[Konten malam jumat]

"Loh kok dia makin sukses ya? Yaudah deh aku bikin mampus aja."

Cerita tentang pengusaha yang hampir meninggal oleh lawan bisnisnya.

300RT gas nanti malam😌

#ceritahorror #bacahorror #ceritahorrortwitter
@IDN_Horor @bacahorror @ceritaht
Mau tau biar RTnya cepet? QRT aja;)
Sebelumnya aku mau minta maaf, kemarin aku lupa kalau hari ini ada job dokumentasi event pernikahan dan bener-bener kelabakan karena satu temenku gak bisa berangkat jadi harus dibackup oleh aku sendiri :(
Oh ya sebelum mulai cerita, aku mau ngasi pengumuman singkat. Jadi alasanku gak update beberapa hari lalu karena aku dan keluarga sedang merawat seorang kerabat yang sakit. Kalian pasti sudah mengerti kan, sakitnya bukan sakit medis, tapi magis.
Oleh karena itu aku tak berani menulis dan update cerita baru, selain karena sibuk dan takut memancing energi negatif dari cerita-cerita yang aku buat. Untuk sekarang kebetulan magic dari tubuhnya sudah bisa dihilangkan dan masih dalam proses pemulihan.
Dan sekarang, kalian bisa ikut membantu aku demi melangsungkan kehidupan ini :) Jadi ada seseorang yang melihat ceritaku dan menyayangkan bahwa cerita-cerita itu tak menghasilkan cuan. Lalu dia menyarankan aku untuk membuka saweria.
Nah melalui saweria ini, kalian bisa menyumbang sedikitnya 10rb sebagai bentuk apresiasi untuk tulisanku disini. Aku gak maksa, tapi kalau dikasi, suksma :) Benefitnya adalah kalian bebas menggunakan ceritaku dipodcast atau platform lain. Linknya disini : saweria.co/jayasastra
Oke kita lanjut ke ceritanya.
Gianyar, 15 April 2019.

Sore hari menjelang malam, langit sudah mulai bersembunyi dari kejaran bulan yang akan menggantikannya di malam hari. Sebagai seorang petani bunga gumitir, aku harus cepat-cepat membereskan peralatanku disini.
“Kekene gen be jemak gae e.” gumamku dalam hati sambil menyelipkan arit di belakang. (Gini aja dah kerjaanku)

Petani merupakan profesi yang selalu dipandang sebelah mata oleh beberapa masyarakat. Namun beda ceritanya jika lahanmu lebih dari 1 hektar.
Profesi ini adalah warisan turun temurun dari ayahku. Kakekku juga seorang petani, jadi sedikitpun aku tak merasa malu bekerja seperti ini. Namun aku lihat para milenial yang lebih suka bekerja dibelakang sebuah kotak bernama laptop sambil menyeruput kopi dingin yang harganya-
-lebih mahal dari upah harian para buruh angkut di pasar. Kebetulan saja salah dua dari milenial itu adalah anak-anakku. Yang tertua namanya Meri, seorang arsitek lulusan Udayana dan sekarang bekerja sebagai kosultan di salah satu perusahaan perencanaan bangunan, begitu katanya.
Sedangkan yang kedua adalah anak laki-laki bernama Wira, seorang mahasiswa ekonomi semester 4 di salah satu kampus swasta terbaik di Bali, katanya. Terbaik sih tapi biaya persemesternya cukup untuk membuatku ingin bunuh diri setiap kali memikirkannya.
Kalian pikir mempunyai tanah banyak akan membuatku kaya? Oh tidak. Banyaknya harta jika tak diikuti oleh pendidikan dan pemikiran yang baik hanya akan membuatmu menjadi sampah yang kaya. Dan itulah kenapa aku menyekolahkan anak-anakku dengan baik.
Pada suatu malam, anak bungsuku datang dan menghampiriku.

“Pak, Kadek ada saran bagus.” Katanya sambil membuka tutup minyak GPU.

Kadek adalah panggilan untuknya. Maklum ia adalah anak kedua sekaligus bungsu.
“Apa tu?” Jawabku padanya.

Dia mulai mengolesi minyak GPU dan memijat pelan di betis kaki sebelah kanan.

“Gini pak, daripada bapak bawa ke pengepul ya. Mending bapak yang jadi pengepulnya.”

