"Kalo gue si setuju soalnya gue ngerasa janggal. Tinggal Selia aja gimana?"
Selia mengangguk. "Oke deh gue juga ngerasa ada yang gak beres nih."
Setelah itu, kami larut dengan obrolan mrngenai perkemahan.
Di tengah perjalanan, saat aku melintas di taman kota aku melihat Pita dan salah seorang teman nya. Sepertinya mereka habis—
"Eh Farah, itu ada si Pita!"
"Mana Ze?"
"Ituuu motor skupi merah di depan kita cepet setarain sama dia," ujarku sembari menunjuk ke arah Pita.
"Oh! I see!"
Setelah merasa sudah dekat dengan Pita, aku langsung memanggilnya. ''Hey Pita! Abis kemana?""
Aku dan Farah saling terdiam. "Loh? Bukanya lo gak ikut kemah ngapain lo kesana? Mau aneh-aneh lo ya?!" sarkas Farah.
Detik selanjutnya Pita langsung memacu motornya kencang. Aku dan Farah masi bingung dengan tingkah
"Ze, ngerasa aneh gak si?" Aku mengangguk. "Iya Far, mau ngapain ya dia?"
Farah mengedikan bahu acuh. "Yaudah lah ya bukan urusan gue."
Setelah perbincangan kecil itu, Farah langsung memacu motornya kencang. Sesampainya di rumah, aku langsung merebahkan—
Keesokan harinya, sesuai rencana kini aku sudah memanggil Pita untuk menemui ku di depan balkon lantai 2.
Farah, Selia dan Adin juga ada di sampingku. Dan tak lama Pita datang seorang diri.
"Hai kak, ada apa ya kak?"
"Jauhin Zeya jangan main-main sama kita," sarkas Adin. Aku mengrenyitkan alisku bingung. "Hah? Maksudnya?"
"Jangan berani macem-macem sama Zeya!"
"Yaudah yuk Ze, dan lo Pita kalo sampe berani nyakitin Zeya, jangan harap bisa lepas dari murka gue!" timpal Farah.
Zeya mencebik kesal. Apa-apaan ketiga temannya ini, tak ada badai tak ada salju di Indonesia, malah berbicara seenak jidat pada Pita?
"Udah Ze ayok pergi. Jangan berhubungan sama iblis kayak dia!" ujar Adin.
"Dasar munafik!" sarkas Farah.
"Kamu kurang iman haha!"
Adin menghembuskan napas kasar. "Ze! Lo jangan percaya sama dia. Dia jahat."
Aku menatap Adin bingung. "Iya Ze, dia mau berbuat jahat sama lo."
"Zeya dengerin gue." Kini giliran Selia yang bersuara. Raut muka Selia kini berubah menjadi sulit diartikan. Antara marah, gelisah dan entahlah apa.
"Dia jahat Ze, dia yang mau ngancurin acara kemah kita kali ini. Dia bukan indigo Ze!"
"Iya dia cerita sama lo, terus abis dia cerita lo jadi pusing, mual, badan lo berat. Iya kan? Ngaku?" sarkas Adin.
"I—iya sih Din."
"Dia berguru! Dan dia lagi cari mangsa!" ujar Selia
"Udah lah! Mending sekarang lo masuk kelas bentar lagi bel. Oh iya Far, jangan biarin Zeya ngelamun, bye! Ayo Sel."
Detik selanjutnya Selia dan Adin melongos pergi menuju kelasnya. Aku dan Farah kini pun bergegas untuk memasuki ruang kelas dan—
"Emang nya gue kenapa Far?"
Farah tersenyum tipis sembari menopang dagu dengan kedua tangannya. "Gak apa selo aja."
"Tau ah! Mending gue tidur." Aku lalu menelungkupkan wajahku di atas meja. Niat hati ingin tertidur, aku justru merasa—
Tapi nihil. Saat aku memejamkan mata, aku melihat sosok berambut panjang, berjubah hitam, setinggi 4 meter di hadapanku
Tubuhku menegang. Ingin rasanya aku membuka mata lalu berteriak kencang namun tak bisa. Sosok itu kian mendekat kearahku, menakutkan sekali.
Aku takut!
Detik berikutnya sosok itu pun menusuk dada atasku dan tubuhku menegang. Pendengaranku seakan tuli sekarang.
Farah yang sedang sibuk memainkan ponsel pun terkejut bukan main. Seisi kelas kini sudah pora-poranda.
Banyak yang menjauh dan mungkin sedikit lagi di luar kelas akan banyak siswa yang mengerubung.
"Heh! Siapa ini?!" ujar Farah.
