Para pembaca sekalian , kisah berikut datang dari isu, mitos, dan mungkin cerita rakyat yang sering penyiar dengar dari orang-orang tua zaman dulu, yang suka bercerita tentang hal mistis.
Berangkat dari cerita di thread sebelumnya yang berhubungan dengan makhluk "Mariaban" yang terkenal di Kalimantan.
Sekitaran tahun 1997 an, di pulau Kalimantan lebih tepatnya di daerah S berkembang cerita yang tersampaikan secara turun menurun dari generasi ke generasi.
Belum ada yang tahu pasti apakah cerita tersebut benar adanya ataupun hanya cerita dongeng yang diceritakan untuk sekedar menakut nakuti.
Cerita tentang seorang pemuda yang dikuasai oleh nafsu dan akhirnya menjadi terkutuk dan terjebak dalam lembah setan.
Alkisah hiduplah seorang pemuda bernama Arbain. Arbain merupakan pemuda yang berasal dari kalangan keluarga yang biasa saja dan memiliki kehidupan yang normal seperti orang pada umumnya pada awalnya.
Arbain dimata tetangganya merupakan seorang pemuda yang santun dan ramah, berjiwa sosial yang tinggi , dan tidak pernah berbuat masalah dikampungnya. #ceritahorror
Kedua orang tua nya pun juga memiliki sifat yang sama, Dikenal sangat baik dengan semua orang di kampungnya. Namun sebaik-baiknya seseorang tetap saja ada menyimpan sisi gelap dalam dirinya #ceritahorror
Dikatakan bahwa Ayahnya Arbain ini terikat banyak hutang saat berbisnis berjualan pakan ayam. Pada awalnya bisnis pakan ayam keluarganya ini berjalan lancar dan berkembang dengan cepat. Namun disetiap kemajuan pasti ada orang yang iri dan dengki dengan keberhasilan kita.
Salah satu pesaing yang iri dengan kesuksesan ayah Arbain pun akhirnya mulai berusaha menghancurkan bisnis keluarga Arbain. Satu persatu aset keluarga Arbain dijual hingga akhirnya mengalami kebangkrutan.
Dan mulailah Ayah Arbain berhutang pada rentenir untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, Sampai pada titik dimana para penagih hutang mulai mengejar-ngejar mereka sekeluarga. Dan diputuskan lah mereka untuk pindah ke kedalaman Kalimantan demi menghindari para rentenir itu.
Setelah bertahun-tahun tak terdengar lagi kabar dari para penagih hutang dan mereka pun memulai kehidupan biasa dengan mulai membeli sepetak tanah untuk berladang. Namun sekitar 5 tahun kemudian.....
Para penagih hutang pun akhirnya menemukan rumah mereka kembali , dan dari sanalah awal semuanya terjadi. #ceritahorror
Pagi hari jam 9 sebuah gedoran keras terdengar didepan pintu rumah Arbain.
" Iya Sebentar ! " Arbain bergegas keluar dari kamarnya untuk membuka pintu depan rumah. Saat pintu rumah terbuka sebuah hantaman keras mendarat tepat di pipi kanan Arbain. #ceritahorror
Arbain yang dalam keadaan tak siap pun langsung tersungkur meringis menahan sakit di pipinya.
"Mana bapak kamu !?" Tanya orang itu. Orang itu berperawakan tinggi besar dengan kulit hitam.
"Saya gak tau bapak dimana.." Ucap Arbain sambil memegang pipinya.
"Gak mungkin anak gak tau bapaknya dimana !! Cepat kasih tau saya bapak kamu dimana atau kamu saya pukul lagi !!" Tangan orang itu menarik kerah baju Arbain.
'Sumpah saya gak tau, coba bapak cari di ladang saja sekitar 4 rumah dari sini.." Arbain menunjukkan jalan.
"Pokoknya kamu temanin saya ke tempat bapak kamu ! Kalau sampai gak ada saya bunuh kamu !! " Ucap orang itu sambil menyeret Arbain.
Arbain pun mulai berjalan diikuti oleh preman tadi, mereka perlahan menyusuri jalan setapak, tak terasa sudah 30 menit mereka berjalan, Namun ladang yang dimaksud oleh Bain tidak juga terlihat.
"Mana ladangnya !? Kamu mau nipu saya ya!? " Ucap preman itu.
