alamat mriki, tapi pas klise ne kulo cetak, fotone sedoyo rusak ngeteniki lho buk (begini buk, 5 hari lalu saya dapat job pemotretan manten di alamat ini
tapi, waktu klise nya saya cetak, semua fotonya rusak seperti ini lho buk) sambil menyodorkan bungkusan amplop coklat.
🧕 : ngapunten nggih mas kulo tingali (maaf ya mas saya lihat)

Kemudian aku mengambil satu lembar foto, benar saja, foto itu hanya tampak hitam tanpa ada gambar
apapun. Lalu aku mengeluarkan semua fotonya. Dan semua hitam, tanpa ada gambar.

🧕 : ngapunten mas saderenge, nopo tustel e risak nopo pripun?(maaf sebelumnya mas, apa mungkin kameranya rusak atau bagaimana?)
👨 : mboten buk, saderenge bidhal sampun kulo cek riyen (tidak buk,
sebelum berangkat, sudah saya check dulu)
Aku terdiam lama sambil berfikir, kemudian aku meminta kertas alamat itu, kebetulan saat itu ada tetangga yg lewat, aku memanggil
🧕: kang mandeg kang, enek perlu sedilut wae (mas berhenti mas, ada perlu sebentar)
Kemudian, pak Paijo
(panggil saja begitu ya) putar balik, menepikan sepedanya ke halaman rumah ku.
👴 : enek opo Ten? (ada apa Ten?)
🧕 : sampean eruh alamat iki ora kang?(kamu tau alamat ini tidak mas?)
👴 : lek dalane bener, tapi nomer omah e kok ora ono yo(kalau jalannya benar, tapi nomer rumah
nya kok gak ada ya)
🧕: niki lho kang, enten tukang photo madosi alamat niku (ini lho mas, ada fotografer nyari alamat itu)
👴 : cobi mas smpean eling eling griyane ingkang pripun?(coba kamu inget ingat mas, rumahnya yg bagaimana?)
👨 : griyane ageng pak, megah kados tiang kutho
(rumahnya besar, mewah seperti orang kota)
👴 : cobo smpean critakne soko wiwitan (coba kamu ceritakan dari awal)
Kemudian Fotografer itu mulai bercerita
-----------------------------------👨----------------------------------
Rabu, kulo ningali catatan wonten buku, kok enten
catetan alit niku, nek Kamis enten job photo manten (Rabu, saya melihat buku catatan, kok masih ada job pemotretan manten)
Teng catatan niki acara ba'da Magrib, saderenge Magrib kulo bidhal saking Studio (dicatatan ini, acara setelah Magrib, sebelum Magrib saya berangkat dari
Studio) Kulo kemutan, teng ngajeng mriku, radosan ageng kulo tangklet radosan niki kaleh tiang sadean rokok (saya ingat didepan situ, jalan besar saya bertanya jalan ini ke pedagang rokok)
Naliko niku, kulo kemutan nek mboten tebih kaleh gang niki pak, nglewati griyo kosong
ketawise omah walet, wong naliko kulo lewat, walet e taksih do miber (saat itu, saya ingat kalau tidak jauh dari gang ini pak, melewati rumah kosong, seperti nya rumah burung walet, soalnya saat saya lewat itu, banyak walet yg masih beterbangan).
Mantun niku, kulo mpun dugi teng
griyo niku, griyane ageng mewah (setelah itu saya sudah sampai di rumah itu, rumahnya besar mewah). Dugi mriko acara ne sampun mulai, kulo gupuh amargi nguber wektu, mboten sekeco nek telat (sampai disana acara sudah mulai, saya gugup karena mengejar waktu, tidak enak kalau ter-
lambat) Acarane mewah sanget pak, undangan e katah, tamune banyu mili, nanging kulo kinten kok radi benten, amargi sedoyo undangan e damel ageman lami (acaranya sangat mewah, undangannya banyak, tamunya seperti air mengalir, tapi saya kira agak berbeda, karena semua orang memakai
pakaian jaman dulu) Rame sanget kados tontonan, ugi enten sing sadean teng jawi griyo niku (sangat ramai seperti pertunjukan, juga ada yg jualan diluar rumah itu)

Sampai disini Pak Paijo, mengernyitkan dahi
👴 : mas monggo tumut kulo (mas mari ikut saya)
👨 : teng pundi pak?
(kemana pak)
👴 : kulo dugekne dateng alamat niku ayo Ten melu aku(saya antarkan ke alamat itu, ayo Ten ikut aku)
🧕 : oh nggeh kang (oh iya mas)

Kemudian aku bergegas naik sepeda dibonceng oleh Pak Paijo.