Aku langsung terkejut dan tertawa.
“Sube orahin masuk sekenang jeg ngendah doen rare ne.” Kataku meledek. (Sudah aku kasih tau kau itu sekolah aja benerin, aneh-aneh aja bayi satu ni)

Mendengar ledekanku, ia mulai menjelaskan berbagai macam ilmu ekonomi yang masuk kanan keluar kanan dari telingaku.
Sedikitpun aku tak mengerti apa yang ia katakan. Namun aku tau, mungkin inilah pemikiran pada milenial yang tak mudah dimengerti oleh orang seusiaku. Ia mulai menjelaskan alur masuk uang, promosi dan target setiap bulannya.
Lalu aku bertanya, “Dari mana dapat uangnya?”

“Ah… Yakali bapak gak ada simpenan.” Keluhya padaku.

Dengan cepat aku memukul pundaknya, “Mau berhenti kuliah?”
Aku kira akan berhenti disana, tapi ia kembali menyakinkanku untuk mengeluarkan uang simpanan di LPD untuk modal usaha. Awalnya aku tak perduli, tapi melihatnya bergitu yakin dan berjanji akan mengembalikannya, aku percaya.
Keesokan harinya, aku pergi ke LPD dan menarik semua uang simpanan yang kumiliki. Aku juga sebenarnya takut menyimpan disana, karena beberapa desas desus, ada yang melakukan praktik korupsi dan penyalahgunaan uang nasabah. Tapi bodo amatlah, uangku sudah aman.
Malam harinya kami berdua duduk dibale sekka pat sambil ditemani secangkit kopi hangat dan gorengan tahu tempe. Aku terkejut saat ia mengeluarkan sebuah gambaran kotak dengan garis-garis penghubung seperti memberikan gambaran kemana saja uang ini akan lari.
“Wah anak ini sudah dewasa.” Begitulah kata hatiku.

Jujur saja, anak inilah yang paling sering membantuku di ladang. Tak jarang ia ikut mengantarkan bunga-bunga ini ke pengepul. Jadi menurutku ia sudah tau sistem disana dan aku yakin, ia akan lebih baik dari siapapun.
Butuh waktu satu minggu untuk persiapan dan usaha kami berdua mulai dibuka. Aku tak tau strategi bisnisnya seperti apa, tapi yang aku bingung adalah kenapa para petani ini dengan yakinnya datang ke tempatku untuk menjual bunga-bunganya.
Dua bulan berjalan, bisnis kami semakin stabil dan cuan pun semakin bertambah. Aku tak perlu ke ladang lagi, kenapa? Karena aku sudah mulai membayar orang untuk mengurusi ladang bungaku, itu merupakan saran dari Wira dan terbukti baik.
Menjadi pengepul bunga adalah bisnis yang cukup stabil, kenapa? Karena bunga adalah elemen terpenting dalam kehidupan masyarakat Bali. Jadi hampir 11 12 seperti makanan lah. Untuk tugas, anakku lebih mengurusi bagian manajemen dan aku bagian lapangannya.
Kehidupan kami mulai terlihat lebih baik dari sebelumnya. Aku tak menyangka yang dulunya harus ke ladang, sekarang bisa mempekerjakan beberapa orang disana. Sejenak aku berfikir bahwa masa tuaku akan tenang, namun semua salah.
Februari 2020.

