[Konten malam jumat]

Saat aku pulang, mereka mengikutiku, dan dunia terasa berputar.

300RT gass nanti malam😌

#ceritahorror #bacahorror #ceritahorrortwitter
@IDN_Horor @bacahorror @ceritaht Image
Masih ngetik, jugaan belum sampe 300 Image
Om Awignamastu Nama Sidhham.
Om Swastiastu
Beberapa orang terpaksa pergi ataupun pulang pada saat gelap. Melewati jalanan yang sepi atau ramai. Ah…berbeda dengan disini. Jam 8 malam sudah tak ada kendaraan yang lewat. Tapi semakin lama, waktu sudah berubah. Banyak tempat nongkrong yang buka sampai larut.
Ini bukanlah menceritakan tempat. Tapi penghubung antara kamu dan aku, antara satu tempat dan lainnya. Semakin bertambahnya populasi penduduk disana, maka semakin ramai pula jalanannya. Benar sekali, jalanan disini sudah ramai. Tapi ada satu jalan yang tertinggal.
Jalan ini sangat penting karena menghubungkan tiga kabupaten dan kota. Di tinggalkan bukan karena jauh, tapi kurangnya populasi penduduk yang tinggal disana. Dan juga tak disediakannya akses angkutan umum serta pelebaran jalan, membuat jalan ini tak berkembang.
Tapi sampai sekarang kau masih bisa melewatinya. Jalanan ini mulus bukan karena terawat, tapi karena jarang ada yang lewat. Lampu penerangan yang tak memadai dan disekitarnya penuh dengan sawah, hutan bambu, perkebunan, sungai dan rawa-rawa.
Lengkap sudah suasananya. Ditambah daerah ini lumayan dingin. Jika kau beruntung, kau akan melihat kabut dan gerimis. Tak satupun ada yang mau melewati jalan ini saat malam hari. Kenapa? Begitu banyak pertimbangan yang harus dipikirkan.
Selain tempatnya yang seram, tak ada cahaya, jika motormu mati disini maka jalan satu-satunya adalah berharap baterai hapemu tetap penuh. Karena tak jarang sinyal yang hilang tiba-tiba dan tak ada perumahan disekitar jalan ini. Padahal di siang hari jalan ini tak begitu sepi.
2017. Aku melaksanakan KKN di sebuah desa di Kabupaten Tabanan. Tempatnya terpencil, jalannya berukir sampai-sampai shockbreaker motorku bergoyang tak tau arah. Aku tidur di tempat kkn selama 2 minggu dan terjadi beberapa kejadian horror.
Oh stop dulu. Aku tak akan menceritakan kisah horror kkn disini. Kita fokus saja kepada jalan dan kegelapan. Mungkin aku akan menceritakan kisah KKN di Youtube nanti setelah 1000 subsciber, jadi jangan lupa subscribe di youtube.com/sunyialoka
Balik lagi. Selama 2 minggu disini, aku mendapat telfon dari rumah.

“Tut. Masih ada bekel? Gak pulang?”

Jarak rumahku ke tempat KKN sekitar 70 km . Orang Bali pasti sudah bisa memprediksikan dimana aku tinggal. Aku tak sempat pulang karena banyak tanggung jawab.
Selain menjadi kepala bidang sarana, aku juga lelaki. Maksudku tugas laki-laki disini banyak, seperti mencangkul tanah, mengantarkan mahasiswa perempuan kemanapun ia mau, dll. Semua hal tersebut membuatku lupa untuk pulang ke rumah.

“Nantian dulu bu, emang kenapa?” tanyaku
Ibu menjawab, “sakit badan ibu, gak ada yang masakin tiap pagi”

Sebetulnya ada yang masakin beliau, cuma jujur saja yang jadi koki di rumah ya aku. Jadi masakanku berada diatas rata-rata orang rumah. Bahkan bunga kamboja pun bisa aku olah.
“Oh gitu? Okelah besok aku pulang.” Kataku seperti memberi harapan.