"Sebentar lagi kita sampai pak, sabar sedikit " Ucap Bain tanpa menoleh.
" Kamu bilang cuma 4 rumah saja !? Jalan ini sudah jauh dari perkampungan ! "
Bain diam saja tak menjawab preman itu dan terus berjalan.
Hingga pada akhirnya sampai lah mereka di sebuah ladang di tengah hutan yang rimbun, sinar matahari hampir tak bisa menembus ke dalam hutan itu.
" Kami sudah susah payah pergi dan menjauh sampai ke kampung ini, tapi kenapa kalian harus datang lagi !? " Bain menghentikan langkah kakinya dan mulai meninggikan suaranya.
"YANG NAMANYA HUTANG ITU HARUS DIBAYAR !! KALAU GAK MAMPU BAYAR NGAPAIN NGUTANG !? " ucap preman itu.
" Kami berusaha mati-matian membayar utang sama bos bapak, tapi bos bapak yang brengsek meminjamkan uang dengan bunga yang gak masuk akal !!! "
"Bapakmu sudah tau persis perjanjian dengan bos saya, tapi itu salah dia sendiri masih berani ngutang !! "
" Saya gak akan kasih tahu dimana bapak saya !! Saya bakal menyelesaikan masalah ini sendiri !! " Bain berlari ke arah preman itu dan bersiap menerjangnya.
Namun tentu preman itu lebih berpengalaman darinya, segera dia menghindar ke kiri dan langsung meninju perut Bain.
Bain tersungkur memegangi perutnya, Dia meringis dan matanya mulai berair. Namun seperti kerasukan preman itu tetap melayangkan pukulan demi pukulan ke kepala Bain.
Bain hanya berusaha melindungi kepalanya dengan tangannya sekenanya preman itu tetap tak berhenti memukulnya.
Secara tiba" sebuah batu kecil melayang dari arah belakang preman itu. Preman itu menoleh namun tak ada satu pun orang dilihatnya.
"Woy !! Siapa yang lempar batu!??" Preman itu berteriak. Namun tidak ada jawaban.
Ditengah kondisi menahan sakit diseluruh badannya, tiba² Bain mendengar suara bisik yang samar..
" Ambil batunya...bunuh dia..putus perjanjiannya..." Ucap suara itu berat dan lirih.
Bain pun mengumpulkan sisa kekuatannya dan mengambil batu besar tadi dan dengan sekali ayunan.
Langsung ke kepala sang preman, darah segar membuncah ke wajah Bain dan dari sela rambut gondrong si preman.
Preman itu pun langsung tersungkur tak bergerak di tanah. Bain masih terengah-engah berusaha mengatur nafasnya. Saat melihat kondisi sang preman Bain pun shock...
Menyadari didepannya terbujur kaku tubuh pria dewasa dengan kondisi berlumuran darah, Bain pun panik.
Segera dia memeriksa tubuh preman itu memastikan apakah dia masih bernafas atau tidak. Dia mendekatkan kedua jarinya ke hidung si preman.
Semakin terkejut lah dia karena ternyata si preman masih bernafas dan membuka matanya perlahan. Dingin merayap di tubuh Bain..ketakutan menyelimutinya..
" K...kamu...apa yang k..kk..kamu lakukan?" Terdengar suara preman terbata.
" Selesaikan...selesaikan tugasmu...jangan biarkan bajingan ini hidup dan mengganggumu.." Terdengar lagi suara bisik itu di telinga Bain.
Mendengar bisikan itu Bain pun mulai kalut, ketakutan dihatinya berganti menjadi amarah kembali. Dengan batu di tangannya Bain pun memukuli..
Memukul kepala si preman berulang-ulang..darah bercipratan dimana-mana..baju Bain yang awalnya biru pun memerah karena cipratan darah dari kepala sang preman.
Seakan seperti kembali dari hipnotis Bain pun kembali ketakutan dan segera berlari menjauh dari situ.
Tak lama setelah Bain berlari, muncul sosok hitam beaar mendekati mayat si preman, dan mulai menjilati darah yang berceceran.
Sosok itu terkekeh dan menoleh ke arah Bain yang sedang berlari sambil tersenyum..
" Anak pintar..." Gumamnya.
Bain terus berlari menyusuri semak belukar menuju rumahnya, goresan duri² dan ranting² pohon melukai kakinya, Namun tak dihiraukannya.