(disambung nanti ya mau mandi dulu 😁)
Welcome back
setelah tadi ditinggal mandi, di carge dulu hapenya, orangnya makan, dan sekarang saatnya rebahan lanjut senam jari walopun gusi lagi bengkak, nyut nyut 😩
- Pemotretan Pernikahan Gaib -
Dengan ke-dua Fotografer itu mengikuti dibelakang kami dengan menaiki motor. Saat menyusuri jalan menuju tempat itu, terlihat ketegangan terpancar dari wajah pak Paijo, beliau berkata padaku
👴 : ojo sampek kedadean iki tenanan (jangan sampai kejadian ini benar)
🧕 : lha nyapo
tho kang? (lha kenapa sih mas?)

Belum sampai menjawab, tiba tiba pak Paijo menghentikan laju sepeda nya.
👴 : wis, dirembug ngko wae , ndang mudun, wes tekan nggon iki,(sudah dibahas nanti saja, cepat turun,sudah sampai ini)
🧕: iyo kang (iya mas)

Tak berselang lama,
Fotografer itu tiba, dan menyela
👨: lha niki lho pak, radosane..nggeh leres mriki, lha niku omah walet e(lha ini lho pak, jalanya, ya benar ini, lha itu rumah walet nya) sambil menunjuk ke arah gedung tua di selatan jalan.
Aku dan pak Paijo saling pandang, keheranan
👴 : mas
cobi jenengan sawang, enten omah gedong mboten?(mas coba kamu lihat, ada rumah megah tidak?)
👨 : kudune nggeh wonten pak, sak estu kulo nembe sepasar poto manten teng mriki (harusnya ya ada pak, benar, baru 5hari motret manten disini)
Setelah melihat sekeliling yang ada hanya
gedung walet tua, dan pekarangan yg luas terbengkalai. Lama lama wajah ke-dua Fotografer itu pucat,
👴: mas, kulo niku tiang paling dangu wonten deso mriki, teng mriki mboten enten griyo gedong mewah, enten e namung omah walet niku kaleh wit-witan kebon niki(mas saya itu orang
paling lama yang ada di desa ini, disini tidak ada rumah mewah, adanya hanya rumah walet itu dengan pepohonan dipekarangan ini saja)

Kemudia Fotografer itu turun dari motornya, dan berjalan perlahan menuju arah pekarangan, mondar mandir meyakinkan bahwa apa yg dia alami adalah
benar adanya. Namun setelah beberapa lama dia berkeliling, mencoba mencari bekas jejak hajatan pernikahan. Sedikit pun tak ada jejak manusia terkecuali satu rol klise yg berada tepat dibawah rimbunan pohon bambu.