Aku tau tugasku banyak, tapi aku bisa mengakalinya. Jadi aku harus selesaikan semua tugas sebelum jam 5 sore agar nanti tidak terlalu malam untuk sampai di rumah. Begitulah rencana.
Tapi kita semua tau bahwa rencana tak pernah berjalan dengan baik. Dan benar saja esoknya aku selesai jam 6 sore. Langit sudah mulai gelap dengan hiasan mega yang memerah. Aku mulai bersiap untuk pulang ke rumah. Aku membawa semua baju kotorku agar bisa di laundry.
Jam set 7, aku berangkat dari posko. Ini adalah pertama kalinya aku ke Tabanan, jadi aku masih melewati jalan kota, yaitu jalan di daerah Canggu. Jalanan ini tak pernah sepi, selalu ramai bahkan saat malam, kecuali sekarang saat korona. Disini jalan penghubung pariwisata.
Melewati jalan ini merupakan hal yang salah karena selain macet, tempatnya juga terkesan memutar dari arah rumahku. Aku pertama kali ke Tabanan dengan team KKN yang sebelumnya kumpul di Kampus. Ya jadi aku cuma tau jalanan ini saja.
Butuh waktu sekitar 1 setengah jam untuk sampai di rumah. Pantatku habis, punggungku pegal dan leherku kaku. Yang awalnya ingin pulang melepas rintu, berubah menjadi derita. Intinya malam itu aku sampai rumah dalam keadaan sakit pinggang.
Esok paginya, aku masak sebentar tapi tak sadar sudah jam 7 pagi. Sedangkan aku berjanji akan kumpul jam 8 di posko. Dengan kecepatan kilat, aku mempersiapkan baju bersih dan beberapa bekal untuk ku bawa ke posko pagi itu.
Jam 7.15 aku berangkat dari rumah. Tapi kali ini aku tak melewati jalan Canggu. Terlalu jauh untukku. Jadi aku buka google maps dan mencari alternatif tercepat. Tak membuang waktu lama, aku temukan jalan baru yang lebih cepat.
Bahkan jalan ini memangkas waktu normal sebanyak 40 menit. Jalannya juga tak dilewati oleh kendaraan besar dan bukan jalan provinsi. Tanpa pikir panjang aku gass motorku dan berangkat melewati jalan itu.
Ternyata benar, jalannya sepi tapi ada beberapa bangunan penanda yang bisa aku jadikan pengingat, seperti tugu kecil di pertigaan, hutan bambu, warung kecil dipinggir sawah, dan penunjuk arah jalan. Kebiasaanku setiap melewati jalan baru adalah mencari patokan.
Agar nanti saat kembali, aku tak takut tersesat. Karena tak jarang google maps membuatmu kebingungan bahkan tidak berfungsi jika sinyalnya terputus tiba-tiba. Selama melewati jalan itu, aku terus memperhatikan sekitar. Selain mencari patokan, aku melihat suasana juga.
Satupun rumah tak ada, hanya jalan lurus ditambah beberapa jembatan yang naik turun bergelombang. 50 menit kemudian, aku sudah sampai di posko KKN. Hebat kan? Selain jalannya sepi, tak memakan banyak waktu dan tak membuat pantatmu habis karena duduk cukup lama.
Sampai di tempat KKN, aku melaksanakan tugas seperti biasa. Aku sempat menceritakan jalan itu kepada beberapa temanku, tapi sebagian dari mereka tak mengetahuinya, sisanya hanya manggut-manggut seakan-akan mengerti aku menjelaskan apa.
Jam 4 sore, ibuku menelfon kembali dan menanyakan apakah aku pulang atau tidak. Aku jawab saja, “Iya.” Karena aku sudah menemukan jalan cepat, dan jujur saja aku lupa meminta uang tambahan untuk beberapa hari kedepan.
Jam set 6 sore, aku sudah selesai mandi dan siap untuk berangkat. Ternyata Kordesku (Koordinator Desa) memberitahuku bahwa akan ada kumpul evaluasi mingguan. Tak lama katanya, hanya satu jam. Aku sebagai ketua sie sudah pasti tak bisa menolak.
Dan kau tau? Sebagaimana halnya Indonesia, selalu ngaret. Yang awalnya selesai pukul 18.30 berubah menjadi 19.00. Desa tempatku cukup gelap karena masih belum terjamah pembangunan oleh pemerintah.
Kalau kau keluar jam 7 malam keatas, bukan manusia yang kau temui, tapi biawak. Entah kenapa biawak-biawak ini keluar dari sarangnya tiap malam. Bahkan aku tak sengaja menabraknya beberapa kali saat keluar membeli nasi di kota.
Pikiranku ragu untuk pulang, tapi aku berfikir seperti ini,
“Buat apa aku menginap kalau uang saku masih kurang?”