Dipertengahan jalannya Bain menyadari bahwa baju dan celananya berlumuran darah. Tak lama dilepasnya baju dan celananya.
Mulailah Bain mengeruk tanah sedalam hampir kira² 40cm lalu mengubur baju dan celananya dan menutup lubang itu kembali.
Dia pun bergegas melanjutkan perjalanannya, sampai ditengah sebuah pohon yang besar suatu sosok hitam tinggi menghampirinya dan menghadangnya.
Makhluk itu menggeram segera Bain menghentikan langkahnya dan beringsut mundur..
Tak lama suara tawa menggelegar keluar dari makhluk itu..
" Hahahahahahahaha..." Sosok itu tertawa sambil memamerkan 2 taringnya yang panjang sampai bahu.
"Siapa kamu? Jangan ganggu aku ! " Bain mencoba membaca doa yang dihafalnya.
" He? Kau berdoa? Pembunuh yang berdoa ? HAHAHAHHAHAHA.." Sosok itu mengejek Bain.
" Mau apa kamu? Tolong jangan ganggu aku..aku mohon.. " Bain bersimpuh dan mengangkat kedua tangannya.
" aku tak berniat mengganggumu..aku hanya ingin memberikan hadiah sebagai balasan atas santapan yang kau sediakan..Hahahaha"
Makhluk itu menyodorkan tangannya yang lebih besar 3x dari kepala Bain.
"Anggap ini sebagai hadiah pembuka buatmu..hahaha" ucap makhluk itu.
" santapan? Santapan apa? Aku tak pernah berhubungan dengan makhluk seperti mu ! Ucap Bain tegang.
" Tidak usah banyak bicara, ambil saja ini dan nanti kau akan melihat sendiri alur untuk menyediakan santapan buatku.. hahaha" sosok itu memegang bulu di tangannya.
Dalam ketakutannya Bain pun segera meraih bulu itu.. sesaat setelahnya pandangan Bain pun menjadi gelap dan Bain pun pingsan.
"Tidakkkk!!!" Bain berteriak keras, rupanya dia bermimpi, keringat membasahi kening dan bajunya.
Bain mengelus dadanya
"Hahh...cuma mimpi.." Gumamnya dalam hati.
Bain pun berdiri dari kasurnya namun betapa terkejutnya ia, ditangannya dia menggenggam sehelai bulu hitam tipis.
"Hah...i..ii..ini bu..bukan mimpii" Ucap Bain sambil memandangi bulu itu.
*krieetr* pintu kamarnya terbuka.
"Nak ? Sudah bangun ? " Ternyata Ibu Bain yang masuk.
" Bu, aku daritadi cuma tidur kan? " Bain bertanya pada ibunya. Ibu Bain pun mendekatinya.
" Kemarin ada warga yang melihat kamu pingsan di hutan nak...ibu pikir ibu udah kehilangan kamu.."
Bain pun terdiam mendengar perkataan ibunya.
"Berarti kemarin bukan mimpi.." gumam Bain dalam hatinya.
"Tetangga bilang ada preman datang kerumah, mungkin penagih hutang sudah tau tempat tinggal kita sekarang nak.." Ucap Ibu Bain.
Mendengar itu amarah dalam hati Bain meluap²..
" Bu ! Bain gak bakal biarin mereka mengganggu ketentraman keluarga kita ! Kalau nanti mereka datang lagi, Bain yang akan melawannya nanti !! " Bain mengempalkan tangannya.
Ibu Bain hanya terdiam mendengar perkataan anaknya. Tak lama setelah itu Bain pun mandi dan bersiap menuju ladang ayahnya... dipandanginya sehelai bulu yang diberikan oleh sosok besar itu.
"Apa fungsinya?.." gumam Bain.
Tanpa pikir panjang dimasukannya bulu itu ke saku celananya dan pergi menuju ladang..
Setengah hari dijalaninya tapi Bain merasakan keanehan ..dia tak merasa lelah, padahal biasanya tak sampai setengah hari dia sudah kelelahan.
Namun dia buang jauh² pikiran itu dan tetap melanjutkan pekerjaannya. Waktu menunjukkan pukul 5 Bain pun membereskan bawaannya dan bergegas menuju rumah.
"Bainn.. mandi dulu nak.. terus siap² sholat.." ibu Bain setengah berteriak dari dapur.
"Iyaa buuu..." Sahut Bain.