Tiba tiba keringat nya mengucur deras saat hendak memungut Rol
klise itu. Tubuh Fotografer itu sedikit sempoyongan seperti hendak pingsan, kemudian temannya buru buru berlari dan menarik lengan pak Paijo untuk pergi menyusul fotografer itu
👦 : waduh blaen pak, nggo disusul mriko (waduh kacau pak, ayo dijemput kesana)
Setelah berhasil
mendekat, Pak Paijo berinisiatif untuk membawa fotografer itu keluar dari pekarangan rumah walet bersama rekannya. Kami pun merasa banyak yg tidak beres, akhirnya memilih untuk menjauhi tempat tersebut dan kembali kerumahku.
Sesampainya disana, Fotografer itu terlihat shock berat
Kami semua bingung, akhirnya ku ambilkan dia air minum. Sambil menunggu sedikit tenang, pak Paijo bertanya kepada rekan fotografer itu bagaimana kejadian yg dia tau.
👦: enjing wau kulo namung diutus ngancani rencang kulo niki pak, soale pas pemotretan niko kulo mboten tumut,
namung mas fotografer piyambak ingkang mriki (tadi pagi saya cuma diajak menemani teman saya ini pak,soalnya waktu pemotretan itu saya gak ikut)
👴: berarti koncone smpean iki dewe rono ne?(berarti teman kamu ini sendirian kesana?)
👦 : nggeh pak (iya pak)
👴 : oalah mas mas
kok kendel men smpean dewe (oalah mas mas kok berani sekali sendirian)
Tiba tiba Fotografer tadi menyahut
👨: Astaghfirullah, ya Allah (sambil memandangi klise yg dia temukan tadi)
Dadose sak estu pak kulo sepasar kepungkur enten griyo gedong niku, niki buktine (jadi saya benar2
5 hari lalu dirumah megah itu, ini buktinya
👴 : nanging, niko wau mboten enten tho mas griyone?(tapi, itu tadi tidak ada rumahnya kan mas?)
👨 : (mengangguk) tapi Pak, ingkang kulo alami wingi niku, kados nyoto, nyoto enten tiang ewuh mantu( tapi pak, yg saya alami kemarin itu
seperti nyata, nyata ada orang hajatan pernikahan)
Kulo dugi mriko langsung mlebet griyo, amargi gupuh, kulo mboten merhatekne siji lan siji ne tiang ingkang wonten mriku, kulo namung nyawang yen ageman e tiang tiang niku ageman lami(sampai sana, langsung masuk rumah karena gugup
saya tidak memperhatikan satu dan lainnya orang yang ada, saya hanya melihat kalau baju yg mereka pakai, busana jaman dulu)
👴 : nggeh mas, kalem kalem mawon kalian di eling eling (iya mas, pelan pelan saja sambil di ingat ingat)
👨 : (menghela nafas panjang) nggeh pak, pancen
lek kulo eling eling, kathah ingkang mboten saget dinalar, ramene tiang ewuh kados pasar malem, praupan tiang tiang ipun nggeh anyep, mboten aruh aruh, mboten mesem, lempeng mawon (iya pak, memang kalau saya ingat-ingat, banyak yg tidak masuk akal, ramainya hajatan seperti pasar
malam, wajah orang orang itu juga dingin, tidak tegur sapa, tidak senyum, lempeng saja)
Ingkang ndamel kulo ajrih, naliko tangklet teng pundi enten saklar damel lampu, ingkang gadah griyo namung menthelengi kulo, mboten semaur (yg membuat saya takut, saat bertanya dimana saklar
lampu, yg punya rumah hanya melototi saya tanpa menjawab)
Akhire kulo padosi piambak, pas niku rasane adem, angine semilir, teng jero omahe niku, kados gedung bioskop, ombo banget(akhirnya saya cari sendiri, waktu itu rasanya adem, angin semilir, didalam rumah itu sepeti gedung
bioskop, luas sekali)

Sambil sesekali menyeka keringat, fotografer itu melanjutkan ceritanya

👨: Naliko niku, sedoyo undangan tumut Photo, nggumun kulo, ingkang foto kathah sanget, kados mboten telas telas (saat itu semua undangan ikut berfoto, saya heran, yg foto banyak sekali
seperti tak habis habis) Nanging kulo mboten kepikiran reni reni pak, amargi kulo nguber wektu, nyelakne supoyo cepet rampung, amargi niku job terakhie kulo sasi niki (tapi saya tidak kepikiran macam macam, karena ngejar waktu, menyempatkan supaya cepat selesai,karena itu job
terakhir dibulan ini) Sak rampunge niku, kulo nemoni ingkang gadah griyo, kulo sanjangi yen fotone dados pas sepasaran manten, bayar ipun menawi foto sampun dipun tampi, nanging panjenengane namung manthuk manthuk, blas mboten semaur (setelah itu, saya menemui yg punya rumah,
saya kasih tau kalau fotonya jadi 5hari lagi, bayarnya kakau foto sudah diterima, tapi beliau hanya mengangguk, sama sekali tidak menjawab) Astaghfirullah..
👴 : Alhamdulillah nggeh mas, jenengan taksih saget wangsul, slamet sehat sger waras(Alhamdulillah ya mas, kamu masih bisa
pulang, selamat sehat segar bugar)
👨 : (kaget) maksudipun?(maksudnya?)
👴 : Syukur jenengan mboten kalap mas, Alhamdulillah saged medal saking mriko(Syukur kamu tidak hilang mas, Alhamdulillah bisa keluar dari sana )