Maka dari itu aku memutuskan untuk pulang, tepat pukul 19.20 aku berangkat dari desa dan inilah keputusan yang salah.
Aku menyetir motor dengan santai, kalau tak salah kecepatanku saat itu hanya 60 km per jam. Di tambah suara musik yang terhubung di headset, aku mulai membelah kabut masuk ke jalan pintas itu. Jalan ini mempunyai 3 kelokan utama sebelum masuk ke areal persawahan.
Oh iya, titik jalan ini aku bagi menjadi 4.

1. Kelokan pertama adalah sawah dengan Pura Dalem
2. Jalan turun pertama adalah hutan bambu dengan tugu di pertigaannya
3. Jembatan lalu tanjakan adalah hutan gelap dan perkebunan dengan tiang rambu
4. Sawah dengan kelokan terakhir
Kelokan pertama aku melewati Pura Dalem yang cukup luas ditambah dengan kabut. Lampu jauh aku hidupkan, kenapa? Karena sepanjang jalan ternyata tak di terangi oleh lampu. Benar-benar gelap. Bahkan aku tak tau letak kuburan/setra disini.
Karena biasanya Pura Dalem bersebelahan dengan kuburan/setra. Bau amis mulai tercium, tapi sebelum bau amis itu, aku mencium sedikit aroma wewangian khas dupa. Pikiranku postif ditambah lagu-lagu avicii dari playlist joox ku saat itu.
Angin tiba-tiba berhembus begitu kencang, dingin sekali. Aku memperlambat laju kendaraan agar tak terlalu dingin. Padahal aku sudah mengenakan jaket dan celana panjang, tapi udara itu menusuk ke dalam tubuh.
Pikiranku positif sampai aku menemukan hutan bambu. Dari pertigaan, aku melewati tugu dan tetap berjalan lurus. Tapi dari arah jalan tanah di sebelah kiriku, muncul sepeda motor dengan suara yang agak serampangan.
Motor ini terlihat seperti motor bebek dengan dua orang yang sedang duduk diatasnya. Yang satu mengendarai, sedangkan yang dibelakang duduk seperti biasa. Lampu motornya tak ia hidupkan, bahkan gayanya menyetir saja tak stabil.
Aku berjalan tepat di belakangnya, namun ia tak berada pas di depanku, agak ke kiri sedikit. Kulihat spion belakang untuk memastikan tak ada begal di malam hari. Dan saat itu, hanya ada aku dan dia yang melewati jalan ini, berdua. Aku mungkin lupa mengatakan pada kalian.
Bahwa aku mengaktifkan google maps dengan bantuan suara, jadi setiap kelok dan rambu, pasti google ini memberikanku arahan melalui headset. Saat melewati hutan bambu, entah bagaimana google mapsku berbunyi,

“Tungkling…tungkling.”