Bain pun pergi mandi, tak lupa Bain makan terlebih dahulu. Ibunya pun sempat keheranan melihat nafsu makan Bain yang tak seperti biasanya.
Dia sudah menghabiskan 4 piring nasi..tak seperti biasanya..
"Habis ini istirahat jangan lupa wudhu dan sholat dulu ya in.." ujar ibunya.
" Siap bu..." Ucap Bain.
Didepan keran Bain membaca doa dan mulai berwudhu..
Ibu Bain pun keheranan. Dan akhirnya menjulurkan tangannya ke air keran itu.
"engga kok in..airnya dingin.." ucap ibu Bain.
" Ah masa sih bu? Pak ! Bapak ! " Bain memanggilnya. Hal yang sama juga dikatakan bapak Bain.
"Airnya gak panas kok in..normal aja ini.." ucap bapaknya Bain.
" Terusin aja in...insyaallah kalau niat pasti lancar.. ucap ibunya..
" iya bu.."
Air kran nya tetap terasa panas, Bain pun tetap meneruskan wudhunya. Setelah selesai Bain bergegas menunaikan sholatnya. Rasa panas dibadannya semakin menjadi² hingga rakaat pertama kepalanya pun jadi pusing. Pandangan Bain gelap dan jatuh tak sadarkan diri..
Saat sadar, disebelahnya sudah ada bapak dan ibunya..sambil menangis ibunya membelai kepala Bain.
"Kamu kenapa nak...? Kok sampai jadi begini.."
"Memang bain kenapa bu? Pak?" Ucap bain lemah.
"Kamu pingsan nak, terus kesurupan sambil ngamuk².." kata bapaknya.
" aku ? Kesurupan? Kok bisa pak? " Tanya Bain keheranan.
" Ya bapak sama ibu juga gak tau nak, harusnya yang tahu kan kamu nak.." ujar bapak Bain.
Ditengah perbincangan mereka..terdengar suara pintu digedor begitu nyaring..
Saat bapak Bain akan meraih gagang pintu rumahnya..pintu itu pun akhirnya didobrak dan dibuka paksa.
Bapak Bain yang berdiri di depan pintu terjungkal kebelakang dan darah bercucuran dari dahinya.
Bain pun berlari keluar dan amarahnya memuncak melihat ayahnya yang terbaring.
Bain pun mengamuk dan mulai menyerang 4 preman yang masuk kerumahnya. Pukulan demi pukulan diterima Bain namun Bain tak kunjung tumbang. Malahan para preman tadi semakin kewalahan menghadapi Bain.
" Mau apa kalian kemari hah !!! " Suara bain berubah jadi berat.
Para preman itu pun beringsut mundur dan berlari keluar dari rumah Bain dan terus berlari hingga mencapai hutan..seperti kesetanan Bain pun terus mengejar mereka tanpa lelah.
Hingga akhirnya saat sampai di hutan dengan beringas Bain menyerang mereka.
Seperti bukan dirinya Bain mulai memukuli preman² itu dan menendanginya.
Ke preman yang pertama dengan satu tarikan kuat, Bain memutuskan telinga kirinya dan mencongkel kedua matanya.
Kemudian preman yang kedua..Bain mengambil sebatang kayu dan langsung memukulkannya ke preman.
Seperti sebelumnya entah kekuatan datang darimana, dengan sekali injakan Bain mematahkan kaki si preman, Dan menusukkan batang kayu tadi ke perut preman itu.
Beralih ke preman yang ketiga, Dengan mudahnya Bain memutuskan tangan preman ketiga dan menarik lidahnya sampai putus.
Tiba² entah datang darimana, sebongkah batu besar berlumur darah jatuh didepan kaki Bain.
"Selesaikan, beri aku makan ! Dan akan kuberi kamu hadiah ! " Terdengar bisikan itu lagi di telinga Bain.
Tanpa banyak pikir Bain memungut batu besar itu dan dengan satu ayunan ke arah kepala preman yang pertama, Darah membuncah dan terciprat ke wajah Bain. Begitu juga dengan nasib kedua preman yang lainnya.
Malam itu..merupakan malam paling mengerikan di kampung itu. #ceritahorror
Tak lama Bain pun jatuh pingsan dan sosok makhluk besar mendekati ketiga mayat preman tadi dan perlahan mulai melahap tubuh ketiganya.