Saat itu hari sudah mulai gelap, aku baru saja ingin pergi dari ladang setelah mengecek beberapa pekerjaan disana. Dengan motor matic, aku mulai menyusuri jalan pulang yang sudah semakin gelap.
Untuk info bagi yang tak pernah ke desa. Jadi saat hari sudah memasuki senja, maka akan ada yang namanya undur-undur berterbangan mencari cahaya. Tak jarang undur-undur ini berterbangan ditengah-tengah jalan dan menyebabkan berbagai macam gangguan.
Nah itulah yang terjadi. Saat aku baru menyetir sampai 10 meter, tiba-tiba serangga itu seperti masuk ke dalam mata kiri. Hal itu membuatku sempat oleng tapi tak berakhir dengan kecelakaan. Menggunakan satu mata, aku menyetir sampai ke rumah.
Tanpa pikir panjang, aku langsung mencuci muka dan meneteskan tetes mata biasa dengan harapan hewan itu dapat keluar. Namun tetap saja nihil. Aku meminta bantuan beberapa orang untuk menitup kencang bagian mataku dengan harapan dapat keluar namun nihin pula.
Sampai akhirnya keesokan harinya mataku bengkak dan tak bisa dibuka. Terlihat dari kelopaknya bahwa mata kiri ini sudah terlihat membesar dan dipenuhi oleh belek-belek putih kekuningan. Sepanjang hari, aku bersihkan dan kompres dengan air hangat. Namun saat malam-
-sakitnya minta ampun, seakan-akan ada yang berdetak dibagian mata ini. Nyut-nyutnya terlalu jelas untuk sebuah bengkak karena undur-undur. Melihatku bergeliat di kasur, Wira membawaku ke salah satu Rumah Sakit di Bali.
Sampai disana, aku dibawa ke UGD dan dilakukan pemeriksaan awal. Oh iya, corona belum begitu galak saat itu, aku masih percaya jahe hangat dan cahaya matahari dapat mencegah corona, hehehe.
Setelah dicek, aku dianjurkan untuk rawat inap. Benar sekali, itu pertama kalinya aku tidur di Rumah Sakit. Sepanjang hari aku terus merasakan seperti ada yang menggerogoti mata ini pelan-pelan. Berkali-kali dokter dan perawat datang untuk memastikan keadaanku.
Sampai akhirnya, beberapa hari kemudian, dokter menyatakan bahwa aku harus dirujuk ke Sanglah dan menjalani operasi mata. Oh ayolah, ini hanya undur-undur, pikirku. Operasi medis adalah hal yang tabu dalam keluarga kami, ini sangat-sangat baru dan terasa asing saja.
Namun salah satu kerabat akhirnya menjenguk dan memberikan saran.

“Coba bawa ke tempat Jro Mangku di Cangi.” Begitu sarannya.