Seakan-akan aku kehilangan sinyal GPS.
Namun suara itu aku hiraukan saja, toh jalannya cuma lurus doang. Pikirku. Aku tetap menyetir dengan tenang tapi hatiku menjadi khawatir melihat motor ini tak menghidupkan lampu dan jalannya tak stabil. Akhirnya dengan niat baik, aku membunyikan klakson dan mendekatinya.
Saat jarak kami hanya dua meter, aku membunyikan klakson agar penumpang di belakangnya menoleh ke arahku.
“Tiin…tin…”

Akhirnya penumpang belakang ini menoleh, tubuhnya kecil seperti anak-anak. Dan kalian tau?
TERNYATA DIA BUKANLAH MANUSIA. MATANYA GELAP DENGAN TATAPAN KOSONG DAN MULUT PUTIH. TIBA-TIBA MOTOR ITU MENDEKATIKU DAN BERUSAHA MEMEPET MOTORKU. WAJAH PENUMPANG INI MENOLEH KE ARAHKU DENGAN TATAPAN KOSONG.

“YEH NINGALIN O?” (OH LIHAT YA) TANYANYA.
BANGSAT KAN? HANTU ITU NANYA TAPI MULUTNYA TAK TERLIHAT BERGERAK. AKU JELAS MENDENGAR SUARA ITU. MOTOR ITU TERUS MENDEKATIKU SAMPAI AKU BERJALAN TERLALU KE PINGGIR.

“WEEE!!!” TERIAKKU PADA MEREKA.
MEREKA TERTAWA SAMBIL BERJALAN ZIGZAG. AKU TERUS MEPET KE KANAN UNTUK MENGHINDARINYA. UNTUNG SAJA TAK ADA KENDARAAN DARI ARAH BERLAWANAN KARENA JALAN INI DUA JALUR. HANTU ANAK KECIL ITU TERUS TERTAWA SAMBIL MENGANGGUK-ANGGUK KE ARAHKU. SIALAN!
AKU MEMACU KENDARAANKU CEPAT TAPI TETAP SAJA MEREKA BISA TETAP BERADA DI SEBELAHKU. BAHKAN KECEPATANKU SUDAH 90KM/JAM. TAK KUSANGKA MOTOR HANTU ITU BISA MENGEJARKU BEGITU CEPAT. SAMPAI AKHIRNYA AKU MENOLEH SUPIR YANG MENYETIR MOTOR ITU.
WAJAHNYA HANCUR. MATANYA TAK ADA. RAHANG BAWAHNYA HILANG DENGAN TETESAN SEPERTI LIUR DAN DARAH.

AKU TERKEJUT DAN LANGSUNG MEMBACA MANTRA “ONG SANG[SENSOR]”

LALU MOTORKU AKU TABRAKAN KE ARAH MOTORNYA DAN KALIAN TAU APA YANG TERJADI?
MOTORKU TEMBUS. SEPERTI MENABRAK ANGIN DAN MENGHILANG. MOTOR HANTU ITU TAK MENGEJARKU LAGI. TAPI AURA DINGIN MASIH TERASA DI SEPANJANG JALAN. Aku tetap memacu cepat kendarannku tanpa menghiraukan sekitar.
Sampai akhirnya aku sadar. BAHWA AKU MELEWATI JALAN YANG SAMA. BENAR SEKALI. AKU MELEWATI SEBUAH POHON BESAR BERKALI-KALI. AWALNYA AKU TAK PERCAYA TAPI BAYANGKAN SAJA KAMU MELEWATINYA LEBIH DARI 10 KALI. SUDAH PASTI KAU HAFAL BENTUKANNYA.
Akhirnya aku membuka handphone dan mengecek google maps, dan kalian tau bagaimana navigasinya terlihat? Benar sekali. Di navigasi ini aku terlihat sedang berjalan maju mundur manju mundur padahal aku tetap memacu kendaraanku lurus. Itulah kenapa aplikasi ini terus berbunyi.
Benar-benar maju mundur. Contohnya seperti ini, anggap saja kamu dari selatan berjalan ke utara. Di navigasi, aku terlihat berjalan ke utara, lalu berjalan mundur lagi lalu maju lagi lalu mundur lagi dan begitulah seterusnya.
“Wah ini mah dibecandain.” Kataku dalam hati.