—Zeya Pov Off—
"Tika! Panggilin Selia sama Adin sekarang cepet! Kalo ada mapel suruh izin!" teriak Farah ke salah satu teman kelas.
"Oh, jadi tuan kamu beraninya main keroyokan seperti ini ya?" ujar Farah.
"Oh iya? Tapi kan Zeya lebih cerdik."
Sosok itu tertawa mengerikan. Membuat bulu kuduk merinding. Dan sekarang kelas Zeya sudah ramai orang, ada beberapa guru juga yang datang untuk membantu Farah.
"Anak ini bodoh! Pantas untuk—
Plakkk
Dengan spontan Farah menampar pipi Zeya. Nampaknya kini Farah mulai geram. "Heh! Enak aja! Zeya itu sahabat saya! Dia terlalu rendah untuk jadi budak!"
"Kamu bisa keluar dengan baik-baik atau tidak?" ujar salah seorang guru.
"Kalo kami gak mau diam gimana? Kami mau Zeya!" sarkas guru Zeya. "Oh begitu akan ku panggil semua anak buahku Hahah!"
Plukk plukk pluk
(Anggap saja suara tepukan tangan)
Sosok itu menepuk—
Hawa dingin nan terasa ramai kini menyelimuti kelas. "Hai kalian! Rasuki mereka haha! Agar mereka tau siapa aku sebenarnya."
Kerasukan masal.
Ya, mungkin itu kata yang tepat untuk tragedi kali ini. Sudah kedua kalinya di sekolah ini—
Setelah cukup lama, Selia dan Adin baru datang dengan napas tersengal-sengal. "Huh! Huh! Ma—af lama huh!" ujar Selia.
"Iya tadi mapel bu Hera soalnya."
Sebenarnya, mereka sudah sedikit tau akan ada kejadian seperti ini. Mereka juga sudah tau siapa Pita sebenarnya. Tapi situasi ini terlalu kacau.
"Farah, sekarang gue minta tolong lo ke bawah. Minta air putih. Dan Adin pegangin badan Zeya," perintah Selia.
Selia pun kini maju mendekat ke arah Zeya. Ia menekan dahi dan leher—
"Halo buruk rupa! Sekarang mau aku bakar atau mau kluar sendiri hm?" tanya Selia pada sosok itu.
Sosok itu mengerang. "Diam! Lepaskan! Kau tak sehebat tuanku!"
"Oh iya?! Tapi tuhan saya lebih kuat dari kamu!" sarkas Adin. "Haha tidak! Tuanku hebat! Dia menyuruhku—
Selia menekan dahi dan leher Zeya lebih dalam. "Haha! Jadi budak kok mau!"
"Aku bukan budak!"
"Kalo makan sisaan itu budak namanya haha!" ejek Adin.
"Diam kalian!"
"Tidak!"
Selia tersenyum sinis. "Yasudah akan ku paksa!" Detik selanjutnya Selia menarik perlahan tangannya dari leher Zeya.
"Rasakan ini!"
"Aaaarrrrrgggghhh" Setelah berteriak nyaring tubuh Zeya melemas. Beberapa murid dan guru kini sigap—
Setelah menunggu beberapa menit, Zeya mulai tersadar. Kini Adin menyodorkan gelas berisi Air—
"Suruhannya si Pita. Dia mau memperalat lo Ze. Adin dan Selia yang cerita," jawab Farah.
"Iya, yang di bilang Farah bener. Gue dan Adin gak mau—
"Oh iya masalah ucapan Pita kemarin gak usah di pikirin Ze. Gue Selia dan Farah udah bilang sama panitia guru buat bikin pager yang kuat biar gak kejadian kaya taunnya kita."
Setelahnya mereka sibuk berbincang mengenai persiapan kemah. Farah, Adin dan Selia tak ingin membebani pikiran Zeya. Maka dari itu mereka tak membahas soal hantu-hantu pengrusuh di sekolah.
Hari-hari berikutnya semua berjalan normal.
Acara berjalan lancar sesuai rencana tanpa kendala. Sampai malam hari tiba.
Mencekam.
Itu yang Zeya rasakan. Berkali-kali dia melihat berbagai mahluk mengerikan disana. Dan yang mengganggu Zeya sekarang adalah—
Tepat pukul 21.35 penarangan baru bisa berfungsi dengan normal. Keadaan buper tak lagi gelap gulita dan malam pertama di buper berjalan—
Sehari setelah perkemahan usai, kini Zeya sudah kembali ke sekolah. Zeya kini diam termenung karena Farah sedang asyik dengan—
Perlahan ia mengangkat wajahnya dan terlihat wajah pucat yang amat menyedihkan. Dalam hitungan detik,
Dan...