Jadi begini anak muda, aku adalah orang desa, mengerti? Jika diberikan pilihan seperti itu, sudah pasti aku akan memilih ke Jro Mangku.
Nah jadi kita sekeluarga sepakat untuk berobat alternatif. Setelah memutuskan hal itu, istriku berkata bahwa besok pagi kita harus keluar dari rumah sakit, kebetulan kami berembug saat sore menjelang malam.
Malam pun tiba, hari itu aku ditemani oleh istri dan anak sulungku. Sedangkan si bungsu sibuk mengurusi usaha di rumah. Tepat pukul 00.21 malam, aku tebangun karena merasa mata sebelah kiriku nyut-nyutan.
Aku bingung menjelaskannya. Coba saja bayangkan matamu sedang digemas-gemas oleh tangan, begitulah rasanya. Merasa tak nyaman, aku berteriak ke arah anak dan istriku, tapi apa yang aku dapat? Mereka tertidur pulas.
“Mungkin mereka capek?” Ah tidak. Aku bukanlah pasien yang rewel. Makan, minum, ke kamar mandi, semuanya aku jalani dengan normal tanpa bantuan. Jadi mereka tak mengeluarkan tenaga lebih untuk mengurusku, tapi kenapa saat itu mereka berdua tampak begitu lelah.
Aku mulai berontak dan menggoyang-goyangkan tubuh istriku yang sedang bersandar di kasur rumah sakit. Benar saja dirinya tak bangun, sedangkan mataku semakin nyut-nyutan bahkan aku merasa mata ini akan copot. Aku membantingkan tubuhku ke kasur sambil memegang kepala.
TIBA-TIBA KAMAR RUANG INAP TERBUKA DAN SEBUAH BAYANGAN ITAM MASUK DENGAN CEPAT. SETELAH BAYANGAN ITU MASUK, PINTU ITU TERTUTUP KENCANG SEPERTI DIBANTING OLEH SESEORANG. AKU DENGAN CEPAT MENOLEH KE ARAH ITU.
BEBERAPA BARANG MULAI BERTERBANGAN SEAKAN SEDANG DI GERAKAN OLEH SESEORANG. LALU BARANG ITU JATUH KE LANTAI. SAAT AKAN BANGUN, TIBA-TIBA TUBUHKU SEPERTI DITAHAN OLEH KEKUATAN YANG BESAR. AKU BERUSAHA MENGGERAKAN JARI TANGAN DAN KAKI AGAR BISA KELUAR DARI CENGKRAMAN ITU.
TIBA-TIBA DARI BAWAH MUNCUL SOSOK CELULUK. IYA, YANG ADA FOTONYA DIATAS ITU CELULUK. IA MUNCUL DARI BAWAH TEMPAT TIDUR LALU DENGAN CEPAT MERAYAP DAN BERDIRI DIATASKU. TUBUHNYA BESAR DENGAN KULIT YANG KERING BERWARNA PINK SEPERTI KULIT MANUSIA YANG MENGKELUPAS.
KULITNYA KERING DENGAN BULU-BULU YANG TUMBUH JARANG, TANGANNYA MEMPUNYAI KUKU YANG PANJANG NAMUN SEAKAN-AKAN BERWARNA HITAM BUSUK. MATANYA BERLUBANG SERTA KERUTAN DI KEPALANYA TERLIHAT BEGITU JELAS.
MULUTNYA BEGITU BESAR DENGAN CALING DAN GIGI YANG MENCUAT KELUAR. AKU TERUS BERONTAK NAMUN AKU PERCAYA ITULAH AKHIR DARI HIDUPKU. WAJAHNYA MULAI MENDEKAT DAN MULUTNYA MENGELUARKAN LUDAH BERASAP SEPERTI CAIRAN ASAM.
DENGAN LUDAH ITU IA SEPERTI MELUDAH KE ARAH MATAKU. RASANYA PERIH SEKALI SAMPAI AKU BERUSAHA TERIAK NAMUN TAK BISA MENGELUARKAN SUARA. AKU TERUS BERONTAK SAMPAI AKHIRNYA AKU BANGUN DARI TIDURKU. BENAR SEKALI. ITU ADALAH MIMPI.
Namun sabar dulu, mimpi itu begitu nyata. Sejenak aku percaya itu mimpi, sampai aku melihat SEPASANG MATA MENGINTIP DARI LUAR KAMAR. MATANYA MERAH MENGKILAP DAN MENGHILANG SECEPAT KILAT. Semenjak saat itu aku tak bisa merasakan mata kiriku lagi.
Tubuhku memutih, pengeliatanku agak berat semenjak itu. Kepalaku pusing dan keringan dingin mengucur dari sekujur badan. Ah… Inilah akhir dari seorang mantan petani. Keesokan harinya aku dijemput oleh seorang kerabat untuk diajak ke pengobatan alternatif.
Sempat terjadi drama di RS. Jelas saja perawat tak mengizinkan keluarga membawaku dalam keadaan seperti ini. Sampai akhirnya perawat dan petugas rumah sakit berkata, “Baru mau saya rujuk ke rumah sakit lain, kalau begini tolong jangan bilang sempat berobat kesini ya.”
Selama diperjalanan, pikiranku ngalor ngidul. Bahkan saat diajak berbicara, aku tak menjawab banyak. Butuh 1 jam perjalanan untuk sampai di tempat Jro Mangku. Saat sampai disana, aku langsung disuruh tidur dibawah menghadap ke langit-langit.
Jro Mangku itu pergi masuk ke kamar sucinya untuk mengambil sebotol kecil minyak. Setelah itu ia kembali dan menetesi mata ini dengan minyak yang ia bawa tadi. Seketika mataku kembali mendapatkan reaksi. Rasanya seperti sekumpulan ulat yang menggerogoti tubuhmu.
“Griyem griyem griyem.” begitulah rasanya.

Rasa gatal dan perih bercampur menjadi satu, tubuhku berontak sampai-sampai dipegangi oleh beberapa kerabatku. Aku berteriak tapi Jro Mangku itu kembali menetesi kedua mataku dengan minyak itu.
Sekarang keduanya terasa gatal.
“Tahan…Tahan…” Kata beliau.

Sekitar 20 menit rasa perih, gatal dan geli itu menjadi satu. Lalu Jro Mangku meneteskan air ke mataku.

“Itu air dari keong, tapi bukan sembarang keong ya.” Katanya.
Rasanya tak perih tapi lebih ke lengket, mataku terasa agak lengket untuk dibuka, padahal air itu tak lengket alias cair seperti biasa. Namun sekarang kejadian yang kalian tak percaya. Kejadian yang benar-benar diluar pemikiranku bahkan kamu juga.
DARI MATA KIRIKU, MUNCUL PAKU. AH BUKAN PAKU, MUNGKIN KAWAT DENGAN UKURAN 4 CM BERWARNA MERAH MENGKARAT. PERLAHAN JRO MANGKU MENGAMBILNYA SAMBIL TERTAWA.