Akhirnya kendaraan aku berhentikan, tapi aku tak turun dari motor. Aku tetap duduk sambil mengeluarkan korek api. Aku hidupkan musik “Om Mani Padme Hum.” Tanpa headset dengan volume yang tinggi.
Ku menengadah ke atas sambil mencari satu titik bintang. Benar sekali, aku melihat satu bintang dengan jelas. Aku hidupkan korek sambil berdoa sejenak, lalu dengan kepala menengadah ke arah atas. Aku memejamkan mata sejenak, setelah itu aku buka perlahan dan melihat sekitar.
DAN KALIAN TAU? AKU BERADA DI TENGAH-TENGAH HUTAN BAMBU DENGAN JALAN YANG MASIH BERBENTUK TANAH. AKU BERADA DI TENGAH HUTAN INI BAHKAN TAK TAU BAGAIMANA CERITANYA BISA BERPINDAH KESINI. AKU MENUNDUKAN KEPALAKU SAMBIL MEMUTAR MOTOR KARENA AKU TAU.
ADA BEGITU BANYAK PASANG MATA YANG MEMANDANG DARI SELA-SELA BAMBU. AKU KELUAR MENGIKUTI INSTINGKU, SAMPAI AKHIRNYA AKU MENEMUKAN PERTIGAAN YANG MEMPUNYAI TUGU DI TENGAHNYA. Setelah itu aku berbelok ke arah kiri dan melanjutkan perjalanan.
Aku memacu kendaraanku cepat sambil menyanyikan lafalan musik “Om Mani Padme Hum.” Tak lama setelah itu aku sampai di rumah, dan kalian tau jam berapa aku sampai? Iya. Jam set 12 malam.
Aku tersesat di jalan yang aku temui secara tak sengaja. Semenjak saat itu aku pulang selalu jam 4 sore. Aku tak berani melewati jalan itu di malam hari. Bahkan semenjak insiden di tempat KKN pun yang akhirnya membuatku tak pernah menginap lagi, aku lebih memilih pulang-
-melewati jalan kota daripada kesana. Tapi akhir-akhir ini aku sering melewati jalan itu di malam hari. Tak ada gangguan lagi, karena setiap melewatinya aku selalu melafalkan “Om Mani Padme Hum.”
Jalan itu tetap ada, sampai saat ini. Bahkan aku tak tau apakah ada yang tersesat juga disana atau tidak, tapi alangkah baiknya jangan sampai. Minggu depan aku akan bercerita tentang tukang potong ayam yang sedang mengantarkan pesanan, jadi tetaplah disini.
Maksudku, tetaplah membaca cerita ini, bukan tetap berada di hutan bambu. Nah. Untuk kalian yang pulang malam, sudah yakin tak akan bertemu korban kecelakaan sepertiku? Semoga saja tidak, tapi kalau bertemu, siap-siap saja. Suksma.
Jangan lupa subscribe channel YT aku, bantu apa sampai 1000 huhuehue (aku maksa)
Youtube.com/sunyialoka
Kalau udah selesai baca dan subscribe, silahkan likes twit ini ya biar aku tau :)

Om Santih Santih Santih Om

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with Bli Jaya Sastra 🇮🇩

Bli Jaya Sastra 🇮🇩 Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @iamjayasastra

5 Nov
[Konten HORROR Malam Jumat]

Setelah tinggal beberapa bulan, akhirnya kami tau tempat apa sebenarnya ini.

Benar, ini adalah 'Desa Tonya'

Penasaran?
300RT sampai tengah malam.

#ceritahorror #bacahorror #ceritahorrortwitter #malamjumat
@IDN_Horor @bacahorror @ceritaht
Yang gak ngerti, baca dulu bagian pertamanya.