Pak Paijo kemudian menjelaskan pada Fotografer itu, bahwa dia
beruntung karena hanya dimintai tolong oleh makhluk halus, tanpa disakiti atau ditahan di alamnya.
👴 : miturut cerito ne smpean,sampean iku dijaluk i tulung karo Bangsane Demit mas, Tapi nek niate nyilakani mestine smpean ora iso muleh alias kalap, ora usah wedi mas sampean..
(menurut cerita mu,kamu itu dimintai tolong oleh Makhkuk halus mas, tapi kalau niatnya mencelakai, pasti kamu tidak bisa kembali pulang, alias kalap/tinggal di dunia makhluk halus, jangan takut kamu)

Tak henti hentinya, Fotografer itu ber istighfar dan mengucap syukur, karena
dia bisa melewati hari itu.
👨: Naliko kulo pamit, sing gadah griyo nggeh namung manthuk, kulo nggeh nggumun kok rumaos kulo wektu ne niku dangu pak, kulo dugi griyo sampun jam 2(saat saya pamit, yg punya rumah hanya mengangguk, saya heran karena menurutku, waktu saat itu sangat
lama pak, saya sampai rumah sudah jam 2 pagi)

//langsung bahasa indo aja ya 😁, gusinya sakit nih//

aku hanya mengira karena terlalu banyak undangan yg ingin berfoto, hingga waktu tak terasa sudah lewat tengah malam. Karena rasa lelah yg berlebih, saya tak sempat berfikir
macam macam. Sampai kemarin pas saya cetak foto itu, hasilnya rusak semua, tidak ada gambar. Hanya hitam legam seperti kegelapan malam. Saya kaget dan gugup, takut kalau pemilik nya marah. Barulah saya berfikir ini aneh, dan saya ingin meminta maaf kepada pemilik, sebab foto
ini pasti sangat berharga bagi pemiliknya, karena ini momen spesial. Tapi g nyangka Pak kalau ternyata yg saya alami ini, adalah Pemotretan Pernikahan Gaib.
👴 : Alhamdulillah, tidak apa apa mas yg jelas jasa sampean ternyata juga dibutuhkan mereka yg ada di dunia lain, menurut
orang jaman dulu, kalau ada kejadian menolong makhluk alam lain, dan kita masih bisa selamat, maka mereka akan membalas kebaikan kita. Kebanyakan usaha si penolong akan semakin lancar. Bersyukur ya smpean masih bisa keluar dari alam mereka.
👨 : iya pak, kalau begitu saya pamit
Begitulah kurang lebih yg dapat saya sampaikan, saya sendiri percaya kalau hidup kita berdampingan dg dunia mereka yg tak kasat mata. Namun ada baiknya ketika kita hendak melakukan sesuatu atau saat selesai melakukan sesuatu untuk selalu berdoa terlebih dulu agar senantiasa dalam
lindungan yang Maha Kuasa.
Mereka yg tak kasat mata, akan memanfaatkan kelengahan kita, jadi jangan lengah ya.. jangan kosong, selalu fokus dan berdoa.. Terimakasih telah membaca dan menunggu, mohon maaf ya, penulisan thread terhalang gusi bengkak 😁 semoga saya lekas sembuh dan
kalian semua sehat panjang umur Amin.
Sekali lagi Terimakasih
Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh.

Keep Current with NNJouvina

Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Follow Us on Twitter!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3.00/month or $30.00/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!