"Hahahahaha...anak yang sangat pintar menyajikan pesta besar untukku.." gumam makhluk itu.
Dan malam pun berlalu.
Pagi besoknya kembali Bain tersadar, namun kali ini dia bangun tepat di depan rumahnya.
Betapa terkejut bapak dan ibunya saat melihat Bain ada didepan rumah.
Tak berapa lama Bain pun dipindahkan ke kamarnya.
"Nak , kamu gapapa kan nak? " Ucap ibu Bain.
Singkat cerita setelah 2 kejadian "pembunuhan tanpa jejak" itu Bain pun mendatangi rumah temannya yang dianggap "berilmu" dan bertanya tentang bulu itu.
"Nang, kamu tahu ini apa? " Ucap Bain sambil menyodorkan bulu itu.
"Hah! Dapat darimana kamu benda ini in!? Kata Anang kaget.
"Saktinya gimana nang? Bikin kaya? Atau apa? Tanya Bain keheranan.
"Bisa dibilang ini bikin kamu kaya secara perlahan, yang paling penting bikin kamu kebal !" Ucap anang.
" Kaya perlahan? Maksudnya nang?" Tanya Bain lagi.
"Ini pemikat , bisa bikin kamu disukai banyak orang..tapi ingat jangan pernah ditelan ! " Wajah Anang berubah jadi serius.
"Kalau ditelan kenapa nang?" Tanya Bain.
"Nanya mulu kaya wartawan..pokoknya ingatin aja pesananku.."
Bain pun kembali bingung dan bertanya² tentang perkataan Bain.
Singkat cerita lagi 1 tahun telah berlalu, berkat kepiawaian bicara Bain kini dia telah sukses dan mempunyai rumah besar dan banyak mobil mewah.
Entah karena piawai atau karena "bulu" itu.
Banyak orang yang senang dengan kesuksesan yang diraih Bain, apalagi mengingat bahwa Bain pun tak pernah menjadi sombong setelah menjadi kaya raya.
Dia bahkan sering menolong tetangga² dikampungnya, Namun setiap ditanya rahasia suksesnya Bain selalu berbohong.
Bain sering mengatakan bahwa dia diberikan modal oleh seseorang yang dia kenal, dan telah sukses mengelola usahanya.
Meski banyak orang yang senang dengan kesuksesan Bain, Tetap saja ada orang tidak senang dengan keberhasilannya.
Kita panggil saja Sidik, Sidik ini merupakan anak seorang juragan di kampung itu. Sebelum kesuksesan Bain, Sidik ini merupakan orang yang terkaya dikampungnya.
Namun karena tingkah lakunya yang suka menindas orang lain. Dia dan keluarganya kurang disukai warga lain.
Karena rasa dengki terhadap Bain, Mulailah Sidik dan anak buahnya mengganggu usaha keluarga Sidik dengan berbagai cara salah satunya ialah dengan santet.
Namun setelah melakukan santet beberapa kali ke Bain , Sidik dan dukun kenalannya pun bingung. Tak satupun santet yang kena.
Dukun kenalan Sidik pun akhirnya mencoba untuk mengetahui sendiri apa penyebab gagalnya semua santet.
Malam harinya pada Malam Jumat Kliwon si dukun pun duduk bersila dirumahnya. Sambil komat kamit perlahan rohnya mulai keluar dari raganya dan terbang menuju rumah Bain.
Sesampainya disana dilihatnya Bain sedang duduk santai didepan rumahnya. Si dukun perlahan mendekati Bain hingga tersisa hanya beberapa langkah lagi mata Bain tiba² terbelalak dan menoleh ke arahnya.
"Dia bisa melihatku?" Guman si dukun.
" Tentu saja bisa bodoh ! " Ucap Bain.
" Sudah kuduga, ternyata kau bukan orang sembarangan ! Hahaha ! " Ucap dukun itu.
" Yang bilang aku orang siapa? hehe " Jawab Bain terkekeh.
" Apa maksudmu ? Jangan main" denganku ya " Dukun itu bersiap menyerang Bain.
Perlahan tubuh Bain makin membesar dan membesar.
Kulitnya pun menghitam, bulu lebat mulai muncul sampai makin banyak. Hingga akhirnya Bain menjadi seperti sosok mariaban.
"ternyata mariaban..kesaktian ku akan bertambah jika berhasil mengurungmu .. hahahaha" ucap dukun itu.