Masih di ketik ya ceritanya. Silahkan subscribe dulu :

Youtube.com/sunyialoka
Read 51 tweets
2 Nov
Bayangkan hidup dalam keadaan miskin yang tinggal di daerah sepi, di pinggiran kota?
Lalu, terror 'PENDUDUK ASLI' mulai bermunculan?

Aku yakin kalian ingin membacanya.

300RT sampai tengah malam.

#ceritahorror #bacahorror #ceritahorrortwitter
@IDN_Horor @bacahorror @ceritaht Image
Om Awignamastu Namo Siddham
Om Swastiastu

Peraturannya seperti biasa; matikan lampu, tutup kamar tidur dan nikmati sensasinya.

*****
Oh iya, aku tak pernah menulis cerita gantung. Jadi kalau cerita yang kalian baca berhenti begitu saja, tolong refresh atau beli hape baru :)

Nanti di ending akan aku taruh penanda selesai.

*****
Read 58 tweets
29 Oct
[Malam Jumat Horror Series]

Apa yang terjadi jika ibu yang selama ini baik padamu ternyata bisa ngeleak dan mempunyai ilmu hitam?

nanti malam 250RT🔥 Selamat bermalam jumat:) Image
Jadi cerita ini diambil dari kisah yang dialami oleh salah satu kerabatku di tahun 1980an saat beliau merantau dari desa ke Kota Denpasar.

Selengkapnya nanti malem ya❤️
#bacahorror @bacahorror
Om Awignamastu Namo Siddham
Om Swastiastu

Peraturannya seperti biasa; matikan lampu, tutup kamar tidur dan nikmati sensasinya.

*****
Read 100 tweets
9 Apr
MALAM JUMAT HORROR STORY
BASED ON TRUE STORY

"PURNAMA KESANGA"

by : bli tut shelleee
#malamjumatshl

SAMBIL NUNGGU JAM 10, DI RT DULU YA
KALAU INI DAPET 300 RT, LANGSUNG AKU TULIS SEBELUM JAM 10
Om Swastiastu,

Om Awighnamastu Namo Siddham.
Om Hrang Hring Sah Parama Siwaditya ya Namah Swaha

Matur izin untuk menceritakan kisah ini.
Sebelum membaca diharapkan untuk

1. Baca tengah malam dan Lampu Matikan
2. Jangan ada suara sedikitpun
3. Baca doa sebelum membaca
4. Jika tidak kuat membaca silahkan dihentikan

***
Read 81 tweets
5 Apr
SHORT HORROR STORY
KISAH NYATA

"GLUDUG GLUDUG, dan Ritual Penebusan Melik"

by : abangshelleee

Silahkan di RT dulu minimal 150 lah sampai jam 10 masak gak bisa wkwk
Cerita ini tidak terlalu seram, jadi diharapkan membacanya di tempal gelap, dan dalam keadaan hening (matikan lampu kamar)

Cerita ini akan jadi jembatan dari cerita2 lainnya
Om Swastiastu,

Om Awighnamastu Namo Siddham.
Om Hrang Hring Sah Parama Siwaditya ya Namah Swaha
Read 49 tweets
26 Mar
MALAM JUMAT CREEPY/HORROR STORY
BASE ON TRUE STORY
#malamjumatshl

-STUDY TOUR SURABAYA-

Tipe : Casual horror, cocok untuk umum

by: bli tut shelle
Selamat malam para pembaca cerita horror, sebelum memulai membaca, pastikan lampu kamar dimatikan atau intensitas cahaya ruangan dikecilkan.
Untuk memperoleh nuansa horror alangkah baiknya dibaca saat malam.
Sebagai author ingin berpesan, kalau menemukan thread ini pada pagi, siang, atau malam, cukup di RT saja dulu, atau bisa di cari di hastag #malamjumatshl dan bacanya nanti waktu malam, karena sensasi baca saat gelap dan terang sangat berbeda
Read 84 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!

Follow Us on Twitter!