“Hahaha kalau begini, mau dioperasi apapun tetep juga buta.”
Kejadian ini disaksikan oleh beberapa kerabat dan Jro Mangku sendiri, jadi tak mungkin bisa direkayasa. Setelah prosesi itu, mataku kembali normal hanya dalam durasi 3 hari saja. Awalnya aku ikhlas namun tetap penasaran siapa yang melakukannya.
Kalian tapi siapa pelakunya? Pelakunya adalah tetangga yang tak suka melihatku sukses. :)
Sekian cerita ini. Oh ya, jika kalian mempunyai masalah yang sama dan berdomisili di Bali, jangan ragu untuk minta bantuan dari aku. Semoga kalian tak mempunyai tetangga yang wadidaw seperti bapak ini. Suksma.
Dan subscribe channel youtubeku : youtube.com/sunyialoka

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with Bli Jaya Sastra

Bli Jaya Sastra Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @iamjayasastra

17 Dec 20
[Konten malam jumat]

"Awalnya sih pulang malem, lama kelamaan gak pulang-pulang."

Seri kedua pelet. Tentang lelaki yang berselingkuh karena dipelet oleh seorang pelakor.

300RT gas nanti malam😌

#ceritahorror #bacahorror #ceritahorrortwitter
@IDN_Horor @bacahorror @ceritaht Image
Om Awignamastu namo siddham
Namaku Luh De, sudah pasti ini nama samaran karena gila saja aku mengatakan yang sejujurnya di platform ini. Aku seorang perawat di rumah sakit swasta yang terkenal di Bali. Ah bukan terkenal di Bali, mungkin di wilayah Denpasar dan sekitarnya saja.
Read 74 tweets
10 Dec 20
[Konten malam jumat]

"Semua berubah saat dia mulai merantau."

Kisah wanita yang kena pelet sampai lupa keluarga.

300RT gass nanti malam😌

#ceritahorror #bacahorror #ceritahorrortwitter
@IDN_Horor @bacahorror @ceritaht Image
Om Swastiastu
Seorang gadis muda yang baru saja lulus SMA akhirnya mendapatkan pengumuman bahwa dirinya lulus seleksi penerimaan pada salah satu kampus di Malang. Oh ya, kejadian ini terjadi pada tahun 2000, dimana belum ada aplikasi sosial media kecuali wartel dan telfon umum.
Read 54 tweets
22 Nov 20
YANG BINGUNG TENTANG SATRIA DAN NINDY, INI DIA ORANGNYA ASTAGAA TERNYATA.
Yang cowo namanya satria, dan ini Clara, katanya dia pernah selingkuh sm ini

Read 12 tweets
12 Nov 20
[Konten malam jumat]

Saat aku pulang, mereka mengikutiku, dan dunia terasa berputar.

300RT gass nanti malam😌

#ceritahorror #bacahorror #ceritahorrortwitter
@IDN_Horor @bacahorror @ceritaht Image
Masih ngetik, jugaan belum sampe 300 Image
Om Awignamastu Nama Sidhham.
Om Swastiastu
Read 63 tweets
5 Nov 20
[Konten HORROR Malam Jumat]

Setelah tinggal beberapa bulan, akhirnya kami tau tempat apa sebenarnya ini.

Benar, ini adalah 'Desa Tonya'

Penasaran?
300RT sampai tengah malam.

#ceritahorror #bacahorror #ceritahorrortwitter #malamjumat
@IDN_Horor @bacahorror @ceritaht
Yang gak ngerti, baca dulu bagian pertamanya.

Masih di ketik ya ceritanya. Silahkan subscribe dulu :

Youtube.com/sunyialoka
Read 51 tweets
2 Nov 20
Bayangkan hidup dalam keadaan miskin yang tinggal di daerah sepi, di pinggiran kota?
Lalu, terror 'PENDUDUK ASLI' mulai bermunculan?

Aku yakin kalian ingin membacanya.

300RT sampai tengah malam.

#ceritahorror #bacahorror #ceritahorrortwitter
@IDN_Horor @bacahorror @ceritaht Image
Om Awignamastu Namo Siddham
Om Swastiastu

Peraturannya seperti biasa; matikan lampu, tutup kamar tidur dan nikmati sensasinya.

*****
Oh iya, aku tak pernah menulis cerita gantung. Jadi kalau cerita yang kalian baca berhenti begitu saja, tolong refresh atau beli hape baru :)

Nanti di ending akan aku taruh penanda selesai.

*****
Read 58 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!

Follow Us on Twitter!