"Memang kau bisa menangkapku? " Tanya si mariaban.
Sang dukun pun mengeluarkan pisau batu dari belakang punggungnya, membacainya dengan beberapa mantra dan merangsek maju menuju mariaban.
Satu tusukan ke arah dada sang mariaban, namun tak ada pengaruh apapun, malahan pisau batu tersebut hancur tak bersisa.
Dan dengan satu kali cakaran tepat di wajah sang dukun, darah bercucuran dimana-mana. Sang mariaban dengan tangan besarnya langsung memegang kepala si dukun dan tanpa basa basi menarik kepalanya sampai terlepas dari badan sang dukun.
Dan dengan satu lahapan, jiwa sang dukun yang menyeberang itu dilahapnya.
Meskipun telah meraga sukma, namun raga asli sang dukun tetap terkena efek yang dilakukan sang mariaban.
Keesokan paginya betapa terkejut Sidik saat melihat si dukun kepala dan badannya terpisah.
*Berpindah ke rumah Bain*
Bain dan Mariaban sedang berkomunikasi lewat mimpi.
" Bain, kau harus mendengarkan perkataanku agar kau selalu selamat. " ucap sang mariaban.
"Apa itu? kau mau aku apa? ucap Bain.
sepertinya Bain sudah terbiasa dengan sosok mariaban ini.
" Kau harus menjadi lebih kuat dari ini, dan menjadi orang yang paling ditakuti di kampung. "
" Bukannya ini sudah cukup? Aku tak mau berlebihan menggunakannya. " Ucap Bain.
" Kau ingat dengan serangan santet yang kukatakan padamu? " tanya si mariaban.
" iya aku ingat, ada apa dengan santet itu? " tanya bain lagi.
" Tadi malam saat kamu tidur, si pengirim santet akhirnya datang sendiri kemari untuk menyingkirkanmu"
" Benarkah? untuk apa dia kemari? "
" Sepertinya penyuruhnya ingin kamu segera mati " jelas mariaban.
" Lalu apa yang harus kulakukan? " tanya Bain lagi.
"Bulu yang kuberikan padamu, cukup kamu telan saja bulu itu " ucap mariaban.
Tiba-tiba bain teringat pesan kawannya, bahwa jangan sampai bulu itu masuk kedalam tubuh. Namun sang mariaban terus saja meyakinkan Bain.
Ditengah perbincangan mereka rupanya Sidik dan semua anak buahnya kira-kira ada 40 orang. Sudah mengepung rumah Bain dan keluarganya.
"Bain keluar!!!!" Sidik berteriak.
"Mereka sekarang sudah diluar, dan sudah banyak ajimat yang mereka bawa, pilihan ditanganmu" ucap mariaban.
Ditengah pikirannya yang kalut dan desakan dari Sidik.
Maka tanpa pikir panjang lagi Bain langsung menelan bulu mariaban itu dan keluar menghadapi Sidik dan anak buahnya.
" Ada apa kalian datang kemari ?" Tanya Bain.
" Kau pasti pakai dukun kan? Makanya kau bisa cepat kaya dan kebal dengan senjata tajam dan tahan pukul !! " Ucap Sidik sambil mengacungkan golok ditangannya.
" Halaahh..semua orang dikampung ini sudah tau ceritamu ! Tidak usah banyak bicara lagi ! " Sidik menyerang maju ke depan diikuti anak buahnya.
Dengan cekatan Bain menghindari segala pukulan dan tebasan sajam mereka.
Satu orang maju dan memukulkan daun "penangkal ilmu kebal".
Namun Bain tetap tak bergeming, mendadak suara Bain berubah menjadi berat.
"Kau pikir mainan itu bisa meruntuhkan kesaktianku !? Hahahaha " Bain melayangkan pukulan ke arah orang itu dan ia pun terpental jauh menubruk yang lain.
Perkelahian pun menggeser menjauhi perkampungan.
Para anak buah Sidik pun terkapar satu persatu dan menjelang tengah malam hanya menyisakan Sidik seorang diri.
" K..kau..ilmu apa sebenarnya yang kau pakai hah!? " Sidik mengacungkan goloknya sambil gemetar.
"Hehehe...ilmu paling sakti ditanah "seberang" itulah aku MARIABAN ! "
Perlahan tubuh Bain menjadi tinggi, bulu lebat keluar dari sekujur badannya, taring giginya memanjang hingga bahu dan matanya menjadi merah darah.