"Hihi Hay, main yuk?" ujar sosok itu menepuk pundak Farah yang ternyata kini sudah meminjam tubuh Zeya untuk berinteraksi.
Zeya kerasukan lagi.
Dan lagi, kini teman kelas Zeya sudah mengerubung. Seperti ada tontonan sirkus saja!
"Main yuk?"
"Mau main apa?" tanya Tika yang sudah berada di depan Zeya.
"Seperti ini, kamu ambil bangku lalu letakan di jendala sana," ujar Sosok itu sembari menunjuk ke pojok jendela kelas. "Eh mau apa?"
"Hihi aku mau ajak dia loncat bersamaku."
"Eh ga bisa! Ini itu lantai 3 kalo Zeya jatuh nanti bahaya dia bisa aja kehilangan nyawa." ujar Tika.
Keadaan semakin ricuh, Zeya terus meronta-ronta hingga akhirnya Azka memeluk tubuh Zeya dari samping. Kenapa harus Azka? Mau modus kah dia memeluk Zeya?
"Kamu?! Aku sudah ganggu kamu waktu di hutan! Kamu tidak kapok?!"
Selia mendekat dan seperti biasa menekan leher Zeya.
Sosok itu menangis. "Hiks aku bukan anak kecil!"
"Siapa namamu?" tanya Adin. "Namaku Nia!"
Adin krmudian membuka tutup botol air mineral itu dan menjulurkannya ke arah Zeya. "Nia mau keluar sendiri atau mau di masukin botol?"
"Sekarang keluar!" perintah Selia tegas. "Tidak! Perempuan itu bilang aku boleh membawanya pergi! Dia kakaku!"
Selia beradu tatap dengan Farah dan Adin. Kini mereka tau siapa dalang di balik semua ini.
Selia menatap Zeya iba. Ternyata sosok kecil itu mempunyai masa lalu kelam. Ia merasa sendirian pantas saja,
"Memangnya, Momy kamu kenapa?" tanya Selia."Hiks Momy jahat! Setiap Nia ingin makan, main dan juga belajar selalu di pukul!" Nia menjeda ucapannya.
Kini semuanya menatap iba Zeya. Malang sekali nasib gadis kecil ini.
"Sampai hari itu tiba, Nia tak menghabiskan makanan Nia. Lalu Momy memukul Nia dan Momy memasukan Nia ke dalam kandi air. Momy menutupnya dan meninggalkan Nia hiks hiks dan tiba-tiba Nia tak bisa menyentuh Dady lagi hiks Dady menangis—
Adin mengelus pundak Zeya pelan. "Terus kamu mau apa sama Zeya?"
"Nia mau Zeya ikut loncat. Temani Nia!"
"Tidak bisa Nia.. " lirih Selia.
"Harus bisa! Zeya sama seperti Nia pintar! Dia bisa jadi kakak baik!" kekeh Nia.
Perlahan Selia memulai aksinya untuk mengeluarkan Nia dari tubuh Zeya dan memasukan Nia ke dalam botol.
"Aaarrrrggghhh." Sosok Nia sudah keluar dari tubuh Zeya. Dan Adin pun sudah menutup botol tersebut Nia sudah terkunci.
"Siapa dia?"
Perlahan Farah mengusap pundak Zeya. "Dia Nia."
"Dan yang nyuruh Nia itu, gak lain adalah Pita. Setelah gua dan Adin telusiri ternyata Pita mau manfaatin Darah dan sukma lo."
"Tenang aja, Gue udah masukin dia ke botol dan udah gue amanin." yakin Selia sembari tersenyum tulus.
"Iya lo tenang. Dan jangan berurusan sama Pita lagi ya," sambung Adin.
"Kita gak mau lo kenapa-napa Ze."
"Gak apa. Kan kita temen. Mulai sekarang kita bakal jadi lebih dari temen! Dan kita bakal jaga satu sama lain gimana? Setuju?!" tanya Selia bersemangat.
"Ya ukhti! Tobat woy" kesal Selia.
"Gada akhlak emang Adin!" timpal Farah.
"Biarin aja si wlee itung-itung berasa live penelusuran gaib!"
Akankah pertemanan mereka bertahan atau akan hancur karna ulah manusia?
Tunggu kisah selanjutnya. Entah kisah tentang Zeya, Farah, Adin ataupun selia.
----------T B C----------
Gimana ceritanya? Suka? Feel nya dapet ngga? Maaf ya kalo banyak kesalahan di atas sana hehe.
Jangan lupa Like dan Retweet ya!💙💙
Dan juga jangan lupa Follow biar gak ketinggalan kalo ada cerita serem dari Zeya gaissss!!!!