Dengan satu terkaman ke arah Sidik, digigitnya leher Sidik hingga hampir putus. Darah berhamburan dimana² dan Sidik pun tewas.
Bain ambruk ke tanah..tak lama ia sadarkan diri dan tak lagi melihat tumpukan mayat dan darah disekitarnya.
Namun disinilah keanehannya..tubuh Bain tak kembali lagi seperti manusia. Dia tetap pada sosok seperti mariaban.
" A..apaa ini..badanku kenapa..." Ucap Bain.
" Anang...a..aku harus ke rumah anang.." bain berjalan sendirian melihat ke kiri kanan perkampungan takutnya ada yg melihat kondisinya.
*Tok tok tok* Bain mengetuk pintu rumah anang..
"Tunggu sebentarr..siapa ya ? " Sahut anang dari dalam.
" Ya Allah..apa yang terjadi padamu inn..kenapa bisa begini inn.. " Anang terduduk lemas melihat sahabatnya.
" Aku menelan bulu mariaban itu nang..aku..aku khilaf nang " ucap Bain yang perlahan mulai menangis.
" Astaga in..bukankah sudah kubilang jangan..itu hasutan iinn..dia ingin jiwamu inn.."
" Aku termakan nafsu ku sendiri nang..aku ingin melindungi semua milikku nang.." ucapnya.
" tolong aku nang..tolong sembuhkan aku..tolong keluarkan bulu mariaban ini dari badanku nang.." sambung Bain lagi.
" tidak bisa in..setelah masuk ke badanmu bulu itu langsunf bersatu dengan dagingmu..ikhlas lah in..tak ada cara lain.." ucap anang.
Semakin menjadi tangis Bain.
Setelah panjang lebar, tak terasa sudah jam 3 pagi.
" Nang..tolong sampaikan maafku ke bapak dan ibuku..jelaskan saja pada mereka nang.." pinta Bain.
"Baiklah in..lalu setelah ini kau mau kemana in? " Tanya anang.
"Mungkin aku akan menjauh dari sini in dan pergi ke hutan.."
Bain pun berdiri dan bergegas pergi menjauh dari rumah Anang dan mengilang dalam gelapnya malam.
Keesokan harinya anang menjelaskan secara rinci pada kedua orang tua Bain..betapa bukan main sedih kedua orang tuanya..
Ibu Bain pun sempat pingsan beberapa kali mendengarnya.
Sampai saat ini pun tak diketahui kemana Bain pergi. Apakah masih di dunia ini atau di dunia "lain". Apakah dia masih hidup atau sudah mati tak ada yang tahu.
Sebenarnya tujuan Bain mungkin baik karena ingin melindungi rumahnya dan orangtuanya.
Namun tetap saja bersekutu dengan setan adalah jalan yang sesat.
Kedua orang tua Bain pun pergi dari rumah mewahnya dan mengasingkan diri meninggalkan semua hartanya.
Sebaik-baiknya seorang manusia tetap ada nafsu yang bisa menjalar dan menjadi petaka.
"Nafsu"
-------
SELESAI.
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
-------------
" ASRAMA DUA DUNIA "
@bacahorror @ceritaht @IDN_Horor @Penikmathorror @bagihorror
#bacahorror #hororstory #CeritaHororTwitter #ceritahorror #ceritahoror
#seram #ceritahantu #horrorindonesia #hororindonesia
" Halo.. selamat sore.. saya dan teman2 mengucapkan terimakasih buat sahabat kami Salze yang bela-belain sepulang kerja mampir ke tempat kami untuk mendengarkan kisah horror kami. "
" Dan untuk para pembaca saya ucapkan salam juga..semoga ceritanya berkesan.. "
" SMA selama 3 tahun dengan segala suka dukanya sangat menyenangkan buat ku dan yang lain.. "
" Pokoknya kalau ditanya masa paling membahagiakan, tentunya saya akan pilih masa SMA sebagai masa yang terbahagia, ternakal dan terseram yang pernah saya alami. "
Thread berikut adalah kumpulan cerita masa sekolah caster dulu sewaktu sekolah. Sudah Siap? It's 13,6 Night Friday FM.. Enjoy The Fear ~
-------------------------
" AKU TAKUT SEKOLAH "